Rabu, 28 Februari 2018

KARENA APA AIR MATAMU MENANGIS

☄💧 KARENA APA AIR MATAMU MENANGIS ? 💧☄

Menangis merupakan bukti yang menunjukkan ketakwaan hati, ketinggian jiwa, kesucian sanubari dan kelembutan perasaan...

Menangis karena Allah terjadi manakala seorang hamba melihat kelalaian pada dirinya atau merasa takut akan kesudahannya yang buruk...

Menangis manakala hamba yang bersangkutan ingat kepada Rabbnya dan takut akan dosa-dosa yang telah dilakukannya...

Abu Sa'id berkata : "Pada suatu hari, aku melihat Manshur bin Zadzan berwudhu. Usai berwudhu, kedua matanya mengucurkan air mata. Ia menangis terus hingga suaranya semakin keras. Aku berkata kepadanya : "Ada apa denganmu, semoga Allah merahmatimu". Manshur bin Zadzan berkata : "Adakah sesuatu yang lebih besar dari urusanku ? Aku ingin berdiri di depan Dzat yang tidak tidur dan mengantuk. Tapi aku khawatir Dia memalingkan muka dariku". Demi Allah, aku menangis karena perkataannya itu" (Shifatus Shafwah II/12).

Muhammad bin Naahiah berkata : "Aku shalat shubuh bermakmum di belakang al-Fudhail, dia membaca surat al-Haqqah. Ketika tiba pada bacaan : "Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya" (QS. Al-Haqqah [69]: 30). Al-Fudhail tidak bisa membendung tangisannya" (Siyar A'laam an-Nubalaa' VIII/444).

Dari Ali bin Zaid, dia berkata : "Suatu malam al-Hasan ada di rumah kami. Pada tengah malam dia menangis. "Wahai Abu Sa'id, semalam engkau telah membuat keluargaku menangis semua", kataku. Dia berkata : "Wahai Ali, sesungguhnya aku berkata kepada diriku sendiri : "Wahai Hasan, boleh jadi Allah melihatmu karena sebagian musibah yang menimpamu, lalu Dia berfirman : "Berbuatlah sesukamu, karena Aku tidak menerima sedikit pun dari amalmu" (Az-Zuhd no.1608 oleh Imam Ahmad).

Wahai Saudaraku, air mata apakah yang selalu menetes dari mata ini…?

Pernahkah air mata ini menetes karena takut dan harap kepada Allah…?

Pernahkah air mata ini menetes karena sangat rindu ingin bertemu dengan Rasulullah…?

Pernahkah air mata ini menetes karena dosa-dosa dan maksiat yang telah dilakukan…?

Pernahkah air mata ini menetes karena takut orang tua nantinya diazab Allah…?

Pernahkah air mata ini menetes karena takut akan su’ul khatimah…?

Pernahkah air mata ini menetes karena memikirkan alam kubur…?

Pernahkah air mata ini menetes karena memikirkan nasib di akhirat kelak…?

Pernahkah air mata ini menetes karena memikirkan Surga dan Neraka Allah…?

Pernahkah air mata ini menetes karena banyaknya hilang pahala akhirat…?

Pernahkah air mata ini menetes karena banyaknya waktu yang terbuang sia-sia…?

Pernahkah air mata ini menetes karena banyaknya ilmu yang belum diketahui…?

Pernahkah air mata ini menetes karena banyaknya ilmu yang belum diamalkan…?

Pernahkah air mata ini menetes karena jarangnya harta dikeluarkan untuk sedekah…?

Pernahkah air mata ini menetes karena jarangnya hadir di majelis taklim…?

Pernahkah air mata ini menetes karena kehilangan shalat tahajjud di malam hari…?

Pernahkah air mata ini menetes karena kehilangan shalat dua raka’at sebelum shubuh…?

Pernahkah air mata ini menetes karena kehilangan shalat berjamaah di masjid…?

Pernahkah air mata ini menetes karena melihat penderitaan kaum muslimin di tempat lain…?

Abu Musa al-Asy'ari radhiyallahu 'anhu berkata :  "Menangislah kalian...karena sesungguhnya para penghuni Neraka itu menangis padahal tidak ada yang merasa kasihan dengan tangisan mereka, maka menangislah sekarang...karena tangisan kalian saat ini masih dikasihani" (Az-Zuhd no.1101 oleh Imam Ahmad).

Wallahu a’lam

Selasa, 27 Februari 2018

Mohon Hidayah dan Istiqomah

Kita memohon kepada Allah Ta’ala agar diberi hidayah dan istiqomah diatasnya Aamiin

Ya Rabb kami, ( ﺭَﺑَّﻨَﺎ )
janganlah Engkau condongkan hati kami ( ﻟَﺎ ﺗُﺰِﻍْ ﻗُﻠُﻮﺑَﻨَﺎ )
kepada kesesatan setelah Engkau berikan petunjuk kepada kami, ( ﺑَﻌْﺪَ ﺇِﺫْ ﻫَﺪَﻳْﺘَﻨَﺎ )
dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari
sisi-Mu, ( ﻭَﻫَﺐْ ﻟَﻨَﺎ ﻣِﻦْ ﻟَﺪُﻧْﻚَ ﺭَﺣْﻤَﺔً )
sesungguhnya Engkau maha pemberi. ( ﺇِﻧَّﻚَ ﺃَﻧْﺖَ ﺍﻟْﻮَﻫَّﺎﺏُ )
(Qs Ali Imran (3) : 8 )

Wahai Rabb yg membolak-balikkan hati, ( ﻳَﺎ ﻣُﻘَﻠِّﺐَ ﺍﻟْﻘُﻠُﻮْﺏِ )
teguhkanlah hatiku pada agama-Mu. ( ﺛَﺒِّﺖْ ﻗَﻠْﺒِﻲْ ﻋَﻠَﻰ ﺩِﻳْﻨِﻚَ )
( HR. At-Tirmidzi (no. 3522)

Ya Allah, ( ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ )
teguhkanlah diriku, ( ﺛَﺒِّﺘْﻨِﻲْ )
jadikanlah diriku pemberi petunjuk ( ﻭَﺍْﺟَﻌْﻠِﻨْﻲ ﻫَﺎﺩِﻳًﺎ )
dan diberi petunjuk (oleh-Mu). ( ﻣَﻬْﺪِﻳًّﺎ )
( HR. Al-Bukhari (no. 6333)

Ya Allah, berilah petunjuk kepadaku ( ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﻫْﺪِﻧِﻲْ )
dan luruskanlah diriku. ( ﻭَﺳَﺪِّﺩْﻧِﻲْ )
Ya Allah, aku memohon petunjuk ( ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺇِﻧِّﻲْ ﺃَﺳْﺄَﻟُﻚَ ﺍﻟْﻬُﺪَﻯ )
dan kelurusan kepada-Mu. ( ﻭَﺍﻟﺴَّﺪَﺍﺩَ )
( HR. Muslim (no. 2725)

Ya Allah, ( ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ )
sesungguhnya aku memohon petunjuk, ( ﺇِﻧِّﻲ ﺃَﺳْﺄَﻟُﻚَ ﺍﻟْﻬُﺪَﻯ )
ketakwaan, ( ﻭَﺍﻟﺘُّﻘَﻰ )
kesucian (dijauhkan dri hal2 yg tdk halal ) ( ﻭَﺍﻟْﻌَﻔَﺎﻑَ )
dan kecukupan ( ﻭَﺍﻟْﻐِﻨَﻰ )
( HR. Muslim (no. 2721).

Ya Allah, ( ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ )
Rabb Jibril, ( ﺭَﺏَّ ﺟِﺒْﺮَﺍﺋِﻴْﻞَ )
Mika-il, dan Israfil. ( ﻭَﻣِﻴْﻜَﺎﺋِﻴْﻞَ ﻭَﺇِﺳْﺮَﺍﻓِﻴْﻞَ )
Wahai Pencipta langit ( ﻓَﺎﻃِﺮَ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﻭَﺍﺕ ِ)
dan bumi. ( ﻭَﺍﻟْﺄَﺭْﺽِ )
Wahai Rabb Yg mengetahui yg ghaib ( ﻋَﺎﻟِﻢَ ﺍﻟْﻐَﻴْﺐِ )
dan nyata. ( ﻭَﺍﻟﺸَّﻬَﺎﺩَﺓِ )
Engkau memutuskan hukum di antara
hamba2-Mu ( ﺃَﻧْﺖَ ﺗَﺤْﻜُﻢُ ﺑَﻴْﻦَ ﻋِﺒَﺎﺩِﻙَ )
tentang apa2 yg mereka perselisihkan.( ﻓِﻴْﻤَﺎ ﻛَﺎﻧُﻮْﺍ ﻓِﻴْﻪِ ﻳَﺨْﺘَﻠِﻔُﻮْﻥَ )
Tunjukkanlah aku pada kebenaran (yaitu, tetapkan aku di atas kebenaran) dari apa yg dipertentangkan dengan seizin-Mu. ( ﺍِﻫْﺪِﻧِﻲْ ﻟِﻤَﺎ ﺍﺧْﺘُﻠِﻒَ ﻓِﻴْﻪِ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺤَﻖِّ ﺑِﺈِﺫْﻧِﻚَ )
Sesungguhnya Engkau menunjukkan pd jalan yg lurus bg org yg Engkau kehendaki.( ﺇِﻧَّﻚَ ﺗَﻬْﺪِﻱْ ﻣَﻦْ ﺗَﺸَﺎﺀُ ﺇِﻟَﻰ ﺻِﺮَﺍﻁٍ ﻣُﺴْﺘَﻘِﻴْﻢٍ)
( HR. Muslim (no. 770 (200)

Ya Allah Tunjukilah kami yg benar itu tampak
benar ( ﺍﻟﻠﻬُﻢَّ ﺃَﺭِﻧَﺎ ﺍﻟﺤَﻖَّ ﺣَﻘّﺎً )
dan berikan kami jalan untuk mengikutinya ( ﻭَﺍﺭْﺯُﻗْﻨَﺎ ﺍﻟﺘِﺒَﺎﻋَﺔَ )
dan tunjukanlah km kebatilan tampak batil ( ﻭَﺃَﺭِﻧَﺎ ﺍﻟﺒَﺎﻃِﻞَ ﺑَﺎﻃِﻼً )
dan berikan kami jalan untuk menjauhinya ( ﻭَﺍﺭْﺯُﻗْﻨَﺎ ﺍﺟْﺘِﻨَﺎﺑَﻪُ )
( HR.Al Baihaqy dalam Syarh Muntahal Iradat).

Mudah-mudahan Allah memudahkan langkah hidup kita menuju ridho-Nya Aamiin.
Wallahuta'allam.
Http:// Abuafka.blogspot.com

Minggu, 25 Februari 2018

Bersama Allah

BERSAMA ALLAH

Selama engkau bersama Allah tak ada yang mampu merampas kebahagiaan  darimu.

Lihatlah dalam perang al-Ahzab, ketika Madinah dikepung oleh sepuluh ribu tentara musuh, para sahabat nabi diguncang dengan guncangan yang sangat dahsyat, dada-dada mereka diliputi kegelisahan dan ketakutan,  bumi pun terasa sempit padahal bumi itu luas....

.......akan tetapi para sahabat adalah kaum yang tidak pernah berpisah dari Allah, maka Allahpun memberi kemenangan kpd mereka , pasukan musuhpun lari sekencang-kencangnya bagaikan larinya anak ayam ketika melihat seekor elang hendak menyambar dan menerkam dari ketinggian..

Apakah para sahabat pada waktu itu lebih kuat? jumlahnya lebih banyak?

Jawabnya: tidak, jumlah mereka lebih sedikit,  bahkan para sahabat pada waktu itu diliputi kelaparan, kedinginan dan belum sempat menyambut perlawanan.

Tapi mengapa Allah memenangkan mereka? Karena mereka bersama Allah, dan Allah bersama mereka.

2. Lihatlah Musa dan kaumnya....ketika mereka dikejar oleh Fir'aun dan bala tentaranya. Allah selamatkan musa dan kaumnya...dan Allah tenggelamkan Fir'aun dan balatentaranya...

Padahal Musa dan kaumnya belumlah mengangkat senjata....mengapa????

Karena Musa bersama tuhannya....
_____________________________

Saudaraku, apakah sekarang Allah bersama kita?????

Ayo kita berjalan bersama Allah, perbaiki akidah kita, perbaiki apa yang rusak, perbaiki ukhuwah dan kita retas jalan kejayaan dengan mengajak ummat kembali bersama Allah dan mentauhidkan Allah

______________

Sebagian kawan-kawanku yang memiliki ghirah membela Islam -(semoga Allah membimbing dan menjaga mereka), mereka berkata:

"kalian hanya bisa bilang: sabar...sabar....ngaji tauhid...ngaji tauhid...dakwah...dakwah...."

Kapan berjuangnya? Kok cuma diam tidak bergerak, sampai kapan?

Saudaraku...
apakah mengajak ummat kembali bersama Allah dan mentauhidkan Allah itu bukan berjuang?

Kita tdk pernah diam dan kita selama ini tidak diam,  Kita tdk pasrah dan selama ini kita tdk pernah pasrah tanpa amal, tapi kita meretas jalan kejayaan, kita berdakwah memperbaiki umat...

ingatlah ketika siksaan kafir quraisy sudah benar-benar di luar batas kemanusiaan hingga para sahabat berputus asa..

Taukah antum apa yg dilakukan nabi???

Beliau tdk berputus asa...di atas kelemahan  beliau meretas jalan kejayaan dg tetap mendakwahkan tauhid di kota Makkah...

Apakah nabi keliru dengan melarang para sahabat angkat senjata pada waktu itu? Tentu tidak...

Karena mengajak jiwa-jiwa agar kembali bersama Allah dan mentauhidkan Allah itu justru senjata utama peraih kemenangan.

Dari sinilah kita tau mengapa Umar bin Khatthab radhiyallahu anhu  berkata kepada panglimanya:

" sesungguhnya yang aku takutkan bukanlah musuh-musuh kalian, tapi yang aku takutkan adalah diri-diri kalian, sesunggugnya kalian diberi kemenagan oleh Allah karena maksiat yang dilakukan oleh musuh2 kalian...maka mintalah pertolongan kepada Allah untuk mengalahkan jiwa-jiwa kalian sebelum kalian minta pertolongan atas musuh2 kalian.

Oleh: Ustadz Fadlan Fahamsyah, Lc, M.H. I ﺣَﻔِﻈَﻪُ ﺍﻟﻠﻪُ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ
via Group WA Suara Al-Iman

SEBAB PENYIMPANGAN SETELAH HIDAYAH

SEBAB PENYIMPANGAN SETELAH HIDAYAH

Pertanyaannya

Mengapa ada sebagian orang yang justru berbalik (menyimpang) setelah ia
konsisten di atas jalan hidayah bahkan sebelumnya ia mendakwahkan
sunnah ? ( لماذا ينتكس البعض بعد استقامته على طريق الهداية ؟ )

Syaikh Bin Baz pernah ditanya ( قيل للشيخ ابن باز )
Wahai Syaikh ( ياشيخ )
si fulan berbalik (menyimpang) ( فلان انتكس )

Syaikh berkata ( قال الشيخ )
Boleh jadi dia berbalik menyimpang karena
dua hal (لعل انتكاسته من أمرين )

Pertama,
dia mungkin tidak pernah meminta kepada Allah agar diteguhkan
(di atas alhaq), ( إما أنه لم يسأل الله الثبات )

atau yg kedua,
ia tidak bersyukur setelah diberikan keteguhan dan keistiqomahan
oleh Allah. ( أو أنه لم يشكر الله على الإستقامة)

Maka tatkala Allah telah memilihmu berjalan di atas jalan hidayah-Nya, ( فحين اختارك الله لطريق هدايته )

camkanlah bahwa..
Itu bukan karena keistimewaanmu ( ليس لأنك مميز )
atau karena ketaatanmu, ( أو لطاعةٍ منك )

melainkan itu adalah rahmat dari-Nya yang
meliputimu ( بل هي رحمة منه شملتك )

Allah bisa saja mencabut rahmat tersebut kapan saja darimu ( قد ينزعها منك في أي لحظة )

Oleh karena itu..
Jangan engkau tertipu dg amalanmu, ( لذلك لا تغتر بعملك )
jangan pula disilaukan oleh ibadahmu ( ولا بعبادتك )

Jangan engkau memandang remeh orang yang tersesat dari
jalan-Nya ( ولا تنظر باستصغار لمن ضلّ عن سبيله )

Kalau bukan karena rahmat Allah padamu, niscaya engkau akan tersesat pula,
posisimu akan sama dg org yg tersesat itu. ( لكنت مكانه فلولا رحمة الله بك )

Ulang-ulang lah membaca ayat berikut ini dengan penuh penghayatan ( أعيدوا قراءة هذه الآية بتأنٍّ )

Andai Kami tidak meneguhkanmu (wahai Muhammad ﷺ), sungguh engkau
hampir-hampir saja akan sedikit condong kepada mereka (orang-orang yang
tersesat itu). ( ولوﻵ أن ثبتناك لقد كدت تركن إليهم شيئا قليلا )

Jangan pernah engkau menyangka, bahwa keteguhan di atas istiqomah, merupakan
salah satu hasil jerih payahmu pribadi. ( إياك أن تظن أن الثبات على الإستقامة أحد إنجازاتك الشخصية …)

Perhatikan firman Allah kepada Pemimpin segenap manusia
(Muhammad )  ( تأمل قوله تعالى لسيد البشر )

Kalau bukan Kami yang meneguhkanmu
(wahai Muhammad ( ولولا أن ثبتناك )
Maka apalagi engkau…!!? ( فكيف بك !!؟ )

Kita sering keliru, manakala kita melupakan dzikir-dzikir kita ( نحنُ مخطئون عندما نتجاهل أذكارنا )

Kita menyangka bahwa dzikir-dzikir itu tidak penting, sehingga kita pun
melupakannya.( نعتقد أنها شيء غير مهم وننسى)

Kita lupa bahwa Allah akan menjaga kita karena dzikir-dzikir tersebut. Boleh jadi
takdir Allah akan berbalik. ( بأن الله يحفظنا بها، وربما تقلب الأقدار )

Ibnu al-Qayyim berkata ( يقول ابن القيم )

Kebutuhan hamba akan doa dan dzikir (agar Allah memberikan perlindungan), melebihi kebutuhannya akan makanan dan pakaian. ( حاجة العبد للمعوذات أشدُ من حاجته للطعام واللباس..! )

Maka rutinkanlah membaca doa dan dzikir kalian, agar kalian meraih apa yang dijanjikan
dalam sabda Rasulullah ( داوموا على أذكاركم لتُدركوا معنى )

Jagalah Allah, niscaya Allah
akan menjaga kalian ( احفظ الله يحفظك )

Niscaya kalian akan mendapatkan perlindungan pagi dan petang. ( تحصنوا كل صباح ومساء )

Dunia ini benar-benar menakutkan….
di lorongnya ada banyak hal yang menyentakkan…
Allah, Dialah yang Maha Menjaga hamba-hamba-Nya.

( فالدنيا مخيفة .. وفي جوفها مفاجأت .. والله هو الحافظ لعباده )
والله أعلمُ بالـصـواب..smg manfaat...

Zainal Abidin bin Syamsuddin Lc, حفظه الله تعالى

Http:// Abuafka.blogspot.com

Apa itu Istidraj ??

Apa itu Istidraj ??

Istidraj artinya suatu jebakan berupa kelapangan rezeki padahal yang diberi dalam keadaan terus menerus bermaksiat pada Allah.

Dari ‘Uqbah bin ‘Amir radhiyallahu ‘anhu , Rasulullah ﷺ bersabda:
Bila kamu melihat Allah ( ﺇِﺫَﺍ ﺭَﺃَﻳْﺖَ ﺍﻟﻠﻪَ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ )
memberi pd hamba dari (perkara) dunia yg
diinginkannya, ( ﻳُﻌْﻄِﻲ ﺍﻟْﻌَﺒْﺪَ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ )
padahal dia terus berada dalam kemaksiatan
kepada-Nya, ( ﻣَﺎ ﻳُﺤِﺐُّ ﻭَﻫُﻮَ ﻣُﻘِﻴﻢٌ ﻋَﻠَﻰ ﻣَﻌَﺎﺻِﻴْﻪِ )
maka (ketahuilah) bahwa hal itu adalah istidraj
(jebakan berupa nikmat yang disegerakan)
dari Allah .( ﻓَﺈِﻧَّﻤَﺎ ﺫَﻟِﻚَ ﻣِﻨﻪُ ﺍﺳْﺘِﺪْﺭَﺍﺝٌ )

(HR. Ahmad 4: 145. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan dilihat dari jalur lain).

Wallahu a’lam
Bersambung

Http:// Abuafka.blogspot.com

Sabtu, 24 Februari 2018

Dunia Terbalik

Dunia Terbalik

Mendapatkan kehidupan yang hakiki di jannah adalah idaman semua insan manusia namun terkadang realita lebih cenderung dunia terbalik.

Kenapa demikian sebab selama ini kita lelah, capek, bersegera, berlomba, berlari hanya dalam mengejar dunia yang seharusnya cukup dg berjalan ( فَامْشُوا ).
Sedangkan Akherat kita buat berjalan ( فَفِرُّوا ).

Sungguh dunia ini telah terbalik, sedangkan kita yakin bahwa Kehidupan akhirat lebih baik dan kekal.

Allah Ta’ala berfirman ;
Tetapi kamu (org kafir) memilih kehidupan duniawi ( بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا )
Sedangkan kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal. ( وَالآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى )
(Qs Al-A'la ( 87): 17)

Sudah seharusnya urusan dunia atau menjemput rizki kita hanya di perintahkan Allah untuk BERJALAN ( فَامْشُوا ).

Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,
Dialah yang menjadikan bumi itu mudah
bagi kamu, ( هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الأرْضَ ذَلُولا )
maka berjalanlah ( فَامْشُوا )
di segala penjurunya. ( فِي مَنَاكِبِهَا )
dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. ( وَكُلُوا مِنْ رِزْقِهِ )
Dan hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan. ( وَإِلَيْهِ النُّشُورُ )
(Qs Al-Mulk ( 67 ) : 15)

Sedangkan untuk urusan Akhirat , Allah Ta’ala perintahkan kita untuk BERSEGERALAH ( فَاسْعَوْا ),
BERLOMBALAH ( فَاسْتَبِقُوا ), BERSEGERALAH ( وَسَارِعُوا ) dan BERLARILAH ( فَفِرُّوا )

Sebagaimana penjelasan dalil dibawah ini :

◆ Dalam urusan berdzikir (Sholat), Allah perintahkan untuk besegera,
sebagaimana firman-Nya;
Hai orang-orang yang beriman, ( يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا )
apabila diseru untuk menunaikan salat ( إِذَا نُودِيَ لِلصَّلاةِ )
pada hari Jumat, ( مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ )
maka bersegeralah kamu ( فَاسْعَوْا )
untuk mengingat Allah. ( إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ )
( Qs Al-Jumu'ah ( 62 ) : 9 )

◆◆ Dalam urusan melakukan kebaikan, perintah-Nya adalah BERLOMBALAH.
Allah Ta’ala berfirman
Dan bagi tiap-tiap umat ( وَلِكُلٍّ )
ada kiblatnya (sendiri) ( وِجْهَةٌ )
yg ia menghadap kepadanya. ( هُوَ مُوَلِّيهَا )
Maka berlomba-lombalah kalian ( فَاسْتَبِقُوا )
dalam membuat kebaikan. ( الْخَيْرَاتِ )
(QS. Al-Baqarah : 148)

◆◆◆ Dalam urusan meraih ampunan, perintahnya adalah BERSEGERALAH.

Allah Ta’ala berfirman
Dan bersegeralah kalian ( وَسَارِعُوا )
kepada ampunan dari Robb kalian ( إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ )
dan kepada surga yang luasnya seluas langit
dan bumi ( وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأرْضُ )
yg disediakan untuk org2 yg bertakwa. ( أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ )
(Qs Ali Imran (3): 133)

◆◆◆◆ Dalam urusan menuju Allah, perintahnya adalah BERLARILAH DENGAN CEPAT.

Allah Ta’ala berfirman :
Maka BERLARILAH kembali ta’at kpd ALLAH. ( فَفِرُّوا إِلَى اللَّهِ )
Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yg nyata dari Allah untukmu. ( إِنِّي لَكُمْ مِنْهُ نَذِيرٌ مُبِينٌ )
(QS. Adz-Dzaariyat (51): 50)

Wallahu a’lam
Http:// Abuafka.blogspot.com

######






Selasa, 20 Februari 2018

Kerudung bidadari

Untukmu wanita Solehah

Rasulullah ﷺ bersabda tentang wanita yang kerudungnya lebih baik dari dunia dan seisinya.

Kalau seandainya seorang wanita surga muncul ke dunia maka dia akan menyinari
antara bumi dan langit, dan akan memenuhi bau yang semerbak antara bumi
dan langit, ( وَلَوْ أَنَّ امْرَأَةً مِنْ نِسَاءِ أَهْلِ الْجَنَّةِ اطَّلَعَتْ إِلَى الْأَرْضِ لَأَضَاءَتْ مَا بَيْنَهُمَا وَلَمَلأَتْ مَا بَيْنَهُمَا رِيْحًا وَلَنَصِيْفُهَا )
dan sungguh kerudungnya lebih baik daripada dunia dan seisinya. ( يَعْنِي الْخِمَارَ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا )
(HR al-Bukhari no 6199)

Pertanyaannya
Apa yang dimaksud dengan hadits diatas?

Al - Jawab sebagaimana manusia biasa kita tidak akan mampu untuk membayangkan tentang bidadari  yang begitu bercahaya dan begitu harum karena sebatas itulah akal manusia.

Pernyataan kerudung yang ada di atas kepala bidadari ternyata lebih baik dari pada dunia dan seisinya adalah wajib kita imani walaupun akal kita terbatas.

Ketahuilah wahai para sanita muslimah ternyata kecantikan-kecantikan kalian di dunia masih kalah dengan kerudung bidadari.

Maka bagaimana lagi dengan wajah bidadari?
Maka masihkah engkau bangga dengan terbukanya auratmu??

Wallahul musta’an
Http:// Abuafka.blogspot.com

Hal yang pasti

Bismillah

Hidup ini terlalu berharga jika dihabiskan untuk
sesuatu yang pasti ditinggalkan.

Cari nafkah bukan alasan untuk meningalkan kewajiban sebagai hamba.

http:// Abuafka.blogspot.com

Pendidikan anak

Bismillah

Zaman telah berubah.
Zaman know berbeda dengan zaman baholak.

Umar Al-khattab berkata,
Didiklah anak-anakmu itu berlainan dengan keadaan kamu sekarang
karena mereka telah dijadikan Robb untuk zaman yang berbeda.

Http:// Abuafka.blogspot.com

Senin, 05 Februari 2018

Karakter jahiliyyah


Asy Syaikh Shalih bin Fauzan Al Fauzan berkata :
Di antara karakter jahiliyyah adalah bahwasanya mereka menilai suatu kebenaran dengan jumlah mayoritas, dan menilai suatu kesalahan dengan jumlah minoritas, sehingga sesuatu yang diikuti oleh kebanyakan orang berarti benar, sedangkan yang diikuti oleh segelintir orang berarti salah. Inilah patokan yang ada pada diri mereka di dalam menilai yang benar dan yang salah. Padahal patokan ini tidak benar.

Allah Ta’ala berfirman,
Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang
di muka bumi ini, ( وَإِنْ تُطِعْ أَكْثَرَ مَنْ فِي الْأَرْضِ )
niscaya mereka akan menyesatkanmu dari
jalan Allah. ( يُضِلُّوكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ )
Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan
belaka ( إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ )
dan mereka tidak lain hanyalah berdusta
(terhadap Allah). ( وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَخْرُصُونَ )
(QS. Al-An’am: 116).

Dia juga berfirman :
Tetapi mayoritas manusia tidak mengetahui. (Qs Al A’raaf: 187).
Dan Kami tidak mendapati mayoritas mereka memenuhi janji. Sesungguhnya Kami mendapati mayoritas mereka orang-orang yang fasik. (Qs Al A’raaf: 102).
Dan lain sebagainya. (Syarh Masail Al Jahiliyyah, hal. 60).

Wallahu a’lam
Bersambung

Http:// Abuafka.blogspot.com

Sabtu, 03 Februari 2018

Adab bermajelis ilmu.

Untukmu Wahai Penuntut Ilmu Syar’i.
Pertanyaan pembuka seputar adab bermajelis ilmu.

@ Pertanyaan Pertama
Apa Itu Adab ?

Al- Jawab adab adalah menerapakan akhlak mulia.
Sebagaimana perkataan Ibnu Hajar ,
Al adab artinya menerapkan segala yang dipuji
oleh orang, ( ﻭَﺍﻟْﺄَﺩَﺏُ ﺍﺳْﺘِﻌْﻤَﺎﻝُ ﻣَﺎ ﻳُﺤْﻤَﺪُ)
baik berupa perkataan maupun perbuatan. ( ﻗَﻮْﻟًﺎ ﻭَﻓِﻌْﻠًﺎ )
Sebagian ulama juga mendefinsikan, ( ﻭَﻋَﺒَّﺮَ ﺑَﻌْﻀُﻬُﻢْ ﻋَﻨْﻪُ )
adab adalah menerapkan akhlak-akhlak yang
mulia ( ﺑِﺄَﻧَّﻪُ ﺍﻟْﺄَﺧْﺬُ ﺑِﻤَﻜَﺎﺭِﻡِ ﺍﻟْﺄَﺧْﻠَﺎﻕِ )
(Lihat kitab Fathul Bari, 10/400).

@@ Pertanyaan Kedua
Apakah ada dalil yang mewajibkan untuk menerapkan adab dalam menuntut ilmu syar’i ?

Al-Jawab benar sekali,
diantara dalilnya adalah bersifat khusus dan umum :
~ Tentang adanya perintah untuk berakhlak mulia
Sebagaimana ﷺ bersabda:

Kaum Mu’minin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya ( ﺃﻛﻤﻞُ ﺍﻟﻤﺆﻣﻨﻴﻦ ﺇﻳﻤﺎﻧًﺎ ﺃﺣﺴﻨُﻬﻢ ﺧُﻠﻘًﺎ )
(HR. Tirmidzi no. 1162, ia berkata: hasan shahih ).

Dalam hadits lain Nabi ﷺ  bersabda,
Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan
akhlak mulia ( ﺇﻧَّﻤﺎ ﺑﻌﺜﺖُ ﻷﺗﻤِّﻢَ ﻣَﻜﺎﺭِﻡَ ﺍﻷﺧﻼﻕِ )
(HR. Al Baihaqi, dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah, no. 45).

~ Tentang adanya perintah untuk memuliakan ilmu dan ulama sebagaimana Allah Ta’ala berfirman:
Dan barangsiapa mengagungkan ( ﻭَﻣَﻦْ ﻳُﻌَﻈِّﻢْ )
apa-apa yang terhormat di sisi Allah ( ﺣُﺮُﻣَﺎﺕِ ﺍﻟﻠَّﻪِ )
maka itu adalah lebih baik baginya di sisi
Robb-Nya ( ﻓَﻬُﻮَ ﺧَﻴْﺮٌ ﻟَﻪُ ﻋِﻨْﺪَ ﺭَﺑِّﻪِ )
(QS. Al Hajj: 30).

Allah Ta’ala berfirman:
Dan barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar -
Allah ( ﻭَﻣَﻦْ ﻳُﻌَﻈِّﻢْ ﺷَﻌَﺎﺋِﺮَ ﺍﻟﻠَّﻪِ )
maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan -
hati ( ﻓَﺈِﻧَّﻬَﺎ ﻣِﻦْ ﺗَﻘْﻮَﻯ ﺍﻟْﻘُﻠُﻮﺏِ )
(QS. Al Hajj: 32).

Allah Ta’ala berfirman:
Dan org-2yg menyakiti org-2 yg mukmin ( ﻭَﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻳُﺆْﺫُﻭﻥَ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ )
dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka
perbuat  ( ﻭَﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨَﺎﺕِ ﺑِﻐَﻴْﺮِ ﻣَﺎ ﺍﻛْﺘَﺴَﺒُﻮﺍ )
maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan
dan dosa yang nyata ( ﻓَﻘَﺪِ ﺍﺣْﺘَﻤَﻠُﻮﺍ ﺑُﻬْﺘَﺎﻧًﺎ ﻭَﺇِﺛْﻤًﺎ ﻣُﺒِﻴﻨًﺎ )
(QS. Al Ahzab: 58).

Nabi ﷺ bersabda:
Sesungguhnya Allah berfirman ( ﺇﻥَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﻗﺎﻝ )
barangsiapa yang menentang wali-Ku ( ﻣﻦ ﻋﺎﺩَﻯ ﻟﻲ ﻭﻟﻴًّﺎ )
ia telah menyatakan perang terhadap-Ku ( ﻓﻘﺪ ﺁﺫﻧﺘُﻪ ﺑﺎﻟﺤﺮﺏِ )
(HR. Bukhari no. 6502).

Imam Asy Syafi’i rahimahullah mengatakan
Jika para fuqaha (ulama) yang mengamalkan ilmu mereka tidak disebut wali Allah, ( ﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﺍﻟﻔﻘﻬﺎﺀ ﺍﻟﻌﺎﻣﻠﻮﻥ ﺃﻭﻟﻴﺎﺀ ﺍﻟﻠﻪ )
maka Allah tidak punya wali ( ﻓﻠﻴﺲ ﻟﻠﻪ ﻭﻟﻲ )
(HR Al Baihaqi dalam Manaqib Asy Syafi’i, dinukil dari Al Mu’lim hal. 21).

@@@ Pertanyaan Ketiga
Apa saja urgensi ( hal sangat penting ) bagi penuntut ilmu ?

~ Al-Jawab hal yang sangat penting itu adalah adab menuntut ilmu sebab adab menolong mendapatkan ilmu.

Abu Zakariya An Anbari rahimahullah mengatakan:
Ilmu tanpa adab seperti api tanpa
kayu bakar, ( ﻋﻠﻢ ﺑﻼ ﺃﺩﺏ ﻛﻨﺎﺭ ﺑﻼ ﺣﻄﺐ )
dan adab tanpa ilmu seperti jasad tanpa
ruh ( ﻭ ﺃﺩﺏ ﺑﻼ ﻋﻠﻢ ﻛﺮﻭﺡ ﺑﻼ ﺟﺴﺪ )

(Lihat Adabul Imla’ wal Istimla’, dinukil dari Min Washaya Al Ulama liThalabatil Ilmi ).

Yusuf bin Al Husain rahimahullah mengatakan:
Dengan adab ( ﺑﺎﻷﺩﺏ )
engkau akan memahami ilmu ( ﺗﻔﻬﻢ ﺍﻟﻌﻠﻢ )
(Lihat Iqtidhaul Ilmi Al ‘Amal , dinukil dari Min Washaya Al Ulama liThalabatil Ilmi .

Oleh karena itulah Imam Malik rahimahullah mengatakan:
Belajarlah adab sebelum belajar ilmu ( ﺗﻌﻠﻢ ﺍﻷﺩﺏ ﻗﺒﻞ ﺃﻥ ﺗﺘﻌﻠﻢ ﺍﻟﻌﻠﻢ )
(Hilyatul Auliya (6/330), dinukil dari Min Washaya Al Ulama liThalabatil Ilmi ).

~ Adab dalam menuntut ilmu adalah sebab yang menolong berkahnya ilmu.

Dengan adab dalam menuntut ilmu, maka ilmu menjadi berkah, yaitu ilmu terus bertambah dan mendatangkan manfaat.

Imam Al Ajurri rahimahullah setelah menjelaskan beberapa adab penuntut ilmu beliau mengatakan:
(hendaknya amalkan semua adab ini) hingga Allah menambahkan kepadanya pemahaman tentang
agamanya. ( ﺣﺘﻰ ﻳﺘﻌﻠﻢ ﻣﺎ ﻳﺰﺩﺍﺩ ﺑﻪ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﻬﻤﺎ ﻓﻲ ﺩﻳﻨﻪ )

(Akhlaqul Ulama , dinukil dari Min Washaya Al Ulama liThalabatil Ilmi ).

~ Adab merupakan ilmu dan amal
Adab dalam menuntut ilmu merupakan bagian dari ilmu, karena bersumber dari dalil-dalil. Dan para ulama juga membuat kitab-kitab dan bab tersendiri tentang adab menuntut ilmu. Adab dalam menuntut ilmu juga sesuatu yang mesti diamalkan tidak hanya diilmui. Sehingga perkara ini mencakup ilmu dan amal.

Oleh karena itu Al Laits bin Sa’ad rahimahullah mengatakan:
Kalian lebih membutuhkan adab yang sedikit, dari pada ilmu yang banyak. ( ﺃﻧﺘﻢ ﺇﻟﻰ ﻳﺴﻴﺮ ﺍﻷﺩﺏ ﺍﺣﻮﺝ ﻣﻨﻜﻢ ﺇﻟﻰ ﻛﺜﻴﺮ ﻣﻦ ﺍﻟﻌﻠﻢ )
(Syarafu Ash-habil Hadits , dinukil dari Min Washaya Al Ulama liThalabatil Ilmi ).

~ Adab terhadap ilmu merupakan adab kepada Allah dan Rasul-Nya

Sebagaimana dalil-dalil tentang memuliakan ilmu dan ulama yang telah kami sebutkan.

~ Adab yang baik merupakan tanda diterimanya amalan
Seorang yang beradab ketika menuntut ilmu, bisa jadi ini merupakan tanda amalan ia menuntut ilmu diterima oleh Allah dan mendapatkan keberkahan.

Sebagian salaf mengatakan:
Adab dalam amalan merupakan tanda diterimanya
amalan ( ﺍﻷﺩﺏ ﻓﻲ ﺍﻟﻌﻤﻞ ﻋﻼﻣﺔ ﻗﺒﻮﻝ ﺍﻟﻌﻤﻞ )

(Nudhratun Na’im fi Makarimi Akhlaqir Rasul Al Karim, 2/169).

Wallahu a’lam
Bersambung

Refrensi
Http:// Abuafka.blogspot.com
http:// Almanhaj.or.id