Rabu, 02 Agustus 2017

Keistimewaan Dan Keutamaan Bulan Dzulqa’dah ( ﺫُﻭ ﺍﻟْﻘَﻌْﺪَﺓِ )

Bismillah
Kamis 11 Dzulqa’dah ( ﺫُﻭ ﺍﻟْﻘَﻌْﺪَﺓِ ) 1438 H  /  3 Agustus 2017

Didalam Al-Qur'an , Allah Aza Wajalla sebut bulan Dzulqa’dah sebagai bulan haram
Allah Aza Wajalla berfirman ;
diantaranya ada empat bulan haram  (  ۚﻣِﻨْﻬَﺎ ﺃَﺭْﺑَﻌَﺔٌ ﺣُﺮُﻡ )
(QS At-Taubah (9): 36).

Didalam Tafsir Ath-Thabari dan Tafsir Al-Qur’anul ‘Adzim karya Ibnu Katsir dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan bulan-bulan haram adalah sebagaimana didalam potongan hadits disebutkan  ;
Di antaranya ada 4 bulan haram/suci  (  ﻣِﻨْﻬَﺎ ﺃَﺭْﺑَﻌَﺔٌ ﺣُﺮُﻡٌ   )
Tiga bulannya berturut-turut yaitu   (  ﺛَﻼَﺛَﺔٌ ﻣُﺘَﻮَﺍﻟِﻴَﺎﺕ    )
Dzulqo’dah,Dzulhijjah ( ﺫُﻭ ﺍﻟْﻘَﻌْﺪَﺓِ ﻭَﺫُﻭ ﺍﻟْﺤِﺠَّﺔ  )
dan Muharram  (  ﻭَﺍﻟْﻤُﺤَﺮَّﻡُ  )
Rajab Mudhor (  ﻭَﺭَﺟَﺐُ ﻣُﻀَﺮَ  )
(HR. Bukhari no. 3197 ).

PENJELASAN :

◇◆1. Bulan Dzulqa’dah termasuk bulan haram, bulan suci dan diagungkan,

Firman Allah Aza Wajalla ( dan pada sesuatu yang patut dihormati, ( ﻭَﺍﻟْﺤُﺮُﻣَﺎﺕُ ) ~ (QS. Al-Baqarah:194),
Dan dzulqa’dah merupakan bulan ke 11 dalam penanggalan Islam. ( 1 tahun itu ada 12  bulan ( ﺍﻟﺴَّﻨَﺔُ ﺍﺛْﻨَﺎ ﻋَﺸَﺮَ ﺷَﻬْﺮًﺍ )
(HR.Bukhari no. 3197 ). Secara bahasa dzulqa’dah berarti (penguasa genjatan senjata).

◇◆2. Di bulan Dzulqa’dah amalan-amalan yang baik akan dilipatgandakan pahalanya sedangkan amalan-amalan yang buruk akan dilipatgandakan dosanya.

Dalilnya umum yang sering dinaskan untuk bulan Ramadhan.
Allah Aza Wajalla berfirman : ( يَقُولُ اللَّهُ، عَزَّ وَجَلَّ  )
Barangsiapa membawa amal yang baik, ( ﻣَﻦْ ﺟَﺎﺀَ ﺑِﺎﻟْﺤَﺴَﻨَﺔِ  )
maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya ( ﻓَﻠَﻪُ ﻋَﺸْﺮُ ﺃَﻣْﺜَﺎﻟِﻬَﺎ  )
dan barangsiapa yg membawa perbuatan jahat ( ﻭَﻣَﻦْ ﺟَﺎﺀَ ﺑِﺎﻟﺴَّﻴِّﺌَﺔِ  )
maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang
dengan kejahatannya, ( ﻓَﻼ ﻳُﺠْﺰَﻯ ﺇِﻻ ﻣِﺜْﻠَﻬَﺎ )
sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).( ﻭَﻫُﻢْ ﻻ ﻳُﻈْﻠَﻤُﻮﻥَ ‏ )
(QS. Al-An’am: 160).

Ayat diatas dijelaskan dalam hadits Al-Ja'd Abu Usman dengan lafaz yang sama.
Imam Ahmad mengatakan pula, ( قَالَ [الْإِمَامُ] أَحْمَدُ أَيْضًا )
telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah, ( حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ  )
telah menceritakan kepada kami Al-A'masy, ( حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ )
dari Al-Ma'rur ibnu Suwaid, ( عَنِ الْمَعْرُورِ بْنِ سُوَيْد )
dari Abu Zar  ( عَنْ أَبِي ذَرٍّ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ  )
yang mengatakan (  قَالَ  )
bahwa Rasulullah pernah bersabda (  قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  )
~ Allah Aza Wajalla berfirman dalam hadits Qutsi : ( يَقُولُ اللَّهُ، عَزَّ وَجَلَّ  )
Barang siapa mengerjakan suatu kebaikan, ( مَنْ عَمِل حَسَنَةً  )
maka baginya pahala 10 kebaikan yg semisal dgnnya ( فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا )
dan lebih dari itu. (  وَأَزِيدُ  )
Dan barang siapa mengerjakan suatu kejahatan, ( وَمَنْ عَمِلَ سَيِّئَةً )
maka balasannya adalah kejahatan yang semisal ( فَجَزَاؤُهَا مِثْلُهَا  )
atau Aku ampuni (dia). ( أَوْ أَغْفِرُ )
Barang siapa yg mengerjakan sepenuh bumi berupa dosa, ( وَمَنْ عَمِلَ قُرَاب الْأَرْضِ خَطِيئَةً )
kemudian ia menemui-Ku (  ثُمَّ لَقِيَنِي  )
dalam keadaan tidak mempersekutukan Aku ( لَا يُشْرِكُ  )
dengan sesuatu pun,  (  بِي شَيْئًا  )
maka Aku jadikan baginya ampunan yg semisal dgn dosanya itu. ( جَعَلْتُ لَهُ مِثْلَهَا مَغْفِرَةً)
Barang siapa mendekatkan dirinya kepada-Ku satu jengkal,  ( وَمَنِ اقْتَرَبَ إليَّ شِبْرًا )
niscaya Aku mendekat kepadanya satu hasta. ( اقْتَرَبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا )
Barang siapa mendekatkan dirinya kepada-Ku satu hasta, ( وَمَنِ اقْتَرَبَ إليَّ ذِرَاعًا )
niscaya aku mendekatinya satu depa (rentangan tangan). ( اقْتَرَبْتُ إِلَيْهِ بَاعًا )
Dan barang siapa yg datang kepada-Ku dgn berjalan kaki, ( وَمَنْ أَتَانِي يَمْشِي )
niscaya Aku datangi dia dengan berlari kecil ( أَتَيْتُهُ هَرْوَلَة )
(HR.Bukhari, Muslim, dan Nasai )

◇◆3. Allah melarang manusia untuk berperang dibulan ini.

Didalam tafsir disebutkan, Janganlah menzhalimi diri kalian sendiri ( ﻓَﻼ ﺗَﻈْﻠِﻤُﻮﺍ ) , yaitu janganlah berbuat maksiat pada bulan-bulan haram karena dosanya lebih besar.
( Tafsir Al Jalalain  )

~ PENDAPAT Pertama Ulama yang mengharamkan perang dibulan haram diantaranya :
Firman Allah ta’ala, Hai orang- 2 yang beriman,  (  ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ  )
janganlah kalian melanggar syi’ar-syi’ar Allah, ( ﻟَﺎ ﺗُﺤِﻠُّﻮﺍ ﺷَﻌَﺎﺋِﺮَ ﺍﻟﻠَّﻪِ  )
dan jangan melanggar kehormatan bulan-2 haram ( ﻭَﻟَﺎ ﺍﻟﺸَّﻬْﺮَ ﺍﻟْﺤَﺮَﺍﻡَ )
(QS.Al-Maaidah (5) :2).

Pendapat ulama tentang ayat diatas adalah ;
Ayat tersebut termasuk salah satu dari ayat-2 Al-Quran --
yg terakhir turunnya,  (  ﻭَﻫِﻲَ ﻣِﻦْ ﺁﺧِﺮِ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥِ ﻧُﺰُﻭﻟًﺎ  )
sedangkan tidak ada satupun dalil yang menunjukkan penghapusan--
hukum yang terkandung di dalam ayat tersebut .( ﻭَﻟَﻴْﺲَ ﻓِﻴﻬَﺎ ﻣَﻨْﺴُﻮﺥٌ )
( Ibnul Qoyyim rahimahullah didalam kitab  Zaadul Ma’aad : 3/301).

Dalil yang lain Allah Aza Wajalla berfirman :
Mereka bertanya kepadamu tentang  berperang pd bulan Haram. ( ﻳَﺴْﺄَﻟُﻮﻧَﻚَ ﻋَﻦِ ﺍﻟﺸَّﻬْﺮِ ﺍﻟْﺤَﺮَﺍﻡِ )
Katakanlah: Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar ( ﻗِﺘَﺎﻝٍ ﻓِﻴﻪِ ﻗُﻞْ ﻗِﺘَﺎﻝٌ ﻓِﻴﻪِ ﻛَﺒِﻴﺮٌ )
QS. Al-Baqarah:217).

Ditafsirkan dengan hadits dari Jabir, beliau berkata,
Rasulullah tidak pernah berperang pd --
bulan haram  ( ﻟَﻢْ ﻳَﻜُﻦْ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻳَﻐْﺰُﻭ ﻓِﻲ ﺍﻟﺸَّﻬْﺮِ ﺍﻟْﺤَﺮَﺍﻡِ )
kecuali beliau diserbu ( ﺇِﻟَّﺎ ﺃَﻥْ ﻳُﻐْﺰَﻯ  )
atau mereka (kaum Muslimin) diserbu (  ﺃَﻭْ ﻳُﻐْﺰَﻭْﺍ )
( HR Ahmad , ﻭﺻﺤﺤﻪ ﻣﺤﻘﻘﻮ ﺍﻟﻤﺴﻨﺪ )

Kedua ayat di atas adalah ayat Madaniyyah. ( ﻓَﻬَﺎﺗَﺎﻥِ ﺁﻳَﺘَﺎﻥِ ﻣَﺪَﻧِﻴَّﺘَﺎﻥِ )
Jarak waktu turunnya antara ke 2 ayat tersebut, terpaut 8 thn. ( ﺑَﻴْﻨَﻬُﻤَﺎ ﻓِﻲ ﺍﻟﻨُّﺰُﻭﻝِ ﻧَﺤْﻮُ ﺛَﻤَﺎﻧِﻴَﺔِ ﺃَﻋْﻮَﺍﻡٍ )
Sedangkan didalam Kitabullah dan di dalam Sunnah Rasul-Nya,
tidaklah disebutkan penghapus hukum yg terkandung dalam
ke 2 ayat tersebut. ( ﻭَﻟَﻴْﺲَ ﻓِﻲ ﻛِﺘَﺎﺏِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﻟَﺎ ﺳُﻨَّﺔِ ﺭَﺳُﻮﻟِﻪِ ﻧَﺎﺳِﺦٌ ﻟِﺤُﻜْﻤِﻬِﻤَﺎ )
Dan ulama tidak pula berijma’ (tidak bersepakat) atas penghapusan -
hukum tersebut. (  ﻭَﻟَﺎ ﺃَﺟْﻤَﻌَﺖِ ﺍﻟْﺄُﻣَّﺔُ ﻋَﻠَﻰ ﻧَﺴْﺨِﻪِ  )
( Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata dalam kitab  Zaadul Ma’aad ,  jilid 3).

~ Sedangkan Pendapat Kedua Jumhur Ulama larangan tersebut telah di mansukh ;
Jumhur Ulama berpendapat bahwa hukum haramnya peperangan pada bulan-bulan haram tersebut telah dihapus, sedangkan kezhaliman ditafsirkan dengan melakukan dosa.(Perkataan Al-Alusi rahimahullah )
Mereka berdalil dengan ayat : Firman Allah Ta’ala,
Dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya ( ﻭَﻗَﺎﺗِﻠُﻮﺍ ﺍﻟْﻤُﺸْﺮِﻛِﻴﻦَ ﻛَﺎﻓَّﺔً )
sebagaimana merekapun memerangi kalian semuanya ( ﻛَﻤَﺎ ﻳُﻘَﺎﺗِﻠُﻮﻧَﻜُﻢْ ﻛَﺎﻓَّﺔً )
(Qs At-Taubah (9) : 36).

Wallahu a‘lam yang mengharam lebih rajih.

◇◆ 4. Bulan Dzulqa’dah juga merupakan salah satu dari bulan-2  haji ( asyhrul hajj ) Allah Aza Wajalla dalam firman-Nya:
(Musim) haji adalah beberapa bulan yang telah diketahui ( ﺍﻟْﺤَﺞُّ ﺃَﺷْﻬُﺮٌ ﻣَّﻌْﻠُﻮﻣَﺎﺕٌ )
( Qs. al-Baqarah: 197 ).

Dijelaskan bahwa asyhur ma’lumaat (bulan-bulan yang telah diketahui) merupakan bulan yang tidak sah ihram untuk menunaikan haji kecuali pada bulan-bulan ini.
( Dalam Tafsir Ibni Katsir (II/5, 356)

◇◆ 5. Di antara keistimewaan bulan Dzulqa’dah, bahwasannya pada bulan ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menunaikan ibadah umrah hingga empat kali, sebagaiman hadits dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu mengatakan,

Bahwa Rasulullah melakukan umrah 4 kali, ( ﺃَﻥَّ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺍﻋْﺘَﻤَﺮَ ﺃَﺭْﺑَﻊَ ﻋُﻤَﺮٍ  )
semuanya di bulan Dzulqa’dah,  (  ﻛُﻠُّﻬُﻦَّ ﻓِﻲ ﺫِﻱ ﺍﻟْﻘَﻌْﺪَﺓِ  )
kecuali umrah yang mengiringi haji beliau. ( ﺇِﻟَّﺎ ﺍﻟَّﺘِﻲ ﻣَﻊَ ﺣَﺠَّﺘِﻪِ  )
(yaitu) Umrah dari Hudaibiyah atau  ( ﻋُﻤْﺮَﺓً ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺤُﺪَﻳْﺒِﻴَﺔِ ﺃَﻭْ )
di tahun perjanjian Hudaibiyah di bulan Dzulqa’dah, ( ﺯَﻣَﻦَ ﺍﻟْﺤُﺪَﻳْﺒِﻴَﺔِ ﻓِﻲ ﺫِﻱ ﺍﻟْﻘَﻌْﺪَﺓِ  )
Umrah di tahun berikutnya di bulan Dzulqa’dah, ( ﻭَﻋُﻤْﺮَﺓً ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻌَﺎﻡِ ﺍﻟْﻤُﻘْﺒِﻞِ ﻓِﻲ ﺫِﻱ ﺍﻟْﻘَﻌْﺪَﺓِ )
Umrah dari Ji’ranah,  (  ﻭَﻋُﻤْﺮَﺓً ﻣِﻦْ ﺟِﻌْﺮَﺍﻧَﺔَ  )
dimana beliau membagi ghanimah Hunain di bulan --
Dzulqa’dah, ( ﺣَﻴْﺚُ ﻗَﺴَﻢَ ﻏَﻨَﺎﺋِﻢَ ﺣُﻨَﻴْﻦٍ ﻓِﻲ ﺫِﻱ ﺍﻟْﻘَﻌْﺪَﺓِ  )
dan umrah ketika beliau haji. ( ﻭَﻋُﻤْﺮَﺓً ﻣَﻊَ ﺣَﺠَّﺘِﻪِ  )
(HR. Bukhari 1780 & Muslim 1253).

Mengapa umrah Nabi Shallahu 'alaihi Wasallam diBulan Dzulqa’dah?
Al -jawab : para ulama mengatakan, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan beberapa kali umrah di bulan Dzulqa’dah, karena keutamaan bulan ini dan dalam rangka menyelisihi masyarajat jahiliyah dalam waktu pelaksanaan umrah, karena mereka  orang jahiliyah  berkeyakinan bahwa Umrah di bulan Dzulqa’dah adalah perbuatan yang sangat kurang ajar. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan umrah di bulan ini beberapa kali, sebagai puncak penjelasan yang menunjukkan bolehnya umrah ketika Dzulqa’dah. Serta lebih kuat dalam membantah keyakinan Jahiliyah. (Syarh Shahih Muslim, 8/236 , Imam Nawawi rahimahullah)

◇◆6. Di bulan Dzulqa’dah, bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala berjanji kepada Nabi Musa ‘alaihis salam untuk berbicara dengannya selama tiga puluh malam di bulan Dzulqa’dah, ditambah sepuluh malam di awal bulan Dzul Hijjah.

Sebagaimana pendapat mayoritas para ahli tafsir dalam  firman Allah Aza Wajalla :
Dan telah Kami janjikan kepada Musa --
(untuk memberikan Taurat) ( ﻭَﻭَﺍﻋَﺪْﻧَﺎ ﻣُﻮﺳَﻰٰ  )
sesudah berlalu waktu tiga puluh malam, ( ﺛَﻠَﺎﺛِﻴﻦَ ﻟَﻴْﻠَﺔً  )
dan Kami sempurnakan jumlah malam itu
dgn sepuluh (malam lagi ) ( ﻭَﺃَﺗْﻤَﻤْﻨَﺎﻫَﺎ ﺑِﻌَﺸْﺮٍ ‌ )
(Qs. Al-A'raaf (7 ) : 142 didalam Tafsir Ibnu Katsir II/244 )

Wallahuta'allam
http:// Abuafka.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar