Jumat, 18 Agustus 2017

Wahai Orang Tua Berdoalah Agar Mendapat Keturunan Yang Shalih






Bismillah
Jumat 26 Dzulqa’dah 1438 H/ 17 Agustus 20 17 M

Untukmu Wahai Orang Tua Berdoalah Agar Mendapat Keturunan Yang Shalih

Sudah maklum bagi pasutri yakni salah satu tujuan membangun rumah tangga adalah meneruskan garis keturunan. Kehadiaran anak menjadi pelengkap kebahagiaan sebuah keluarga ideal. Keluarga tanpa anak, bak ruang hampa tanpa perabotan. Terlebih mereka yang memahami keutamaan anak bagi orang tua dalam Islam, sejuta harapan untuk memiliki anak akan senantiasa membayang-bayangi hidupnya. Hanya saja, kenyataan tidak selalu mengikuti harapan. Namun, sebagai orang yang beriman, kita tidak perlu terlalu merisaukan. Karena apapun yang kita alami, tidak akan disia-siakan. Semua bisa menjadi pahala.Yang terbaik itu takdir Allah dan husnuzhan kepadaNya-lah keputusan terakhir bagi seorang yang yakin dengan janah-Nya . Allah Aza Waajalla berfirman :
Boleh jadi kalian membenci sesuatu, ( وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا  )
padahal ia amat baik bagi kalian. ( وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ )
dan boleh jadi (pula) kalian menyukai sesuatu, ( وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا )
padahal ia amat buruk bagi kalian. ( وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ )
Allah mengetahui, ( وَاللَّهُ يَعْلَمُ )
sedangkan kalian tidak mengetahui. ( وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ )
(Qs Al-Baqarah: 216)

Maksudnya Allah lebih mengetahui tentang akibat dari semua perkara daripada kalian, dan lebih melihat tentang hal-hal yang di dalamnya terkandung kemaslahatan dunia dan akhirat bagi kalian. Maka perkenankanlah seruan-Nya dan taatilah perintah-Nya, mudah-mudahan kalian mendapat petunjuk.

Manusia hanya berusaha Ikhtiar , baik dengan cara berdoa kepada Allah Aza Wajalla ketika hendak berhajat , maka yang utama tanamkan keyakinan secara mendalam bahwa Allah yang mangatur semua keturunan manusia.

Hanya milik Allah kerajaan langit dan bumi. ( ﻟِﻠَّﻪِ ﻣُﻠْﻚُ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﻭَﺍﺕِ ﻭَﺍﻟْﺄَﺭْﺽِ  )
Dia menciptakan apa yg Dia kehendaki. ( ﻳَﺨْﻠُﻖُ ﻣَﺎ ﻳَﺸَﺎﺀُ )
Dia memberi anak perempuan kepada siapa saja yg Dia kehendaki, ( ﻳَﻬَﺐُ ﻟِﻤَﻦْ ﻳَﺸَﺎﺀُ ﺇِﻧَﺎﺛًﺎ )
dan Dia memberi anak laki-2 kepada siapa saja yg Dia kehendaki. ( ﻭَﻳَﻬَﺐُ ﻟِﻤَﻦْ ﻳَﺸَﺎﺀُ ﺍﻟﺬُّﻛُﻮﺭَ‏ )
Atau Dia memberi sepasang anak perempuan dan laki-laki. ( ﺃَﻭْ ﻳُﺰَﻭِّﺟُﻬُﻢْ ﺫُﻛْﺮَﺍﻧًﺎ ﻭَﺇِﻧَﺎﺛًﺎ  )
Dia juga yg menjadikan siapa saja yg Dia kehendaki  ( ﻭَﻳَﺠْﻌَﻞُ ﻣَﻦْ ﻳَﺸَﺎﺀُ )
sebagai org mandul. ( ﻋَﻘِﻴﻤًﺎ )
Sesunguhnya Dia Maha Mengetahui dan Maha Kuasa . ( ﺇِﻧَّﻪُ ﻋَﻠِﻴﻢٌ ﻗَﺪِﻳﺮٌ )
(QS. As-Syura (42) 49 – 50).

Sudah semestinya seorang yang kokok keimanannya kepada Allah Aza Wajalla dapat memahami hal ini, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), ( َﺇِﺫَﺍ ﺫُﻛِﺮَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻭَﺟِﻠَﺖْ ﻗُﻠُﻮﺑُﻬُﻢْ ﻭَﺇِﺫَﺍ ﺗُﻠِﻴَﺖْ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢْ ﺁﻳَﺎﺗُﻪُ ﺯَﺍﺩَﺗْﻬُﻢْ ﺇِﻳﻤَﺎﻧًﺎ ) sehingga keimanan yang benar tersebut dapat melahirkan semangat anda untuk semakin berharap kepada karunia Allah akan menjadi besar. Anda akan semakin bersandar kepada Sang Kuasa dan tidak bosan mengulang-ulang doa dan permohonan kepada-Nya. Dengan semangat ini, diharapkan bisa menjadi sebab Allah memperkenankan doanya. Karena sekali lagi, kekuatan doa itu setingkat dengan kekuatan keyakinan dan semangatnya. Semakna dengan doa adalah senjatanya orang mukmin ( ﺍﻟﺪُّﻋَﺎﺀُ ﺳِﻼﺡُ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻦِ ).

Sebuah fakta dan kisah - kisah teladan yang layak dicatat kedalam lubuk hati kita untuk kita tiru, yang pada akhir-2 ini melanda dan mengkikis kesabaran umat akhir zaman . Sebagaimana Allah Aza Waajalla berfirman tentang ketabahan Nabi Zakariya ‘alaihis salam yang telah Allah Uji kesabarannya sampai di usia senja, Allah belum memberikan karunia anak untuk beliau. Namun, beliau tidak pupus harapan, sampaipun dalam kondisi yang membuat orang umumnya putus asa untuk memiliki anak. Sampai endingnya Allah Aza Wajalla abadikan dalam Alquran, Allah kisahkan doa Nabi Zakariya,
dgn firman-Nya :
Menyebutkan penjelasan tentang rahmat Robbmu ( ﺫِﻛْﺮُ ﺭَﺣْﻤَﺖِ ﺭَﺑِّﻚَ )
kepada hamba-Nya, Zakaria ( ﻋَﺒْﺪَﻩُ ﺯَﻛَﺮِﻳَّﺎ ‏ )
Tatkala ia berdoa kepada Robnya dgn suara yg lembut ( ﺇِﺫْ ﻧَﺎﺩَﻯ ﺭَﺑَّﻪُ ﻧِﺪَﺍﺀً ﺧَﻔِﻴًّﺎ ‏ )
Ia berkata Ya Tuhanku,  ( ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺏِّ  )
sesungguhnya tulangku telah lemah ( ﺇِﻧِّﻲ ﻭَﻫَﻦَ ﺍﻟْﻌَﻈْﻢُ  )
dan kepalaku telah ditumbuhi uban,  ( ﻣِﻨِّﻲ ﻭَﺍﺷْﺘَﻌَﻞَ ﺍﻟﺮَّﺃْﺱُ ﺷَﻴْﺒًﺎ )
dan aku belum pernah kecewa dlm berdoa kpd Engkau, ( ﻭَﻟَﻢْ ﺃَﻛُﻦْ ﺑِﺪُﻋَﺎﺋِﻚَ  )
ya Tuhanku ( ﺭَﺏِّ ﺷَﻘِﻴًّﺎ ‏ )
Sesungguhnya aku khawatir terhadap kerabatku sepeninggalku, ( ﻭَﺇِﻧِّﻲ ﺧِﻔْﺖُ ﺍﻟْﻤَﻮَﺍﻟِﻲَ ﻣِﻦْ ﻭَﺭَﺍﺋِﻲ )
sedang istriku adalah seorang yg mandul , ( ﻭَﻛَﺎﻧَﺖِ ﺍﻣْﺮَﺃَﺗِﻲ ﻋَﺎﻗِﺮًﺍ  )
maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera ( ﻓَﻬَﺐْ ﻟِﻲ ﻣِﻦْ ﻟَﺪُﻧْﻚَ ﻭَﻟِﻴًّﺎ ‏ )
yg akan mewarisi aku dan mewarisi keluarga Ya’qub ( ﻳَﺮِﺛُﻨِﻲ ﻭَﻳَﺮِﺙُ ﻣِﻦْ ﺁﻝِ ﻳَﻌْﻘُﻮﺏَ )
dan jadikanlah ia, ya Robbku, seorang yang diridhai. ( ﻭَﺍﺟْﻌَﻠْﻪُ ﺭَﺏِّ ﺭَﺿِﻴًّﺎ ‏ )
(QS. Maryam ( 19 ) 2 – 6).

Dalam ayat lain disebutkan bahwa Nabi Zakaria sudah tua, istri beliau mandul, yang secara logika manusia, mustahil punya keturunan. Tapi bagi Allah lain. Dia Maha Kuasa untuk memberikan apa yang beliau harapkan. Allah mengabulkan doa Zakariya, Dalam firman-Nya :
Ingatlah kisah Zakaria, tatkala ia menyeru Robb-Nya ( ﻭَﺯَﻛَﺮِﻳَّﺎ ﺇِﺫْ ﻧَﺎﺩَﻯ ﺭَﺑَّﻪُ )
Ya Robbku jgnlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri ( ﺭَﺏِّ ﻟَﺎ ﺗَﺬَﺭْﻧِﻲ ﻓَﺮْﺩًﺍ )
dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik. ( ﻭَﺃَﻧﺖَ ﺧَﻴْﺮُ ﺍﻟْﻮَﺍﺭِﺛِﻴﻦَ )
Maka Kami memperkenankan doanya, ( ﻓَﺎﺳْﺘَﺠَﺒْﻨَﺎ ﻟَﻪُ )
dan Kami anugerahkan kepada nya Yahya ( ﻭَﻭَﻫَﺒْﻨَﺎ ﻟَﻪُ ﻳَﺤْﻴَﻰ )
dan Aku perbaiki isterinya (sehingga dapat mengandung). ( ﻭَﺃَﺻْﻠَﺤْﻨَﺎ ﻟَﻪُ ﺯَﻭْﺟَﻪُ )
Sesungguhnya mereka adalah orang-2 ( ﺇِﻧَّﻬُﻢْ ﻛَﺎﻧُﻮﺍ  )
yg selalu bersegera dlm (mengerjakan) perbuatan-2 yg baik ( ﻳُﺴَﺎﺭِﻋُﻮﻥَ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺨَﻴْﺮَﺍﺕِ )
dan mereka berdoa kepada Kami  ( ﻭَﻳَﺪْﻋُﻮﻧَﻨَﺎ )
dengan penuh harap dan cemas. ( ﺭَﻏَﺒًﺎ ﻭَﺭَﻫَﺒًﺎ )
Mereka adalah orang-2 yg khusyu’ kepada Kami . ( ﻭَﻛَﺎﻧُﻮﺍ ﻟَﻨَﺎ ﺧَﺎﺷِﻌِﻴﻦَ )
(QS. Al-Anbiya (21) 89 – 90).

Mudah - mudahan Allah Aza Waajalla memudahkan langkah kita dalam kebaikan sehingga kita betul-betul meyakini bahwa Allahlah yang mengatur semua keturunan hamba-Nya, hanya itulah obat yang bisa membawa diri kita untuk menerima dan ridha terhadap takdir dan ketetapan Allah. Sehingga sekalipun dia tidak memiliki anak, kesabarannya bisa menjadi sumber pahala baginya.

Wallahuta'allam
Bersambung

Refrensi :
- Al-Quran dan Tafsir Ibnu Katsir

http:// Abuafka.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar