Rabu, 31 Januari 2018

Apakah Aku Sombong ?

Apakah Aku Sombong (Takabur)

Al-kibr yaitu melihat diri sendiri lebih besar dari yang lain. Orang sombong itu memandang dirinya lebih sempurna dibandingkan siapapun. Dia memandang orang lain hina, rendah dibanding dengan dirinya tanpa ilmu.

Sedangkan ‘ujub adalah membanggakan diri, silau dengan diri sendiri tanpa merendahkan orang lain.

Berkata Para Ulama maksud dari Al-kibr.
Imam Nawawi rahimahullah berkata: Adapun ‘menolak kebenaran’ yaitu menolaknya dan mengingkarinya dengan menganggap dirinya tinggi dan besar . ( Syarah Muslim, hadits no. 2749 ).

Imam Ibnul Atsir rahimahullah berkata tentang makna menolak kebenaran yaitu menyatakan batil terhadap perkara yang telah Allah Azza wa Jalla tetapkan sebagai kebenaran, seperti mentauhidkan-Nya dan beribadah kepada-Nya.

Ada yang mengatakan, maknanya adalah menzhalimi kebenaran, yaitu tidak menganggapnya sebagai kebenaran. Dan ada yang mengatakan, maknanya adalah merasa besar terhadap kebenaran, yaitu tidak menerimanya. ( Lihat An-Nihayah fi Gharibil Hadits ).

Sebagaimana hadits dari ‘Abdullah bin Mas’ud
Rasulullah ﷺ bersabda
Tidak akan masuk surga ( ﻻَ ﻳَﺪْﺧُﻞُ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔَ )
orang yang di dalam hatinya ( ﻣَﻦْ ﻛَﺎﻥَ ﻓِﻲ ﻗَﻠْﺒِﻪِ )
ada kesombongan seberat biji sawi. ( ﻣِﺜْﻘَﺎﻝُ ﺫَﺭَّﺓٍ ﻣِﻦْ ﻛِﺒْﺮٍ )
Seorang laki-laki bertanya ( ﻗَﺎﻝَ )
Ada seseorang suka bajunya bagus dan sandalnya bagus
(apakah termasuk kesombongan?) ( ﺭَﺟُﻞٌ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞَ ﻳُﺤِﺐُّ ﺃَﻥْ ﻳَﻜُﻮﻥَ ﺛَﻮْﺑُﻪُ ﺣَﺴَﻨًﺎ ﻭَﻧَﻌْﻠُﻪُ ﺣَﺴَﻨَﺔً )
Beliau menjawab: ( ﻗَﺎﻝَ )
Sesungguhnya Allah Maha indah ( ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﺟَﻤِﻴﻞٌ )
dan menyukai keindahan. ( ﻳُﺤِﺐُّ ﺍﻟْﺠَﻤَﺎﻝَ )

Kesombongan adalah menolak kebenaran ( ﺍﻟْﻜِﺒْﺮُ ﺑَﻄَﺮُ ﺍﻟْﺤَﻖِّ )
dan merendahkan manusia ( ﻭَﻏَﻤْﻂُ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ )
( HR. Muslim, no. 2749 )

Penjelasan :
Dari keterangan hadits diatas sombong itu ada dua :

▪ Pertama
Menolak kebenaran ( ﺑَﻄَﺮُ ﺍﻟْﺤَﻖِّ ) maksudnya mengingkari kebenaran (wahyu) dan menolaknya karena selalu berambisi untuk meninggikan dirinya di hadapan Allah Ta’ala dengan cara menolak syariat Allah Ta’ala dan tuntunan Rosulullah ﷺ
padahal perkataan yang benar adalah dari Kitabullah dan Sunnah Rasulullah ﷺ yg wajib seorang mukmin mengimani, menerima dan mengikutinya.

Sebagaimana Allah Ta’ala telah memuji orang-orang yang beriman karena mereka mengkuti kebenaran dan mencela orang-orang yang menolak kebenaran.

Adakah orang yang mengetahui ( ﺃَﻓَﻤَﻦْ ﻳَﻌْﻠَﻢُ )
bahwasanya apa yg diturunkan kepadamu ( ﺃَﻧَّﻤَﺎ ﺃُﻧْﺰِﻝَ ﺇِﻟَﻴْﻚَ )
dari rabbmu itu benar sama dgn orang yang buta? ( ﻣِﻦْ ﺭَﺑِّﻚَ ﺍﻟْﺤَﻖُّ ﻛَﻤَﻦْ ﻫُﻮَ ﺃَﻋْﻤَﻰٰ )
Hanyalah org2 yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran, ( ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﻳَﺘَﺬَﻛَّﺮُ ﺃُﻭﻟُﻮ ﺍﻟْﺄَﻟْﺒَﺎﺏِ )
(Qs A-Ra’d (13):19 )

Tafsir Ulama :
Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata : Maka tidaklah sama orang yang meyakini kebenaran yang engkau bawa wahai Muhammad ﷺ dengan orang yang buta, yang tidak mengetahui dan memahami kebaikan. Seandainya memahami, dia tidak mematuhinya, tidak mempercayainya, dan tidak mengikutinya. ( Lihat Tafsir Al-Qur’anil ‘Azhim, Qs Ar-Ra’du (13 ): 19 ).

Sedangkan bagi yang menolak kebenaran maka dia telah sombong disebabkan penolakannya tersebut.
Oleh karena itu menolak wahyu secara keseluruhan maka dia telah kafir dan akan kekal di neraka.( sebab hatinya menolak wahyu)

Sebagaimana Allah terangkan dalam firman-Nya,
Sesungguhnya org-2 yg memperdebatkan tentang
ayat-2 Allah ( ﺇِﻥَّ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻳُﺠَﺎﺩِﻟُﻮﻥَ ﻓِﻲ ﺀَﺍﻳَﺎﺕِ ﺍﻟﻠﻪِ )
tanpa alasan yg sampai pada mereka ( ﺑِﻐَﻴْﺮِ ﺳًﻠْﻄَﺎﻥٍ ﺃَﺗَﺎﻫُﻢْ )
tidak ada dalam dada mereka ( ﺇِﻥ ﻓِﻲ ﺻُﺪُﻭﺭِﻫِﻢْ )
melainkan hanyalah (keinginan akan) kesombongan yg mereka sekali-kali tiada akan mencapainya, ( ﺇِﻻَّ ﻛِﺒْﺮٌ ﻣَّﺎﻫُﻢ ﺑِﺒَﺎﻟِﻐِﻴﻪِ  )
maka mintalah perlindungan kepada Allah. ( ﻓَﺎﺳْﺘَﻌِﺬْ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ )
Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi
Maha Melihat. ( ﺇِﻧَّﻪُ ﻫُﻮَ ﺍﻟﺴَّﻤِﻴﻊُ ﺍﻟْﺒَﺼِﻴﺮُ  )
(QS. Ghafir:56)

Sedangkan orang - orang yang sombong dengan menolak sebagian kebenaran karena tidak sesuai dengan hawa nafsu dan akalnya hal ini tidak termasuk kekafiran namun dia berhak mendapat hukuman (adzab) karena sifat sombongnya tersebut.

Maka wajib bagi para penuntut ilmu untuk memiliki tekad yang kuat mendahulukan perkataan Rasul ﷺ di atas perkataan siapa pun. Karena pokok kebenaran adalah kembali kepadanya dan pondasi kebenaran dibangun di atasnya, yakni dengan petunjuk Nabi ﷺ . Kita berusaha untuk mengetahui maksudnya, dan mengikutinya secara lahir dan batin. (Lihat Bahjatu Qulubil Abrar, hal 194-195, Syaikh Nashir as Sa’di, cet Daarul Kutub ‘Ilmiyah).

Namun, umumnya manusia tidak peduli terhadap kebenaran, tidak mau mencarinya, dan tidak menelitinya. Sehingga mereka berkubang di dalam kesesatan dengan sadar atau tanpa sadar. Allah Ta’ala berfirman:
Apakah mereka mengambil sesembahan-sesembahan
selain-Nya?  ( ﺃَﻡِ ﺍﺗَّﺨَﺬُﻭﺍ ﻣِﻦْ ﺩُﻭﻧِﻪِ ﺁﻟِﻬَﺔً )
Katakanlah tunjukkanlah hujjahmu! ( ﻗُﻞْ ﻫَﺎﺗُﻮﺍ ﺑُﺮْﻫَﺎﻧَﻜُﻢْ )
(al-Qur`an) ini adalah peringatan bagi orang-orang yang bersamaku, ( ﻫَٰﺬَﺍ ﺫِﻛْﺮُ ﻣَﻦْ ﻣَﻌِﻲَ )
dan peringatan bagi org-2 yg sebelumku. ( ﻭَﺫِﻛْﺮُ ﻣَﻦْ ﻗَﺒْﻠِﻲ )
Sebenarnya kebanyakan mereka tiada mengetahui
yang hak ( ﺑَﻞْ ﺃَﻛْﺜَﺮُﻫُﻢْ ﻟَﺎ ﻳَﻌْﻠَﻤُﻮﻥَ ﺍﻟْﺤَﻖَّ )
karena itu mereka berpaling. ( ﻓَﻬُﻢْ ﻣُﻌْﺮِﺿُﻮﻥَ )
( Qs Al-Anbiya’ (21) :24 )

Tafsir ulama :
Syaikh `Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di rahimahullah berkata: Mereka tidak mengetahui kebenaran bukan karena kebenaran itu samar dan tidak jelas. Namun karena mereka berpaling darinya. Jika mereka tidak berpaling dan mau memperhatikannya, niscaya kebenaran menjadi jelas bagi mereka dari kebatilan, dengan kejelasan yang nyata dan gamblang.( Lihat Tafsir Taisir Karimir Rahman,Qs Al-Anbiya’
( 21):24 ).

Oleh karena itu, jangan sekali-kali seorang Muslim menolak kebenaran, siapa pun pembawanya karena menolak kebenaran itu merupakan sifat kesombongan yang dibenci oleh Allah Azza wa Jalla . Sombong sifat yahudi (Qs Al-Baqarah : 89 )
Bahkan sesungguhnya menolak kebenaran itu merupakan sifat orang-orang kafir.
Wallahu a’lam

▪▪ Kedua
Merendahkan manusia ( ﻭَﻏَﻤْﻂُ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ) maksudnya setelah menolak kebenaran kemudian berlanjut merendahkan orang yang menyampaikan kebenaran tersebut. Dengan meremehkan dan merendahkannya. Hal ini muncul karena seseorang bangga dengan dirinya sendiri dan menganggap dirinya lebih mulia dari orang lain. Kebanggaaan terhadap diri sendiri membawanya sombong terhadap orang lain, meremehkan dan menghina mereka, serta merendahkan mereka baik dengan perbuatan maupun perkataan. Rasulullah ﷺ bersabda,
Cukuplah seseorang dikatakan berbuat jahat jika ia menghina saudaranya sesama muslim. ( ﺑِﺤَﺴْﺐِ ﺍﻣْﺮِﺉٍ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺸَّﺮِّ ﺃَﻥْ ﻳَﺤْﻘِﺮَ ﺃَﺧَﺎﻩُ ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻢَ )
(HR.Muslim 2564, lihat Bahjatu Qulubill Abrar , hal 195)

Contoh di antara bentuk kesombongan terhadap manusia di antaranya adalah sombong dengan pangkat dan kedudukannya, sombong dengan harta, sombong dengan kekuatan dan kesehatan, sombong dengan ilmu dan kecerdasan, sombong dengan bentuk tubuh, dan kelebihan-kelebihan lainnya. Dia merasa lebih dibandingkan orang lain dengan kelebihan-kelebihan tersebut. Padahal kalau kita renungkan, siapa yang memberikan harta, kecerdasan, pangkat, kesehatan, bentuk tubuh yang indah? Semua murni hanyalah nikmat dari Allah Ta’ala . Jika Allah berkehendak, sangat mudah bagi Allah untuk mencabut kelebihan-kelebihan tersebut. Pada hakekatnya manusia tidak memiliki apa-apa.

Kesimpulan
Seorang muslim tidak boleh menolak kebenaran dan nasehat agar kita tidak menyerupai sifat - sifat orang-orang kafir , yang dapat terjerumus kedalam kesombongan dan dapat  menghalangi masuknya hidayah sehingga pelakunya diancam dengan neraka.

Wallahu a’lam
Bersambung

Refrensi :
Http:// Abuafka.blogspot.com
Potongan dari artikel Almanhaj.or.id

Senin, 29 Januari 2018

Ringkasan Tuntunan shalat gerhana

Ringkasnya,
Tuntunan shalat gerhana

[1] Berniat di dalam hati dan tidak dilafadzkan karena melafadzkan niat termasuk perkara yang tidak ada tuntunannya dari Nabi kita ﷺ dan beliau ﷺ juga tidak pernah mengajarkannya lafadz niat pada shalat tertentu kepada para sahabatnya.

[2] Takbiratul ihram yaitu bertakbir sebagaimana shalat biasa.

[3] Membaca do’a istiftah dan berta’awudz, kemudian membaca surat Al Fatihah dan membaca surat yang panjang (seperti surat Al Baqarah) sambil dijaherkan (dikeraskan suaranya, bukan lirih) sebagaimana terdapat dalam hadits Aisyah:

Nabi ﷺ menjaherkan bacaannya ketika shalat gerhana. ( جَهَرَ النَّبِىُّ ﷺ  فِى صَلاَةِ الْخُسُوفِ بِقِرَاءَتِهِ )
(HR. Bukhari no. 1065 dan Muslim no. 901)

[4] Kemudian ruku’ sambil memanjangkannya.

[5] Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal) sambil mengucapkan ’SAMI’ALLAHU LIMAN HAMIDAH, RABBANA WA LAKAL HAMD’

[6] Setelah i’tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah dan surat yang panjang. Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama.

[7] Kemudian ruku’ kembali (ruku’ kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku’ sebelumnya.

[8] Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal).

[9] Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana ruku’, lalu duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali.

[10] Kemudian bangkit dari sujud lalu mengerjakan raka’at kedua sebagaimana raka’at pertama hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya.

[11] Tasyahud.

[12] Salam.

[13] Setelah itu imam menyampaikan khutbah kepada para jama’ah yang berisi anjuran untuk berdzikir, berdo’a, beristighfar, sedekah, dan membebaskan budak. (Lihat Zaadul Ma’ad, Ibnul Qayyim, 349-356, Darul Fikr dan Shohih Fiqih Sunnah, 1: 438)

Semoga bermanfaat bagi kita semua.
Wallahu A'lam

Sumber :
- http:// Abuafka.blogspot.com
- http://rumaysho.com

Seputar gerhana

Pertanyaan Seputar Tuntunan Shalat ﺍﻟﺨﺴﻮﻑ dan ﺍﻟﻜﺴﻮﻑ

Pertama
Apa yang dimaksud shalat khusuf ( ﺍﻟﺨﺴﻮﻑ ) ?
Jawabnya adalah shalat gerhana bulan.
Khusuf adalah peristiwa dimana cahaya bulan menghilang baik sebagian atau total pada malam hari karena terhalang oleh bayangan bumi karena posisi bulan yang berada di balik bumi dan matahari.

◆◆ Kedua
Apa yang dimaksud shalat kusuf ( ﺍﻟﻜﺴﻮﻑ ) ?
Jawabnya adalah shalat gerhana matahari.
Kusuf adalah peristiwa dimana sinar matahari menghilang baik sebagian atau total pada siang hari karena terhalang oleh bulan yang melintas antara bumi dan matahari.

Sebagaimana keterangan jumhur ulama yang mengartikan
istilah khusuf untuk gerhana bulan dan kusuf untuk gerhana matahari. (Lihat Al Fiqhul Islami wa Adillatuhu oleh Dr. Wahbah Az-Zuhaili jilid 2 halaman 1421).

◆◆◆ Tiga
Apa hukum shalat khusuf ( ﺍﻟﺨﺴﻮﻑ ) atau ( ﺍﻟﻜﺴﻮﻑ )

Jawabanya Shalat gerhana adalah shalat sunnah muakkadah yang disyariatkan didalam Islam sebagaimana kesepakatan jumhur ulama.
Sebagian ulama berpendapat hukumnya adalah wajib bagi siapa saja yang melihat gerhana dengan mata telanjang.
(Wallahu a’lam).

Dalilnya firman Allah Subhanahu wa Ta’ala
Dan dari sebagian tanda2-Nya  ( ﻭَﻣِﻦْ ﺁﻳَﺎﺗِﻪِ )
adalah adanya malam dan siang ( ﺍﻟﻠَّﻴْﻞُ ﻭَﺍﻟﻨَّﻬَﺎﺭُ )
serta adanya matahari dan bulan.( ﻭَﺍﻟﺸَّﻤْﺲُ ﻭَﺍﻟْﻘَﻤَﺮُ )
Janganlah kamu sujud kpd matahari ( ﻟَﺎ ﺗَﺴْﺠُﺪُﻭﺍ ﻟِﻠﺸَّﻤْﺲِ )
atau bulan ( ﻭَﻟَﺎ ﻟِﻠْﻘَﻤَﺮِ )
tetapi sujudlah kepada Allah Yang Menciptakan
keduanya. ( ﻭَﺍﺳْﺠُﺪُﻭﺍ ﻟِﻠَّﻪِ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺧَﻠَﻘَﻬُﻦَّ )
jika kamu hanya kepada-Nya saja
menyembah. ( ﺇِﻥْ ﻛُﻨْﺘُﻢْ ﺇِﻳَّﺎﻩُ ﺗَﻌْﺒُﺪُﻭﻥَ )
(QS. Fushshilat (41) : 37)

Maksud dari perintah Allah untuk bersujud kepada Yang Menciptakan matahari dan bulan adalah perintah untuk mengerjakan shalat gerhana matahari dan gerhana bulan.

Ayat diatas didukung oleh hadits Nabi ﷺ bersabda terkait peristiwa gerhana:
Jika kalian melihat gerhana tersebut
(matahari atau bulan) , ( ﻓَﺈِﺫَﺍ ﺭَﺃَﻳْﺘُﻤُﻮﻫُﻤَﺎ )
maka bersegeralah untuk melaksanakan
shalat. ( ﻓَﺎﻓْﺰَﻋُﻮﺍ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﺼَّﻼَﺓِ )
(HR. Bukhari)

Maksudnya jika tidak melihat peristiwa gerhana, tidak disyariatkan melaksanakannya.
Karena dari hadits-hadits yang menceritakan mengenai shalat gerhana mengandung kata perintah ( ﻓَﺈِﺫَﺍ ﺭَﺃَﻳْﺘُﻤُﻮﻫُﻤَﺎ )
jika kalian melihat gerhana tersebut, shalatlah .

Sedangkan kaedah ushul fiqih, hukum asal perintah adalah wajib . Pendapat yang menyatakan wajib inilah yang dipilih oleh Asy Syaukani, Shidiq Hasan Khoon, dan Syaikh Al Albani rahimahumullah.

◆ ◆ ◆ ◆ Empat
Apa yang disyariatkan ketika melihat gerhana?

Jawabnya menggundang kaum muslimin untuk shalat gerhana dengan mengumandangkan panggilan ( ﺍﻟﺼﻼﺓ ﺟﺎﻣﻌﺔ )

Berdasarkan hadits dari Abdullah bin Umar, beliau mengatakan Ketika terjadi gerhana matahari di zaman
Nabi ﷺ diserukan ( ﻟﻤّﺎ ﻛﺴَﻔَﺖ ﺍﻟﺸﻤﺲ ﻋﻠﻰ ﻋﻬﺪ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﷺ ﻧﻮﺩﻱ )
As-shalaatu jaami’ah. ( ﺍﻟﺼﻼﺓ ﺟﺎﻣﻌﺔ )
(HR. Bukhari & Muslim)

Maksudnya adalah hadirilah shalat yang dilaksanakan secara berjamaah ini. (Fathul Bari, 2/533, dinukil dari
Mausu’ah Fiqhiyah Muyassarah, Husain Al-Awayisyah, 2/173).

◆◆◆◆◆ Lima
Kapan pelaksanaan Shalat Gerhana dilakukan ?

Jawabnya waktu pelaksanaan shalat gerhana adalah mulai ketika gerhana muncul sampai gerhana tersebut hilang.

Bedasarkan hadits dari Al Mughiroh bin Syu’bah, Rasulullah ﷺ bersabda,
Matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. ( ﺇِﻥَّ ﺍﻟﺸَّﻤْﺲَ ﻭَﺍﻟْﻘَﻤَﺮَ ﺁﻳَﺘَﺎﻥِ ﻣِﻦْ ﺁﻳَﺎﺕِ ﺍﻟﻠَّﻪِ )
Kedua gerhana tersebut tidak terjadi karena kematian
atau lahirnya seseorang. ( ﻻَ ﻳَﻨْﻜَﺴِﻔَﺎﻥِ ﻟِﻤَﻮْﺕِ ﺃَﺣَﺪٍ ﻭَﻻَ ﻟِﺤَﻴَﺎﺗِﻪِ )
Jika kalian melihat keduanya, ( ﻓَﺈِﺫَﺍ ﺭَﺃَﻳْﺘُﻤُﻮﻫُﻤَﺎ )
berdo’alah pada Allah, ( ﻓَﺎﺩْﻋُﻮﺍ ﺍﻟﻠَّﻪَ )
lalu shalatlah hingga gerhana tersebut hilang
(berakhir). ( ﻭَﺻَﻠُّﻮﺍ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﻨْﺠَﻠِﻰَ )
( HR. Bukhari )

◆◆◆◆◆◆ Enam
Bolehkah shalat gerhana diwaktu terlarang ?

Jawabnya adalah boleh mengerjakan shalat gerhana pada waktu terlarang untuk shalat. Jika gerhana muncul setelah Ashar, padahal waktu tersebut adalah waktu terlarang untuk shalat, maka shalat gerhana tetap boleh dilaksanakan.

Dalilnya adalah:
Jika kalian melihat kedua gerhana matahari
dan bulan, ( ﻓَﺈِﺫَﺍ ﺭَﺃَﻳْﺘُﻤُﻮﻫُﻤَﺎ )
bersegeralah menunaikan shalat. ( ﻓَﺎﻓْﺰَﻋُﻮﺍ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﺼَّﻼَﺓِ )
( HR. Bukhari )

Maksud hadits ini tidak dibatasi waktunya. Kapan saja melihat gerhana termasuk waktu terlarang untuk shalat, maka shalat gerhana tersebut tetap dilaksanakan.

◆◆◆◆◆◆◆ Tujuh
Sir atau jahrkah bacaan shalat gerhana ?

Jawabanya adalah bacaan shalat gerhana dikeraskan, meskipun dilakukan di siang hari.
Imam Bukhari membuat judul bab dalam shahihnya:

Bab mengeraskan bacaan ( ﺑﺎﺏ ﺍﻟﺠﻬﺮ ﺑﺎﻟﻘﺮﺍﺀﺓ )
ketika shalat kusuf (gerhana). ( ﻓﻲ ﺍﻟﻜﺴﻮﻑ )
Kemudian beliau membawakan beberapa dalil yang menunjukkan anjuran itu.

Ibn Hajar al-Haitami berkata :
Disunnahkan jahr (menyaringkan) ( ﻭ ﻳﺴﻦ ﺍﻟﺠﻬﺮ )
bacaaan pada shalat gerhana bulan, ( ﺑﺎﻟﻘﺮﺍﺀﺓ ﻓﻲ ﻛﺴﻮﻑ ﺍﻟﻘﻤﺮ )
dan disunnahkan mengsirkan bacaannya pd shalat gerhana matahari. ( ﻭﺍﻹﺳﺮﺍﺭ ﺑﻬﺎ ﻓﻲ ﻛﺴﻮﻑ ﺍﻟﺸﻤﺲ )
(Lihat dalam kitab al-Minhaj al-Qawim syarh al-Muqaddimah al-Hadlramiyah)

lmam Nawawi berkata :
Sunnah melirihakan bacaan ( ﻭﺍﻟﺴﻨﺔ ﺃﻥ ﻳﺴﺮ ﺑﺎﻟﻘﺮﺍﺀﺓ )
pada shalat gerhana matahari ( ﻓﻲ ﻛﺴﻮﻑ ﺍﻟﺸﻤﺲ )
dan jahar pada shalat gerhana bulan ( ﻭﻳﺠﻬﺮ ﻓﻲ ﻛﺴﻮﻑ ﺍﻟﻘﻤﺮ )
(Lihat kitab al-Majmu' Syarh al-Muhaddzab).

At-Tirmidizi rahimahullah mengatakan : Para ulama telah berbeda pendapat mengenai bacaan didalam shalat kusuf. Sebagian ulama berpendapat supaya dibaca pelan (sirr, dengan suara tidak terdengar) dalam shalat kusuf pada waktu siang hari. Sebagian lainnya berpendapat supaya menjaharkan bacaan dalam shalat kusuf pada siang hari. Sebagaimana halnya dengan shalat ‘Idul Fithi dan Idul Adha serta shalat Jum’at. Pendapat itulah yang dikemukakan oleh Malik, Ahmad dan Ishaq. Mereka berpendapat menjaharkan bacaan pada shalat tersebut. Asy-Syafi’i mengatakan : Bacaan tidak dibaca Jahr dalam shalat sunnat Sunan At-Tirmidzi (II/448 –tahqiq Ahmad Syakir).
Walloohu a’lam

◆◆◆◆◆◆◆◆ Delapan
Surah apa yang disunahkan ketika shalat gerhana?

Jawabnya adalah bahwa kita dianjurkan membaca surat panjang A’isyah mengatakan:
Saya belum pernah melakukan sujud yang lebih panjang dari pada sujud shalat gerhana. ( ﻣﺎ ﺳﺠﺪْﺕ ﺳﺠﻮﺩﺍً ﻗﻂّ ﻛﺎﻥ ﺃﻃﻮﻝ ﻣﻨﻪ )
(HR. Bukhari)

Dalam riwayat yang lain, beliau mengatakan:
Saya belum rukuk maupun sujud sekalipun yang lebih panjang dari pada rukuk dan sujud ketika shalat -
gerhana. ( ﻣﺎ ﺭﻛﻌﺖُ ﺭﻛﻮﻋﺎً ﻗﻂّ، ﻭﻻ ﺳﺠﺪﺕ ﺳﺠﻮﺩﺍً ﻗﻂّ؛ ﻛﺎﻥ ﺃﻃﻮﻝ ﻣﻨﻪ )
(HR. Muslim).

◆◆◆◆◆◆◆◆◆ Sembilan
Shalat gerhana dilakukan dengan munfarid tau berjama’ah?

Jawabnya adalah shalat gerhana dikerjakan secara berjamaah di masjid
Imam Bukhari membuat judul bab shalat kusuf secara berjamaah. ( ﺑﺎﺏ ﺻﻼﺓ ﺍﻟﻜﺴﻮﻑ ﺟﻤﺎﻋﺔ )

Al-Hafidz menjelaskan:
Meskipun imam tetap tidak datang. ( ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﺤﻀﺮﻭﺍ ﺍﻹِﻣﺎﻡ ﺍﻟﺮﺍﺗﺐ )
Maka salah satu diantara masyarakat menjadi imam bagi jamaah yang lain. ( ﻓﻴﺆﻡّ ﻟﻬﻢ ﺑﻌﻀﻬﻢ )
Ini adalah pendapat mayoritas ulama. ( ﻭﺑﻪ ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺠﻤﻬﻮﺭ )
(Fathul Bari, 2/540, dinukil dari Mausu’ah Fiqhiyah Muyassarah, Husain Al-Awayisyah, 2/174)

Adapun pendapat lain yang mengatakan boleh dikerjakan munfarid sebagaimana Rasulullah ﷺ keluar menuju masjid, beliau berdiri dan bertakbir (yakni shalat gerhana ) dan para makmum bershaf di belakang beliau…(HR. Muslim no. 901)

Al-Imam an-Nawawi Rahimahullah berkata, Hadits ini menunjukkan bahwa disunnahkan melaksanakan shalat gerhana di masjid yang dipakai juga untuk shalat jum’at…hadits ini juga menunjukkan disunnahkan melaksanakannya secara berjamaah, boleh pula dikerjakan dengan sendiri-sendiri.( Lihat Syarh Shahih Muslim hadits no. 901). Wallahu a’lam.

◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆ Sepuluh
Apakah wanita boleh shalat gerhana?

Jawabnya wanita dianjurkan untuk ikut shalat gerhana di masjid , diantara dalil yang menunjukkan hal ini adalah testimoni A’isyah tentang shalat gerhana yang beliau lakukan. Hadis tersebut menunjukkan bahwa beliau mengikuti shalat gerhana ini bersama Nabi ﷺ .
Imam Bukhari membuat judul bab, wanita ikut shalat kusuuf bersama laki-laki ketika gerhana

Fatwa ulama, ketika ditanya wanita shalat gerhana.

Jawabannya tidak mengapa seorang wanita mengerjakan Shalat Gerhana di rumahnya. Karena perintahnya bersifat umum, Shalatlah kalian dan berdo’alah sampai tersingkap lagi kondisi yang ada pada kalian.

Jika dia berangkat ke masjid seperti yang dilakukan oleh para shahabat wanita, ikut shalat berjama’ah, maka itu baik.

Dalam kitab  majmu’ Fatawa Ibn ‘Utsimin 16/310.
Dijelaskan,

ﺳﺌﻞ ﻓﻀﻴﻠﺔ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺍﺑﻦ ﻋﺜﻴﻤﻴﻦ ” ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ” : ﻫﻞ ﻳﺠﻮﺯ ﻟﻠﻤﺮﺃﺓ ﺃﻥ ﺗﺼﻠﻲ ﻭﺣﺪﻫﺎ ﺑﺎﻟﺒﻴﺖ ﺻﻼﺓ ﺍﻟﻜﺴﻮﻑ؟ ﻭﻣﺎ ﺍﻷﻓﻀﻞ ﻓﻲ ﺣﻘﻬﺎ؟
ﻓﺄﺟﺎﺏ : ﻻ ﺑﺄﺱ ﺃﻥ ﺗﺼﻠﻲ ﺍﻟﻤﺮﺃﺓ ﺻﻼﺓ ﺍﻟﻜﺴﻮﻑ ﻓﻲ ﺑﻴﺘﻬﺎ، ﻷﻥ ﺍﻷﻣﺮ ﻋﺎﻡ : ” ﻓﺼﻠﻮﺍ ﻭﺍﺩﻋﻮﺍ ﺣﺘﻰ ﻳﻨﻜﺸﻒ ﻣﺎ ﺑﻜﻢ ” ، ﻭﺇﻥ ﺧﺮﺟﺖ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻤﺴﺠﺪ ﻛﻤﺎ ﻓﻌﻞ ﻧﺴﺎﺀ ﺍﻟﺼﺤﺎﺑﺔ، ﻭﺻﻠﺖ ﻣﻊ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻛﺎﻥ ﻓﻲ ﻫﺬﺍ ﺧﻴﺮ .
Perhatian!!
Kehadiran kaum wanita ke masjid harus memperhatikan syarat-syaratnya. Di antaranya sebagaimana fatwa asy-Syaikh al-‘Utsaimin tentang kehadiran kaum wanita dalam shalat Tarawih :
Tidak mengapa kaum wanita hadir dalam shalat tarawih apabila aman dari fitnah , dengan syarat adalah :
Keluar dengan penampilan biasa,
Tidak bersolek dengan perhiasan, dan
Tidak memakai minyak wangi.
( Majmu’ Fatawa Ibn ‘Utsimin 14/211).

Mudah-mudahan ada manfaatnya.
Wallahu a’lam
Bersambung ke pertanyaan 11 tuntunan shalat gerhana

Referensi :
http:// Abuafka.blogspot.com
http:// rumaysho.com
http:// konsultasi syariah.com

Minggu, 28 Januari 2018

Siapa yg memerintahkan merapatkan shaf ?

Bismillah

● Pertanyaan pertama .
Siapakah yang memerintahkan kita untuk merapatkan shaf dalam shalat berjamaah wahai saudaraku?

~ Jawabnya adalah manusia terbaik dimuka bumi ini ( Nabi Muhammad ﷺ ) yang memerintahkannya dan ucapanya adalah wahyu.Sebagaimana Allah ta’ala berfirman,
Dan dia tidaklah berbicara ( ﻭَﻣَﺎ ﻳَﻨﻄِﻖُ )
dari dorongan hawa nafsunya, ( ﻋَﻦِ ﺍﻟْﻬَﻮَﻯ )
akan tetapi ucapannya tiada lain adalah wahyu
yg disampaikan kepadanya. ( ﺇِﻥْ ﻫُﻮَ ﺇِﻟَّﺎ ﻭَﺣْﻲٌ ﻳُﻮﺣَﻰ )
(QS. An Najm: 3-4)

●● Pertanyaan kedua.
Apa buktinya bila Nabi Muhammad ﷺ yang memerintahkannya ?

~ Jawabanya adalah terdapat bukti dalil hadits dari Anas,
dari Nabi ﷺ, beliau bersabda, ( ﻋَﻦْ ﺃَﻧَﺲٍ ﻋَﻦِ ﺍﻟﻨَّﺒِﻰِّ ﻗَﺎﻝَ )
Luruskanlah shaf kalian, ( ﺃَﻗِﻴﻤُﻮﺍ ﺻُﻔُﻮﻓَﻜُﻢْ )
aku melihat kalian dari belakang
punggungku. ( ﻓَﺈِﻧِّﻰ ﺃَﺭَﺍﻛُﻢْ ﻣِﻦْ ﻭَﺭَﺍﺀِ ﻇَﻬْﺮِﻯ )
Lantas salah seorang di antara kami melekatkan pundaknya pada pundak temannya, ( ﻭَﻛَﺎﻥَ ﺃَﺣَﺪُﻧَﺎ ﻳُﻠْﺰِﻕُ ﻣَﻨْﻜِﺒَﻪُ ﺑِﻤَﻨْﻜِﺐِ ﺻَﺎﺣِﺒِﻪِ )
lalu kakinya pada kaki temannya . ( ﻭَﻗَﺪَﻣَﻪُ ﺑِﻘَﺪَﻣِﻪِ )
(HR. Bukhari no. 725).

Maksudnya ketika shalat berjama’ah bersama makmum lainya, kita diperintahkan Nabi Muhammad ﷺ untuk merapatkan shaf dengan cara melekatkan pundaknya pada pundak temannya, lalu kakinya pada kaki temannya .

●●● Pertanyaan ketiga
Bagaimana cara sahabat Nabi Muhammad ﷺ memperaktekan hadits merapatkan shaf dalam shalat berjamaah ?

~ Jawabnya para shahabat telah mengamalkannya ,
sebagaimana Imam Syafi’i telah menyatakan di dalam kitabnya al Umm (I: 223) bahwa ‘Utsman bin Affan berkata:

Apabila Imam telah berdiri berkhutbah pada hari Jum’at, maka dengarkanlah dengan seksama dan diamlah, karena hukum orang yang dapat mendengarkan khutbah sama halnya dengan mereka yang tidak dapat mendengarkannya (yakni; sama-sama diperintah untuk diam dan mendengar). Bila dikumandangkan qamat, maka rapikanlah shaf (makmum), dan sejajarkanlah bahu-bahu mereka; karena lurus (dan rapatnya) shaf termasuk hal yang dapat menyempurnakan shalat. (Diriwayatkan pula oleh Malik di Muwaththa’ no. 234).

Dahulu ‘Utsman (bin Affan yang bertindak sebagai khalifah dan sekaligus imam shalat pada saat itu) tidak memulai untuk bertakbir (memulai shalat), sehingga datang petugas-petugasnya yang telah ditugasi untuk merapihkan shaf, dan mereka telah melaporkan bahwa shaf selesai (dirapihkan dan) diluruskan, maka baru kemudian beliau bertakbir memulai shalatnya.

●●●● Pertanyaan keempat
Bagaimana pendapat mayoritas ulama tentang merapatkan bahu dan kaki ?

~ Jawabanya jumhur ulama (mayoritas) berpandangan bahwa hukum meluruskan shaf adalah sunnah.

~ Sedangkan Ibnu Hazm, Imam Bukhari, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dan Asy Syaukani menganggap meluruskan shaf itu wajib.

Para ulama mengambil dalil riwayat An Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,
Hendaknya kalian meluruskan shaf kalian ( ﻟَﺘُﺴَﻮُّﻥَّ ﺻُﻔُﻮﻓَﻜُﻢْ )
atau tidak Allah akan membuat wajah
kalian berselisih. ( ﺃَﻭْ ﻟَﻴُﺨَﺎﻟِﻔَﻦَّ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺑَﻴْﻦَ ﻭُﺟُﻮﻫِﻜُﻢْ )
(HR. Bukhari no. 717 ).

Imam Nawawi rahimahullah berkata dalam rangka menjelaskan hadits diatas ,
Tidak lurusnya shaf akan menimbulkan permusuhan dan kebencian, serta membuat hati kalian berselisih. (Syarh Muslim, 4: 157)

~ Perintah untuk meluruskan shaf adalah bagian
dari kesempurnaan shalat.
Hadits Anas bin Malik, Rasulullah ﷺ bersabda,
Luruskanlah shaf ( ﺳَﻮُّﻭﺍ ﺻُﻔُﻮﻓَﻜُﻢْ )
karena lurusnya shaf ( ﻓَﺈِﻥَّ ﺗَﺴْﻮِﻳَﺔَ ﺍﻟﺼَّﻒِّ )
merupakan bagian dari kesempurnaan shalat.( ﻣِﻦْ ﺗَﻤَﺎﻡِ ﺍﻟﺼَّﻼَﺓِ )
(HR. Bukhari no. 723 ).

~ Perintah untuk meluruskan shaf adalah merupakan bagian dari ditegakkannya shalat.
Luruskanlah shaf ( ﺳَﻮُّﻭﺍ ﺻُﻔُﻮﻓَﻜُﻢْ )
karena lurusnya shaf ( ﻓَﺈِﻥَّ ﺗَﺴْﻮِﻳَﺔَ ﺍﻟﺼُّﻔُﻮﻑِ )
merupakan bagian dari ditegakkannya shalat.( ﻣِﻦْ ﺇِﻗَﺎﻣَﺔِ ﺍﻟﺼَّﻼَﺓِ )
( HR Bukhari )

Kesimpulan
Merapatkan shaf adalah perintah Nabi Muhammad ﷺ  dengan cara melekatkan pundaknya pada pundak temannya, lalu kakinya pada kaki temannya .

Menolaknya bearti menistakan Nabi Muhammad ﷺ dan telah menuduh beliau ﷺ berdusta tentang risalahnya.. ( baik sadar maupun tidak ).

~ Pertanyaan saya mohon dijawab , bagi siapa saja yang menolak hadits shahih dengan akalnya?

~ Siapakah anda ?
~ Beranikah anda mengatakan bila anda lebih berakal dibanding Nabi Muhammad ﷺ ?
~ Apakah anda lebih sholih dari sahabat-sahabat Nabi ﷺ
    Seperti Abu Bakar radhiyallahu anhu dll ?
~ Apakah anda lebih baik dari para ulama salaf ?

Mohon jawab?

Mereka yang sudah jelas kesholihannya saja merapatkan shaf dalam shalat berjamaah..
Lalu siapakah anda dan tidaklah anda takut dengan ancaman Allah Aza Wajalla.

Bila anda sengaja menolak hadits maka telah ingkar terhadap sunah bahkan Imam Suyuthi mengatakan Ketahuilah semoga Allah merahmati kalian, barangsiapa mengingkari hadits-hadits Nabi Muhammad ﷺ, baik dalam bentuk ucapan maupun perbuatan (dengan syarat-syarat yang sudah ma’ruf) sebagai hujjah, maka dia telah kafir, keluar dari keislaman dan digabungkan bersama Yahudi dan Nashrani atau orang-orang yang Allah kehendaki dari kelompok-kelompok orang kafir. (Miftahul Jannah fil Ihtijaj bis Sunnah, Lihat Wujub Amal Bissunnah, Syaikh Bin Baz, hal. 28)

Saya yakin anda tidak kafir sebagaimana perkataan Imam Suyuthi, karena anda menolak karena tidak tahu ilmunya , maka bertobatlah dan menutut ilmu syar’i sebelum terlambat.

Mudah-mudahan Allah mengampuni kita semua Aamiin

Walloohu a’lam

http:// Abuafka.blogspot.com



@@

Sabtu, 27 Januari 2018

Ad-Diinu an-Nashihah

Ad-Diinu an-Nashihah

UNTAIAN NASIHAT AL-USTADZ  YAZID BIN ABDUL QODIR JAWWAS ( حفظه الله تعالى )

1). Jangan berharap kepada manusia, karena engkau akan kecewa. Berharaplah kepada Allah, niscaya engkau tidak akan pernah kecewa.

2). Manusia yang mulia adalah yang dia bangun disepertiga malam terakhir, kemudian meminta kepada Allah. Jangan lewatkan waktumu untuk berbuat maksiat, karena tak tahu kapan ajalmu kan menjemput. Sehingga kematianmu menjadi su'ul khothimah.

3). Hidupmu di dunia ibarat satu hari atau setengah hari dibandingkan kehidupanmu di akherat kelak, persiapkanlah bekalmu, dan sebaik² bekal adalah taqwa.

3). Infakkanlah hartamu. Karena penyimpanan harta yang sesungguhnya adalah yang akan engkau bawa sampai mati, bukan yang engkau simpan untuk duniamu.

4). Jangan engkau tunda pekerjaan pagimu untuk sore harimu, niscaya banyak pekerjaan yang akan engkau selesaikan.

5). Aturlah waktumu sebaik mungkin, kapan mengurus pekerjaan rumah tanggamu, kapan engkau membaca al qur'an, kapan engkau membaca buku yang bermanfaat dan pekerjaan lainnya.

6). Orang yang tertipu adalah orang yang tidak dapat memanfaatkan waktu luangnya padahal dia dalam kondisi sehat. Sesungguhnya setelah waktu luang akan ada waktu sibuk, setelah sehat akan ada masa sakit ... manfaatkanlah masa sehatmu dan waktu luangmu sebaik mungkin.

7). Sesungguhnya masa sakitmu dibandingkan masa sehatmu lebih banyak waktu sehatmu. Coba ingat berapa lama kamu sakit? Seminggu? Sebulan? Setahun? Bandingkan dengan masa sehatmu! Maka, bersyukurlah..

8). Janganlah engkau merasa aman dari perbuatan maksiat yang engkau lakukan secara diam-diam.

Jika istri, suami atau orang lain tak ada yang mengetahui, akan tetapi Allah mengetahui perbuatanmu. Dan kelak perbuatanmu akan dipertanggungjawabkan di akherat kelak.

9). Apabila perbuatan maksiat sudah engkau lakukan, menyesal lah! Bertaubatlah..
Bertaubat dengan sebaik-baik taubat. Janganlah engkau ulangi. Tegakkanlah sholat niscaya akan menghapusnya. Berbuat baiklah kepada orangtuamu

10). Berdo'alah. Sesungguhnya do'a yang paling banyak diiucapkan nabi shalalallahu 'alaihi wa sallam adalah : Ya muqollibal quluub, tsabbit qolbii' alaa diinik (Wahai yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku dalam agamaMu.)

11). Jangan engkau tinggalkan setelah sholat shubuh sebuah do'a : Allohumma innii as aluka 'ilman naa fi'an wa Rizqon thoyyiban wa'amalan mutaqobbalaan (Ya Allah aku meminta kepadaMu ilmu yang bermanfaat, rizki yang baik dan amal yang diterima.)

12). Bacalah dzikir pagi dan sore, dia hanya meminta waktumu 10 menit. Kau bisa melakukan disela² aktivitasmu.

13). Bacalah buku yang bermanfaat. Karena ia dapat menghantarkanmu kepada kebaikan. Bacalah buku 4 jam dalam sehari.

14). Manusia yang paling utama adalah yang baik akhlaknya. Dan manusia yang paling cerdas adalah yang selalu mengingat mati dan mempersiapkan bekal menghadapi kehidupan setelah kematian.

15). Janganlah engkau panjang angan-angan untuk kehidupan duniamu.

Ketika usahamu telah mencukupi kebutuhan hidupmu, tak usah engkau tambahkan beban hidupmu dengan berutang untuk memperluas usahamu. Karena bisa jadi engkau akan mati meninggalkan hutang dan sesungguhnya Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam tak bersedia menyolati jenazah orang yang mati meninggalkan hutang.

16). Dapat engkau melakukan hal-hal mubah seperti menjaga kesehatan badanmu, akan tetapi janganlah hal tersebut membuatmu lupa menjaga kesehatan hatimu.

17). Berikan rasa cintamu untuk orang-orang shalih, bukan untuk orang-orang kafir.

18). Terakhir, maafkanlah orang yang telah menyakiti hatimu

Copas

Yuk Mengaji

Bismillah

Pertanyaan,
Diusia berapakah anak mulai mengaji Al-Qur'an ?

Al-Jawab :
Usia yang afdhal untuk mulai untuk mulai mengajarkan Al Qur’an kepada anak adalah sejak tiga tahun. Karena ketika itu akalnya mulai berkembang, memorinya masih bersih murni, ia masih senang dengan kisah-kisah dan ia masih mudah menuruti apa yang diperintahkan.  ( Syaikh Khalid Abdul Mun’im Ar Rifa’i hafizhahullah )

Rasulullah ﷺ bersabda
Sebaik-baik kalian adalah ( ﺧَﻴْﺮُﻛُﻢْ )
orang yang belajar Al-Qur`an ( ﻣَﻦْ ﺗَﻌَﻠَّﻢَ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥَ )
dan mengajarkannya. ( ﻭَﻋَﻠَّﻤَﻪُ )
( HR Al-Bukhari ).

Vidio Naufail Afka Al-Harakan belajar bersama Qori masjid agung At- Taqwa  Ustasz Muhammad johar Sag.

Barokallaufikum

http:// Abuafka.blogspot.com


Jumat, 26 Januari 2018

Yuk Menanam

Yuk Menanam.

Rasulullah ﷺ bersabda
ﺇِﻥْ ﻗَﺎﻣَﺖِ ﺍﻟﺴَّﺎﻋَﺔُ ﻭَ ﻓِﻲ ﻳَﺪِ ﺃَﺣَﺪِﻛُﻢْ ﻓَﺴِﻴْﻠَﺔٌ ﻭَ ﻓِﻲ ﻳَﺪِ ﺃَﺣَﺪِﻛُﻢْ ﻓَﺴِﻴْﻠَﺔٌ ﻓَﺈِﻥِ ﺍﺳْﺘَﻄَﺎﻉَ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺗَﻘُﻮْﻡَ
ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﻐْﺮِﺳَﻬَﺎ ﻓَﻠْﻴَﻐْﺮِﺳْﻬَﺎ


Hadits Perkata 

Sekiranya hari kiamat hendak terjadi, ( ﺇِﻥْ ﻗَﺎﻣَﺖِ ﺍﻟﺴَّﺎﻋَﺔُ )
sedangkan di tangan salah seorang diantara kalian
ada bibit kurma ( ﻭَ ﻓِﻲ ﻳَﺪِ ﺃَﺣَﺪِﻛُﻢْ ﻓَﺴِﻴْﻠَﺔٌ )
maka apabila dia mampu menanam ( ﻓَﺈِﻥِ ﺍﺳْﺘَﻄَﺎﻉَ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺗَﻘُﻮْﻡَ )
sebelum terjadi kiamat ( ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﻐْﺮِﺳَﻬَﺎ )
maka hendaklah dia menanamnya. ( ﻓَﻠْﻴَﻐْﺮِﺳْﻬَﺎ )

(HR. Imam Ahmad 3/183, 184, 191, Imam Ath-Thayalisi no.2078, Imam Bukhari di kitab Al-Adab Al-Mufrad no. 479 dan Ibnul Arabi di kitabnya Al-Mu’jam 1/21 dari hadits Hisyam bin Yazid dari Anas Rodhiyallohu ‘Anhu)

Penjelasan
Hadits diatas menyiratkan pesan yang cukup dalam agar seseorang untuk memanfaatkan masa hidupnya untuk menanam sesuatu yang dapat dinikmati oleh orang-orang sesudahnya, hingga pahalanya mengalir sampai hari kiamat tiba. ( Perkataan Syaikh Al-Albani ).

Sebagaiman firman Allah Aza Waajalla.
Dialah zat yang menurunkan air dari
langit, ( ﻭَﻫُﻮَ ﺍﻟَّﺬِﻱَ ﺃَﻧﺰَﻝَ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﺀ ﻣَﺎﺀ ).
maka dengan air itu kami keluarkan tumbuh-tumbuhan
dari tiap-tiap sesuatu, ( ﻓَﺄَﺧْﺮَﺟْﻨَﺎ ﺑِﻪِ ﻧَﺒَﺎﺕَ ﻛُﻞِّ ﺷَﻲْﺀٍ )
maka kami keluarkan daripadanya pohon yang hijau
yang daripadanya kami keluarkan biji-bijian yang
bersusun- susun. ( ﻓَﺄَﺧْﺮَﺟْﻨَﺎ ﻣِﻨْﻪُ ﺧَﻀِﺮًﺍ ﻧُّﺨْﺮِﺝُ ﻣِﻨْﻪُ ﺣَﺒًّﺎ ﻣُّﺘَﺮَﺍﻛِﺒًﺎ )
(QS. Al-An'am: 99)

Ayat di atas merupakan kabar gembira dari Allah kepada umat manusia tentang nikmatnya bercocok tanam serta mudahnya jalan-jalan untuk bercocok-tanam itu.

karena bisa jadi banyak orang yang masih menganggap bercocok tanam sebagai kegiatan yang hanya menghabiskan umur.  Hal ini sangat keliru karena menanam tanaman punya nilai plus dimensi ukhrawi.
Sebagaimana riwayat, Rosululloh ﷺ pernah bersabda, Tidaklah seorang muslim menanam tanaman lalu tanaman itu dimakan manusia, binatang, ataupun burung melainkan tanaman itu akan menjadi sedekah baginya sampai hari kiamat (HR Muslim).

Maksud dari hadits diatas setiap tanaman yang tumbuh atas hasil kerja kita bisa mendatangkan pahala ketika ia menjadi manfaat bagi orang lain. Lebih dari itu, Alloh pun tidak membatasi manfaat itu untuk manusia saja, bahkan burung-burung dan hewan yang memperoleh manfaat pun akan terhitung sebagai sebuah kebaikan hingga hari kiamat.

Bahkan seperti hadits riwayat Ahmad di atas, menanam sebuah biji kurma walau tidak ada hasil yang bisa dipetik, pun akan terhitung sebagai sebuah kebaikan.

Wallahu a’lam
Bersambung

Http:// Abuafka.blogspot.com

Rabu, 24 Januari 2018

Gempa Banten



Lagi Ribut-Ribut Pembahasan RUU KUHP LGBT.
Allah beri tanda Gempa 6,4 SR Guncang Banten, Jakarta dan Sekitarnya..

Diberitakan oleh sumber www.bmkg.go.id bahwa hari Selasa, 23 Januari 2018, jam 13:34:50 WIB terjadi gempa dengan kekuatan M 6.4 Kedalaman : 10 km. Namun demikian telah dilakukan pemutakhiran Parameter gempabumi menjadi Selasa, 23 Januari 2018, 13:34:53 WIB dengan Kekuatan : M 6.1 Kedalaman : 61 km.

Gempabumi berpusat di wilayah Samudera Hindia Selatan Jawa. Karena gempabumi ini relatif kecil sehingga tidak cukup kuat untuk membangkitkan perubahan di dasar laut yang dapat memicu terjadinya tsunami.

Semua ini adalah pertanda dan peringatan dari Allah Azza wa Jalla :
Dan tidaklah Kami memberi tanda-2 itu ( ﻭَﻣَﺎ ﻧُﺮْﺳِﻞُ ﺑِﺎﻟْﺂﻳَﺎﺕِ )
melainkan untuk menakut-nakuti . ( ﺇِﻟَّﺎ ﺗَﺨْﻮِﻳﻔًﺎ )
(Qs Al Israa` : 59).

Dan Allah Azza wa Jalla juga  berfirman :
Katakanlah Wahai Muhammad ( ﻗُﻞْ )
Dia (Allah) Maha Berkuasa ( ﻫُﻮَ ﺍﻟْﻘَﺎﺩِﺭُ )
untuk mengirimkan adzab kepada kalian, ( ﻋَﻠَﻰٰ ﺃَﻥ ﻳَﺒْﻌَﺚَ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ )
dari atas kalian atau ( ﻋَﺬَﺍﺑًﺎ ﻣِّﻦ ﻓَﻮْﻗِﻜُﻢْ )
dari bawah kaki kalian, ( ﺃَﻭْ ﻣِﻦ ﺗَﺤْﺖِ ﺃَﺭْﺟُﻠِﻜُﻢْ )
atau Dia mencampurkan kamu ( ﺃَﻭْ ﻳَﻠْﺒِﺴَﻜُﻢْ )
dlm golongan2 (yg saling bertentangan), ( ﺷِﻴَﻌًﺎ ﻭَﻳُﺬِﻳﻖَ )
dan merasakan kepada sebagian kalian keganasan sebahagian yang lain. ( ﺑَﻌْﻀَﻜُﻢ ﺑَﺄْﺱَ ﺑَﻌْﺾٍ )
(Qs Al An’am : 65 ).

Penjelasan :
Katakanlah Wahai Muhammad ( ﻗُﻞْ )
Dia (Allah) Maha Berkuasa ( ﻫُﻮَ ﺍﻟْﻘَﺎﺩِﺭُ )
untuk mengirimkan adzab kepada kalian, ( ﻋَﻠَﻰٰ ﺃَﻥ ﻳَﺒْﻌَﺚَ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ )
dari atas kalian atau ( ﻋَﺬَﺍﺑًﺎ ﻣِّﻦ ﻓَﻮْﻗِﻜُﻢْ )
Maksudnya sdalah halilintar, hujan batu dan angin topan.

Sedangkan ( ﺃَﻭْ ﻣِﻦْ ﺗَﺤْﺖِ ﺃَﺭْﺟُﻠِﻜُﻢْ )
Maksudnya gempa dan tanah longsor.

( HR Bukhari dalam kitab Tafsir Al Qur`anil ‘Azhim, no. 4262, dan diriwayatkan Imam Tirmidzi, no. 2991.)

Wallahu a’lam
Http:// Abuafka.blogspot.com

Zuhud

Sesuatu yg sedikit tetapi mencukupi ( مَا قَلَّ وكَفَى )
adalah lebih baik daripada sesuatu yg banyak
tetapi melalaikan. ( خَيْرٌ مِمَّا كَثُر وألْهَى )

Kamis, 18 Januari 2018

Raumum

Melok Umume.

Umumnya manusia berangapan bahwa agama itu dari apa yang dilihat, apa yang didengar , apa yang dirasakan dan bila banyak yang melakukan pasti benar , walaupun bertentangan dengan dalil.., Lalu buat apa Allah Aza Wajalla mengutus Nabi Muhammad ﷺ dengan membawa Al-Quran dan As-Sunah bila manusia beragama hanya mengikuti kebanyakan saja ??

Allah Ta’ala berfirman,
Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang
di muka bumi ini, ( وَإِنْ تُطِعْ أَكْثَرَ مَنْ فِي الْأَرْضِ )
niscaya mereka akan menyesatkanmu dari
jalan Allah. ( يُضِلُّوكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ )
Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan
belaka ( إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ )
dan mereka tidak lain hanyalah berdusta
(terhadap Allah). ( وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَخْرُصُونَ )
(QS. Al-An’am: 116).

Tafsir Mufasirin :
◆ Imam Abu Ja’far ath-Thobari rahimahullah berkata: Allah azza wa jalla menjelaskan kepada Nabi Muhammad ﷺ.
Wahai Muhammad, janganlah kamu taat kepada orang yang berpaling dari agama Allah, karena mereka mengajak kamu mengikuti sesembahan mereka. Jangan kamu taati mereka ketika mengajak kamu agar makan sesembelihan yang disajikan untuk tuhan-tuhan mereka, dan yang disembelih dengan menyebut nama tuhan mereka, dan jangan kamu taati perbuatan mereka yang tersesat. Jika kamu taat kepada umumnya manusia di permukaan bumi ini, pasti mereka akan menyesatkan kamu dari jalan Allah yang benar dan menghalangi kamu dari yang benar juga, karena pada saat itu mereka kufur dan tersesat. Dan jika kamu menaati mereka kamu akan seperti mereka, karena mereka tidak mengajak kamu kepada petunjuk, bahkan mereka telah jatuh kepada kesesatan karena mereka hanya mengikuti dugaan dan kira-kira belaka. Wahai Muhammad, sesungguhnya Allah melarang kamu yang demikian itu karena Allah lebih tahu tentang mereka daripada kamu. Wahai Muhammad, ikutilah yang Aku perintahkan kepadamu dan tinggalkan apa yang Aku larang kepadamu dan jangan kamu menaati mereka, dan jangan kamu tinggalkan larangan mereka, karena Aku lebih tahu siapa yang mendapat petunjuk dan siapa yang tersesat. ( Tafsir ath-Thobari: 12/65 )

◆◆ Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab berkata, Di antara prinsip jahiliyyah, mereka percaya bahwa standar kebenaran adalah jika banyak yang menganutnya. Itulah yang jadi dalil pembenaran. Sedangkan kebatilan atau sesatnya sesuatu dilihat dari keterasingan dan pengikutnya yang sedikit. Ini lawan dari prinsip yang disebutkan di awal. Padahal prinsip semacam ini bertolak belakang dengan ajaran yang disebutkan dalam Al Quran. ( Syarh Masailil Jahiliyyah , hal. 38).

◆◆ Al-Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah berkata: Kamu jangan merasa rendah diri karena menempuh jalan yang benar walaupun sedikit orang yang menempuhnya, dan kamu jangan tertipu dengan yang bathil walaupun banyak orang yang mengamalkannya. (Minhajul Taksis wat Taqdis fi Kasfi Syubuhat, Dawud bin Jarjis: 1/84 )

◆◆ Imam Baidhowi rahimahullah berkata: Yang dimaksud dengan umumnya manusia adalah orang-orang kafir atau orang-orang bodoh tentang agama atau pengikut hawa nafsu. ( Tafsir al-Baidhowi: 2/199 )

◆◆ Syaikh Abdurrohman as-Sa’di rahimahullah berkata:
Ayat diatas menjelaskan bahwa kebenaran itu bukan karena banyak pendukungnya, dan kebathilan itu bukan karena orang yang mengerjakannya sedikit. Kenyataannya yang mengikuti kebenaran hanya sedikit, sedangkan yang mengikuti kemungkaran banyak sekali. Kewajiban bagi umat Islam adalah mengetahui yang benar dan bathil, lihatlah jalan yang ditempuh. ( Tafsir al-Karimur Rohman: 1/270)

◆◆ Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di menafsirkan, Allah berfirman kepada nabi-Nya Muhammad ﷺ dengan memberi peringatan dari menaati atau mengikuti mayoritas manusia , karena kebanyakan mereka telah berpaling dari agama, amal dan ilmu mereka. agama mereka rusak, amal mereka mengikuti hawa nafsu dan dan tidak bisa mencapai jalan yang benar. ( Taisir Karimir Rahmah hal. 248, Dar Ibnu Hazm, Beirut, cet. I, 1424 H )

◆◆ Syaikh Ibnu Baz rahimahullah berkata: Orang yang berakal sehat jangan tertipu dengan kebanyakan manusia, karena kebenaran tidak ditentukan karena banyak orang yang berbuat, akan tetapi kebenaran adalah syariat Allah azza wa jalla yang diturunkan kepada Rasulullah ﷺ ( Majmu’ Fatawa wa Maqolat Ibnu Baz: 1/231)

◆◆ Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah ditanya: Sebagian menusia jika dilarang dari perbuatannya yang menyimpang dari ajaran syariat Islam atau menyimpang dari adab Islam berargumen umumnya manusia mengerjakannya. Jika demikian, bagaimana kita menjawabnya? Mayoritas bukanlah dasar kebenaran, karena Allah azza wa jalla berfirman (Baca QS.al-An’am/6:116 dan QS.Yusuf/12:103 ) . Sedangkan tolak ukur kebenaran jika Allah azza wa jalla berfirman dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, atau ulama salafush sholih yang berfatwa. ( Majmu’ Fatawa wa Rosa’il, Ibnu Utsaimin: 3/103 )

Selanjutnya beliau rahimahullah berkata: Hendaknya kita tidak tertipu dengan mayoritas, karena mayoritas kada kala tersesat seperti ayat diatas (QS.al-An’am/6:116).

Dari sisi lain, jika manusia tertipu dengan mayoritas sehingga dia menduga bahwa dialah yang menang, inilah penyebab manusia menjadi hina. Kamu jangan berkata: Semua manusia berbuat demikian, mengapa kami sendiri yang tidak? Kamu jangan tertipu dengan mayoritas, jangan tertipu dengan umumnya orang yang hancur akidah dan akhlaknya sehingga kamu hancur bersama mereka, dan janganlah kamu tertipu dengan orang yang sukses, sehingga kamu termasuk orang yang sombong, sehingga kamu tinggalkan golongan yang sedikit, sebab boleh jadi yang sedikit itu lebih baik dari pada yang mayoritas. ( al-Qoulul Mufid ala Kitabut Tauhid: 1/7 ).

Kesimpulan

Dari keterangan mufasirin diatas dapat kita pahami bahwa
Patokan kebenaran bukanlah dilihat dari banyaknya pengikut. Patokannya adalah tetap melihat apakah bersesuaian dengan kebenaran. Kalau memang standar banyak yang dijadi patokan kebenaran, itu baik. Namun mayoritas yang banyak itu merujuk pada kebatilan. Karena
Allah Ta’ala berfirman bahwa

Dan sebahagian besar manusia tidak akan
beriman ( ﻭَﻣَﺎ ﺃَﻛْﺜَﺮُ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ )
walaupun kamu sangat menginginkannya. ( ﻭَﻟَﻮْ ﺣَﺮَﺻْﺖَ ﺑِﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ )
(QS. Yusuf: 103).

Jangan merasa bahwa yang banyak diikuti dan diamalkan berarti selalu benar. Kalau prinsip seorang muslim selalu memakai patokan yang banyak itulah yang benar berarti dalam dirinya masih menganut prinsip beragamanya orang Jahiliyyah. Padahal sifat jahiliyyah selalu menunjukkan kehinaan.

Wallahu a’lam
http:// Abuafka.blogspot.com





Rabu, 17 Januari 2018

Empat Kesusahan Versi Seorang Muslim

Lanjutan hadits tentang artikel bahagia versi seorang muslim.

Ada 4 perkara termasuk dari keletihan, ( وَأَرْبَعٌ مِنَ الشّقَاءِ )
Diantaranya adalah :

◆ Tetangga yang tidak shalih, ( الْجَارُ السّوءُ )

Diantaranya yang perlu kita perhatikan saat mencoba untuk meraih kehidupan dunia, hendaknya seorang muslim pandai memilih tetangga yang akan menjadi pendamping bagi kehidupannya. Tetangga di zaman ini punya pengaruh yang luar biasa bagi tetangga lainnya akibat berdempetannya rumah dan perkampungan serta munculnya berbagai ragam perumahan. Jika ia baik, maka tetangga bisa baik. Namun jika ia buruk, maka tetangganya akan ikut buruk!!

Bila memperhatikan realita di zaman kini, keburukan tersebar di banyak tempat. Lantaran itu, perlu berhati-hati mencari rumah dan tetangga.

Begitu bahayanya tetanga yang buruk, Rasulullah ﷺ
pernah berlindung kepada Allah dari tetangga yang buruk dalam sebagian doanya. Beliau pernah berdoa,
Ya Allah, sungguh aku berlindung kepada-Mu ( ﺍﻟﻠّﻬُﻢَّ ﺇِﻧِّﻲْ ﺃَﻋُﻮْﺫُ ﺑِﻚَ )
dari tetangga yang buruk di negeri kediaman.( ﻣِﻦْ ﺟَﺎﺭِ ﺍﻟﺴُّﻮْﺀِ ﻓِﻲْ ﺩَﺍﺭِ ﺍﻟْﻤُﻘَﺎﻡِ )
Karena, tetangga dunia berpindah. ( ﻓَﺈِﻥَّ ﺟَﺎﺭَ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻳَﺘَﺤَﻮَّﻝُ )

( HR. Al-Bukhoriy dalam Al-Adab Al-Mufrod (no. 117) dan Ibnu Hibban dalam Shohih -nya (no. 2056). Hadits ini di-hasan -kan oleh Al-Albaniy Shohih Al-Adab (no. 86)

Tetangga yang buruk bukan hanya mempengaruhi diri kita, bahkan akan merusak anak-anak dan keluarga kita. Itulah sebabnya Rasulullah ﷺ pernah memerintahkan kaum muslimin agar berlindung dari tetangga yang buruk. (Lihat Shohih Al-Jami’ Ash-Shoghir (no. 2967)

◆◆ Istri yang tidak shalihah, ( وَاَلْمَرْأَةُ السُّوءُ )

Barangsiapa yang diuji dengan istri yang buruk, maka ia akan merasakan beratnya beban kehidupan dunia. Tak ada dalam pikirannya, kecuali segudang problema yang muncul gara-gara istri yang buruk agama dan perangainya. Tak heran bila sebagian suami cepat beruban sebelum masanya, akibat ia memelihara istri yang buruk akhlaqnya.

Oleh karena itu, Rasulullah ﷺ memerintahkan berdoa agar dijauhkan dari istri yang buruk sebagaimana dalam hadits
Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata,

Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu
dari tetangga yang buruk ( ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺇِﻧِّﻲ ﺃَﻋُﻮﺫُ ﺑِﻚَ ﻣِﻦْ ﺟَﺎﺭِ ﺍﻟﺴُّﻮﺀِ )
dari istri yang membuatku beruban sebelum masa
beruban ( ﻭَﻣِﻦْ ﺯَﻭْﺝٍ ﺗُﺸَﻴِّﺒُﻨِﻲ ﻗَﺒْﻞَ ﺍﻟْﻤَﺸِﻴﺐِ )
dari anak yang menjadi tuan bagiku ( ﻭَﻣِﻦْ ﻭَﻟَﺪٍ ﻳَﻜُﻮﻥُ ﻋَﻠَﻲَّ ﺭِﺑًﺎ )
dari harta yang menjadi siksaan atasku ( ﻭَﻣِﻦْ ﻣَﺎﻝٍ ﻳَﻜُﻮﻥُ ﻋَﻠَﻲَّ ﻋَﺬَﺍﺑًﺎ )
dan dari kawan yang berbuat makar ( ﻭَﻣِﻦْ ﺧَﻠِﻴﻞٍ ﻣَﺎﻛِﺮٍ )
matanya memandangiku ( ﻋَﻴْﻨَﻪُ ﺗَﺮَﺍﻧِﻲ )
sedang hatinya mengawasiku. ( ﻭَﻗَﻠْﺒُﻪُ ﺗَﺮْﻋَﺎﻧِﻲ )
Jika ia melihat kebaikan , maka ia tanam
(sembunyikan) ( ﺇِﻥْ ﺭَﺃَﻯ ﺣَﺴَﻨَﺔً ﺩَﻓَﻨَﻬَﺎ )
dan jika melihat keburukan, maka ia -
menyebarkannya. ( ﻭَﺇِﺫَﺍ ﺭَﺃَﻯ ﺳَﻴِّﺌَﺔً ﺃَﺫَﺍﻋَﻬَﺎ )

( HR. Hannad dalam Az-Zuhd (no. 1038) dan Ath-Thobroniy dalam Al-Mu’jam Al-Awsath (no. 1339). Hadits ini dinilai shohih oleh hasan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Ash-Shohihah (no. 3138).

Seseorang yang ingin mencari pasangan hidup hendaknya berlindung kepada Allah agar ia dihindarkan dari istri yang buruk perangainya. Saking buruknya, ia telah membuat suaminya beruban dan tua, akibat ulah sang istri yang amat memberatkan pikiran dan jasmani suaminya.

◆◆◆ Kendaraan yang tidak nyaman, ( وَالْمَركَبُ السُّوءُ )

Kendaraan yang buruk akan membuat kita sibuk dengannya dari mengerjakan berbagai jenis ibadah dan ketaatan atau minimal ia akan membuat kita lambat mendatangi kebaikan.

◆◆◆◆ Dan tempat tinggal yang sempit. ( وَالْمَسْكَنُ الضَّيِّقُ )

Jika seorang hamba memiliki rumah yang buruk , maka ia lebih banyak capek dan lelah dalam mengurusinya. Karena, sempitnya rumah akan membuat hati sempit, menciptakan kegelisahan dan menyibukkan pikiran.

Maka disyariatkan bagi seorang muslim untuk memohon kepada Rob-Nya agar diberi keluasan tempat tinggal dan berkah padanya.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah ﷺ pernah berdoa di suatu malam seraya berkata,
Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku, ( ‏ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﻏْﻔِﺮْ ﻟِﻲ ﺫَﻧْﺒِﻲ )
berilah keluasan bagiku dalam rumahku ( ﻭَﻭَﺳِّﻊْ ﻟِﻲ ﻓِﻲ ﺩَﺍﺭِﻱ )
dan berkahilah bagiku dalam sesuatu yang Engkau berikan kepadaku. ( ﻭَﺑَﺎﺭِﻙْ ﻟِﻲ ﻓِﻴﻤَﺎ ﺭَﺯَﻗْﺘَﻨِﻲ ‏ )

( HR. At-Tirmidziy dalam Sunan -nya (3500). Hadits ini di-hasan-kan oleh Al-Albaniy dalam Shohih Al-Jami’ (1265)

Keluasan rumah tergantung kepada keluasan hati seorang hamba. Jika ia bersyukur dengan rumah yang diberikan kepadanya, bagaimanapun ukurannya, maka ia selalu merasakan kelapangan. Tak heran bila Rasulullah ﷺ dengan rumah yang begitu sederhana, tapi beliau merasakan kebahagian dan kelapangan, karena hati beliau lapang dan selalu bersyukur terhadap pemberian Allah Azza wa Jalla.

Dari Dawud bin Qois Al-Farro’ rahimahullah ( seorang tabi’in ) berkata : Aku telah lihat rumah-2 (milik istri Rasulullah ﷺ yg terbuat dari pelepah korma dlm keadaan tertutup dari luar dgn jalinan bulu.( ﺭَﺃﻳﺖُ ﺍﻟﺤُﺠﺮﺍﺕِ ﻣِﻦ ﺟَﺮﻳﺪِ ﺍﻟﻨَّﺨﻞِ ﻣُﻐﺸَّﺎﺓ ﻣِﻦ ﺧَﺎﺭﺝٍ ﺑﻤﺴُﻮﺡ ﺍﻟﺸَّﻌﺮِ )
Aku perkirakan lebar rumah beliau dari pintu kamar
sampai pintu rumah sekitar enam sampai tujuh -
hasta. ( ﻭَﺃﻇُﻦُ ﻋَﺮْﺽَ ﺍﻟﺒَﻴﺖِ ﻣِﻦ ﺑَﺎﺏ ﺍﻟﺤُﺠﺮﺓِ ﺇﻟﻰ ﺑَﺎﺏ ﺍﻟﺒﻴﺖِ ﻧﺤﻮﺍً ﻣِﻦ ﺳِﺖِ ﺃَﻭ ﺳﺒﻊِ ﺃَﺫﺭﻉٍ )
Aku ukur rumah beliau dari dalam sekitar
10 hasta.( ﻭﺃﺣْﺰِﺭُ ﺍﻟﺒﻴﺖِ ﺍﻟﺪَّﺍﺧِﻞَ ﻋَﺸﺮَ ﺃَﺫﺭﻉٍ )
Aku perkirakan tingginya antara delapan dan tujuh
sekisaran itu. ( ﻭﺃَﻇﻦُ ﺳُﻤﻜَﻪُ ﺑَﻴﻦ ﺍﻟﺜَّﻤﺎﻥِ ﻭﺍﻟﺴَّﺒْﻊِ ﻧَﺤﻮ ﺫَﻟﻚ )
Aku berdiri di pintu A’isyah, ternyata pintunya menghadap
ke barat. ( ﻭﻭﻗَﻔﺖُ ﻋِﻨﺪ ﺑَﺎﺏ ﻋَﺎﺋﺸﺔَ ﻓَﺈﺫﺍ ﻫُﻮ ﻣُﺴﺘَﻘﺒِﻞَ ﺍﻟﻤَﻐﺮﺏَ )

( HR. Al-Bukhoriy dalam Al-Adab Al-Mufrod (no. 451). Hadits ini dishohih-kan oleh Al-Albaniy dalam Shohih Al-Adab (no. 352)

Seseorang boleh saja memperluas ukuran rumahnya sesuai hajat dengan cara yang dibenarkan agama. Namun perlu dipahami bahwa keimanan dan amal sholih merupakan asas kebahagiaan dunia dan akhirat. Karena itu, Rasulullah ﷺ walaupun dengan kehidupan yang sederhana tersebut, namun beliau adalah manusia yang paling bahagia hidupnya. Jadi, luas-sempitnya rumah bukanlah ukuran hakiki bagi seorang hamba..

Wallahu a’lam
Bersambung

http:// Abuafka.blogspot.com

Senin, 15 Januari 2018

KEBAHAGIAAN VERSI SEORANG MUSLIM

KEBAHAGIAAN  VERSI SEORANG MUSLIM

Kebahagian adalah tujuan seluruh manusia sebaliknya kegalauan sesuatu yang dibeci manusia.
Lalu kebahagian seperti apa yang Rosulullah ﷺ ajarkan kepada umatnya, dan kegalauan apa yang perlu kita hindari.

Dari sahabat Sa’ad bin Abi Waqqosh radhiyallahu ’anhu
Rasulullah bersabda :

Ada 4 perkara termasuk dari kebahagiaan,( أَرْبَعٌ مِنَ السَّعَادَةِ )
yaitu: istri yang shalihah, ( اَلْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ )
tempat tinggal yang lapang, ( وَالْمَسْكَنُ الْوَاسِعُ )
tetangga yang shalih, ( وَالْجَارُ الصَّالِحُ )
dan tunggangan (kendaraan) yg nyaman.( وَالْمَرْكَبُ الْهَنِيُّ )

Dan ada 4 perkara termasuk dari keletihan, ( وَأَرْبَعٌ مِنَ الشّقَاءِ )
yaitu: tetangga yang tidak shalih, ( الْجَارُ السّوءُ )
istri yang tidak shalihah, ( وَاَلْمَرْأَةُ السُّوءُ )
kendaraan yang tidak nyaman, ( وَالْمَركَبُ السُّوءُ )
dan tempat tinggal yang sempit. ( وَالْمَسْكَنُ الضَّيِّقُ )

(HR. Ibnu Hibban dalam kitab Shahihnya no.1323 dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Ash-Shahihah, juz: 1/hal: 571 (no. 282).

Syarah hadits
Hadits ini menerangkan sebagian kebahagiaan dunia. Kebahagian hakiki yang didambakan oleh setiap orang yang berakal saat ia hidup di dunia. Sebab kebahagiaan ini juga akan memberikan pengaruh bagi kebahagiaan di akhirat.

◆ istri yang shalihah, ( اَلْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ )
wanita sholihah, yaitu wanita yang mampu menemani suaminya yang sholih (baik) dalam rentang waktu yang panjang. Dia adalah perhiasan yang dibanggakan oleh suaminya dimanapun ia berada.

Ciri-ciri ( اَلْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ ) adalah:

◇ a. Muslimat: wanita-wanita yang ikhlas ( kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala), tunduk kepada perintah Allah ta'ala dan perintah Rasul-Nya.

◇◇ b. Mukminat: wanita-wanita yang membenarkan perintah dan larangan Allah Subhanahu wa Ta'ala

Umar radhiyallahu anhu pernah bertanya kepada Nabi  tentang harta benda yang perlu diambil? Nabi ﷺ bersabda,
Hendaknya seorang diantara kalian mengambil hati yang bersyukur, ( ﻟِﻴَﺘَّﺨِﺬْ ﺃَﺣَﺪُﻛُﻢْ ﻗَﻠْﺒًﺎ ﺷَﺎﻛِﺮًﺍ )
lisan yang berdzikir (selalu ingat Allah), ( ﻭَﻟِﺴَﺎﻧًﺎ ﺫَﺍﻛِﺮًﺍ )
dan wanita (istri) mukminah yang membantu salah seorang diantara kalian di atas
urusan akhirat. ( ﻭَﺯَﻭْﺟَﺔً ﻣﺆﻣﻨﺔ ﺗﻌﻴﻦ ﺃﺣﺪﻛﻢ ﻋﻠﻰ ﺃﻣﺮ ﺍﻵﺧﺮﺓ )
( HR. Ibnu Majah dalam Sunan -nya (no. 1856). hadits ini dinilai shohih oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Ash-Shohihah (2176)

◇◇ c. Qanitat : wanita-wanita yang taat
Bahwa kata Qonitah berarti: Seorang wanita yang taat kepada Allah dan suaminya dengan hati yang ikhlas.
Istri yang baik adalah yang memulai semuanya dengan ketaatannya kepada Allah. Melaksanakan dengan sebaik mungkin kewajibannya terhadap Sang Pencipta. Wanita yang paham akan hak-hak Allah dan melaksanakannya dengan sebaik mungkin. Wanita yang teguh imannya, baik ibadahnya, mulia akhlaknya dan indah muamalahnya.

◇◇ d . Taibat: wanita-wanita yang selalu bertaubat dari dosa-dosa mereka, selalu kembali kepada perintah (perkara yang ditetapkan) Rasulullah ﷺ walaupun harus meninggalkan apa yang disenangi oleh hawa nafsu mereka.

◇◇ e. 'Abidat : wanita-wanita yang banyak melakukan ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala (dgn mentauhidkannya karena semua yang dimaksud dengan ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala di dalam Al-Qur'an adalah tauhid, kata Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma).

◇◇ f. Shoimat: wanita-wanita yang berpuasa. (Al-Jami' li Ahkamil Qur'an, 18/126-127, Tafsir Ibnu Katsir, 8/132)

◇◇ g. Penuh kasih sayang, selalu kembali kepada suaminya dan mencari maafnya .Rasulullah ﷺ bersabda :
Maukah aku beritahukan kepada kalian, ( ﺃَﻻَ ﺃُﺧْﺒِﺮُﻛُﻢ ْ)
istri-istri kalian yang menjadi penghuni surga  ( ﺑِﻨِﺴَﺎﺋِﻜُﻢْ ﻣِﻦْ ﺃَﻫْﻞِ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ ؟ )
yaitu istri yang penuh kasih sayang, banyak anak, -
selalu kembali kepada suaminya. ( ﺍَﻟْﻮَﺩُﻭْﺩُ ﺍﻟْﻮَﻟُﻮْﺩُ ﺍﻟْﻌَﺆُﻭْﺩُ ﻋَﻠَﻰ ﺯَﻭْﺟِﻬَﺎ )
Di mana jika suaminya marah,dia mendatangi
suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan
suaminya ( ﺍﻟَّﺘِﻰ ﺇِﺫَﺍ ﻏَﻀِﺐَ ﺟَﺎﺀَﺕْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻀَﻊَ ﻳَﺪَﻫَﺎ ﻓِﻲ ﻳَﺪِ ﺯَﻭْﺟِﻬَﺎ )
seraya berkata Aku tak dapat tidur sbelum
engkau ridha. ( ﻭَﺗَﻘُﻮْﻝُ ﻻَ ﺃَﺫُﻭﻕُ ﻏَﻀْﻤًﺎ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﺮْﺿَﻰ )
(HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa no. 257.)

◇◇ h . Melayani suaminya (berkhidmat kepada suami) seperti menyiapkan makan minumnya, tempat tidur, pakaian, dan yang semacamnya.

◇◇ i. Menjaga rahasia-rahasia suami

Dari Asma' bintu Yazid radhiallahu 'anha menceritakan dia pernah berada di sisi Rasulullah ﷺ . Ketika itu kaum lelaki dan wanita sedang duduk. Beliau ﷺ bertanya:

Barangkali ada seorang suami yang menceritakan apa yang diperbuatnya dengan istrinya (saat berhubungan intim), dan barangkali ada seorang istri yang mengabarkan apa yang diperbuatnya bersama suaminya? Maka mereka semua diam tidak ada yang menjawab. Aku (Asma) pun menjawab:
Demi Allah! Wahai Rasulullah, sesungguhnya mereka (para istri) benar-benar melakukannya, demikian pula mereka (para suami). Beliau ﷺ bersabda:
Jangan lagi kalian lakukan, ( ﻓَﻼَ ﺗَﻔْﻌَﻠُﻮﺍ )
karena yg demikian itu seperti syaithan jantan yg bertemu dgn syaitan betina -
di jalan, ( ﻓَﺈِﻧَّﻤَﺎ ﺫَﻟِﻚَ ﻣِﺜْﻞُ ﺍﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥِ ﻟَﻘِﻲَ ﺷَﻴْﻄَﺎﻧَﺔً ﻓِﻲ ﻃَﺮِﻳْﻖٍ )
kemudian digaulinya sementara manusia
menontonnya.( ﻓَﻐَﺸِﻴَﻬَﺎ ﻭَﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﻳَﻨْﻈُﺮُﻭْﻥَ )
(HR. Ahmad 6/456,)

◇◇ j. Selalu berpenampilan yg bagus dan menarik di hadapan suaminya sehingga bila suaminya memandang akan menyenangkannya .

Rasulullah ﷺ bersabda:
Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan-
seorang lelaki, ( ﺃَﻻَ ﺃُﺧْﺒِﺮَﻙَ ﺑِﺨَﻴْﺮِ ﻣَﺎ ﻳَﻜْﻨِﺰُ ﺍﻟْﻤَﺮْﺀُ )
yaitu istri shalihah ( ﺍَﻟْﻤَﺮْﺃَﺓُ ﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺤَﺔُ )
yg bila dipandang akan menyenangkannya, ( ﺇِﺫَﺍ ﻧَﻈَﺮَ ﺇِﻟَﻴْﻬَﺎ ﺳَﺮَّﺗْﻪَ )
bila diperintah akan mentaatinya ( ﻭَﺇِﺫَﺍ ﺃَﻣَﺮَﻫَﺎ ﺃَﻃَﺎﻋَﺘْﻪَ )
dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya.( ﻭَﺇِﺫَﺍ ﻏَﺎﺏَ ﻋَﻨْﻬَﺎ ﺣَﻔِﻈَﺘْﻪَ )
(HR. Abu Dawud no. 1417.)

◇◇ k . Ketika suaminya sedang berada di rumah (tidak safar)

Seorang istri ia tidak menyibukkan dirinya dengan melakukan ibadah sunnah yang dapat menghalangi suaminya untuk istimta' (bernikmat-nikmat) dengannya seperti puasa, terkecuali bila suaminya mengizinkan. Rasulullah ﷺ bersabda: Tidak halal bagi seorang istri berpuasa
(sunnah) ( ﻻَ ﻳَﺤِﻞُّ ﻟِﻠْﻤَﺮْﺃَﺓِ ﺃَﻥْ ﺗَﺼُﻮﻡَ )
sementara suaminya ada (tdk sedang bepergian) ( ﻭَﺯَﻭْﺟُﻬَﺎ ﺷَﺎﻫِﺪٌ )
kecuali dengan izinnya. ( ﺇِﻻَّ ﺑِﺈِﺫْﻧِﻪِ )
(HR. Al-Bukhari no. 5195 dan Muslim no. 1026)

◇◇ l. Pandai mensyukuri pemberian dan kebaikan suami, tidak melupakan kebaikannya

Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Diperlihatkan neraka kepadaku, ternyata aku dapati kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita yang kufur. Ada yang bertanya kepada beliau: Apakah mereka kufur kepada Allah? Beliau menjawab: Mereka mengkufuri suami dan mengkufuri (tdk mensyukuri) kebaikannya. Seandainya salah seorang dari kalian berbuat baik kepada seorang di antara mereka (istri) setahun penuh, kemudian dia melihat darimu sesuatu (yang tidak berkenan baginya) niscaya dia berkata: Aku tidak pernah melihat darimu kebaikan sama sekali. (HR. Al-Bukhari no. 29 dan Muslim no. 907)

Rasulullah ﷺ juga pernah bersabda:
Allah tidak akan melihat kpd seorang istri ( ﻻَ ﻳَﻨْﻈُﺮُ ﺍﻟﻠﻪُ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻣْﺮَﺃَﺓٍ )
yg tidak bersyukur kepada suaminya ( ﻻَ ﺗَﺸْﻜُﺮُ ﻟِﺰَﻭْﺟِﻬَﺎ )
padahal dia membutuhkannya. ( ﻭَﻫِﻲَ ﻻَ ﺗَﺴْﺘَﻐْﻨِﻲ ﻋَﻨْﻪُ )
(HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa.)

Semua keterangan diatas tidak akan didapati bila kita sebagai suami tidak menjadi suami yang sholeh sebaimana firman Allah :

ﺍﻟْﺨَﺒِﻴﺜَﺎﺕُ ﻟِﻠْﺨَﺒِﻴﺜِﻴﻦَ ﻭَﺍﻟْﺨَﺒِﻴﺜُﻮﻥَ ﻟِﻠْﺨَﺒِﻴﺜَﺎﺕِ ﻭَﺍﻟﻄَّﻴِّﺒَﺎﺕُ ﻟِﻠﻄَّﻴِّﺒِﻴﻦَ ﻭَﺍﻟﻄَّﻴِّﺒُﻮﻥَ ﻟِﻠﻄَّﻴِّﺒَﺎﺕِ ﺃُﻭﻟَٰﺌِﻚَ ﻣُﺒَﺮَّﺀُﻭﻥَ ﻣِﻤَّﺎ ﻳَﻘُﻮﻟُﻮﻥَ ﻟَﻬُﻢْ ﻣَﻐْﻔِﺮَﺓٌ ﻭَﺭِﺯْﻕٌ ﻛَﺮِﻳﻢٌ

Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji,
dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula).Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga).
(Qs An-nuur : 26)

◆◆ 2 Tempat tinggal yang lapang, ( وَالْمَسْكَنُ الْوَاسِعُ )

Rumah sebagai tempat berlindung bagi manusia adalah nikmat besar dari Allah yang seharusnya direnungkan dan disyukuri keberadaanya. Betapa tidak? Allah menjadikan fungsi rumah demikian besar dan banyak, sehingga nikmat yang agung ini sangat berperan, dengan izin Allah, dalam menciptakan ketenangan dan kebahagiaan hidup bagi manusia di dunia ini.

Fungsi dan manfaat rumah bukan hanya sebagai tempat berlindung dari panas, dingin atau cuaca buruk lainnya, tapi lebih dari itu, rumah berfungsi untuk menjaga kebaikan agama seorang hamba dan keluarganya, dengan izin Allah.
Oleh karena itu, nikmat yang agung ini wajib untuk disyukuri dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Inilah yang diisyaratkan oleh Rasulullah ﷺ dalam doa yang beliau ucapkan jika hendak tidur:
Segala puji bagi Allah yang telah memberi makan, minum, kecukupan dan tempat tinggal bagiku, berapa banyak orang yang tidak memiliki kecukupan dan tempat tinggal.

Tempat tinggal yang luas , yaitu yang banyak manfaatnya bagi penghuninya. Jadi, keluasannya tentu berbeda sesuai dengan perbedaan orangnya. Sebab, terkadang luas bagi seseorang, namun sempit bagi yang lain atau sebaliknya.

Dalam sebuah hadits yang shahih, Rasulullah ﷺ menjelaskan fungsi rumah sebagai tempat untuk menjaga diri dan keluarga dari berbagai macam keburukan, bahkan sebagai tempat berlindung dari fitnah yang menyesatkan. Beliau ﷺ bersabda:
Dari ‘Uqbah bin ‘Amir, ia berkata, ( ﻋَﻦْ ﻋُﻘْﺒَﺔَ ﺑْﻦِ ﻋَﺎﻣِﺮٍ ﻗَﺎﻝَ )
Aku pernah bertanya pd Rasulullah ( ﻗُﻠْﺖُ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ )
Apa itu sebab keselamatan? ( ﻣَﺎ ﺍﻟﻨَّﺠَﺎﺓُ )
Jawab beliau dengan sabdanya, ( ﻗَﺎﻝَ )
(Keselamatan itu) yaitu hendaklah engkau
menahan lisanmu, ( ﺃَﻣْﺴِﻚْ ﻋَﻠَﻴْﻚَ ﻟِﺴَﺎﻧَﻚَ )
sibukkanlah rumahmu dengan ibadah pada Allah,
dan tangisilah dosa-dosamu. ( ﻭَﻟْﻴَﺴَﻌْﻚَ ﺑَﻴْﺘُﻚَ ﻭَﺍﺑْﻚِ ﻋَﻠَﻰ ﺧَﻄِﻴﺌَﺘِﻚَ ‏ )

(HR. Tirmidzi no. 2406 dan Ahmad 5: 259-260. Abu ‘Isa At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan .Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini dhaif. Adapun Syaikh Al Albani menilai hadits ini shahih ).

Singkatnya ( ﻭَﻟْﻴَﺴَﻌْﻚَ ﺑَﻴْﺘُﻚَ ) maksud secara leterlek adalah perluaslah rumahmu.

Ath Thibi menjelaskan yang dimaksud hadits diatas bahwa perintah yang dimaksud adalah untuk rumah. Namun yang dimaksud adalah jadikan rumahmu agar tetap betah berada di dalamnya dengan sibuk melakukan ibadah pada Allah dan jauhilah pergaulan yang tidak baik. (Lihat Tuhfatul Ahwadzi, 7: 132)

Dalam hadits lain, beliau ﷺ bersabda: Selamatnya seseorang ketika terjadi fitnah adalah dengan menetapi rumahnya. ( HR ad-Dailami dalam Musnadul firdaus (2/334), dinyatakan hasan oleh Syaikh al-Albani rahimahullah dalam Shahiihul jaami’ish shagiir (no. 3649).

◆◆◆ Tetangga yang shalih, ( وَالْجَارُ الصَّالِحُ )
Tetangga adalah siapa saja yang rumahnya dekat dengan kita. Sebagaimana hadits ketika ‘Aisyah pernah bertanya, Wahai Rasulullah, aku memiliki dua orang tetangga. Maka kepada siapakah aku memberikan hadiah diantara mereka berdua? Beliau menjawab.Kepada tetangga yang lebih dekat pintu rumahnya denganmu. ( ﺇﻟﻰ ﺃﻗْﺮَﺑَﻬُﻤَﺎ ﻣِﻨْﻚِ ﺑَﺎﺑًﺎ )
( HR Al Bukhari no: 2099).

Oleh karena itu, Imam Al Bukhari menulis judul bab khusus dalam Shahihnya Bab Haqqul Jiwar Fii Qurbil Abwab (Bab Hak Tetangga Yang Terdekat Pintunya). Ini merupakan indikator kedalaman pemahaman beliau terhadap nash-nash tentang hal ini. ( Qawa’id Wa Fawa’id hal.141)

Sedangkan tetangga yang sholih (yang baik) adalah tetangga muslim yang tidak menyakiti tetangganya. Sebagaiman hadits dari Abdullah ibnu ‘Amru ibnul ’Ash dari Rasulullah ﷺ,
beliau bersabda,
Teman terbaik di sisi Allah adalah ( ﺧَﻴْﺮُ ﺍْﻷَﺻْﺤَﺎﺏِ ﻋِﻨْﺪَ ﺍﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ )
mereka yang terbaik dalam berinteraksi dengan
temannya. ( ﺧَﻴْﺮُﻫُﻢْ ﻟِﺼَﺎﺣِﺒِﻪِ )
Dan tetangga terbaik di sisi Allah adlh ( ﻭَﺧَﻴْﺮ ﺍﻟْﺠِﻴْﺮَﺍﻥِ ﻋِﻨْﺪَ ﺍﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ )
mereka yang terbaik dalam berinteraksi dengan
tetangganya . ( ﺧَﻴْﺮُﻫُﻢْ ﻟِﺠَﺎﺭِﻩِ )

( HR.At Tirmidzi: 25-Kitab Al Birr wash Shilah, 28-Bab Maa Jaa-a fi Haqqil Jaar.Lihat Ash Shahihah (103)

Al-Imam Abul Hasan As-Sindiy rahimahullah berkata, Tetangga yang sholih adalah tetangga yang mendorongnya kepada dzikir (mengingat Allah) dan taqwa serta menyadarkannya dari kelalaian dan hawa nafsu.

Tetangga yang sholih adalah yang paling memperhatikan tetangganya kenapa ? sebab itu adalah konsekuesi dari imannya. Rasulullah ﷺ bersabda
Barangsiapa yang beriman kpd Allah ( ﻣَﻦْ ﻛَﺎﻥَ ﻳُﺆْﻣِﻦُ ﺑِﺎﻟﻠﻪ )
dan hari akhir ( ﻭَ ﺍﻟﻴَﻮْﻡِ ﺍﻵﺧِﺮِ )
hendaklah ia berbuat baik kpd terangganya. ( ﻓَﻠْﻴُﺤْﺴِﻦْ ﺇﻟﻰ ﺟَﺎﺭِﻩِ )

Syaikh Nazhim memaparkan tentang kriteria tentang tetangga.

~ Pertama : Tetangga muslim yang memiliki hubungan kekerabatan. Dia memiliki tiga hak sekaligus. Yaitu ; hak bertetangga, hak Islam dan hak kekerabatan.

~ Kedua : Tetangga muslim (yang tidak memiliki hubungan kekerabatan), maka ia memiliki dua hak. Yaitu ; hak bertetangga dan hak Islam.

~ Ketiga : Tetangga yang hanya memiliki satu hak.
Yaitu tetangga yang kafir. Dia hanya memiliki hak sebagai tetangga, dengan dasar keumuman nash-nash yang memerintahkan berbuat ihsan kepada tetangga, yang mencakup tetangga muslim dan non-muslim. Seperti yang telah dicontohkan Rasulullah ﷺ terhadap tetangga Beliau yang beragama Yahudi.
(Qawa’id Wa Fawa’id hal.141 dengan bahasa dari penyusun).

Kemudian diantaranya ada tujuh adab bertetangga yang harus kita pahami sebagai umat Nabi Muhammad ﷺ

Sebagaimana dijelaskan Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu beberapa Adab Pergaulan dengan Tetangga yang sering dilupakan, diantaranya adalah :

• Pertama .Hendaklah kita mencintai kebaikan untuk tetangga kita sebagaimana kita menyukai kebaikan itu untuk diri kita.

Contoh kecilnya adalah bergembira jika tetangga kita mendapat kebaikan dan kebahagiaan, serta jauhi sikap dengki ketika itu. Hal ini mencakup pula keharusan untuk menasehatinya ketika kita melihat tetangga kita melalaikan sebagian perintah Allah, serta mengajarinya perkara-perkara penting dalam agama yang belum ia ketahui dengan cara yang baik dan penuh hikmah. Nabi ﷺ bersabda,
Dan demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, ( ﻭَﺍﻟَّﺬِﻱ ﻧَﻔْﺴِﻲ ﺑِﻴَﺪِﻩِ )
tidaklah seseorang beriman ( ﻟَﺎ ﻳُﺆْﻣِﻦُ ﻋَﺒْﺪٌ )
hingga ia mencintai untuk tetangganya, ( ﺣَﺘَّﻰ ﻳُﺤِﺐَّ ﻟِﺠَﺎﺭِﻩِ )
atau Beliau berkata, ( ﺃَﻭْ ﻗَﺎﻝَ )
untuk sudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri. ( ﻟِﺄَﺧِﻴﻪِ ﻣَﺎ ﻳُﺤِﺐُّ ﻟِﻨَﻔْﺴِﻪِ )
( HR Muslim no: 65 ).

Ibnu Abi Jamrah berkata, Kondisi tetangga berbeda-beda, ditinjau dari tingkat keshalehan mereka. (Prinsip) yang mencakup seluruhnya adalah keinginan kebaikan untuk tetangga tersebut, dan nasehat kepadanya dengan cara yang baik, mendoakannya agar mendapatkan petunjuk, menjauhi sikap yang menyakitinya, dan mencegah tetangga yang tidak shalih dari perbuatan yang menganggu atau dari kefasikan dengan cara yang bijak, sesuai dengan tahapan beramar ma’ruf nahi mungkar. Serta mengenalkan kepada tetangga yang kafir tentang Islam dan menjelaskan kepadanya kebaikan-kebaikan agama Islam dan memotivasinya untuk masuk Islam dengan cara yang baik pula. Jika hal itu bermanfaat maka (ajaklah ia dengan nasehat itu), dan bila nasehat tidak mempan, maka boikotlah ia dengan tujuan untuk memberinya pelajaran. Karena dirinya telah mengetahui alasan kita memboikotnya, agar ia berhenti dari keengganannya untuk masuk Islam, jika memang pemboikotan tersebut efektif diterapkan padanya.

•• Kedua. Saat musibah melanda tetangga kita dan dia dirundung kesedihan dan terbelit kesulitan, sebisa mungkin kita membantunya, baik bantuan materi ataupun dukungan moril. Menghibur dan meringankan beban penderitaannya dengan nasehat, tidak menampakan wajah gembira tatkala dia dirundung duka. Menjenguknya ketika sakit dan mendoakan kesembuhan untuknya serta membantu pengobatannya bila memang dia membutuhkannya.
Rasulullah ﷺ bersabda.
Bukanlah seorang mukmin, ( ﻟَﻴْﺲَ ﺍﻟﻤُﺆْﻣِﻦُ )
orang yang kenyang sementara tetangganya kelaparan
di sampingnya. ( ﺍﻟَّﺬِﻱْ ﻳَﺸْﺒَﻊُ ﻭَ ﺟَﺎﺭُﻩُ ﺟَﺎﺋِﻊٌ ﺇﻟﻰ ﺟَﻨْﺒِﻪِ )

( HR Bukhari dalam Al Adab Al Mufrad no: 112 dan dishahihkan oleh Syaikh al Albani. Lihat Min Adabil Islam hal.32 )

•• Tiga. Hindari sejauh mungkin sikap yang dapat menyebabkan tetangga kita merasa tersakiti, baik berupa perbuatan ataupun perkataan.

Contohnya, mencela, membeberkan satu aibnya di muka umum, memusuhinya, atau melemparkan sampah di muka rumahnya sehingga menyebabkan ia terpeleset ketika melewatinya, dan jenis gangguan lainnya.
Nabi ﷺ bersabda.
Barangsiapa yg beriman kpd Allah ( ﻣَﻦْ ﻛَﺎﻥَ ﻳُﺆْﻣِﻦُ ﺑِﺎﻟﻠﻪ )
dan hari Akhir, ( ﻭَ ﺍﻟﻴَﻮْﻡِ ﺍﻵﺧِﺮ )
maka janganlah ia menyakiti tetangganya. ( ﻓَﻼَ ﻳُﺆْﺫِﻱْ ﺟَﺎﺭَﻩٌ )
( HR Bukhari no: 5559 )

•• Empat .Kunjungilah tetangga pada hari raya dan sambutlah undangannya jika dia mengundang kita.
Rasulullah ﷺ bersabda. Hak muslim atas muslim yang lain ada Lima,  ( ﺣَﻖُّ ﺍﻟﻤُﺴْﻠِﻢِ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤُﺴْﻠِﻢِ ﺧَﻤْﺲٌ)
menjawab ucapan salam, ( ﺭَﺩُّ ﺍﻟﺴَّﻼَﻡ ِ)
menjenguk orang sakit, ( ﻭَ ﻋِﻴَﺎﺩَﺓُ ﺍﻟﻤَﺮِﻳْﺾِ )
mengantar jenazah, ( ﻭَ ﺍﺗِّﺒَﺎﻉُ ﺍﻟﺠَﻨَﺎﺋِﺰِ )
memenuhi undangan ( ﻭَ ﺇﺟَﺎﺑَﺔُ ﺍﻟﺪَّﻋْﻮَﺓِ )
dan mendoakan org yg bersin.( ﻭَ ﺗَﺸْﻤِﻴْﺖُ ﺍﻟﻌَﺎﻃِﺲِ )
( HR Bukhari no: 1164 ).

•• Lima . Berikanlah tasamuh (toleransi) kepada tetangga kita selama bukan dalam perkara maksiat. Didiklah keluarga kita untuk tidak berkata-kata keras atau berteriak-teriak sehingga mengganggu tetangga. Janganlah kita mengeraskan suara radio kita hingga mengusik ketentraman tetangga, terutama pada malam hari. Sebab, mungkin diantara mereka ada yang sedang sakit, atau lelah, atau tidur atau mungkin ada anak sekolah yang sedang belajar. Dan ketahuilah, mendengarkan musik adalah perkara haram, apalagi jika sampai mengganggu tetangga, maka dosanya menjadi berlipat ganda. Rasulullah ﷺ bersabda.
Sebaik-baik sahabat adalah ( ﺧَﻴْﺮُ ﺍﻷﺻْﺤَﺎﺏِ ﻋِﻨْﺪَ ﺍﻟﻠﻪ )
yang paling baik terhadap sahabatnya, ( ﺧَﻴْﺮُﻫُﻢْ ﻟِﺼَﺎﺣِﺒِﻪِ )
dan sebaik-baik tetangga adalah ( ﻭَ ﺧَﻴْﺮُ ﺍﻟﺠِﻴْﺮَﺍﻥِ )
yang paling baik terhadap tetangganya.( ﺧَﻴْﺮُﻫُﻢْ ﻟِﺠَﺎﺭِﻩِ )
(HR Tirmidzi no: 1867 dan dishahihkan oleh Syaikh al Albani. Lihat Min Adabil Islam hal.32)

Dan hendaklah kita tidak bersikap kikir terhadap tetangga yang membutuhkan bentuan kita, selama kita bisa membantunya. Rasulullah ﷺ bersabda.
Janganlah seorang diantara kalian melarang tetangganya untuk meletakkan kayu di tembok rumahnya. ( ﻟَﺎ ﻳَﻤْﻨَﻊْ ﺃَﺣَﺪُﻛُﻢْ ﺟَﺎﺭَﻩُ ﺃَﻥْ ﻳَﻐْﺮِﺯَ ﺧَﺸَﺒَﺔً ﻓِﻲ ﺟِﺪَﺍﺭِﻩِ )

( HR Bukhari no: 2283 dan Muslim no: 3019 ).

Berkenaan dengan hadits di atas, Syaikh Salim bin Ied Al Hilali membawakan beberapa pelajaran yang berkaitan dg Hak Tetangga yaitu:

• 1. Saling membantu dan bersikap toleran sesama tetangga merupakan hak-hak tetangga (yang wajib dipenuhi) sekaligus merupakan wujud kekokohan bangunan masyarakat Islam.

•• 2. Jika seseorang memiliki rumah, kemudian ia memiliki tetangga dan tetangganya itu ingin menyandarkan sebatang kayu di temboknya tersebut, maka boleh hukumnya bagi si tetangga untuk meletakkannya dengan izin atau tanpa izin pemilik rumah, dengan syarat hal tersebut tidak menimbulkan mudharat bagi si empunya rumah, karena Islam telah menetapkan satu kaidah umum  ( ﻻَ ﺿَﺮَﺭَ ﻭَ ﻻَ ﺿِﺮَﺍﺭَ (Bahjatun Nazhirin I/387 )..
Wallahu a’lam.

•• Enam . Berikanlah hadiah kepada tetangga, walau dengan sesuatu yang mungkin kita anggap sepele. Karena saling memberi hadiah akan menumbuhkan rasa cinta dan ukhuwah yang lebih dalam.

Abu Hurairah radhiyallahu'anhu menyampaikan sabda Nabi ﷺ kepada para wanita ,
Wahai wanita-wanita muslimah, ( ﻳَﺎ ﻧِﺴَﺎﺀَ ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻤَﺎﺕِ )
jgn sekali-kali seorang tetangga menganggap remeh untuk memberikan hadiah
kepada tetangganya ( ﻻَ ﺗُﺤْﻘِﺮَﻥَّ ﺟَﺎﺭَﺓٌ ﻟِﺠَﺎﺭَﺗِﻬَﺎ )
walaupun hanya sepotong kaki kambing. ( ﻭَﻟَﻮْ ﻓِﺮْﺳِﻦَ ﺷَﺎﺓٍ )

(HR. Al-Bukhari no. 2566 dan Muslim no. 2376)

Dalam hadits lain Rasulullah ﷺ pernah menasehati Abu Dzar Radhiyallahu ‘anhu.
Jika suatu kali engkau memasak sayur, ( ﺇﺫَﺍ ﻃَﺒَﺨْﺖَ ﻣَﺮَﻗًﺎ )
maka perbanyaklah kuahnya, ( ﻓﺄﻛْﺜِﺮْ ﻣَﺎﺀَﻩُ )
kemudian perhatikanlah tetanggamu, ( ﺛُﻢَّ ﺍﻧْﻈُﺮْ ﺃﻫْﻞَ ﺑَﻴْﺖٍ ﻣِﻦْ ﺟِﻴْﺮَﺍﻧِﻚَ )
dan berikanlah mereka sebagiannya dengan cara
yang pantas. ( ﻓﺄﺻِﺒْﻬُﻢْ ﻣِﻨْﻬَﺎ ﺑِﻤَﻌْﺮُﻭﻑٍ )
( HR Muslim no: 4759 ).

Dan Rasulullah ﷺ pernah bersabda:
Saling menghadiahilah kalian ( ﺗَﻬَﺎﺩُﻭْﺍ )
niscaya kalian akan saling mencintai. ( ﺗَﺤَﺎﺑُّﻮْﺍ )
(HR. Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad no. 594, dihasankan Al-Imam Al-Albani t dalam Irwa`ul Ghalil no. 1601)

Hadits yang mulia di atas menunjukkan bahwa pemberian hadiah akan menarik rasa cinta di antara sesama manusia, karena tabiat jiwa memang senang terhadap orang yang berbuat baik kepadanya. Inilah sebab disyariatkannya memberi hadiah. Dengannya akan terwujud kebaikan dan kedekatan. Sementara agama Islam adalah agama yang mementingkan kedekatan hati dan rasa cinta.

•• Tujuh . Tundukkanlah pandangan kita terhadap aurat tetangga, jangan pula menguping pembicaraan mereka. Apalagi sampai mengintip ke dalam rumahnya tanpa seizinnya untuk mengetahui aib mereka.Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.

Dan katakanlah kepada laki-laki beriman ( ﻗُﻞْ ﻟِّﻠْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ )
Hendaklah mereka menahan pandangan mereka. ( ﻳَﻐُﻀُّﻮﺍ ﻣِﻦْ ﺃَﺑْﺼَﺎﺭِﻫِﻢْ )
( Qs An Nur:30 ).

Sering kita jumpai orang-orang yang jahil tentang tuntunan syari’at, karena terdorong rasa ingin tahu, ia mengintip ke dalam rumah orang lain. Baik karena salam yang tak terjawab, atau hanya sekedar iseng. Mereka tidak menyadari, bahwa perbuatan seperti ini diancam keras oleh Rasulullah ﷺ.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Beliau ﷺ bersabda:
Sekiranya ada seseorang yang mengintip rumahmu tanpa izin, ( ﻟَﻮْ ﺃَﻥَّ ﺍﻣْﺮَﺃً ﺍِﻃْﻠَﻊَ ﻋَﻠَﻴْﻚَ ﺑِﻐَﻴْﺮِ ﺇِﺫْﻥٍ ﻓَﺨَﺬَﻓَﺘْﻪُ ﺑِﺤُﺼَﺎﺓٍ )
lalu engkau melemparnya dengan batu hingga tercungkil matanya,
maka tiada dosa atasmu. ( ﻓَﻔَﻘَﺄَﺕْ ﻋَﻴْﻨُﻪُ ﻣَﺎ ﻛَﺎﻥَ ﻋَﻠَﻴْﻚَ ﻣِﻦْ ﺟُﻨَﺎﺡٍ )
( HR Al Bukhari dan Muslim ).

Dalam hadits lain yang diriwayatkan dari Sahal bin Saad As Sa’idi Radhiyallahu ‘anhu, ia mengabarkan bahwasanya seorang laki laki mengintip pada lubang pintu Rasulullah ﷺ .
Ketika itu, Beliau tengah membawa sebuah sisir yang biasa Beliau gunakan untuk menggaruk kepalanya. Ketika melihatnya, Beliau bersabda: Seandainya aku tahu engkau tengah mengintipku, niscaya telah aku lukai kedua matamu dengan sisir ini. Beliau bersabda: Sesungguhnya permintaan izin itu diperintahakan untuk menjaga pandangan mata.
( HR Al Bukhari dan Muslim ).

Kisah Harga Tetangga

Kisah ini merupakan kisah yang cukup populer, terjadi di masa tabi’ut tabi’in. Ketika seorang muslim menunjukkan akhlak mulianya, maka orang Yahudi pun mengakui dan memuliakannya. Seyogyanya menjadi inspirasi dan teladan kita semua.

Pada suatu hari, seorang Yahudi hendak menjual rumah. Rumah tersebut dijual dengan harga yang sangat mahal dibandingkan dengan harga pasaran. Rumah tersebut ditawarkan dengan harga 2000 dirham. ( 1 dinar emas = 4,25 gram dan 22 karat sedangkan 1 dirham = 2,975 gram).

Sementara menurut harga pasaran saat itu rumah tersebut hanya laku seharga 1000 dirham.

Salah seorang calon pembeli berkata kepada Yahudii tersebut: Wahai Tuan sungguh mahal sekali harga rumah engkau yang tawarkan. Engkau tawarkan rumahmu seharga 2000 dirham. Selayaknya harga pasaran rumah engkau cuma 1000 dirham.

Lalu Yahudi tersebut berkata: Rumah yang kumiliki memang seharga 1000 dirham. Tetapi aku memiliki seorang tetangga yang sholeh dan baik hati yang bernama Abdullah Ibnu Mubarak. Jika engkau membeli rumahku maka engkau akan memiliki tetangga seorang sholeh dan baik hati seperti Abdullah Ibnu Mubarak. Kenyamanan bertangga dengan Abdullah Ibnu Mubarak kuhargai sebesar 1000 dirham. Jadi total harga rumah tersebut menjadi 2000.

Rencana Yahudi ingin menjual rumahnya sampai ke telinga Abdullah Ibnu Mubarak. Lalu Abdullah Ibnu Mubarak mendatangi Yahudi tersebut dan memberikan uang sebesar 1000 dirham. Abdullah Ibnu Mubarak berkata: Engkau jangan pergi dari rumah ini. Aku berikan engkau uang 1000 dirham. Karena sesungguhnya aku juga merasa senang bertetangga denganmu.
Masya Allah... begitulah pribadi muslim sejati.

Biografi Abdullah bin Mubarak ( Ibnul Mubarak lahir pada tahun 118 H dan wafat pada 181 H dalam usia 63 tahun.

Dia adalah seorang tokoh tabi’in yang ahli fikih, ahli hadits, punya sikap wara’ atau hati-hati, terpercaya dalam bidang hadits, zuhud, suka berjihad dan alim.

Abdullah bin Mubarak berguru kepada Sulaiman At-Taimi, Ashim Al-Ahwal, Hisyam bin Urwah, Ismail bin Abi Khalid, Musa bin Uqbah, Al-Auza'i, Imam Malik, Sufyan Ats-Tsauri, dan sejumlah tabi’in lainnya. Sedangkan ulama-ulama besar yang pernah menjadi muridnya, antara lain: Ma'mar, Ibnul Qaththan, Ibnu Ma'in, Ibnu Abi Syaibah, Ahmad bin Mani’ dan Muslim bin Ibrahim. [Ibnu K/Tarbiyah.net]

◆◆◆◆ Dan tunggangan (kendaraan) yg nyaman.( وَالْمَرْكَبُ الْهَنِيُّ )

Sebagaimana firman Allah Ta’ala
Dan ia (hewan ternak) mengangkut beban-2mu ke suatu negeri yg kamu tdk sanggup mencapainya, ( ﻭَﺗَﺤْﻤِﻞُ ﺃَﺛْﻘَﺎﻟَﻜُﻢْ ﺇِﻟَﻰ ﺑَﻠَﺪٍ ﻟَﻢْ ﺗَﻜُﻮﻧُﻮﺍ ﺑَﺎﻟِﻐِﻴﻪِ  )
kecuali dengan susah payah. ( ﺇِﻻ ﺑِﺸِﻖِّ ﺍﻷﻧْﻔُﺲِ )
Sungguh, Rabbmu ( ( ﺇِﻥَّ ﺭَﺑَّﻜُﻢْ )
Maha Pengasih, Maha Penyayang. (ﻟَﺮَﺀُﻭﻑٌ ﺭَﺣِﻴﻢٌ ‏ ‏ )
Dan (Dia telah menciptakan) kuda, bagal, dan keledai
untuk kamu tunggangi ( ﻭَﺍﻟْﺨَﻴْﻞَ ﻭَﺍﻟْﺒِﻐَﺎﻝَ ﻭَﺍﻟْﺤَﻤِﻴﺮَ ﻟِﺘَﺮْﻛَﺒُﻮﻫَﺎ )
dan (menjadi) perhiasan. ( ﻭَﺯِﻳﻨَﺔً )
Allah menciptakan apa yg tdk kamu ketahui. ( ﻭَﻳَﺨْﻠُﻖُ ﻣَﺎ ﻻ ﺗَﻌْﻠَﻤُﻮﻥَ )
(QS. An-Nahl: 7-8)
Bagal adalah peranakan kuda dengan keledai.

Adapun di masa sekarang, sungguh nikmat yang tak terhingga karena begitu mudahnya seseorang untuk bepergian dari satu tempat ke tempat yang lain dalam waktu cepat tanpa banyak mengeluarkan tenaga dan pikiran, walaupun terkadang tidak sedikit biaya yang harus dikeluarkan.

Dan tunggangan (kendaraan) yg nyaman maksudnya kendaraan yang cocok (digunakan) di jalan Allah, tidak membuatnya terlambat dari rekan-rekannya. (Lihat Takhrij Al-Musnad (no. 15372)

Kendaraan yang nyaman adalah kendaraan yang cepat, tidak lamban, tak terlalu kencang dan kasar larinya sehingga ditakutkan jatuh, kagetnya badan dan tidak mengganggu badan. ( Lihat Faidh Al-Qodir (3/302) oleh Al-Munawiy, Al-Maktabah At-Tijariyyah Al-Kubro, Mesir, 1356 H )

Inilah kebahagiaan dunia yang akan diraih oleh seseorang jika ia mendapatkan empat golongan yang disebutkan dalam hadits diatas . Barangsiapa yang diberi kesholihan (kebaikan) dalam empat perkara ini, maka hidupnya akan nyaman dan sentosa . Sebab, semua perkara ini merupakan hal-hal yang menyenangkan jiwa dan raga serta menjadikan kehidupan lebih indah dan bahagia.

Mudah-mudahan Allah memudahkan langkah kita untuk sekuat tenaga mengamalkannya. Aamiin.

Walloohu a’lam
Bersambung kehadits tentang 4 kesusahan.

http:// Abuafka.blogspot.com