Rabu, 23 Agustus 2017

ADab - ADab Di 10 Dzulhijjah

Bismillah
Rabu 1 Dzulhijjah 1438 H / 23 Agustus 2017 M

Adab Shalat Hari Raya

●Pertama. Berniat karen Allah Aza Wajalla untuk melaksanakan shalat Idul Adh-ha
●Kedua. Mau Wajib atau Sunah hukum shalat Idul Adh-ha tetap laksanakan kecuali udzur syari
● Tiga. Mandi pada Hari Idul Adh-ha dan tampa niat yang mengada-ada.

Dari Ibnus Sabbaaq, ( عَنِ ابْنِ السَّبَّاقِ )
bahwasanya Rasulullah bersabda, ( اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ )
Hai kaum Muslimin, ( يَا مَعْشَرَ اْلمُسْلِمِيْنَ )
hari (Jum'ah) ini adalah ( اِنَّ هذَا (يَوْمَ اْلجُمُعَةِ)
satu hari yg Allah jadikan hari raya. ( يَوْمٌ جَعَلَهُ اللهُ عِيْدًا )
Karena itu hendaklah kamu mandi. ( فَاغْسِلُوْا )
( HR. Malik, dalam Al-Muwaththa’  juz 1, hal. 65, no. 113)

Keterangan :
Menurut hadits tersebut, hari Jum'ah dipandang sebagai hari raya dan kita disuruh mandi padanya. Dengan demikian dapat difaham, bahwa mandi pada hari raya adalah lebih utama.

Sebuah atsar dari Nafi’, beliau mengatakan
Bahwa Ibnu Umar radliallahu ‘anhuma ( ﺃﻥ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﻋﻤﺮ  )
mandi pada hari Idul Fitri ( ﻛﺎﻥ ﻳﻐﺘﺴﻞ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻔﻄﺮ )
sebelum berangkat ke lapangan. ( ﻗﺒﻞ ﺃﻥ ﻳﻐﺪﻭ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻤﺼﻠﻰ )
(HR. Malik dan asy-Syafi’i dan sanadnya shahih)

Dan Al-Faryabi menyebutkan bahwa Said bin al-Musayyib mengatakan:
Sunah ketika Idul Fitri ada tiga ( ﺳﻨﺔ ﺍﻟﻔﻄﺮ ﺛﻼﺙ )
berjalan menuju lapangan, ( ﺍﻟـﻤَﺸْﻲ ﺇِﻟﻰ ﺍﻟـﻤُﺼَﻠﻰ )
makan sebelum keluar (menuju lapangan), ( ﻭ ﺍﻷَﻛﻞ ﻗَﺒﻞ ﺍﻟﺨُﺮﻭﺝ )
dan mandi. ( ﻭﺍﻹِﻏﺘِﺴﺎﻝ )
( Ahkamul Idain karya al-faryabi dan sanadnya dishahihkan al-Albani)

Pendapat yang rojih (kuat ) yakni bolehnya untuk memulai mandi hari raya sebelum atau sesudah subuh.Sebagaimana dalam Madzhab Syafi’i dan pendapat yang dinukil dari imam Ahmad.

● Empat. Berhias dan Memakai Wewangian

Dari Ibnu Abbas, bahwa pada suatu saat di hari Jumat, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya hari ini adalah ( ﺇِﻥَّ ﻫَﺬَﺍ )
hari raya yg Allah jadikan untuk kaum muslimin. ( ﻳَﻮﻡُ ﻋِﻴﺪٍ ﺟَﻌَﻠﻪُ ﺍﻟﻠﻪ ﻟِﻠﻤُﺴﻠِﻤِﻴﻦَ )
Barangsiapa yg hadir jumatan, ( ﻓﻤَﻦ ﺟﺎﺀَ ﺇﻟﻰ ﺍﻟـﺠُﻤﻌﺔِ )
hendaknya dia mandi. ( ﻓَﻠﻴَﻐﺘَﺴِﻞ )
Jika dia punya wewangian, ( ﻭَﺇِﻥ ﻛﺎﻥَ ﻋِﻨﺪَﻩ ﻃِﻴﺐٌ )
hendaknya dia gunakan, ( ﻓَﻠﻴَﻤﺲَّ ﻣِﻨﻪُ )
dan kalian harus gosok gigi. ( ﻭَﻋَﻠَﻴﻜُﻢ ﺑِﺎﻟﺴِّﻮﺍﻙِ )
(HR. Ibn Majah dan dihasankan al-Albani)

~Sesungguhnya penggunaan wangi-wangian adalah merupakan anjuran Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam, sehingga hukumnya sunnah.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Empat perkara yg merupakan -
sunnah para rasul ( ﺃﺭﺑﻊ ﻣﻦ ﺳﻨﻦ ﺍﻟﻤﺮﺳﻠﻴﻦ)
Memakai hinna’ ( ﺍﻟﺤﻨﺎﺀ)
memakai parfum ( ﻭﺍﻟﺘﻌﻄﺮ)
bersiwak ( ﻭﺍﻟﺴﻮﺍﻙ )
dan menikah ( ﻭﺍﻟﻨﻜﺎﺡ)
(HR. At- Tirmizy dan Ahmad)

~Dalam riwayat lain Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Telah dijadikan aku menyukai bagian dari dunia ( ﺣﺒﺐ ﺇﻟﻲ ﻣﻦ ﺩﻧﻴﺎﻛﻢ )
yaitu menyukai wanita dan parfum ( ﺍﻟﻨﺴﺎﺀ ﻭﺍﻟﻄﻴﺐ )
Dan dijadikan sebagai penyejuk mata ( ﻭﺟﻌﻠﺖ ﻗﺮﺓ ﻋﻴﻨﻲ)
di dalam shalat.( ﻓﻲ ﺍﻟﺼﻼﺓ)
(HR. Ahmad, Al Hakim dan Al Baihaqi)

● Lima. Memakai Pakaian yang Paling Bagus
Dari Jabir bin Abdillah, beliau mengatakan:
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ( ﻛﺎﻧﺖ ﻟﻠﻨﺒﻲ - ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ )
memiliki jubah yg beliau gunakan ketika hari raya ( ﺟُﺒّﺔ ﻳَﻠﺒﺴُﻬﺎ ﻓِﻲ ﺍﻟﻌِﻴﺪَﻳﻦ )
dan hari Jumat. ( ﻭَ ﻳَﻮﻡ ﺍﻟـﺠُﻤﻌَﺔ )
(HR. Ibn Khuzaimah dan kitab shahihnya)

● Enam. Disunahkan Makan Setelah Pulang dari Shalat Idul Adha Daging dg Kurban

Dari Buraidah, beliau berkata:
Nabi tidak berangkat menuju shalat Idul Fitri ( ﻻَ ﻳَـﺨﺮﺝُ ﻳَﻮﻡَ ﺍﻟﻔِﻄﺮِ )
sampai beliau makan terlebih dahulu, ( ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﻄﻌَﻢَ )
dan ketika Idul Adha, beliau tidak makan ( ﻭﻻَ ﻳَﻄﻌَﻢُ ﻳَﻮﻡَ ﺍﻷَﺿْﺤَﻰ )
sampai shalat dahulu. ( ﺣَﺘَّﻰ ﻳُﺼﻠِّﻰَ )
(HR. At Turmudzi, Ibn Majah, dan dishahihkan al-Albani)

● Tujuh. Berdoa keluar rumah dengan kaki kiri terlebih dahulu
~Hendaklah orang yang keluar dari rumahnya membaca doa,
Dengan menyebut nama Allah ( ﺑِﺴْﻢِ ﺍﻟﻠَّﻪِ )
aku bertawakal kepada-Nya ( ﺗَﻮَﻛَّﻠْﺖُ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ )
tidak ada daya ( ﻻَ ﺣَﻮْﻝَ  )
ِdan upaya selain dari Allah semata ( ﻭَﻻَ ﻗُﻮَّﺓَ ﺇِﻻَّ ﺑِﺎﻟﻠَّﻪِ )
[Hisnul Muslim min Adzkari Al-Kitabi was Sunnah,
-Syeikh Sa’id bin Ali Wahf Al-Qohthoni].

● Delapan. Menuju lapangan sambil berjalan dengan penuh ketenangan dan ketundukan
Dari sa’d radliallahu ‘anhu,
Bahwa nabi ( ﺃﻥَّ ﺍﻟﻨَّﺒـﻰَّ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠّﻢ  )
keluar menuju lapangan dengan berjalan kaki ( ﻛﺎﻥَ ﻳَـﺨْﺮﺝ ﺇﻟَﻰ ﺍﻟﻌِﻴﺪ ﻣَﺎﺷِﻴًﺎ
dan beliau pulang juga dengan berjalan. ( ﻭَﻳَﺮﺟِﻊُ ﻣَﺎﺷِﻴًﺎ )
(HR. Ibn majah dan dishahihkan al-Albani)

● Sembilan. Bertakbir ketika Menuju musollah
Amalan ini sudah banyak ditinggalkan oleh kaum muslimin maka mari kita amalkan kembali sebagaimana hadits dari Az-Zuhriy, ia berkata, ( عَنِ الزُّهْرِيّ اَنَّهُ قَالَ )
Dahulu Nabi  (كَانَ النَّبِيُّ َّ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠّﻢ )
keluar untuk shalat Hari Raya ('Iedul Fithri ) ( يَخْرُجُ يَوْمَ اْلفِطْرِ )
dengan takbir mulai dari rumahnya ( فَيُكَبّرُ مِنْ حِيْنِ يَخْرُجُ مِنْ بَيْتِهِ )
hingga tiba ditempat shalat. ( حَتَّى يَأْتِيَ اْلمُصَلَّى )
( HR. Abu Bakar An-Najjaad, mursal, Nailul Authar juz 3, hal. 327)

● Sepuluh. Mengambil dua jalan

Dari Abu Hurairah, ia berkata ( عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ )
Dahulu Rasulullah ( كَانَ رَسُوْلُ اللهِ َّ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠّﻢ )
apabila melewati jalan saat pergi Shalat Hari Raya, ( اِذَا خَرَجَ يَوْمَ اْلعِيدِ )
maka ketika pulang beliau mengambil jalan lain --
(dari yg telah dilalui waktu pergi).( فِى طَرِيْقٍ رَجَعَ فِي غَيْرِهِ )
( HR. Tirmidzi juz 2, hal. 26, no. 539 )

● Sebelas. Waktu Shalat Id

Telah berkata Jundab, ( قَالَ جُنْدَبٌ )
Adalah Nabi shalat Hari Raya 'Iedul Fithri ( كَانَ النَّبِيُّ َّ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠّﻢ يُصَلّى بِنَا يَوْمَ اْلفِطْرِ )
bersama kami di waktu matahari tingginya sekadar 2 batang tombak ( وَالشَّمْسُ عَلَى قَيْدِ رُمْحَيْنِ)
dan beliau shalat Hari Raya 'Iedul Adha diwaktu matahari tingginya --
sekadar satu batang tombak. ( وَ اْلاَضْحَى عَلَى قَيْدِ رُمْحٍ )
(HR. Ahmad bin Hasan, dalam Nailul Authar juz 3, hal. 333)

Keterangan :
Menurut riwayat di atas, waktu shalat Hari Raya 'Iedul Adha itu lebih pagi daripada waktu shalat Hari Raya 'Iedul Fithri.

Dari Yazid bin Khumair, beliau mengatakan: suatu ketika Abdullah bin Busr, salah seorang sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar bersama masyarakat menuju lapangan shalat Id. Kemudian beliau mengingkari keterlambatan imam. Beliau mengatakan:
Kami dulu telah selesai dari kegiatan ini (shalat Id) ( ﺇِﻧّﺎ ﻛُﻨّﺎ ﻗَﺪ ﻓَﺮَﻏﻨَﺎ ﺳَﺎﻋَﺘَﻨَﺎ ﻫَﺬﻩ )
pada waktu dimana shalat sunah sudah dibolehkan.( ﻭ ﺫﻟﻚَ ﺣِﻴﻦَ ﺍﻟﺘَّﺴﺒِﻴﺢ )
(HR. Bukhari secara mu’allaq dan Abu Daud dengan sanad shahih)

Keterangan: maksud: waktu dimana shalat sunah sudah dibolehkan (setelah berlalunya waktu larangan untuk shalat, yaitu ketika matahari terbit ).Sebagaimana keterangan ulama : ~ Imam Ibnul Qoyim mengatakan: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengakhirkan shalat Idul Fitri dan menyegerahkan shalat Idul Adha. Sementara Ibnu Umar -orang yang sangat antusias mengikuti sunah- tidak keluar menuju lapangan sampai matahari terbit. Beliau melantunkan takbir sejak dari rumah sampai tiba di lapangan. (Zadul Ma’ad , 1:425)

~ Syaikh Abu Bakr al-Jazairi mengatakan: Waktu mulainya shalat Id adalah sejak matahari naik setinggi tombak sampai tergelincir. Namun yang lebih utama adalah shalat Idul Adha dilaksanakan di awal waktu, sehingga memungkinkan bagi masyarakat menyelesaikan sembelihannya dan mengakhirkan pelaksanaan sahalat Idul Fitri, sehingga memungkinkan bagi masyarakat untuk membagikan zakat fitrinya. ( Minhajul Muslim , hal. 278)

● Dua Belas. Dianjurkan bagi makmum untuk datang di lapangan lebih awal. Adapun imam, dianjurkan untuk datang agak akhir sampai waktu shalat dimulai. Karena imam itu ditunggu bukan menunggu. Demikianlah yang terjadi di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama para sahabat.

● Tiga Belas. Mengeraskan bacaan takbir sampai imam datang (mulai shalat) dan Bertakbir sendiri-sendiri. ( Lihat tulisan kami tentang Amalan-amalan bulan Dzulhijjah)

● Empat Belas. Tidak ada adzan dan qamat ketika hendak shalat

Dari Jabir bin samurah radliallahu ‘anhu, beliau mengatakan:
Saya shalat hari raya bersama Nabi ( ﺻﻠﻴﺖ ﻣﻊ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ )
beberapa kali, ( ﺍﻟﻌﻴﺪﻳﻦ ﻏﻴﺮ ﻣﺮﺓ )
idak ada adzan dan qamat. ( ﻭﻻ ﻣﺮﺗﻴﻦ ﺑﻐﻴﺮ ﺃﺫﺍﻥ ﻭﻻ ﺇﻗﺎﻣﺔ )
(HR. Muslim)

Sebagaimana penjelasan Ibnu Abbas dan jabir bin Abdillah mengatakan: Tidak ada adzan ketika Idul Fitri dan tidak juga Idul Adha. (HR. Bukhari dan Muslim)

● Lima Belas. Tidak ada shalat sunah qabliyah dan ba’diyah di lapangan kec dimasjid

Dari Ibn abbas,
Nabi menuju lapangan ketika Idul Fitri, ( ﺃَﻥَّ ﺍﻟﻨَّﺒِﻰّ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ )
kemudian shalat dua rakaat. ( ﺧَﺮﺝَ ﻳَﻮﻡَ ﺍﻟﻔِﻄﺮِ )
Tidak shalat sunah sebelum maupun sesudahnya. ( ﻓَﺼﻠَّﻰ ﺭَﻛﻌَﺘَﻴﻦِ ﻟَـﻢ ﻳُﺼَﻞّ ﻗَﺒﻠَﻬَﺎ )
Dan beliau bersama Bilal ( ﻭ ﻻ ﺑَﻌﺪَﻫَﺎ ﻭ ﻣَﻌَﻪُ ﺑِﻼَﻝٌ )
(HR. Bukhari dan al-baihaqi)

Imam Ibnul Qoyim mengatakan: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam maupun para sahabat, tidaklah melakukan shalat apapun setelah mereka sampai di lapangan. Baik sebelum shalat Id maupun sesudahnya. ( Zadul Ma’ad , 1/425)

● Enam Belas. Shalat sebelum khutbah

Dari Ibnu Umar, ia berkata, ( عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ )
Dahulu Rasulullah ( كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ )
Abu Bakar dan Umar ( وَ اَبُوْ بَكْرٍ وَ عُمَرُ رض )
shalat dua Hari Raya sebelum khutbah. ( يُصَلُّوْنَ اْلعِيْدَيْنِ قَبْلَ اْلخُطْبَة )
(HR. Bukhari juz 2, hal. 5)

Maksudnya : Rasulullah  ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ dan shahabat-shahabatnya mengerjakan shalat 'Iedul Fithri dan 'Iedul Adha sebelum khutbah.

● Tujuh Belas. Sutrah (pembatas shalat) bagi imam baik dimasjid dan lapangan.

Dari Ibnu Umar radliallahu ‘anhuma, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika menuju lapangan pada hari raya, beliau perintahkan untuk menancapkan bayonet di depan beliau, kemudian beliau shalat menghadap ke benda tersebut. (HR. Bukhari)

● Delapan Belas. Memilih mendengarkan khutbah daripada Meningalkannya

iapa yg ingin untuk pergi silakan pergi. ( ﻭَﻣَﻦْ ﺃَﺣَﺐَّ ﺃَﻥْ ﻳَﺬْﻫَﺐَ ﻓَﻠْﻴَﺬْﻫَﺐْ )

Dan sebagian yang lain berpemahaman melecehkan sunah ( perjalanan hidup Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam) karna mendahulukan nafsunya.

Padahal Nabi bersabda (  ﺷَﻬِﺪْﺕُ ﻣَﻊَ ﺭَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺍﻟْﻌِﻴﺪَ ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﻗَﻀَﻰ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓَ ﻗَﺎﻝَ )
Sesungguhnya kami akan berkhutbah, ( ﺇِﻧَّﺎ ﻧَﺨْﻄُﺐُ )

HR. Abu Dawud)

Kesimpulan 

Masih banyak adab-adab yang tidak dapat kami cantumkan dalam tulisan ini karena keterbatasan ilmu dan waktu.semoga yang sedikit ini mendatangkan ridha Allah dan menjadikan kita semakin takut kepada-Nya. Aamiin

Wallahuta'allam
http:// Abuafka.blogspot.com

Selasa, 22 Agustus 2017

ILmu Agama Adalah Hajat Terbesar Manusia ( Ke 2 ) Menuntut ILmu Sepanjang Hayat

Bismillah
Rabu 1 Dzulhijjah 1438 H / 23 Agustus 2017 M

Menuntut ILmu Sepanjang Hayat
Karena Dinul Islam adalah agama Ilmu sebagaimana firman Allah Ta’ala,
Dan katakanlah ( ﻭَﻗُﻞْ )
Wahai Rabb-ku ( ﺭَﺏِّ )
tambahkanlah kepadaku ilmu ( ﺯِﺩْﻧِﻲ ﻋِﻠْﻤًﺎ)
(QS. Thaaha [20] : 114)

Ibnu Hajar rahimahullah berkata :
Ayat tersebut merupakan dalil yg jelas tentang keutamaan ilmu, ( ﻭﺍﺿﺢ ﺍﻟﺪﻻﻟﺔ ﻓﻲ ﻓﻀﻞ ﺍﻟﻌﻠﻢ )
karena Allah ta’ala tidaklah memerintah Nabi-Nya untuk meminta tambahan --
sesuatu  ( ﻷﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻟﻢ ﻳﺄﻣﺮ ﻧﺒﻴﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺑﻄﻠﺐ ﺍﻻﺯﺩﻳﺎﺩ ﻣﻦ ﺷﻲﺀ )
kecuali ilmu. ( ﺇﻻ ﻣﻦ ﺍﻟﻌﻠﻢ )
(Dalam Fathul-Baariy , 1/141).

Tafsir :
Ibnu Majah mengatakan, ( قَالَ ابْنُ مَاجَهْ )
telah menceritakan kepada kami Abu Bakar ibnu Abu Syaibah, ( حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ )
telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Numair, ( حدثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ نُمَيْر )
dari Musa ibnu Ubaidah, ( عَنْ مُوسَى بْنِ عُبَيْدَةَ )
dari Muhammad ibnu Sabit, ( عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ ثَابِتٍ )
dari Abu Hurairah yg mengatakan ( عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ )
bahwa Rasulullah pernah bersabda dalam doanya: ( كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ )
Ya Allah,berilah aku manfaat melalui ilmu yg telah Engkau --
ajarkan kepadaku, ( اللَّهُمَّ انْفَعْنِي بِمَا علَّمتني )
dan ajarilah aku hal-hal yg bermanfaat bagiku, ( وَعَلِّمْنِي مَا يَنْفَعُنِي )
dan tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan, ( وَزِدْنِي عِلْمًا )
dan segala puji bagi Allah dalam semua keadaan. ( وَالْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ )
(HR Turmuzi , Imam Turmuzi mengatakan hadis ini berpredikat garib dalam --
Tafsir Ibnu Katsir)

Dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam Juga bersabda,
Menuntut ilmu ( ﻃَﻠَﺐُ ﺍﻟْﻌِﻠْﻢِ )
wajib bagi setiap muslim ( ﻓَﺮِﻳْﻀَﺔٌ ﻋَﻠﻰَ ﻛُﻞِّ ﻣَﺴْﻠَﻢٍ )
(HR. Ibnu Majah nomor 224 dengan sanad shahih).

Tuntutlah ilmu ( ﺃُﻃْﻠُﺒُﻮﺍ ﺍﻟْﻌِﻠْﻢَ )
sejak dari buaian ( ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻤَﻬْﺪِ )
sampai liang lahat ( ﺍِﻟﻰَ ﺍﻟﻠَّﻬْﺪِ)
(Maqalah)

Sebahagian kaum muslimin menyandarkan maqalah ini sebagai hadits, namun menurut penelitian para ulama bahwa Tholabul Ilmi Minal Mahdi Ilal Lahdi Adalah Hadist Maudhu'.Walaupun demikian, matannya shahih dan tidak bertentangan dg hadits yg shahih, sebagaimana contoh pendidikan yg diberikan oleh Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam , Beliau bersabda:
Suruhlah anak kalian shalat ( ﻣُـﺮُﻭْﺍ ﺃَﻭْﻻَﺩَﻛُﻢْ ﺑِﺎﻟﺼَّـﻼَﺓِ )
ketika berumur 7 tahun ('ﻭَﻫُﻢْ ﺃَﺑْﻨَﺎﺀُ ﺳَﺒْﻊِ ﺳِﻨِﻴْﻦ )
Dan kalau sudah berusia 10 tahun meninggal-kan shalat
maka pukullah ia. ( ﻭَﺍﺿْﺮِﺑُﻮْﻫُﻢْ ﻋَﻠَﻴْﻬَﺎ، ﻭَﻫُﻢْ ﺃَﺑْﻨَﺎﺀُ ﻋَﺸْﺮٍ)
Dan pisahkanlah tempat tidurnya
(antara anak laki-laki dan anak wanita).( ﻭَﻓَﺮِّﻗُﻮْﺍ ﺑَﻴْﻨَﻬُﻢْ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻤَﻀَﺎﺟِﻊِ)
(HR.Abu Dawud (no. 495), Ahmad (II/180, 187)

Kesimpulan :
Spirit seorang mukmin untuk mengapai kehidupan yang hakiki ini sejatinya tidak setengah - setengah dalam menuntutnya karena ilmu adalah pintu gerbang kebaikan -kebaikan sedangkan kebaikan adalah aplikasi ilmu yang bermanfaat.

Wallahu 'alam
Bersambung
http:// Abuafka.blogspot.com

Senin, 21 Agustus 2017

Apakah Benar Puasa 1-9 Dzulhijjah Bukanlah Sunah? ?

Lanjutan

Bismillah
Apakah Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam Tidak Puasa Awal 1 sampai 9 Dzulhijjah ?

Sebagaimana hadits dari ‘Aisyah radiallahuanha mengatakan ;
Aku tidak pernah melihat Rasulullah ( ﻣَﺎ ﺭَﺃَﻳْﺖُ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ )
berpuasa pada sepuluh hari bulan Dzulhijah sama sekali. ( ﺻَﺎﺋِﻤًﺎ ﻓِﻰ ﺍﻟْﻌَﺸْﺮِ ﻗَﻂُّ )
(HR. Muslim no. 1176).

Bagaimana Dengan Penjelasan Hadits Mulia Diatas Menurut Ulama :
●Pertama : kaidah ushul fiqh disebutkan perkataan lebih diutamakan dari perbuatan.

Sebab perkataan biasanya lebih mendominasi perintah sedangkan perbuatan bisa berubah kerna kondisi Wallahuta'allam,
Sebagaimana hadits dari Hunaidah bin Kholid, dari istrinya, beberapa istri
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ( (ﻋَﻦْ ﺑَﻌْﺾِ ﺃَﺯْﻭَﺍﺝِ ﺍﻟﻨَّﺒِﻰِّ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ  )
Rasulullah shallalahu ‘ alaihi wasallam  berpuasa pada sembilan
hari awal Dzulhijah, ( ﻗَﺎﻟَﺖْ ﻛَﺎﻥَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻳَﺼُﻮﻡُ ﺗِﺴْﻊَ ﺫِﻯ ﺍﻟْﺤِﺠَّﺔِ )
(HR. Abu Daud no. 2437).

Dan dalam hadits lain disebutkan :
Dari Ibn Abbas radhiallahu ‘anhu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Tidak ada hari dimana suatu amal salih (  ﻣَﺎ ﻣِﻦْ ﺃَﻳَّﺎﻡٍ ﺍﻟْﻌَﻤَﻞُ ﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺢُ  )
lebih dicintai Allah  (  ﻓِﻴﻬَﺎ ﺃَﺣَﺐُّ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ  )
melebihi amal salih yg dilakukan ( ﻣَﺎ ﻣِﻦْ ﺃَﻳَّﺎﻡٍ ﺍﻟْﻌَﻤَﻞُ ﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺢُ ﻓِﻴﻬَﺎ ﺃَﺣَﺐُّ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ )
di sepuluh hari ini  (  ﻣِﻦْ ﻫَﺬِﻩِ ﺍﻷَﻳَّﺎﻡِ )
(sepuluh hari pertama Dzulhijjah). ( ﻳَﻌْﻨِﻰ ﺃَﻳَّﺎﻡَ ﺍﻟْﻌَﺸْﺮِ  )
Para sahabat bertanya, ( ﻗَﺎﻟُﻮﺍ )
Wahai Rasulullah,  ( ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ )
termasuk lebih utama dari jihad fi sabilillah? ( ﻭَﻻَ ﺍﻟْﺠِﻬَﺎﺩُ ﻓِﻰ ﺳَﺒِﻴﻞِ ﺍﻟﻠَّﻪِ  )
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ( ﻗَﺎﻝَ )
Termasuk lebih utama dibanding jihad fi sabilillah. ( ﻭَﻻَ ﺍﻟْﺠِﻬَﺎﺩُ ﻓِﻰ ﺳَﺒِﻴﻞِ ﺍﻟﻠَّﻪِ )
Kec org yg keluar dgn jiwa dan hartanya (ke medan jihad), ( ﺇِﻻَّ ﺭَﺟُﻞٌ ﺧَﺮَﺝَ ﺑِﻨَﻔْﺴِﻪِ ﻭَﻣَﺎﻟِﻪِ )
dan tidak ada 1 pun yg kembali (mati dan hartanya diambil musuh).( ﻓَﻠَﻢْ ﻳَﺮْﺟِﻊْ ﻣِﻦْ ﺫَﻟِﻚَ ﺑِﺸَﻰْﺀٍ)
(HR. Ahmad 1968, Bukhari 969, dan Turmudzi 757).

● Dua : Yang dimaksud riwayat Muslim diatas bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggalkan puasa ketika itu padahal beliau suka melakukannya- karena khawatir umatnya menganggap puasa tersebut wajib. ( Ibnu Hajar Al Asqolani )

● Tiga : Dalam riwayat Hafshoh yang mengatakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah meninggalkan puasa pada sembilan hari awal Dzulhijah tidak bertentangan dengan perkataan ‘Aisyah radhiyallahu anha yang menyatakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah berpuasa sembilan hari Dzulhijah dan perkataan Hafshoh yang menyatakan bahwa beliau malah tidak pernah meninggalkan puasa sembilan hari Dzulhijah, maka yang rajih adalah perkataan yang menetapkan adanya puasa sembilan hari Dzulhijah.( Imam Ahmad ).

Empat : Puasa satu sampai sembilan dihari Dzulhijah adalah sunah dan amalannya para sahabat seperti  Ibnu ‘Umar dan Ulama lain seperti Al Hasan Al Bashri, Ibnu Sirin dan Qotadah juga menyebutkan keutamaan berpuasa pada hari-hari tersebut. Inilah yang menjadi pendapat mayoritas ulama. (Latho-if Al Ma’arif, hal. 459)

Kesimpulan
Bila tidak mampu puas 9 hari dibulan Dzulhijjah berturut -turut  maka jangan kita lengahkan puasa Arafahnya yang dapat mengampuni dosa-dosa kita  Aamiin.

Wallahu a’lam
Bersambung

Minggu, 20 Agustus 2017

Apa itu ( ﺿﻼﻟﺔ ) ??


Bismillah
Senin 29 Dzulqa’dah 1438 H / 20 Agustus 2017 M

Apa Itu DHOLALAH  (KESESATAN )

Dholalah ( ﺿﻼﻟﺔ ) lughat kesesatan
Akar katanya (dholla, yadhillu, dhlaalan dan dholaalatan  ﺿﻞ – ﻳﻀﻞ – ﺿﻼﻻ – ﺿﻼﻟﺔ )

Sedangkan dholalah secara termenologi ialah penyimpangan dari petunjuk kejalan jalan yang lurus/benar (Allah).
Ulama merinci kata dholalah yang berada didalam Al-Qur’an, kata Dholalah sebanyak 151 ayat dan dalam Hadits sebanyak 34 kali. Makna sembilan makna dholalah dalam Al-Qur'an adalah Tergelincir, kerugian, kesengsaraan, kerusakan, kesalahan, celaka, lupa, kebodhan dan kesesatan sebagai lawan kata Hidayah (Petunjuk).
Dari keterangan diatas bearti kesesatan itu memiliki karakteristik sebagaimana rincianya berikut ini :

♢Pertama : Dholalah I’tiqodiyah (Kesesatan Terkait Keyakinan Hidup),
Sebagaimana Allah Aza Wajalla berfirman :
Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa ( ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻻ ﻳَﻐْﻔِﺮُ )
mempersekutukan (sesuatu) dgn Dia, ( ﺃَﻥْ ﻳُﺸْﺮَﻙَ ﺑِﻪِ  )
dan Dia mengampuni dosa yg selain dari syirik itu ( ﻭَﻳَﻐْﻔِﺮُ ﻣَﺎ ﺩُﻭﻥَ ﺫَﻟِﻚَ )
bagi siapa yg dikehendaki-Nya. ( ﻟِﻤَﻦْ ﻳَﺸَﺎﺀُ  )
Barang siapa yg mempersekutukan (sesuatu) dgn Allah, ( ﻭَﻣَﻦْ ﻳُﺸْﺮِﻙْ ﺑِﺎﻟﻠَّﻪِ )
maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya. ( ﻓَﻘَﺪْ ﺿَﻞَّ ﺿَﻼﻻ ﺑَﻌِﻴﺪًﺍ ‏ )
(Q.S. An-Nisa’ ( 4) :116).

Penjelasan ayat :
Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa ( ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻻ ﻳَﻐْﻔِﺮُ )
mempersekutukan (sesuatu) dgn Dia, ( ﺃَﻥْ ﻳُﺸْﺮَﻙَ ﺑِﻪِ  )

Semakna dengan firman Allah Aza wajalla (Qs An-Nisa: 48)
dan Dia mengampuni segala dosa yg selain dari (syirik) itu. ( لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ )
Maksudnya Dia tidak akan memberikan ampunan kepada seorang hamba yang menghadap kepada-Nya dalam keadaan mempersekutukan Dia.

dan Dia mengampuni segala dosa yg selain dari (syirik) itu. ( وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ )
Yang dimaksud dengan ma ( مَا ) dalam ayat ini ialah segala macam dosa.
bagi siapa yang dikehendaki-Nya. ( لِمَنْ يَشَاءُ )
(Qs An-Nisa: 48)
dari kalangan hamba-hamba-Nya.( لِمَنْ يَشَاءُ )

Dalam hadits disebutkan
Imam Ahmad mengatakan, ( قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ )
telah menceritakan kepada kami Yazid ibnu Harun, ( حَدَّثَنَا يَزِيدُ )
telah menceritakan kepada kami Sadaqah ibnu Musa, ( أَخْبَرَنَا صَدَقَةُ بْنُ مُوسَى )
telah menceritakan kepada kami Abu Imran Al-Jauni, ( حَدَّثَنَا أَبُو عِمْرَانَ الْجَوْنِيُّ )
dari Yazid ibnu Abu Musa, ( عَنْ يَزِيدَ بْنِ بَابَنُوسَ )
dari Siti Aisyah  yang menceritakan bahwa ( عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ )
Rasulullah pernah bersabda: ( قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ )
Kitab-2 catatan amal perbuatan di sisi Allah ada 3 macam, ( الدَّوَاوِينُ عِنْدَ اللَّهِ ثَلَاثَةٌ؛ )
yaitu: Kitab catatan yg tidak diindahkan oleh Allah ( دِيوَانٌ لَا يَعْبَأُ اللَّهُ )
adanya barang sedikit pun, ( بِهِ شَيْئًا )
kitab catatan yg tidak dibiarkan oleh Allah ( وَدِيوَانٌ لَا يَتْرُكُ اللَّهُ )
barang sedikit pun darinya, ( مِنْهُ شَيْئًا )
dan kitab catatan yg tidak diampuni oleh Allah. ( وَدِيوَانٌ لَا يَغْفِرُهُ اللَّهُ )
Adapun kitab catatan yg tidak diampuni oleh Allah ( فَأَمَّا الدِّيوَانُ الَّذِي لَا يَغْفِرُهُ اللَّهُ )
ialah perbuatan mempersekutukan Allah. ( فَالشِّرْكُ بِاللَّهِ )
Allah telah berfirman ( قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ )
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, ( إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ  )
dan Dia mengampuni segala dosa yg selain dari (syirik) itu. ( وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذلِكَ )
bagi siapa yang dikehendaki-Nya.( لِمَنْ يَشاءُ )
Barang siapa yg mempersekutukan Allah, ( وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ )
maka sungguh ia telah berbuat dosa yg besar. ( فَقَدِ افْتَرى إِثْماً عَظِيماً )
(QS An-Nisa: 48),
Sesungguhnya og yg mempersekutukan (sesuatu dg) Allah, ( إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ )
maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga. ( فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ )
(Qs Al-Maidah: 72)
Adapun mengenai kitab Catatan yg tidak diindahkan oleh Allah ( وَأَمَّا الدِّيوَانُ الَّذِي لَا يَعْبَأُ اللَّهُ )
barang sedikit pun, ( بِهِ شَيْئًا )
berkaitan dg perbuatan aniaya seorang hamba kepada dirinya sendiri ( فَظُلْمُ الْعَبْدِ نَفْسَهُ )
menyangkut dosa antara dia dengan Allah, ( فِيمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ رَبِّهِ )
seperti tidak berpuasa sehari  ( مِنْ صَوْمِ يَوْمٍ تَرْكَهُ )
atau meninggalkan suatu salat ( أَوْ صَلَاةٍ تَرْكَهَا )
maka sesungguhnya Allah mengampuni hal tersebut  ( فَإِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ ذَلِكَ )
dan memaafkannya jika Dia menghendaki. ( وَيَتَجَاوَزُ إِنْ شَاءَ )
Adapun mengenai kitab catatan yg tidak dibiarkan oleh Allah ( وَأَمَّا الدِّيوَانُ الَّذِي لَا يَتْرُكُ اللَّهُ )
barang sedikit pun darinya, ( مِنْهُ شَيْئًا )
maka menyangkut perbuatan aniaya sebagian para hamba ( فَظُلْمُ الْعِبَادِ )
terhadap sebagian yg lain, ( بَعْضِهِمْ بَعْضًا )
hukumannya ialah qisas sebagai suatu kepastian. ( الْقَصَاصُ لَا مَحَالَةَ )
( HR Ahmad secara munfarid (menyendiri) didalam kitab tafsir Ibnu Katsir )

♢Kedua Dholalah Thoriqiyah (Kesesatan Terkait Jalan Hidup)

Allah Aza Wajalla berfirman ;
Dan tidaklah patut bagi laki-laki yg Mu’min ( ﻭَﻣَﺎ ﻛَﺎﻥَ ﻟِﻤُﺆْﻣِﻦٍ )
dan tidak (pula) bagi perempuan yg Mu’min, ( ﻭَﻻ ﻣُﺆْﻣِﻨَﺔٍ )
apabila Allah dan Rasul-Nya ( ﺇِﺫَﺍ ﻗَﻀَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻭَﺭَﺳُﻮﻟُﻪُ )
telah menetapkan suatu ketetapan, ( ﺃَﻣْﺮًﺍ )
akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) ( ﺃَﻥْ ﻳَﻜُﻮﻥَ ﻟَﻬُﻢُ )
tentang urusan mereka. ( ﺍﻟْﺨِﻴَﺮَﺓُ ﻣِﻦْ ﺃَﻣْﺮِﻫِﻢْ )
Dan barang siapa mendurhakai Allah  ( ﻭَﻣَﻦْ ﻳَﻌْﺺِ ﺍﻟﻠَّﻪَ )
dan Rasul-Nya ( ﻭَﺭَﺳُﻮﻟَﻪُ )
maka sungguhlah dia telah sesat, ( ﻓَﻘَﺪْ ﺿَﻞَّ )
dalam keadaan sesat yang nyata. ( ﺿَﻼﻻ ﻣُﺒِﻴﻨًﺎ ‏ )
(Q.S. Al-Ahzab (33) : 36)

Faidah ayat apabila manusia tidak mau mengikuti jalan (sunah) hidupnya Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam pasti akan tersesat.

♢Tiga Dholalah ‘Amaliyah (Kesesatan Terkait Aktivitas Hidup)

Allah Aza Wajalla berfirman ;
Dan aku benar-2 akan menyesatkan mereka, ( ﻭَﻷُﺿِﻠَّﻨَّﻬُﻢْ )
dan akan membangkitkan angan-2 kosong pada mereka ( ﻭَﻷُﻣَﻨِّﻴَﻨَّﻬُﻢْ )
dan akan menyuruh mereka (memotong telinga-2 binatang ternak), ( ﻭَﻵﻣُﺮَﻧَّﻬُﻢْ )
lalu mereka benar-2 memotongnya, ( ﻓَﻠَﻴُﺒَﺘِّﻜُﻦَّ ﺁﺫَﺍﻥَ ﺍﻷَﻧْﻌَﺎﻡِ )
dan akan aku suruh mereka (merubah ciptaan Allah), ( ﻭَﻵﻣُﺮَﻧَّﻬُﻢْ )
lalu benar - 2 mereka merobahnya. ( ﻓَﻠَﻴُﻐَﻴِّﺮُﻥَّ ﺧَﻠْﻖَ ﺍﻟﻠَّﻪِ )
Barang siapa yg menjadikan setan ( ﻭَﻣَﻦْ ﻳَﺘَّﺨِﺬِ ﺍﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥَ )
menjadi pelindung selain Allah, ( ﻭَﻟِﻴًّﺎ ﻣِﻦْ ﺩُﻭﻥِ ﺍﻟﻠَّﻪِ )
maka sesungguhnya ia menderita kerugian yg nyata ( ﻓَﻘَﺪْ ﺧَﺴِﺮَ ﺧُﺴْﺮَﺍﻧًﺎ ﻣُﺒِﻴﻨًﺎ ‏ )
(Q.S. An-Nisa’:119).

♢ Empat Dholah Ilhamiyah (Insting Hewani).

Terkait dengan kecendrungan alami yang ada dalam diri manusia untuk melakukan penyimpangan dalam hal-hal yang tidak bermanfaat atau merugikan diri mereka atau orang lain, atau berlawanan dengan nilai-nilai kebenaran dan kebaikan. Realisasinya tergantung atas pilihan mereka sendiri.Sumbernya adalah hawa nafsu ya ng ada dalam diri mereka. Allah Aza wajalla berfirman :
Bukankah Kami telah memberikan kepadanya 2 buah mata ( ﺃَﻟَﻢْ ﻧَﺠْﻌَﻞْ ﻟَﻪُ ﻋَﻴْﻨَﻴْﻦِ )
Dan lidah beserta dua bibir ( ﻭَﻟِﺴَﺎﻧًﺎ ﻭَﺷَﻔَﺘَﻴْﻦِ )
Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan --
(jalan kebaikan dan jalan keburukan) (  ﻭَﻫَﺪَﻳْﻨَﺎﻩُ ﺍﻟﻨَّﺠْﺪَﻳْﻦِ ‏ )
(Q.S. Al-Balad (90) : 8 – 10).

Kesimpulan
Allah Aza Wajalla mengilhamkan manusia untuk memilih kebaikan atau keburukan, karena sudah jelas posisi balasannya hanya Insan yang beruntunglah yang mau berfikir?

Wallahuta'allam
Bersambung ....

Refrensi
Tafsir Ibnu Katsir




Hukum Surat Izin Mengemudi (SIM ) Dalam Pandangan Islam




Apa itu SIM ??
(Surat Izin Mengemudi)

Bismillah
Ahad 28 Dzulqa’dah 1438 H / 20 Agustus 2017 M

Hukum Berkendaraan Tidak Punya SIM
Menurut Kaca Mata Islam

Telah kita ketahui bersama bahwa Negara Indonesia adalah negara hukum yang berdasarkan UU (Undang-Undang ). Salah satu wujud dari mematuhi peraturan berkendaraan adalah membuat atau memiliki Kartu Surat Izin Mengemudi (SIM ) .
Surat izin Mengemudi (SIM) adalah bukti registrasi dan identifikasi yang diberikan oleh Polri kepada seseorang yang telah memenuhi persyaratan administrasi, sehat jasmani dan rohani, memahami peraturan lalu lintas dan terampil mengemudikan kendaraan bermotor. Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan wajib memiliki Surat Izin Mengemudi sesuai dengan jenis Kendaraan Bermotor yang dikemudikan (Pasal 77 ayat (1) UU No.22 Tahun 2009).
Selengkapnya golongan SIM perseorangan berdasarkan Pasal 80 UU No. 22 Tahun 2009 dan golongan SIM Umum berdasarkan Pasal 82 UU No. 22 Tahun 2009:

Maka pada prinsipnya setiap muslim harus memenuhi setiap aturan yang berlaku baginya. Termasuk aturan ketika dia berlalu lintas. Sebagaimana dalil umum yang Allah Aza Wajalla perintahkan untuk taat kepada ulil Amri :
Hai orang-2 yg beriman, ( يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا )
taatilah Allah dan taatilah Ra-sul-Nya, ( أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ )
dan ulil amri di antara kalian. ( وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ )
( Qs An-Nisa, ayat 59)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, disebutkan:
Kekasihku (Nabi) telah mewasiatkan kepadaku agar aku tunduk dan patuh -
(kepada pemimpin), ( أَوْصَانِي خَلِيلِي أَنْ أَسْمَعَ وَأُطِيعَ )
sekalipun dia (si pemimpin) adalah budak Habsyah yg cacat anggota tubuhnya
(tuna daksa). ( وَإِنْ كَانَ عَبْدًا حَبَشِيًّا مُجَدَّع الْأَطْرَافِ )
(HR Muslim).

Dalil umum diatas menunjukan wajibnya ta'at terhadap pemerintah yang mengajak kemaslahatan umat dan haram membangkang terhadap pemerintah kecuali dalam hal maksiat.Diperjelas dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Setiap muslim harus mengikuti kesepakatan mereka. ( الْمُسْلِمُونَ عَلَى شُرُوطِهِمْ )
(HR. Abu Daud 3596 ).

Dari Dalil-dalil diatas para ulama memberkan fatwanya diantaranya adalah fatwa :

~ Lajnah Daimah
Peraturan lalu lintas ditetapkan demi kemaslahatan umum kaum muslimin. Wajib bagi seluruh pengemudi untuk memperhatikan dan melaksanakan peraturan tersebut. Karena ketika aturan itu dilaksanakan menghasilkan maslahat bagi masyarakat. Sebaliknya ketika itu dilanggar, akan terjadi banyak kecelakaan dan membahayakan orang lain serta akan ancaman bahaya lainnya.(Fatwa Lajnah no. 15752)

~ Syaikh Ibnu Baz
Setiap muslim dan non muslim tidak diperbolehkan melanggar aturan negara dalam hal lalu lintas. Karena pelanggaran itu bisa membahayakan dirinya dan orang lain.
Negara membuat aturan itu didasari semangat untuk mewujudkan maslahat bagi semua masyarakat dan menghindari bahaya yang mengancam kaum muslimin. Oleh karena itu siapapun tidak boleh melanggar aturan itu. Para penanggung jawab berhak untuk memberi sanksi orang yang melakukan pelanggaran.(Fatawa Islamiyah, 4/536).

Standardisasi di negara kita Indonesia adalah bagi mereka yang hendak menggunakan kendaraan mobil dan  bermotor, dia diharuskan memiliki surat izin yang dikeluarkan pihak kepolisian. Tujuannya adalah untuk menekan angka pengguna jalan yang belum memenuhi kelayakan, sehingga bisa memicu kecelakaan dan lain -lain

Kesimpulan
Tanda kebaikan keislaman seseorang adalah  tunduk dan patuh dengan peraturan yang membawa maslahah. Maka patut dicermati UU dibuat untuk ditaati bukan untuk dilanggar , kalau bukan kita siapa lagi ??  Kalau bukan sekarang kapan lagi ?? Warga negara lain, tidak mungkin. Al -Jawab ibda' binafsik ( diamali dari 3M).

Menurut Islam wajib mentaati pemerintah yang mengajak kebaikan, jadi wajib memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM ) bagi yang berkendaraan.

Wallahuta'allam
Semoga ada manfaatnya bagi kita semua dan semoga Allah ampuni dosa-dosa kita Aamiin.

http:// Abuafka.blogspot.com
- Tafsir Ibnu Katsir
- Wikipedia bahasa Indonesia
- Kumpulan Fatwa ulama.

Sabtu, 19 Agustus 2017

Gaya hidup dan berfikirnya orang-orang yang tidak beriman kepada Allah Aza Wajalla(bagian ke 2).


Bismillah
Ahad 28 Dzulqa’dah 1438 H / 20 Agustus 2017 M

Gaya hidup dan berfikirnya orang-orang yang tidak beriman kepada Allah Aza Wajalla(bagian ke 2).

Mereka tidak meyakini hari pembalasan, kata mereka hidup ini hanyalah didunia adapun balasan itu tergantung dengan sebab dan akibat tidak ada hari kiamat dan hari pembalasan sehingga Allah Aza Wajalla berfirman :
kehidupan itu tidak lain hanyalah kehidupan kita di dunia ini, ( إِنْ هِيَ إِلا حَيَاتُنَا الدُّنْيَا  )
kita mati dan kita hidup ( نَمُوتُ وَنَحْيَا )
dan sekali-kali tidak akan dibangkitkan lagi, ( وَمَا نَحْنُ بِمَبْعُوثِينَ )
(QS Al-Mukminun Ayat 37).

Faidah Ayat : Allah Aza Wajalla mengisahkan didalam Al-Qur'an tentang pola pikir orang-orang kafir sebagaimana mereka menampakan kekafiranya dengan tidak beriman dengan hari pembalasan kata lainya tidak beriman kepada Allah sehingga berbuat semau mereka.Hal ini Allah jadikan peringatan dan pelajaran bagi kaum muslimin agar tidak meniru pola pikir seperti mereka , lisan mengakui hari pembalasan namun perbuatan menyelisihinya , mengakui bahwa Allah Aza Wajalla sebagai illahnya namun berat atau sama sekali tidak shalat, mengaku beriman kepada Allah , namun perbuatan mereka selalu menyelisihi syari’at-Nya dan sebaliknya mereka menjadikan hawa nafsunya sebagai illahnya maka hakim kehidupannya tergantung dengan seleranya.
Kalau sudah menyeluruh subhatnya maka sudah tidak ada beda lagi dengan orang yang Allah murkai ( kafir ) , sebagaimana Allah Aza Wajalla berfirman seakan-akan bertanya kepada manusia. Dalam ayat yang mulia ini Allah Aza Wajalla menyuruh Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam untuk bertanya Apakah sama orang yang mengetahui dan orang yang tidak mengetahui?.
Sebagaimana Allah berfirman,
Katakanlah (wahai Muhammad) ( ﻗُﻞْ )
apakah sama orang-2 yg mengetahui ( ﻫَﻞْ ﻳَﺴْﺘَﻮِﻱ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻳَﻌْﻠَﻤُﻮﻥَ )
dan orang-2 yg tidak mengetahui .( ﻭَﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻟَﺎ ﻳَﻌْﻠَﻤُﻮﻥَ )
Sesungguhnya org yg berakallah yg dapat menerima pelajaran. ( ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﻳَﺘَﺬَﻛَّﺮُ ﺃُﻭْﻟُﻮﺍ ﺍﻟْﺄَﻟْﺒَﺎﺏِ )
(QS Az Zumar (39): 9 )

Ini adalah pertanyaan yang tidak perlu dijawab, karena sudah pasti beda orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengatahui, orang yang berilmu dan yang tidak berilmu. Jangankan manusia, hewan saja berbeda antara yang berilmu dan yang tidak berilmu. Allah berfirman, Katakanlah: Dihalalkan bagimu yang baik-baik dan (buruan yang ditangkap) oleh binatang buas yang telah kamu ajar dengan melatih nya untuk berburu (Qs Al-Maidah (5) : 4). Hasil tangkapan binatang pemburu yang terlatih (berilmu) halal dimakan, tidak demikian tangkapan hewan buas pada umumnya.

Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin membawakan dan menjelaskan ayat diatas di awal bab Keutamaan Ilmu dalam Kitabul Ilmi beliau. Diantaranya beliau berkata, Tidak sama orang yang berilmu dan tidak berilmu, sebagaimana tidak sama orang yang hidup dengan yang mati, yang mendengar dengan yang tuli, yang melihat dengan yang buta. Ilmu adalah cahaya yang dengannya manusia mendapat petunjuk, yang denganya manusia keluar dari kegelapan menuju cahaya. Dengan ilmu Allah mengangkat/melebihkan siapa yang dikehendakinya dari para makhluqNya. Allah berfirman, Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (Qs Al Mujadalah: 11) (kitabul Ilmi, hal 13)

Ilmu adalah yang bersumber dari Al-Quran dan As- Sunah , dengan ilmu seorang muslim beriman kepada Allah dan meyakakini kehidupan didunia ini akan berakhir dan akan ada hari pembalasan.

Ya Allah Ampuni dosa ( sikap ) kami yang bertasabuh (menyerupai ) orang-orang kafir dalam seluruh aktifitas kami.

Wallahuta'allam
Bersambung

Refrensi
Tafsir Ibnu Katsir




Wahai Ahlussunah Janganlah Engkau Takut Walaupun Engkau Bersendirian


Bismillah
Sabtu 27 Dzulqo’dah 1438 H / 19 Agustus 2017
Wahai Ahlussunah Wal Jama’ah
Janganlah Engkau Takut Walaupun Engkau Bersendirian

Karena itu, janganlah kalian takut kpd manusia, ( فَلا تَخْشَوُا النَّاسَ )
(tetapi) takutlah kepada-Ku. ( وَاخْشَوْنِ )
(Qs Al-Maidah ( 5) : 44)

Jangan takut kepada manusia yakni dengan cara tidak mengikuti dan jangan hiraukan apa saja yang mereka sampaikan untuk melemahkan keimanan kepada Allah Aza Waajalla sebagaimana firmannya :
Dan janganlah kamu menuruti orang-2 yg kafir ( وَلا تُطِعِ الْكَافِرِينَ )
dan orang-2 munafik itu, ( وَالْمُنَافِقِينَ )
janganlah kamu hiraukan gangguan mereka. ( وَدَعْ أَذَاهُمْ )

Maksudnya adalah janganlah kamu tunduk kepada mereka, jangan pula kamu dengar apa yang mereka katakan.

janganlah kamu hiraukan gangguan mereka. ( وَدَعْ أَذَاهُمْ )
Maksudnya maafkanlah dan ampunilah mereka, serta pasrahkanlah urusan mereka kepada Allah. Karena sesungguhnya dengan berpasrah diri kepada Allah, kamu akan mendapat perlindungan dan pertolongan dari­Nya serta terhindar dari gangguan mereka. Karena itulah dalam firman berikutnya disebutkan:

dan bertawakallah kepada Allah. ( وَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ )
Dan cukuplah Allah sebagai Pelindung.( وَكَفَى بِاللَّهِ وَكِيلا )
(Qs Al-Ahzab( 33) : 48)
(Tafsir Ibnu Katsir)

Sebagaimana seorang ulama salaf berkata :
Peganglah kebenaran walau anda sendirian ( الزم الحق ولو كنت وحدك )
Bahkan seorang ulama salaf mengeluhkan tentang banyaknya orang yang menyelisihinya. Lalu Ibnu Mas'ud Radhiyallahu Anhu menasihatinya :

Engkau adalah jamaah walaupun engkau sendirian ( انت الجماعة وإن كنت وحدك )
Dalam riwayat lain :
Al-Jama'ah itu adalah ( الجماعة )
yg selaras dengan kebenaran ( ما وافق الحق )
walaupun engkau seorang diri ( وإن كنت وحدك )

Allahumma ja'alni min qolil ( ﺍﻟﻠَّﻬﻢ ﺍﺟﻌﻠﻨﻲ ﻣﻦ ﺍﻟﻘﻠﻴﻞ ) Ya Allah jadikanlah aku bagian dari orang-orang yang sedikit.

Wallahuta'allam
Bersambung

Refrensi
Al-Qur'an
Tafsir Ibnu Katsir







Jumat, 18 Agustus 2017

Wahai Orang Tua Berdoalah Agar Mendapat Keturunan Yang Shalih






Bismillah
Jumat 26 Dzulqa’dah 1438 H/ 17 Agustus 20 17 M

Untukmu Wahai Orang Tua Berdoalah Agar Mendapat Keturunan Yang Shalih

Sudah maklum bagi pasutri yakni salah satu tujuan membangun rumah tangga adalah meneruskan garis keturunan. Kehadiaran anak menjadi pelengkap kebahagiaan sebuah keluarga ideal. Keluarga tanpa anak, bak ruang hampa tanpa perabotan. Terlebih mereka yang memahami keutamaan anak bagi orang tua dalam Islam, sejuta harapan untuk memiliki anak akan senantiasa membayang-bayangi hidupnya. Hanya saja, kenyataan tidak selalu mengikuti harapan. Namun, sebagai orang yang beriman, kita tidak perlu terlalu merisaukan. Karena apapun yang kita alami, tidak akan disia-siakan. Semua bisa menjadi pahala.Yang terbaik itu takdir Allah dan husnuzhan kepadaNya-lah keputusan terakhir bagi seorang yang yakin dengan janah-Nya . Allah Aza Waajalla berfirman :
Boleh jadi kalian membenci sesuatu, ( وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا  )
padahal ia amat baik bagi kalian. ( وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ )
dan boleh jadi (pula) kalian menyukai sesuatu, ( وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا )
padahal ia amat buruk bagi kalian. ( وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ )
Allah mengetahui, ( وَاللَّهُ يَعْلَمُ )
sedangkan kalian tidak mengetahui. ( وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ )
(Qs Al-Baqarah: 216)

Maksudnya Allah lebih mengetahui tentang akibat dari semua perkara daripada kalian, dan lebih melihat tentang hal-hal yang di dalamnya terkandung kemaslahatan dunia dan akhirat bagi kalian. Maka perkenankanlah seruan-Nya dan taatilah perintah-Nya, mudah-mudahan kalian mendapat petunjuk.

Manusia hanya berusaha Ikhtiar , baik dengan cara berdoa kepada Allah Aza Wajalla ketika hendak berhajat , maka yang utama tanamkan keyakinan secara mendalam bahwa Allah yang mangatur semua keturunan manusia.

Hanya milik Allah kerajaan langit dan bumi. ( ﻟِﻠَّﻪِ ﻣُﻠْﻚُ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﻭَﺍﺕِ ﻭَﺍﻟْﺄَﺭْﺽِ  )
Dia menciptakan apa yg Dia kehendaki. ( ﻳَﺨْﻠُﻖُ ﻣَﺎ ﻳَﺸَﺎﺀُ )
Dia memberi anak perempuan kepada siapa saja yg Dia kehendaki, ( ﻳَﻬَﺐُ ﻟِﻤَﻦْ ﻳَﺸَﺎﺀُ ﺇِﻧَﺎﺛًﺎ )
dan Dia memberi anak laki-2 kepada siapa saja yg Dia kehendaki. ( ﻭَﻳَﻬَﺐُ ﻟِﻤَﻦْ ﻳَﺸَﺎﺀُ ﺍﻟﺬُّﻛُﻮﺭَ‏ )
Atau Dia memberi sepasang anak perempuan dan laki-laki. ( ﺃَﻭْ ﻳُﺰَﻭِّﺟُﻬُﻢْ ﺫُﻛْﺮَﺍﻧًﺎ ﻭَﺇِﻧَﺎﺛًﺎ  )
Dia juga yg menjadikan siapa saja yg Dia kehendaki  ( ﻭَﻳَﺠْﻌَﻞُ ﻣَﻦْ ﻳَﺸَﺎﺀُ )
sebagai org mandul. ( ﻋَﻘِﻴﻤًﺎ )
Sesunguhnya Dia Maha Mengetahui dan Maha Kuasa . ( ﺇِﻧَّﻪُ ﻋَﻠِﻴﻢٌ ﻗَﺪِﻳﺮٌ )
(QS. As-Syura (42) 49 – 50).

Sudah semestinya seorang yang kokok keimanannya kepada Allah Aza Wajalla dapat memahami hal ini, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), ( َﺇِﺫَﺍ ﺫُﻛِﺮَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻭَﺟِﻠَﺖْ ﻗُﻠُﻮﺑُﻬُﻢْ ﻭَﺇِﺫَﺍ ﺗُﻠِﻴَﺖْ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢْ ﺁﻳَﺎﺗُﻪُ ﺯَﺍﺩَﺗْﻬُﻢْ ﺇِﻳﻤَﺎﻧًﺎ ) sehingga keimanan yang benar tersebut dapat melahirkan semangat anda untuk semakin berharap kepada karunia Allah akan menjadi besar. Anda akan semakin bersandar kepada Sang Kuasa dan tidak bosan mengulang-ulang doa dan permohonan kepada-Nya. Dengan semangat ini, diharapkan bisa menjadi sebab Allah memperkenankan doanya. Karena sekali lagi, kekuatan doa itu setingkat dengan kekuatan keyakinan dan semangatnya. Semakna dengan doa adalah senjatanya orang mukmin ( ﺍﻟﺪُّﻋَﺎﺀُ ﺳِﻼﺡُ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻦِ ).

Sebuah fakta dan kisah - kisah teladan yang layak dicatat kedalam lubuk hati kita untuk kita tiru, yang pada akhir-2 ini melanda dan mengkikis kesabaran umat akhir zaman . Sebagaimana Allah Aza Waajalla berfirman tentang ketabahan Nabi Zakariya ‘alaihis salam yang telah Allah Uji kesabarannya sampai di usia senja, Allah belum memberikan karunia anak untuk beliau. Namun, beliau tidak pupus harapan, sampaipun dalam kondisi yang membuat orang umumnya putus asa untuk memiliki anak. Sampai endingnya Allah Aza Wajalla abadikan dalam Alquran, Allah kisahkan doa Nabi Zakariya,
dgn firman-Nya :
Menyebutkan penjelasan tentang rahmat Robbmu ( ﺫِﻛْﺮُ ﺭَﺣْﻤَﺖِ ﺭَﺑِّﻚَ )
kepada hamba-Nya, Zakaria ( ﻋَﺒْﺪَﻩُ ﺯَﻛَﺮِﻳَّﺎ ‏ )
Tatkala ia berdoa kepada Robnya dgn suara yg lembut ( ﺇِﺫْ ﻧَﺎﺩَﻯ ﺭَﺑَّﻪُ ﻧِﺪَﺍﺀً ﺧَﻔِﻴًّﺎ ‏ )
Ia berkata Ya Tuhanku,  ( ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺏِّ  )
sesungguhnya tulangku telah lemah ( ﺇِﻧِّﻲ ﻭَﻫَﻦَ ﺍﻟْﻌَﻈْﻢُ  )
dan kepalaku telah ditumbuhi uban,  ( ﻣِﻨِّﻲ ﻭَﺍﺷْﺘَﻌَﻞَ ﺍﻟﺮَّﺃْﺱُ ﺷَﻴْﺒًﺎ )
dan aku belum pernah kecewa dlm berdoa kpd Engkau, ( ﻭَﻟَﻢْ ﺃَﻛُﻦْ ﺑِﺪُﻋَﺎﺋِﻚَ  )
ya Tuhanku ( ﺭَﺏِّ ﺷَﻘِﻴًّﺎ ‏ )
Sesungguhnya aku khawatir terhadap kerabatku sepeninggalku, ( ﻭَﺇِﻧِّﻲ ﺧِﻔْﺖُ ﺍﻟْﻤَﻮَﺍﻟِﻲَ ﻣِﻦْ ﻭَﺭَﺍﺋِﻲ )
sedang istriku adalah seorang yg mandul , ( ﻭَﻛَﺎﻧَﺖِ ﺍﻣْﺮَﺃَﺗِﻲ ﻋَﺎﻗِﺮًﺍ  )
maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera ( ﻓَﻬَﺐْ ﻟِﻲ ﻣِﻦْ ﻟَﺪُﻧْﻚَ ﻭَﻟِﻴًّﺎ ‏ )
yg akan mewarisi aku dan mewarisi keluarga Ya’qub ( ﻳَﺮِﺛُﻨِﻲ ﻭَﻳَﺮِﺙُ ﻣِﻦْ ﺁﻝِ ﻳَﻌْﻘُﻮﺏَ )
dan jadikanlah ia, ya Robbku, seorang yang diridhai. ( ﻭَﺍﺟْﻌَﻠْﻪُ ﺭَﺏِّ ﺭَﺿِﻴًّﺎ ‏ )
(QS. Maryam ( 19 ) 2 – 6).

Dalam ayat lain disebutkan bahwa Nabi Zakaria sudah tua, istri beliau mandul, yang secara logika manusia, mustahil punya keturunan. Tapi bagi Allah lain. Dia Maha Kuasa untuk memberikan apa yang beliau harapkan. Allah mengabulkan doa Zakariya, Dalam firman-Nya :
Ingatlah kisah Zakaria, tatkala ia menyeru Robb-Nya ( ﻭَﺯَﻛَﺮِﻳَّﺎ ﺇِﺫْ ﻧَﺎﺩَﻯ ﺭَﺑَّﻪُ )
Ya Robbku jgnlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri ( ﺭَﺏِّ ﻟَﺎ ﺗَﺬَﺭْﻧِﻲ ﻓَﺮْﺩًﺍ )
dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik. ( ﻭَﺃَﻧﺖَ ﺧَﻴْﺮُ ﺍﻟْﻮَﺍﺭِﺛِﻴﻦَ )
Maka Kami memperkenankan doanya, ( ﻓَﺎﺳْﺘَﺠَﺒْﻨَﺎ ﻟَﻪُ )
dan Kami anugerahkan kepada nya Yahya ( ﻭَﻭَﻫَﺒْﻨَﺎ ﻟَﻪُ ﻳَﺤْﻴَﻰ )
dan Aku perbaiki isterinya (sehingga dapat mengandung). ( ﻭَﺃَﺻْﻠَﺤْﻨَﺎ ﻟَﻪُ ﺯَﻭْﺟَﻪُ )
Sesungguhnya mereka adalah orang-2 ( ﺇِﻧَّﻬُﻢْ ﻛَﺎﻧُﻮﺍ  )
yg selalu bersegera dlm (mengerjakan) perbuatan-2 yg baik ( ﻳُﺴَﺎﺭِﻋُﻮﻥَ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺨَﻴْﺮَﺍﺕِ )
dan mereka berdoa kepada Kami  ( ﻭَﻳَﺪْﻋُﻮﻧَﻨَﺎ )
dengan penuh harap dan cemas. ( ﺭَﻏَﺒًﺎ ﻭَﺭَﻫَﺒًﺎ )
Mereka adalah orang-2 yg khusyu’ kepada Kami . ( ﻭَﻛَﺎﻧُﻮﺍ ﻟَﻨَﺎ ﺧَﺎﺷِﻌِﻴﻦَ )
(QS. Al-Anbiya (21) 89 – 90).

Mudah - mudahan Allah Aza Waajalla memudahkan langkah kita dalam kebaikan sehingga kita betul-betul meyakini bahwa Allahlah yang mengatur semua keturunan hamba-Nya, hanya itulah obat yang bisa membawa diri kita untuk menerima dan ridha terhadap takdir dan ketetapan Allah. Sehingga sekalipun dia tidak memiliki anak, kesabarannya bisa menjadi sumber pahala baginya.

Wallahuta'allam
Bersambung

Refrensi :
- Al-Quran dan Tafsir Ibnu Katsir

http:// Abuafka.blogspot.com

Kamis, 17 Agustus 2017

Apakah Anda Lelaki Yang Soleh ????


Bismillah
Jumat 26 Dzulhijjah 1438 H / 17 Agustus 2017 M
17 Tipe Lelaki Soleh

Sebuah harapan seluruh orang-orang yang beriman menjadi lelaki yang soleh dengan harapan lelaki soleh dapat menggiring dirinya dan keluarganya kedalam janahnya Allah Aza Wajalla Aamiin, Diantaranya tipe orang yang soleh.

◇◆ 1. Sangat taat kepada Allah dan Rasul-Nya

Allah Azza wa Jalla berfirman:
Dan taatlah kepada Allah ( ﻭَﺃَﻃِﻴﻌُﻮﺍ ﺍﻟﻠﻪَ )
dan RasulNya ( ( ﻭَﺃَﻃِﻴﻌُﻮﺍ ﺍﻟﻠﻪَ )
jika kamu adalah orang-2 beriman ( ﺇِﻥ ﻛُﻨﺘُﻢ ﻣُّﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ )
( Qs Al Anfal (8) :1)

Maksud Ayat  Dan taatlah kepada Allah ( ﻭَﺃَﻃِﻴﻌُﻮﺍ ﺍﻟﻠﻪَ )
dan RasulNya ( ( ﻭَﺃَﻃِﻴﻌُﻮﺍ ﺍﻟﻠﻪَ )

Artinya terimalah apa yang dibagikan Nabi kepada kalian, karena sesungguhnya pembagian yang dilakukan olehnya semata-mata hanyalah berdasarkan apa yang diperintahkan oleh Allah kepadanya, yaitu berdasarkan keadilan dan kebijaksanaan. Ibnu Abbas mengatakan bahwa hal ini merupakan perintah dari Allah dan Rasul-Nya agar mereka bertakwa dan memperbaiki hubungan di antara sesama mereka.

◇◆ 2. Jihat Adalah Program Hidupnya

Dan berjihadlah kamu di jalan Allah ( ﻭَﺟَﺎﻫِﺪُﻭﺍ ﻓِﻲ ﺍﻟﻠَّﻪِ  )
dengan jihad yg sebenar-benarnya. ( ﺣَﻖَّ ﺟِﻬَﺎﺩِﻩِ )
( Qs Al-Hajj (22) : 78)

◇◆ 3. Mati Sahid Adalah Cita -cita hidupnya

Dalam potongan hadits Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda ;
Siapa yg terbunuh di jalan Allah, ( ﻣَﻦْ ﻗُﺘِﻞَ ﻓِﻲ ﺳَﺒِﻴﻞِ ﺍﻟﻠﻪِ )
dia syahid. ( ﻓَﻬُﻮَ ﺷَﻬِﻴﺪٌ )
Siapa yg mati (tanpa dibunuh) di jalan Allah ( ﻭَﻣَﻦْ ﻣَﺎﺕَ ﻓِﻲ ﺳَﺒِﻴﻞِ ﺍﻟﻠﻪِ )
dia syahid, ( dia syahid, ) ( ﻓَﻬُﻮَ ﺷَﻬِﻴﺪٌ )
(HR. Muslim 1915).

Didalam riwayat lain
Rasulullah bersabda ( ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ )
Barangsiapa memohon syahadah --
(mati dalam keadaan syahid) ( ﻣَﻦْ ﻃَﻠَﺐَ ﺍﻟﺸَّﻬَﺎﺩَﺓَ )
dengan sungguh-sungguh, ( ﺻَﺎﺩِﻗًﺎ  )
maka sungguh ia akan diberi pahala seperti pahala --
mati syahid meskipun ia tidak mati syahid. (  ﺃُﻋْﻄِﻴَﻬَﺎ ﻭَﻟَﻮْ ﻟَﻢْ ﺗُﺼِﺒْﻪُ  )
( HR.MUSLIM 3531)

Sebagaimana Umar bin Khattab radhiyallahu ’anhu yang menjelang kematiannya berdoa: Ya Allah karuniailah aku mati syahid di bumi RasulMu (Madinah)..

Dan Istilah masyur cita -cita pendahulu kita :  Isy kariman au mut syahidan ( Be a Good Moslem or Die as a Syuhada ) sebuah nasehat mahal dari Asma binti Abu Bakar kepada anaknya, Abdullah bin Zubeir.)

Dari hadis diatas Al-Hafidz Al-Aini membagi syahid menjadi tiga macam.
Dalam kitab ‘At-Taudhih’ disebutkan  ﻭَﻓِﻲ  ﺍﻟﺘَّﻮْﺿِﻴﺢ )‏)
Orang yg mati syahid ada 3 ( ﺍﻟﺸُّﻬَﺪَﺍﺀ ﺛَﻠَﺎﺛَﺔ ﺃَﻗﺴَﺎﻡ )
Syahid dunia dan akhirat, ( ﺷَﻬِﻴﺪ ﻓِﻲ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻭَﺍﻟْﺂﺧِﺮَﺓ )
merekalah org yg terbunuh karena sebab apapun --
di medan perang melawan orang kafir. ( ﻭَﻫُﻮَ ﺍﻟْﻤَﻘْﺘُﻮﻝ ﻓِﻲ ﺣَﺮْﺏ ﺍﻟْﻜﻔَّﺎﺭ )
Syahid akhirat, namun hukum di dunia tidak syahid. ( ﺑِﺴَﺒَﺐ ﻣﻦ ﺍﻟْﺄَﺳْﺒَﺎﺏ )
Mereka adlh org yg disebut syahid, namun mati di selain --
medan perang. ( ﻭﺷﻬﻴﺪ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺂﺧِﺮَﺓ ﺩﻭﻥ ﺃَﺣْﻜَﺎﻡ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ )
Syahid dunia, dan bukan akhirat. ( ﻭﺷﻬﻴﺪ ﻓِﻲ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﺩﻭﻥ ﺍﻟْﺂﺧِﺮَﺓ )
Dialah orang yang mati di medan jihad,  ( ﻭﻫﻢ ﻣﻦ ﺫﻛﺮُﻭﺍ ﺁﻧِﻔﺎ  )
sementara dia ghulul (mencuri ghanimah), ( ﻭَﻫُﻮَ ﻣﻦ ﻏﻞ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻐَﻨِﻴﻤَﺔ )
atau terbunuh ketika lari dari medan perang,
atau sebab lainnya. ( ﻭَﻣﻦ ﻗﺘﻞ ﻣُﺪﺑﺮﺍ ﺃَﻭ ﻣَﺎ ﻓِﻲ ﻣَﻌْﻨَﺎﻩُ )
(Umdatul Qari Syarh Shahih Bukhari, 14/128).

◇◆ 4. Sabar Menghadapi Cobaan dan Ujian Allah.

Allah Aza Waajalla memuji orang-orang sabar dalam menghadapi cobaan dan ujian dari Allah. Dan, orang-2 yg sabar dalam kesempitan, ( ﻭَﺍﻟﺼَّﺎﺑِﺮِﻳﻦَ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺒَﺄْﺳَﺎﺀِ )
penderitaan dan dalam peperangan, ( ﻭَﺍﻟﻀَّﺮَّﺍﺀِ ﻭَﺣِﻴﻦَ ﺍﻟْﺒَﺄْﺱِ )
mereka itulah orang-2 yg benar (imannya), ( ﺃُﻭﻟَٰﺌِﻚَ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺻَﺪَﻗُﻮﺍ  )
dan mereka itulah orang-2 yg bertaqwa. ( ﻭَﺃُﻭﻟَٰﺌِﻚَ ﻫُﻢُ ﺍﻟْﻤُﺘَّﻘُﻮﻥَ )
( Qs Al-Baqarah : 177)

Allah juga berfirman ,
Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar. ( ﻭَﺍﻟﻠَّﻪُ ﻳُﺤِﺐُّ ﺍﻟﺼَّﺎﺑِﺮِﻳﻦَ )
(Qs Ali Imran (3) : 146)

Allah AzaWajalla berfirman tentang balasan orang-orang yang bersabar ,
Engkau juga akan mendapatkan bahwa Allah memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan balasan yang lebih baik daripada amalnya dan melipat gandakannya tanpa terhitung. Firman-Nya.
Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada --
orang-2 yg sabar ( ﻭَﻟَﻨَﺠْﺰِﻳَﻦَّ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺻَﺒَﺮُﻭﺍ ﺃَﺟْﺮَﻫُﻢ  )
dgn pahala yg lebih baik dari apa yg mereka kerjakan.( ﺑِﺄَﺣْﺴَﻦِ ﻣَﺎ ﻛَﺎﻧُﻮﺍ ﻳَﻌْﻤَﻠُﻮﻥَ )
(Qs An-Nahl (16) : 96)

Bahkan mendapatkan pahala tanpa batas,
Sesungguhnya hanya orang-2 yg bersabarlah ( ﻧَّﻤَﺎ ﻳُﻮَﻓَّﻰ ﺍﻟﺼَّﺎﺑِﺮُﻭﻥَ )
yg dicukupkan pahala mereka tanpa batas. ( ﺃَﺟْﺮَﻫُﻢ ﺑِﻐَﻴْﺮِ ﺣِﺴَﺎﺏٍ )
(Qs Az-Zumar (39) : 10)

◇◆ 5. Ikhlas dalam Beramal

Allah Aza Waajalla berfirman ;
Padahal mereka tidak disuruh ( ﻭﻣَﺎ ﺃُﻣِﺮُﻭْﺍ )
kecuali supaya menyembah Allah ( ﺇِﻻَّﻟِﻴَﻌْﺒُﺪُﺍﻟﻠﻪَ )
dengan memurnikan keta`atan kepada-Nya ( ﻣُﺨْﻠِﺼِﻴْﻦَ ﻟَﻪُ )
dalam (menjalankan) agama yang lurus ( ﺍﻟﺪِّﻳْﻦَ ﺣُﻨَﻔَﺎﺀَ )
(Qs Al-Bayyinah: 5)

◇◆ 6. Kampung Akherat Tujuan Utamanya

Dari Zaid bin Tsabit Radhiyallahu anhu , ia mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
Barangsiapa tujuan hidupnya adalah dunia, ( ﻣَﻦْ ﻛَﺎﻧَﺖِ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻫَﻤَّﻪُ )
maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya, ( ﻓَﺮَّﻕَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺃَﻣْﺮَﻩُ )
menjadikan kefakiran di kedua pelupuk matanya, ( ﻭَﺟَﻌَﻞَ ﻓَﻘْﺮَﻩُ ﺑَﻴْﻦَ ﻋَﻴْﻨَﻴْﻪِ )
dan ia tidak mendapatkan dunia   (ﻭَﻟَﻢْ ﻳَﺄْﺗِﻪِ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ )
kecuali menurut ketentuan yg telah ditetapkan baginya. ( ﺇِﻟَّﺎ ﻣَﺎ ﻛُﺘِﺐَ ﻟَﻪُ )
Barangsiapa yg niat (tujuan) hidupnya adalah negeri akhirat, ( ﻭَﻣَﻦْ ﻛَﺎﻧَﺖِ ﺍﻟْﺂﺧِﺮَﺓُ ﻧِﻴَّـﺘَﻪُ )
Allah akan mengumpulkan urusannya, ( ﺟَﻤَﻊَ ﺍﻟﻠﻪُ ﺃَﻣْﺮَﻩُ )
menjadikan kekayaan di hatinya, ( ﻭَﺟَﻌَﻞَ ﻏِﻨَﺎﻩُ ﻓِﻲْ ﻗَﻠْﺒِﻪِ )
dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina. ( ﻭَﺃَﺗَﺘْﻪُ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻭَﻫِﻲَ ﺭَﺍﻏِﻤَﺔٌ )
(HR. Ahmad)
Firman Allah Azza wa Jalla :
Barangsiapa menghendaki keuntungan di akhirat ( ﻣَﻦْ ﻛَﺎﻥَ ﻳُﺮِﻳﺪُ ﺣَﺮْﺙَ ﺍﻟْﺂﺧِﺮَﺓِ )
akan Kami tambahkan keuntungan itu baginya, ( ﻧَﺰِﺩْ ﻟَﻪُ ﻓِﻲ ﺣَﺮْﺛِﻪِ  )
dan barangsiapa menghendaki keuntungan di dunia  ( ﻭَﻣَﻦْ ﻛَﺎﻥَ ﻳُﺮِﻳﺪُ ﺣَﺮْﺙَ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ )
Kami berikan kepadanya sebagian darinya (keuntungan dunia), ( ﻧُﺆْﺗِﻪِ ﻣِﻨْﻬَﺎ ﻭَﻣَﺎ ﻟَﻪُ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺂﺧِﺮَﺓِ )
tetapi dia tidak akan mendapat bagian di akhirat.(  ﻣِﻦْ ﻧَﺼِﻴﺐٍ )
(Qs Asy-Syura (42) :20 )

Allah Azza wa Jalla juga berfirman :
Hai kaumku, ( ﻳَﺎ ﻗَﻮْﻡِ )
sesungguhnya kehidupan ini hanyalah kesenangan (sementara)( ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﻫَٰﺬِﻩِ ﺍﻟْﺤَﻴَﺎﺓُ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻣَﺘَﺎﻉٌ )
dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal. ( ﻭَﺇِﻥَّ ﺍﻟْﺂﺧِﺮَﺓَ ﻫِﻲَ ﺩَﺍﺭُ ﺍﻟْﻘَﺮَﺍﺭِ )
(Qs Ghafir (40) :39)

◇◆ 7. Sangat Takut dg Allah dan Ancaman-Nya

Allah Ta’ala berfirman, Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah
(yg tidak terduga-duga)? ( ﺃَﻓَﺄَﻣِﻨُﻮﺍ ﻣَﻜْﺮَ ﺍﻟﻠَّﻪِ )
Tiada yang merasa aman dan azab Allah ( ﻓَﻠَﺎ ﻳَﺄْﻣَﻦُ ﻣَﻜْﺮَ ﺍﻟﻠَّﻪِ )
kecuali orang-orang yang merugi . ( ﺇِﻟَّﺎ ﺍﻟْﻘَﻮْﻡُ ﺍﻟْﺨَﺎﺳِﺮُﻭﻥَ )
(QS. Al A’raf: 99).

Yang dimaksud dengan makar Allah di sini adalah bencana atau azab. Yaitu apakah mereka merasa aman dari azab Allah di saat mereka lalai? Tiada yang merasa aman kecuali orang-orang yang merugi.

Al Hasan Al Bashri mengatakan,

Seorang mukmin beramal taat ( ﺍﻟﻤﺆﻣﻦ ﻳﻌﻤﻞ ﺑﺎﻟﻄﺎﻋﺎﺕ )
dan ia dalam keadaan takut (akan siksa Allah). ( ﻭﻫﻮ ﻣُﺸْﻔِﻖ ﻭَﺟِﻞ ﺧﺎﺋﻒ)
Sedangkan ahli maksiat melakukan maksiat  ( ﻭﺍﻟﻔﺎﺟﺮ ﻳﻌﻤﻞ ﺑﺎﻟﻤﻌﺎﺻﻲ )
dan selalu merasa aman (dari murka Allah). ( ﻭﻫﻮ ﺁﻣﻦ )
(Dinukil dari tafsir Ibnu Katsir pada tafsir surat Al A’raf ayat 99.)

◇◆ 8. Selalu Memohon Ampun  Atas Dosa2nya

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam Setiap hari beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam memohon ampun kepada Allah sebanyak seratus kali. Bahkan dalam suatu hadits disebutkan, bahwa beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta ampun kepada Allah seratus kali dalam satu majelisnya.
Dari Ibnu  Umar, ia berkata, ( ﻋَﻦِ ﺍﺑْﻦِ ﻋُﻤَﺮَ ﻗَﺎﻝَ )
Kami pernah menghitung  ( ﺇِﻥْ ﻛُﻨَّﺎ ﻟَﻨَﻌُﺪُّ  )
di satu majelis Rasulullah  ( ﻟِﺮَﺳُﻮْﻝِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻤَﺠْﻠِﺲِ )
bahwa seratus kali beliau mengucapkan,  ( ﺍﻟْﻮَﺍﺣِﺪِ ﻣِﺎﺋَﺔَ ﻣَﺮَّﺓٍ )
Ya Rabb-ku, ampunilah aku ( ﺭَﺏِّ ﺍﻏْﻔِﺮْﻟِﻲ )
dan aku bertaubat kepadaMu, ( ﻭَﺗُﺐْ ﻋَﻠَﻲَّ )
sesungguhnya Engkau Maha menerima taubat ( ﺇِﻧَّﻚَ ﺃَﻧْﺖَ ﺗَﻮَّﺍﺏُ )
lagi Maha Penyayang .( ﺍﻟﺮَّﺣِﻴْﻢُ )
(HR At Tirmidzi )no. 3434),

Dan orang-2 yg apabila mengejakan perbuatan keji ( ﻭَﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺇِﺫَﺍ ﻓَﻌَﻠُﻮﺍ ﻓَﺎﺣِﺸَﺔً )
atau menganiaya diri sendiri, ( ﺃَﻭْ ﻇَﻠَﻤُﻮﺍ ﺃَﻧْﻔُﺴَﻬُﻢْ  )
mereka ingat kepada Allah, ( ﺫَﻛَﺮُﻭﺍ ﺍﻟﻠَّﻪَ  )
lalu memohon ampun terhadap dosa-2 mereka, ( ﻓَﺎﺳْﺘَﻐْﻔَﺮُﻭﺍ ﻟِﺬُﻧُﻮﺑِﻬِﻢْ )
dan siapa lagi yg dapat mengampuni dosa ( ﻭَﻣَﻦْ ﻳَﻐْﻔِﺮُ ﺍﻟﺬُّﻧُﻮﺏَ )
selain daripada Allah?  ( ﺇِﻟَّﺎ ﺍﻟﻠَّﻪُ  )
Dan mereka tdk meneruskan perbuatan kejinya itu ( ﻭَﻟَﻢْ ﻳُﺼِﺮُّﻭﺍ ﻋَﻠَﻰٰ ﻣَﺎ ﻓَﻌَﻠُﻮﺍ )
sedang mereka mengetahui. ( ﻭَﻫُﻢْ ﻳَﻌْﻠَﻤُﻮﻥَ )
(Qs Ali ‘Imran : 135 )

Do’a memohon ampunan dan rahmat Allah
Ya Rabb kami, ampunilah dosa-dosa kami ( ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﺍﻏْﻔِﺮْ ﻟَﻨَﺎ ﺫُﻧُﻮﺑَﻨَﺎ )
dan tindakan-2 kami yg berlebih-2an dlm urusan kami  ( ﻭَﺇِﺳْﺮَﺍﻓَﻨَﺎ ﻓِﻲ ﺃَﻣْﺮِﻧَﺎ )
dan tetapkanlah pendirian kami ( ﻭَﺛَﺒِّﺖْ ﺃَﻗْﺪَﺍﻣَﻨَﺎ )
dan tolonglah kami terhadap kaum yg kafir. ( ﻭَﺍﻧﺼُﺮْﻧَﺎ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻘَﻮْﻡِ ﺍﻟْﻜَﺎﻓِﺮِﻳﻦَ)
(Qs Ali ‘Imran : 147)

Ya Rabb kami,kami telah menganiaya diri kami sendiri, ( ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﻇَﻠَﻤْﻨَﺎ ﺃَﻧﻔُﺴَﻨَﺎ )
dan jika Engkau tidak mengampuni kami ( ﻭَﺇِﻥ ﻟَّﻢْ ﺗَﻐْﻔِﺮْ ﻟَﻨَﺎ )
dan memberi rahmat kepada kami, ( ﻭَﺗَﺮْﺣَﻤْﻨَﺎ )
niscaya pastilah kami termasuk orang-2 yg merugi. ( ﻟَﻨَﻜُﻮﻧَﻦَّ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺨَﺎﺳِﺮِﻳﻦَ )
( Qs Al A’raf ( 7) : 23)

◇◆ 9. Zuhud Terhadap Dunia Tetapi Tidak Meningalkannya

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengingkari keinginan zuhud para sahabat yang menyimpang. Yaitu ketika ada orang yang tak hendak menikah, sementara yang lain tak hendak tidur dan yang lain lagi tak hendak makan daging. Sebagaimana dalam hadits:
Dari Anas Radhiyallahu anhu ( ﻋَﻦْ ﺃَﻧَﺲٍ )
sesungguhnya ada beberapa org sahabat Nabi ( ﺃَﻥَّ ﻧَﻔَﺮًﺍ ﻣِﻦْ ﺃَﺻْﺤَﺎﺏِ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ )
bertanya kepada isteri-2 Beliau tentang amal perbuatan Beliau manakala tidak --
terlihat orang lain. ( ﺳَﺄَﻟُﻮﺍ ﺃَﺯْﻭَﺍﺝَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻋَﻦْ ﻋَﻤَﻠِﻪِ ﻓِﻲ ﺍﻟﺴِّﺮِّ )
Akhirnya sebagian mereka berkata: ( ﻓَﻘَﺎﻝَ )
Saya tidak akan menikahi perempuan. ( ﺑَﻌْﻀُﻬُﻢْ ﻟَﺎ ﺃَﺗَﺰَﻭَّﺝُ ﺍﻟﻨِّﺴَﺎﺀَ )
Sebagian lain berkata:  ( ﻭَﻗَﺎﻝَ )
Saya tidak akan makan daging. ( ﺑَﻌْﻀُﻬُﻢْ ﻟَﺎ ﺁﻛُﻞُ ﺍﻟﻠَّﺤْﻢَ  )
Sedangkan sebagian lain berkata  ( ﻭَﻗَﺎﻝَ )
Saya tidak akan tidur membaringkan diri di tempat tidur.( ﺑَﻌْﻀُﻬُﻢْ ﻟَﺎ ﺃَﻧَﺎﻡُ ﻋَﻠَﻰ ﻓِﺮَﺍﺵٍ )
Maka Nabi membaca hamdalah dan memuji Allah. ( ﻓَﺤَﻤِﺪَ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻭَﺃَﺛْﻨَﻰ ﻋَﻠَﻴْﻪِ )
Beliau bersabda ( ﻓَﻘَﺎﻝََ )
Mengapa orang-2 itu berkata demikian dan demikian? ( ﻣَﺎ ﺑَﺎﻝُ ﺃَﻗْﻮَﺍﻡٍ ﻗَﺎﻟُﻮﺍ ﻛَﺬَﺍ ﻭَﻛَﺬَﺍ  )
Padahal aku shalat dan aku tidur. ( ﻟَﻜِﻨِّﻲ ﺃُﺻَﻠِّﻲ ﻭَﺃَﻧَﺎﻡُ )
Aku berpuasa dan aku makan. ( ﻭَﺃَﺻُﻮﻡُ ﻭَﺃُﻓْﻄِﺮُ )
Dan aku menikahi wanita. ( ﻭَﺃَﺗَﺰَﻭَّﺝُ ﺍﻟﻨِّﺴَﺎﺀَ )
Maka barangsiapa yang tidak menyukai sunnahku, ( ﻓَﻤَﻦْ ﺭَﻏِﺐَ ﻋَﻦْ ﺳُﻨَّﺘِﻲ )
berarti ia bukan termasuk golonganku. ( ﻓَﻠَﻴْﺲَ ﻣِﻨِّﻲ )
( HR Muslim Syarah Nawawi )

Begitu pula, tidak termasuk zuhud yang dibenarkan dalam syari’at, apabila seseorang ingin hidup memutuskan diri sama sekali dari kesenangan dunia dan memisahkan diri dari keramaian untuk beribadah sepenuhnya kepada Allah (tabattul).
Dari Sa’id bin Al Musayyib, ( ﻋَﻦْ ﺳَﻌِﻴﺪِ ﺑْﻦِ ﺍﻟْﻤُﺴَﻴَّﺐِ  )
sesungguhnya ia mendengar Sa’d bin Abi Waqqash ( ﻋَﻦْ ﺳَﻌْﺪِ ﺑْﻦِ ﺃَﺑِﻲ ﻭَﻗَّﺎﺹٍ  )
berkata ( ﻗَﺎﻝَ )
Utsman bin Mazh’un ingin hidup bertabattul, ( ﻋَﻠَﻰ ﻋُﺜْﻤَﺎﻥَ ﺑْﻦِ ﻣَﻈْﻌُﻮﻥٍ ﺍﻟﺘَّﺒَﺘُّﻞَ  )
namun Rasulullah melarangnya. ( ﺭَﺩَّ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ
Kalaulah Beliau membolehkannya, ( ﻭَﻟَﻮْ ﺃَﺫِﻥَ ﻟَﻪُ )
tentu kami sudah melakukan kebiri. ( ﻟَﺎﺧْﺘَﺼَﻴْﻨَﺎ )
( HR.Muslim )

Jadi zuhud yang dibenarkan dalam syari’at, zuhudnya Rosulullah Shalallahu ‘ alaihi wasallam meninggalkan perkara mubah yang berlebihan, yang tidak dapat membantu ketaatan kepada Allah, baik berupa makan, minum, pakaian, harta dan lain sebagainya. Sebagaimana perkataan Imam Ahmad Zuhud ialah makan tetapi di bawah ukuran makan seperti umumnya, berpakaian, tetapi lebih sederhana dari umumnya, dan bahwa dunia hanyalah hari-hari yang hanya sebentar .

◇◆10. Shalat Malem Menjadi Kebiasaannya

Diantara dalilnya adalah dari Abu Umamah Radhiyallahu anhu ia menuturkan, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Lakukanlah shalat malam oleh kalian, ( ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺑِﻘِﻴَﺎﻡِ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞِ  )
karena hal itu merupakan kebiasaan orang-2 shalih sebelum kalian.( ﻓَﺈِﻧَّﻪُ ﺩَﺃْﺏُ ﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺤِﻴْﻦَ ﻗَﺒْﻠَﻜُﻢْ )
Ia pun dapat mendekatkan kalian kepada Rabb kalian, ( ﻭَﻫُﻮَ ﻗُﺮْﺑَﺔٌ ﺇِﻟَﻰ ﺭَﺑِّﻜُﻢْ )
menghapus segala kesalahan ( ﻭَﻣُﻜَﻔِّﺮَﺓٌ ﻟِﻠﺴَّﻴِّﺌَﺎﺕِ )
dan mencegah dari perbuatan dosa. ( ﻣَﻨْﻬَﺎﺓٌ ﻋَﻦِ ﺍْﻹِﺛْﻢِ )
(HR. At-Tirmidzi dalam kitab Da’awaat, bab Du’aa’-un Nabiy (hadits no. 3549).

◇◆11. Tawakal Penuh Terhadap Allah dan Tidak Mengeluh kecuali padanya

Barangsiapa yg bertakwa kepada Allah ( ﻭَﻣَﻦْ ﻳَﺘَّﻖِ ﺍﻟﻠَّﻪَ  )
niscaya Dia akan memberikan baginya jalan ke luar
(bagi semua urusannya). ( ﻳَﺠْﻌَﻞْ ﻟَﻪُ ﻣَﺨْﺮَﺟًﺎ )
Dan memberinya rezki dari arah yg tiada disangka -2nya. ( ﻭَﻳَﺮْﺯُﻗْﻪُ ﻣِﻦْ ﺣَﻴْﺚُ ﻟَﺎ ﻳَﺤْﺘَﺴِﺐُ )
Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah ( ﻭَﻣَﻦْ ﻳَﺘَﻮَﻛَّﻞْ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ )
niscaya Allah akan mencukupkan (segala keperluan)nya ( ﻓَﻬُﻮَ ﺣَﺴْﺒُﻪُ )
(QS Ath-Thalaaq:2-3).

Maksudnya barangsiapa yang percaya kepada Allah dalam menyerahkan (semua) urusan kepada-Nya maka Dia akan mencukupi (segala) keperluannya .
Maka tawakal yang benar, merupakan sebab utama berhasilnya usaha seorang hamba, baik dalam urusan dunia maupun agama, bahkan sebab kemudahan dari Allah Ta’ala bagi hamba tersebut untuk meraih segala kebaikan dan perlindungan dari segala keburukan.

Dari Umar bin al-Khatthab Radhiyallahu anhu , ( ﻋَﻦْ ﻋُﻤَﺮَ ﺑْﻦِ ﺍﻟْﺨَﻄَّﺎﺏِ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻨْﻪُ )
dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , ( ﻋَﻦِ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ )
beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ( ﻗَﺎﻝَ )
Seandainya kalian bertawakkal kepada Allah ( ﻟَﻮْ ﺃَﻧَّﻜُﻢْ ﺗَﺘَﻮَﻛَّﻠُﻮْﻥَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻠﻪِ )
dengan sungguh-2 tawakkal kepada-Nya, ( ﺣَﻖَّ ﺗَﻮَﻛُّﻠِﻪِ )
sungguh kalian akan diberikan rizki oleh Allah sebagaimana Dia memberikan --
rizki kepada burung. ( ﻟَﺮَﺯَﻗَﻜُﻢْ ﻛَﻤَﺎ ﻳَﺮْﺯُﻕُ ﺍﻟﻄَّﻴْﺮَ )
Pagi hari burung tersebut keluar dalam keadaan lapar ( ﺗَﻐﺪُﻭْ ﺧِﻤَﺎﺻًﺎ )
dan pulang di sore hari dalam keadaan kenyang. ( ﻭﺗَﺮُﻭْﺡُ ﺑِﻄَﺎﻧًﺎ )
(HR Ahmad dalam Musnad-nya (I/30, 52); at-Tirmidzi dalam Sunan-nya (no. 2344)

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
Hendaknya salah seorang dari kalian ( ﻟِﻴَﺴْﺄَﻝَ ﺃَﺣَﺪُﻛُﻢْ )
meminta kpd Robnya seluruh kebutuhannya (hajatnya) ( ﺭَﺑَّﻪُ ﺣَﺎﺟَﺘَﻪُ ﻛُﻠَّﻬَﺎ )
bahkan sampai untuk memperbaiki tali sandalnya jika terputus ( ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﺴْﺄَﻟَﻪُ ﺷِﺴْﻊَ ﻧَﻌْﻠِﻪِ ﺇِﺫَﺍ ﺍﻧْﻘَﻄَﻊَ )

(HR At-Thirmidzi, dan dihasankan oleh Al-Albani dalam Al-Misykaat no 2251, akan tetapi dalam sanad hadits ini ada pembicaraan, sehingga Al-Albani berubah pendapatnya dan melemahkannya di Ad-Do'iffah no 1362. Namun makna hadits ini tentu benar tanpa diragukan lagi, karena berdo'a adalah ibadah, dan seorang hamba disukai berdoa kepada Allah dalam segala hal dan kondisi)

Seorang salaf tatkala melihat ada seseorang yang mengeluhkan kondisinya kepada orang lain maka ia berkata :

Jika engkau mengeluhkan (kondisimu) kpd anak Adam ( ﻭَﺇِﺫَﺍ ﺷَﻜَﻮْﺕَ ﺇِﻟَﻰ ﺍﺑْﻦِ ﺁﺩَﻡَ )
maka sesungguhnya…( ﺇِﻧَّﻤَﺎ )
Engkau sedang mengeluhkan Allah Yg Maha Penyayang kpd anak Adam
yg bukan penyayang…( ... ﺗَﺸْﻜُﻮ ﺍﻟﺮَّﺣِﻴْﻢَ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻻَ ﻳَﺮْﺣَﻢُ )

◇◆12. Selalu Berinfaq Dalam Kelapangan dan Kesempitan

Allah Aza Wajalla mensifati ahli surga melalui firman-Nya:
yaitu orang-2 yg menafkahkan (hartanya) ( الَّذِينَ يُنْفِقُونَ )
baik di waktu lapang maupun sempit. ( فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ )
(Qs Ali Imran(3): 134)

Maksudnya dalam keadaan susah dan dalam keadaan makmur, dalam keadaan suka dan dalam keadaan duka, dalam keadaan sehat dan juga dalam keadaan sakit. Dengan kata lain, mereka rajin berinfak dalam semua keadaan. Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat yang lain, yaitu firman-Nya:

Orang-2 yg menafkahkan hartanya di malam  ( الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوالَهُمْ بِاللَّيْلِ )
dan di siang hari secara sembunyi dan terang-2an. ( وَالنَّهارِ سِرًّا وَعَلانِيَةً )
(Qs Al-Baqarah: 274)

Makna yang dimaksud ialah bahwa mereka tidak kendur dan lupa oleh suatu urusan pun dalam menjalankan ketaatan kepada Allah Swt. Mereka membelanjakan harta untuk keridaan-Nya serta berbuat baik kepada sesamanya dari kalangan kaum kerabatnya dan orang-orang lain dengan berbagai macam kebajikan.
(Tafsir Ibnu Katsir)

Lebih dalam lagi Allah AzaWajalla berfirman;
Kamu sekali-kali tidak sampai kpd kebajikan (yang sempurna),  ( ﻟَﻦ ﺗَﻨَﺎﻟُﻮﺍ ﺍﻟْﺒِﺮَّ ﺣَﺘَّﻰٰ )
sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yg kamu cintai.  ( ﺗُﻨﻔِﻘُﻮﺍ ﻣِﻤَّﺎ ﺗُﺤِﺒُّﻮﻥَ )
Dan apa saja yg kamu nafkahkan ( ﻭَﻣَﺎ ﺗُﻨﻔِﻘُﻮﺍ ﻣِﻦ ﺷَﻲْﺀٍ  )
maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. (  ﻓَﺈِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﺑِﻪِ ﻋَﻠِﻴﻢٌ )
(Qs Ali ‘Imran (3 ): 92)

Ini adalah dorongan dari Allah untuk hamba-hamba-Nya agar berinfak di jalan-jalan kebaikan. Maka Allah menyatakan bahwa kita tidak akan sampai kepada kebajikan dan ketaatan yang akan menghantarkan kita ke dalam surga, sehingga kita mau menafkahkan sebagian harta yang kita cintai. Dan apa saja yang kita keluarkan untuk sedekah, baik itu sedikit apalagi banyak, maka Allah pasti mengetahuinya dan Allah akan memberikan balasan kepada setiap orang yang berinfak sesuai dengan amalnya.
Dan dalam sebuah hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda,
Dan sedekah adalah bukti. ( ﻭَﺍﻟﺼَّﺪَﻗَﺔُ ﺑُﺮْﻫَﺎﻥٌ )
(HR. Muslim)

Maksudnya, bahwa sedekah yang dikeluarkan seorang hamba menunjukkan akan kebenaran iman yang ada dalam hatinya. Oleh karena itu, orang-orang munafik enggan mengeluarkan sedekah karena mereka tidak memiliki keimanan dalam hatinya.
Karena jika kita mendahulukan cinta Allah atas kecintaan terhadap harta lalu kita keluarkan harta kita dalam rangka menggapai ridha Allah, maka ini menunjukkan atas keimanan yang benar, kebajikan hati dan ketakwaan yang meyakinkan.
Dari Abu Hurairah dan ‘Abdullah bin Hubsyi Al Khots’ami, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya sedekah mana yang paling afdhol.
Jawab beliau , Sedekah dari orang yg serba kekurangan. ( ﺟَﻬْﺪُ ﺍﻟْﻤُﻘِﻞِّ )

(HR. An Nasai no. 2526. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Hadits di atas ada beberapa tafsiran.
~ Pertama ulama mengatakan keutamaan sedekah saat susah.
~ Kedua ulama mengatakan bahwa sedekah tersebut dilakukan dalam keadaan hati yang senantiasa Ghina yaitu penuh kecukupan.
~ Ketiga ulama mengatakan bersedekah dalam keadaan miskin dan sabar dengan kelaparan. (Lihat ‘Aunul Ma’bud , 4: 227)

Dalam hadits juga disebutkan,
Dari Abu Hurairah, Nabi bersabda, ( ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﺃَﻥَّ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻗَﺎﻝَ  )
Satu dirham dapat mengungguli seratus ribu dirham. ( ﺳَﺒَﻖَ ﺩِﺭْﻫَﻢٌ ﻣِﺎﺋَﺔَ ﺃَﻟْﻒِ ﺩِﺭْﻫَﻢٍ  )
Lalu ada yang bertanya, ( ﻗَﺎﻟُﻮﺍ )
Bagaimana itu bisa terjadi wahai Rasulullah? ( ﻭَﻛَﻴْﻒَ )
Beliau jelaskan, ( ﻗَﺎﻝَ)
Ada seorang yg memiliki 2 dirham ( ﻛَﺎﻥَ ﻟِﺮَﺟُﻞٍ ﺩِﺭْﻫَﻤَﺎﻥِ )
lalu mengambil 1 dirham untuk disedekahkan. ( ﺗَﺼَﺪَّﻕَ ﺑِﺄَﺣَﺪِﻫِﻤَﺎ ﻭَﺍﻧْﻄَﻠَﻖَ )
Ada pula seseorang memiliki harta yg banyak sekali, ( ﺭَﺟُﻞٌ ﺇِﻟَﻰ ﻋُﺮْﺽِ ﻣَﺎﻟِﻪِ )
lalu ia mengambil dari kantongnya 100 ribu dirham ( ﻓَﺄَﺧَﺬَ ﻣِﻨْﻪُ ﻣِﺎﺋَﺔَ ﺃَﻟْﻒِ ﺩِﺭْﻫَﻢٍ )
untuk disedekahkan . ( ﻓَﺘَﺼَﺪَّﻕَ ﺑِﻬَﺎ )
(HR. An Nasai no. 2527 dan Imam Ahmad 2: 379. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan ).

◇◆13. Kasih Sayang Terhadap Mukmin dan Sangat Kuat Memelihara Ukhuwah diantara Mereka

Sampai -sampai Allah Aza Waajalla berfirman memberikan uswah kepada manusia tentang Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam yang Kasih Sayang Terhadap Mukmin dan Sangat Kuat Memelihara Ukhuwah . Allah Aza Wajalla berfirman :
Sesungguhnya telah datang kepadamu ( ﻟَﻘَﺪْ ﺟَﺎﺀﻛُﻢْ )
seorang rasul dari kaummu sendiri, ( ﺭَﺳُﻮﻝٌ ﻣِّﻦْ ﺃَﻧﻔُﺴِﻜُﻢْ )
berat terasa olehnya penderitaanmu, ( ﻋَﺰِﻳﺰٌﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻣَﺎﻋَﻨِﺘُّﻢْ  )
sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, ( ﺣَﺮِﻳﺺٌ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢ )
amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-2 mukmin.( ﺑِﺎﻟْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ ﺭَﺅُﻭﻑٌ ﺭَّﺣِﻴﻢٌ )
(Qs At-Taubah (9) : 128).

Adapun dalil dari Sunnah bagi pokok yang agung ini, di antaranya sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya. ( ﺍَﻟْﻤُﺴْﻠِﻢُ ﺃَﺧُﻮ ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻢِ )
Ia tidak boleh menzaliminya, ( ﻻَ ﻳَﻈْﻠِﻤُﻪُ )
merendahkannya dan tidak pula meremehkannya. ( ﻭَﻻَ ﻳَﺨْﺬُﻟُﻪُ ﻭَﻻَ ﻳَﺤْﻘِﺮُﻩُ )
Taqwa adalah di sini. ( ﺍَﻟﺘَّﻘْﻮَﻯ ﻫَﻬُﻨَﺎ )
Beliau menunjuk dadanya sampai tiga kali ( ﻳُﺸِﻴْﺮُ ﺇِﻟَﻰ ﺻَﺪْﺭِﻩِ ﺛَﻼَﺙَ ﻣَﺮَّﺍﺕٍ  )
(kemudian beliau bersabda lagi )Cukuplah seseorang dikatakan buruk bila -- meremehkan saudaranya sesama muslim. ( ﺑِﺤَﺴْﺐِ ﺍﻣْﺮِﺉٍ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺸَّﺮِّ ﺃَﻥْ ﻳَﺤْﻘِﺮَ ﺃَﺧَﺎﻩُ ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻢَ )
Seorang Muslim terhadap Muslim lain ( ﻛُﻞُّ ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻢِ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻢِ )
haram darahnya, kehormatannya dan hartanya. ( ﺣَﺮَﺍﻡٌ ﺩَﻣُﻪُ ﻭَﻋِﺮْﺿُﻪُ ﻭَﻣَﺎﻟُﻪُ )
( HR. Muslim)

Dalam hadits lain Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Janganlah kalian saling membenci, ( ﻻَﺗَﺒَﺎﻏَﻀُﻮْﺍ )
saling mendengki  ( ﻭَﻻَ ﺗَﺤَﺎﺳَﺪُﻭْﺍ )
dan saling membelakangi. ( ﻭَﻻَ ﺗَﺪَﺍﺑَﺮُﻭْﺍ )
Jadilah kalian sebagai hamba-2 Allah yg bersaudara ( ﻭَﻛُﻮْﻧُﻮْﺍ ﻋِﺒَﺎﺩَ ﺍﻟﻠﻪِ ﺇِﺧْﻮَﺍﻧﺎً )
(Qs Muttafaq ‘Alai ﻣُﺘَّﻔَﻖٌ ﻋَﻠَﻴْﻪِ )

Hadits-hadits senada sangat banyak. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda : Seorang mukmin bagi mukmin lainnya ( ﺍَﻟْﻤُﺆْﻣِﻦُ ﻟِﻠْﻤُﺆْﻣِﻦِ )
laksana bangunan, ( ﻛَﺎﻟْﺒُﻨْﻴَﺎﻥِ )
satu sama lain saling menguatkan. ( ﻳَﺸُﺪُّ ﺑَﻌْﻀُﻪُ ﺑَﻌْﻀًﺎ )
(Muttafaq ‘Alaihi ﻣُﺘَّﻔَﻖٌ ﻋَﻠَﻴْﻪِ )

Dalam riwayat Bukhori ada tambahan:
Dan Rasulullah menjalinkan jari jemari kedua tangannya. ( ﻭَﺷَﺒَّﻚَ ﺑَﻴْﻦَ ﺃَﺻَﺎﺑِﻌِﻪِ )

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda dalam hadits yang dibawakan oleh an-Nu’mân bin Basyîr Radhiyallahu anhu :
Perumpamaan kaum mukminin satu dgn yg lainnya dalam hal saling mencintai,
saling menyayangi  ( ﻣَﺜَﻞُ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴْﻦَ ﻓِﻰ ﺗَﻮَﺍﺩِّﻫِﻢْ ﻭَﺗَﺮَﺍﺣُﻤِﻬِﻢْ  )
dan saling berlemah-2 di antara mereka adalah seperti satu tubuh ( ﻭَﺗَﻌَﺎﻃُﻔِﻬِﻢْ ﻣَﺜَﻞُ ﺍﻟْﺠَﺴَﺪِ )
Apabila salah satu anggota badan sakit, ( ﺇِﺫَﺍ ﺍﺷْﺘَﻜَﻰ ﻣِﻨْﻪُ ﻋُﻀْﻮٌ )
maka semua anggota badannya juga merasa demam  --
dan tidak bisa tidur. ( ﺗَﺪَﺍﻋَﻰ ﻟَﻪُ ﺳَﺎﺋِﺮُ ﺍﻟْﺠَﺴَﺪِ ﺑِﺎﻟﺴَّﻬْﺮِ ﻭَﺍﻟْﺤُﻤَّﻰ . )
( HR. Bukhori ﺃَﺧْﺮَﺟَﻪُ ﺍﻟْﺒُﺨَﺎﺭِﻱ ﻭَﻣُﺴْﻠِﻢٌ , ﻭَﺍﻟﻠَّﻔْﻆُ ﻟِﻤُﺴْﻠِﻢٍ )

◇◆14. Sangat Kuat Amar Ma'ruf dan Nahi Mungkar

Amar ma’ruf nahi mungkar merupakan kekhususan dan keistimewaan umat Islam yang akan mempengaruhi kemulian umat Islam. Sehingga Allah kedepankan penyebutannya dari iman dalam firman-Nya,
Kamu adalah umat yg terbaik ( ﻛُﻨﺘُﻢْ ﺧَﻴْﺮَ ﺃُﻣَّﺔٍ )
yg dilahirkan untuk manusia, ( ﺃُﺧْﺮِﺟَﺖْ ﻟِﻠﻨَّﺎﺱِ  )
menyuruh kepada yg ma’ruf, ( ﺗَﺄْﻣُﺮُﻭﻥَ ﺑِﺎﻟْﻤَﻌْﺮُﻭﻑِ )
dan mencegah dari yg mungkar, ( ﻭَﺗَﻨْﻬَﻮْﻥَ ﻋَﻦِ ﺍﻟْﻤُﻨﻜَﺮِ )
dan beriman kepada Allah. ( ﻭَﺗُﺆْﻣِﻨُﻮﻥَ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ )
Sekiranya Ahli Kitab beriman, ( ﻭَﻟَﻮْﺀَﺍﻣَﻦَ ﺃَﻫْﻞُ ﺍﻟْﻜِﺘَﺎﺏِ )
tentulah itu lebih baik bagi mereka  ( ﻟَﻜَﺎﻥَ ﺧَﻴْﺮًﺍ ﻟَّﻬُﻢْ  )
di antara mereka ada yg beriman ( ﻣِّﻨْﻬُﻢُ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨُﻮﻥَ )
dan kebanyakan mereka adlh orang-2 yg fasik. ( ﻭَﺃَﻛْﺜَﺮَﻫُﻢُ ﺍﻟْﻔَﺎﺳِﻘُﻮﻥَ )
(Qs Ali Imron :(3)110)

Demikian pula, Allah membedakan kaum mukminin dari kaum munafikin dengan hal ini. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
Dan orang-2 yg beriman, lelaki dan perempuan, ( ﻭَﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨُﻮﻥَ ﻭَﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨَﺎﺕُ )
sebagian mereka (adalah) menjadi penolong sebagian yg lain. ( ﺑَﻌْﻀُﻬُﻢْ ﺃَﻭْﻟِﻴَﺂﺀُ ﺑَﻌْﺾٍ )
Mereka menyuruh (mengerjakan) yg ma’ruf, ( ﻳَﺄْﻣُﺮُﻭﻥَ ﺑِﺎﻟْﻤَﻌْﺮُﻭﻑِ )
mencegah dari yang mungkar, ( ﻭَﻳَﻨْﻬَﻮْﻥَ ﻋَﻦِ ﺍﻟْﻤُﻨﻜَﺮِ )
mendirikan shalat, menunaikan zakat  ( ﻭَﻳُﻘِﻴﻤُﻮﻥَ ﺍﻟﺼَّﻼَﺓَ ﻭَﻳُﺆْﺗُﻮﻥَ ﺍﻟﺰَّﻛَﺎﺓَ )
dan mereka ta’at kepada Allah dan Rasul-Nya. ( ﻭَﻳُﻄِﻴﻌُﻮﻥَ ﺍﻟﻠﻪَ ﻭَﺭَﺳُﻮﻟَﻪُ )
Merekalah itu akan diberi rahmat oleh Allah ( ﺃُﻭْﻻَﺋِﻚَ ﺳَﻴَﺮْﺣَﻤُﻬُﻢُ ﺍﻟﻠﻪُ  )
Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. ( ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﻋَﺰِﻳﺰٌ ﺣَﻜِﻴﻢُُ )
(Qs At-Taubah:71)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menafsirkan 2 ayat diatas bahwa umat Islam adalah umat terbaik bagi segenap umat manusia. Umat yang paling memberi manfaat dan baik kepada manusia. Karena mereka telah menyempurnakan seluruh urusan kebaikan dan kemanfaatan dengan amar ma’ruf nahi mungkar. Mereka tegakkan hal itu dengan jihad di jalan Allah dengan jiwa dan harta mereka. Inilah anugerah yang sempurna bagi manusia. Umat lain tidak memerintahkan setiap orang kepada semua perkara yang ma’ruf (kebaikan) dan melarang semua kemungkaran. Merekapun tidak berjihad untuk itu. Bahkan sebagian mereka sama sekali tidak berjihad. Adapun yang berjihad seperti Bani Israil kebanyakan jihad mereka untuk mengusir musuh dari negerinya. Sebagaimana orang yang jahat dan dzalim berperang bukan karena menyeru kepada petunjuk dan kebaikan, tidak pula untuk amar ma’ruf nahi mungkar.

◇◆15. Sangat Kuat Memegang Amanah , Janji dan Rahasia

Sebagaimana firmannya tentang amanah :
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu ( ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻳَﺄْﻣُﺮُﻛُﻢْ )
menyampaikan amanat kpd yg berhak menerimanya ( ﺃَﻥْ ﺗُﺆَﺩُّﻭﺍ ﺍﻟْﺄَﻣَﺎﻧَﺎﺕِ ﺇِﻟَﻰٰ ﺃَﻫْﻠِﻬَﺎ )
(QS An Nisaa (4) ayat 58 )

Al Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah di dalam Tafsir al Qur’an al ‘Azhim (2/338-339) berkata : Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengabarkan bahwa sesungguhnya Ia memerintahkan (kepada kita) untuk menunaikan amanah kepada pemiliknya. Dalam sebuah hadits dari al Hasan, dari Samurah, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda Tunaikanlah amanah kepada org yg engkau dipercaya --
(untuk menunaikan amanah kepadanya), ( ﺃَﺩِّ ﺍﻷَﻣَﺎﻧَﺔَ ﺇِﻟَﻰ ﻣَﻦِ ﺍﺋْـﺘَﻤَﻨَﻚَ )
dan jangan khianati orang yg telah mengkhianatimu. ( ﻭَﻻَ ﺗَﺨُﻦْ ﻣَﻦْ ﺧَﺎﻧَﻚَ )
(HR Ahmad dan Ahlus Sunan)

Ini mencakup seluruh jenis amanah yang wajib ditunaikan oleh seseorang yang dibebani dengannya. Baik (amanah itu) berupa hak-hak Allah atas hambanya, seperti (menunaikan) shalat, zakat, kaffarat, nadzar, puasa, dan lain-lainnya yang ia terbebani dengannya dan tidak terlihat oleh hamba-hamba Allah lainnya. Ataupun berupa hak-hak sesama manusia, seperti barang-barang titipan, dan yang semisalnya, yang mereka saling mempercayai satu orang dengan yang lainnya tanpa ada bukti atasnya. Maka, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memerintahkannya untuk menunaikannya.
Barangsiapa yang tidak menunaikannya, akan diambil darinya pada hari Kiamat kelak.
Hai orang-orang beriman, ( ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍْ )
janganlah kamu mengkhianati Allah ( ﻻَ ﺗَﺨُﻮﻧُﻮﺍْ ﺍﻟﻠﻪَ )
dan Rasul (Muhammad) ( ﻭَﺍﻟﺮَّﺳُﻮﻝَ )
dan (juga) jgnlah kamu mengkhianati amanat-2
yg dipercayakan kepadamu, ( ﻭَﺗَﺨُﻮﻧُﻮﺍْ ﺃَﻣَﺎﻧَﺎﺗِﻜُﻢْ )
sedang kamu mengetahui. ( ﻭَﺃَﻧﺘُﻢْ ﺗَﻌْﻠَﻤُﻮﻥَ )
(Qs Al - Anfal (8) ayat 27
    
Al Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah berkata,Dan khianat, mencakup seluruh perbuatan dosa, baik yang kecil maupun yang besar, baik (dosanya) terhadap dirinya sendiri maupun terhadap orang lain. Ali bin Abi Thalhah berkata, dari Ibnu ‘Abbas,
(tentang firmanNya) dan (juga) jgnlah kamu mengkhianati amanat-2
yg dipercayakan kepadamu, ( ﻭَﺗَﺨُﻮﻧُﻮﺍْ ﺃَﻣَﺎﻧَﺎﺗِﻜُﻢْ )

Maksudnya Amanah adalah seluruh perbuatan yang telah Allah bebankan kepada hamba-hambaNya (agar mereka menunaikannya ), yaitu (berupa) kewajiban-kewajiban. Dan maksud janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat adalah, janganlah kamu menggugurkannya. Dalam sebuah riwayat, ‘Ibnu Abbas menjelaskan maksud

firmanNya: janganlah kamu mengkhianati Allah ( ﻻَ ﺗَﺨُﻮﻧُﻮﺍْ ﺍﻟﻠﻪَ )
dan Rasul (Muhammad) ( ﻭَﺍﻟﺮَّﺳُﻮﻝَ )
Maksudnya dengan cara meninggalkan sunnah Nabi dan melakukan maksiat kepada Nabi shallallahu ‘ alaihi wassallam.

~~Serta memiliki ciri memegang janji.
Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) --
di dalam Al-Qur`an. ( ﻭَﺍﺫْﻛُﺮْ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻜِﺘَﺎﺏِ ﺇِﺳْﻤَﺎﻋِﻴﻞَ )
Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya. ( ﺇِﻧَّﻪُ ﻛَﺎﻥَ ﺻَﺎﺩِﻕَ ﺍﻟْﻮَﻋْﺪِ )

Dan dalam hadits Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah memuji Abul-‘Ash bin ar-Rabi, suami dari Zainab. Kata beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang Abul-‘Ash bin ar-Rabi’

Dia telah berbicara kepadaku dan berkata jujur, ( ﺣَﺪَّﺛَﻨِﻲْ ﻓَﺼَﺪَّﻗَﻨِﻲْ )
berjanji kepadaku dan menepatinya. ( ﻭَﻭَﻋَﺪَﻧِﻲْ ﻓَﻮَﻓَّﻰ ﻟِﻲْ )
( HR al-Bukhâri, no. 3729 dan Muslim, no. 2449)

~~Menjaga rahasia
Allah Ta’ala berfirman:
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-2 yg berkhianat. ( ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠّﻪَ ﻻَ ﻳُﺤِﺐُّ ﺍﻟﺨَﺎﺋِﻨِﻴﻦَ )
(QS Al-Anfal [8]: 5

Dalam hadits dari Aisyah radhiyallahu ‘anha , katanya:
Kami semua, para istri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sedang berada di sisi beliau pada saat itu. Kemudian menghadaplah puteri beliau, Fathimah radhiyallahu ‘anha dengan berjalan dengan cara jalannya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Ketika beliau shallallahu ‘alaihi wasallam melihatnya, beliaupun menyambutnya dengan baik dan bersabda: Marhaban hai puteriku.Fathimah disuruhnya duduk di sebelah kanannya atau -menurut riwayat lain- di sebelah kirinya. Seterusnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam membisikinya, lalu Fathimah menangis dengan tangisnya yang keras sekali. Setelah beliau shallallahu ‘alaihi wasallam melihat kegelisahan puterinya lalu dibisikinya sekali lagi. Fathimah pun tertawa.

Aku berkata kepada Fathimah, Engkau telah diistimewakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di antara sekalian istri-istrinya dengan dibisiki, kemudian engkau menangis.” Sesudah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berdiri dari tempatnya, lalu aku bertanya kepada Fathimah, Apakah yang disabdakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam padamu itu? Fathimah menjawab,

Aku tidak akan menyiar-nyiarkan apa yg dirahasiakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ( ﻣَﺎ ﻛُﻨْﺖُ ﻷُﻓْﺸِﻲ ﻋَﻠَﻰ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺳِﺮَّﻩُ )
Sesudah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam wafat, aku pun berkata kepada Fathimah, Aku sengaja hendak bertanya kepadamu dengan cara yang sebenarnya, supaya engkau memberitahukan kepadaku apa yang disabdakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. (Muttafaq ‘alaih, dan Ini adalah lafazh Muslim)

◇◆16. Pemaaf dan Lapang Dada Menghadapi Kebodohan Manusia Dan Koreksi Ikwan dan Tawaddhu' kepada Allah

Abu Huroirah mengatakan ( ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ، ﻗَﺎﻝَ )
(Suatu hari) At-Thufail  ( ﻗَﺪِﻡَ ﺍﻟﻄُّﻔَﻴْﻞُ )
dan para sahabatnya datang, (ﻭَﺃَﺻْﺤَﺎﺑُﻪُ )
mereka mengatakan ( ﻓَﻘَﺎﻟُﻮﺍ )
ya Rosululloh,  ( ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ )
Kabilah Daus benar-2 telah kufur ( ﺇِﻥَّ ﺩَﻭْﺳًﺎ ﻗَﺪْ ﻛَﻔَﺮَﺕْ )
dan menolak (dakwah Islam),  ( ﻭَﺃَﺑَﺖْ )
maka doakanlah keburukan untuk mereka! ( ﻓَﺎﺩْﻉُ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻋَﻠَﻴْﻬَﺎ ! )
Maka ada yg mengatakan ( ﻓَﻘِﻴﻞَ )
Mampuslah kabilah Daus. ( ﻫَﻠَﻜَﺖْ ﺩَﻭْﺱٌ ! )
Lalu beliau mengatakan ( ﻓَﻘَﺎﻝَ )
Ya Allah, berikanlah hidayah kepada Kabilah Daus, ( ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﻫْﺪِ ﺩَﻭْﺳًﺎ )
dan datangkanlah mereka (kepadaku). ( ﻭَﺍﺋْﺖِ ﺑِﻬِﻢْ )
(HR. Bukhori 2937 dan Muslim 2524 )

◇◆ 17. Kasih Sayang dan Penuh Perhatian Kepada Keluarga

Dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha meriwayatkan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda :
Sebaik-2 kalian adalah org yg paling baik bagi keluarganya. ( ﺧَﻴْﺮُﻛُﻢْ ﺧَﻴْﺮُﻛُﻢْ ﻷَﻫْﻠِﻪِ )
Dan aku org yg paling baik bagi keluargaku. ( ﻭَﺃَﻧَﺎ ﺧَﻴْﺮُﻛُﻢْ ﻷَﻫْﻠِﻲ )
(HR. At Tirmidzi no: 3895 dan Ibnu Majah no: 1977 dari sahabat Ibnu ‘Abbas. Dan dishahihkan oleh Al Albani dalam Ash Shahihah no: 285)

Hadits di atas, hadits yang sangat mulia. Sebuah hadits yang menunjukkan agar manusia bersikap mulia dan berlaku jujur. Begitu pula bagi seorang suami khususnya, karena ia sebagai pemimpin dan bertanggung jawab kepada keluarga.

Wallahuta'allam

Referensi :
- Al-Quran
- Ensiklopedi Hadits

http:// Abuafka.blogspot.com