Minggu, 20 Agustus 2017

Apa itu ( ﺿﻼﻟﺔ ) ??


Bismillah
Senin 29 Dzulqa’dah 1438 H / 20 Agustus 2017 M

Apa Itu DHOLALAH  (KESESATAN )

Dholalah ( ﺿﻼﻟﺔ ) lughat kesesatan
Akar katanya (dholla, yadhillu, dhlaalan dan dholaalatan  ﺿﻞ – ﻳﻀﻞ – ﺿﻼﻻ – ﺿﻼﻟﺔ )

Sedangkan dholalah secara termenologi ialah penyimpangan dari petunjuk kejalan jalan yang lurus/benar (Allah).
Ulama merinci kata dholalah yang berada didalam Al-Qur’an, kata Dholalah sebanyak 151 ayat dan dalam Hadits sebanyak 34 kali. Makna sembilan makna dholalah dalam Al-Qur'an adalah Tergelincir, kerugian, kesengsaraan, kerusakan, kesalahan, celaka, lupa, kebodhan dan kesesatan sebagai lawan kata Hidayah (Petunjuk).
Dari keterangan diatas bearti kesesatan itu memiliki karakteristik sebagaimana rincianya berikut ini :

♢Pertama : Dholalah I’tiqodiyah (Kesesatan Terkait Keyakinan Hidup),
Sebagaimana Allah Aza Wajalla berfirman :
Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa ( ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻻ ﻳَﻐْﻔِﺮُ )
mempersekutukan (sesuatu) dgn Dia, ( ﺃَﻥْ ﻳُﺸْﺮَﻙَ ﺑِﻪِ  )
dan Dia mengampuni dosa yg selain dari syirik itu ( ﻭَﻳَﻐْﻔِﺮُ ﻣَﺎ ﺩُﻭﻥَ ﺫَﻟِﻚَ )
bagi siapa yg dikehendaki-Nya. ( ﻟِﻤَﻦْ ﻳَﺸَﺎﺀُ  )
Barang siapa yg mempersekutukan (sesuatu) dgn Allah, ( ﻭَﻣَﻦْ ﻳُﺸْﺮِﻙْ ﺑِﺎﻟﻠَّﻪِ )
maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya. ( ﻓَﻘَﺪْ ﺿَﻞَّ ﺿَﻼﻻ ﺑَﻌِﻴﺪًﺍ ‏ )
(Q.S. An-Nisa’ ( 4) :116).

Penjelasan ayat :
Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa ( ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻻ ﻳَﻐْﻔِﺮُ )
mempersekutukan (sesuatu) dgn Dia, ( ﺃَﻥْ ﻳُﺸْﺮَﻙَ ﺑِﻪِ  )

Semakna dengan firman Allah Aza wajalla (Qs An-Nisa: 48)
dan Dia mengampuni segala dosa yg selain dari (syirik) itu. ( لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ )
Maksudnya Dia tidak akan memberikan ampunan kepada seorang hamba yang menghadap kepada-Nya dalam keadaan mempersekutukan Dia.

dan Dia mengampuni segala dosa yg selain dari (syirik) itu. ( وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ )
Yang dimaksud dengan ma ( مَا ) dalam ayat ini ialah segala macam dosa.
bagi siapa yang dikehendaki-Nya. ( لِمَنْ يَشَاءُ )
(Qs An-Nisa: 48)
dari kalangan hamba-hamba-Nya.( لِمَنْ يَشَاءُ )

Dalam hadits disebutkan
Imam Ahmad mengatakan, ( قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ )
telah menceritakan kepada kami Yazid ibnu Harun, ( حَدَّثَنَا يَزِيدُ )
telah menceritakan kepada kami Sadaqah ibnu Musa, ( أَخْبَرَنَا صَدَقَةُ بْنُ مُوسَى )
telah menceritakan kepada kami Abu Imran Al-Jauni, ( حَدَّثَنَا أَبُو عِمْرَانَ الْجَوْنِيُّ )
dari Yazid ibnu Abu Musa, ( عَنْ يَزِيدَ بْنِ بَابَنُوسَ )
dari Siti Aisyah  yang menceritakan bahwa ( عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ )
Rasulullah pernah bersabda: ( قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ )
Kitab-2 catatan amal perbuatan di sisi Allah ada 3 macam, ( الدَّوَاوِينُ عِنْدَ اللَّهِ ثَلَاثَةٌ؛ )
yaitu: Kitab catatan yg tidak diindahkan oleh Allah ( دِيوَانٌ لَا يَعْبَأُ اللَّهُ )
adanya barang sedikit pun, ( بِهِ شَيْئًا )
kitab catatan yg tidak dibiarkan oleh Allah ( وَدِيوَانٌ لَا يَتْرُكُ اللَّهُ )
barang sedikit pun darinya, ( مِنْهُ شَيْئًا )
dan kitab catatan yg tidak diampuni oleh Allah. ( وَدِيوَانٌ لَا يَغْفِرُهُ اللَّهُ )
Adapun kitab catatan yg tidak diampuni oleh Allah ( فَأَمَّا الدِّيوَانُ الَّذِي لَا يَغْفِرُهُ اللَّهُ )
ialah perbuatan mempersekutukan Allah. ( فَالشِّرْكُ بِاللَّهِ )
Allah telah berfirman ( قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ )
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, ( إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ  )
dan Dia mengampuni segala dosa yg selain dari (syirik) itu. ( وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذلِكَ )
bagi siapa yang dikehendaki-Nya.( لِمَنْ يَشاءُ )
Barang siapa yg mempersekutukan Allah, ( وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ )
maka sungguh ia telah berbuat dosa yg besar. ( فَقَدِ افْتَرى إِثْماً عَظِيماً )
(QS An-Nisa: 48),
Sesungguhnya og yg mempersekutukan (sesuatu dg) Allah, ( إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ )
maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga. ( فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ )
(Qs Al-Maidah: 72)
Adapun mengenai kitab Catatan yg tidak diindahkan oleh Allah ( وَأَمَّا الدِّيوَانُ الَّذِي لَا يَعْبَأُ اللَّهُ )
barang sedikit pun, ( بِهِ شَيْئًا )
berkaitan dg perbuatan aniaya seorang hamba kepada dirinya sendiri ( فَظُلْمُ الْعَبْدِ نَفْسَهُ )
menyangkut dosa antara dia dengan Allah, ( فِيمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ رَبِّهِ )
seperti tidak berpuasa sehari  ( مِنْ صَوْمِ يَوْمٍ تَرْكَهُ )
atau meninggalkan suatu salat ( أَوْ صَلَاةٍ تَرْكَهَا )
maka sesungguhnya Allah mengampuni hal tersebut  ( فَإِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ ذَلِكَ )
dan memaafkannya jika Dia menghendaki. ( وَيَتَجَاوَزُ إِنْ شَاءَ )
Adapun mengenai kitab catatan yg tidak dibiarkan oleh Allah ( وَأَمَّا الدِّيوَانُ الَّذِي لَا يَتْرُكُ اللَّهُ )
barang sedikit pun darinya, ( مِنْهُ شَيْئًا )
maka menyangkut perbuatan aniaya sebagian para hamba ( فَظُلْمُ الْعِبَادِ )
terhadap sebagian yg lain, ( بَعْضِهِمْ بَعْضًا )
hukumannya ialah qisas sebagai suatu kepastian. ( الْقَصَاصُ لَا مَحَالَةَ )
( HR Ahmad secara munfarid (menyendiri) didalam kitab tafsir Ibnu Katsir )

♢Kedua Dholalah Thoriqiyah (Kesesatan Terkait Jalan Hidup)

Allah Aza Wajalla berfirman ;
Dan tidaklah patut bagi laki-laki yg Mu’min ( ﻭَﻣَﺎ ﻛَﺎﻥَ ﻟِﻤُﺆْﻣِﻦٍ )
dan tidak (pula) bagi perempuan yg Mu’min, ( ﻭَﻻ ﻣُﺆْﻣِﻨَﺔٍ )
apabila Allah dan Rasul-Nya ( ﺇِﺫَﺍ ﻗَﻀَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻭَﺭَﺳُﻮﻟُﻪُ )
telah menetapkan suatu ketetapan, ( ﺃَﻣْﺮًﺍ )
akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) ( ﺃَﻥْ ﻳَﻜُﻮﻥَ ﻟَﻬُﻢُ )
tentang urusan mereka. ( ﺍﻟْﺨِﻴَﺮَﺓُ ﻣِﻦْ ﺃَﻣْﺮِﻫِﻢْ )
Dan barang siapa mendurhakai Allah  ( ﻭَﻣَﻦْ ﻳَﻌْﺺِ ﺍﻟﻠَّﻪَ )
dan Rasul-Nya ( ﻭَﺭَﺳُﻮﻟَﻪُ )
maka sungguhlah dia telah sesat, ( ﻓَﻘَﺪْ ﺿَﻞَّ )
dalam keadaan sesat yang nyata. ( ﺿَﻼﻻ ﻣُﺒِﻴﻨًﺎ ‏ )
(Q.S. Al-Ahzab (33) : 36)

Faidah ayat apabila manusia tidak mau mengikuti jalan (sunah) hidupnya Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam pasti akan tersesat.

♢Tiga Dholalah ‘Amaliyah (Kesesatan Terkait Aktivitas Hidup)

Allah Aza Wajalla berfirman ;
Dan aku benar-2 akan menyesatkan mereka, ( ﻭَﻷُﺿِﻠَّﻨَّﻬُﻢْ )
dan akan membangkitkan angan-2 kosong pada mereka ( ﻭَﻷُﻣَﻨِّﻴَﻨَّﻬُﻢْ )
dan akan menyuruh mereka (memotong telinga-2 binatang ternak), ( ﻭَﻵﻣُﺮَﻧَّﻬُﻢْ )
lalu mereka benar-2 memotongnya, ( ﻓَﻠَﻴُﺒَﺘِّﻜُﻦَّ ﺁﺫَﺍﻥَ ﺍﻷَﻧْﻌَﺎﻡِ )
dan akan aku suruh mereka (merubah ciptaan Allah), ( ﻭَﻵﻣُﺮَﻧَّﻬُﻢْ )
lalu benar - 2 mereka merobahnya. ( ﻓَﻠَﻴُﻐَﻴِّﺮُﻥَّ ﺧَﻠْﻖَ ﺍﻟﻠَّﻪِ )
Barang siapa yg menjadikan setan ( ﻭَﻣَﻦْ ﻳَﺘَّﺨِﺬِ ﺍﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥَ )
menjadi pelindung selain Allah, ( ﻭَﻟِﻴًّﺎ ﻣِﻦْ ﺩُﻭﻥِ ﺍﻟﻠَّﻪِ )
maka sesungguhnya ia menderita kerugian yg nyata ( ﻓَﻘَﺪْ ﺧَﺴِﺮَ ﺧُﺴْﺮَﺍﻧًﺎ ﻣُﺒِﻴﻨًﺎ ‏ )
(Q.S. An-Nisa’:119).

♢ Empat Dholah Ilhamiyah (Insting Hewani).

Terkait dengan kecendrungan alami yang ada dalam diri manusia untuk melakukan penyimpangan dalam hal-hal yang tidak bermanfaat atau merugikan diri mereka atau orang lain, atau berlawanan dengan nilai-nilai kebenaran dan kebaikan. Realisasinya tergantung atas pilihan mereka sendiri.Sumbernya adalah hawa nafsu ya ng ada dalam diri mereka. Allah Aza wajalla berfirman :
Bukankah Kami telah memberikan kepadanya 2 buah mata ( ﺃَﻟَﻢْ ﻧَﺠْﻌَﻞْ ﻟَﻪُ ﻋَﻴْﻨَﻴْﻦِ )
Dan lidah beserta dua bibir ( ﻭَﻟِﺴَﺎﻧًﺎ ﻭَﺷَﻔَﺘَﻴْﻦِ )
Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan --
(jalan kebaikan dan jalan keburukan) (  ﻭَﻫَﺪَﻳْﻨَﺎﻩُ ﺍﻟﻨَّﺠْﺪَﻳْﻦِ ‏ )
(Q.S. Al-Balad (90) : 8 – 10).

Kesimpulan
Allah Aza Wajalla mengilhamkan manusia untuk memilih kebaikan atau keburukan, karena sudah jelas posisi balasannya hanya Insan yang beruntunglah yang mau berfikir?

Wallahuta'allam
Bersambung ....

Refrensi
Tafsir Ibnu Katsir




Tidak ada komentar:

Posting Komentar