Sabtu, 30 Desember 2017

Fakta Tahun Baru Bagi Kaum muslimin

Fakta Tahun Baru Bagi
Kaum muslimin


Benarkah umat Islam selangkah demi selangkah akan mengikuti jejak non muslim ???

Al-Jawab : Benar sekali, diantara contohnya adalah seorang muslim saat ini berbondong - bondong merayakan tahun baruan masehi tanpa tahu sejarahnya.

Dalil,
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Kiamat tidak akan terjadi hingga umatku mengikuti jalan generasi sebelumnya ( ﻻَ ﺗَﻘُﻮﻡُ ﺍﻟﺴَّﺎﻋَﺔُ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﺄْﺧُﺬَ ﺃُﻣَّﺘِﻰ ﺑِﺄَﺧْﺬِ ﺍﻟْﻘُﺮُﻭﻥِ ﻗَﺒْﻠَﻬَﺎ)
sejengkal demi sejengkal, ( ﺷِﺒْﺮًﺍ ﺑِﺸِﺒْﺮٍ )
sehasta demi sehasta. ( ﻭَﺫِﺭَﺍﻋًﺎ ﺑِﺬِﺭَﺍﻉٍ )
Lalu ada yg menanyakan pd Rasulullah Apakah
mereka itu mengikuti seperti Persia dan
Romawi? ( ﻓَﻘِﻴﻞَ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻛَﻔَﺎﺭِﺱَ ﻭَﺍﻟﺮُّﻭﻡِ )
Beliau menjawab, Selain mereka,
lantas siapa lagi?( ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻭَﻣَﻦِ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﺇِﻻَّ ﺃُﻭﻟَﺌِﻚَ )
(HR. Bukhari no. 7319)

Dan didalam hadits lain dijelaskan
Dari Abu Sa’id Al Khudrii
bahwa Rasulullah bersabda,
Sungguh kalian akan mengikuti jalan
org-2 sebelum kalian ( ﻟَﺘَﺘَّﺒِﻌُﻦَّ ﺳَﻨَﻦَ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻣِﻦْ ﻗَﺒْﻠِﻜُﻢْ )
sejengkal demi sejengkal ( ﺷِﺒْﺮًﺍ ﺑِﺸِﺒْﺮٍ )
dan sehasta demi sehasta ( ﻭَﺫِﺭَﺍﻋًﺎ ﺑِﺬِﺭَﺍﻉٍ )
sampai jika org2 yg kalian ikuti itu masuk ( ﺣَﺘَّﻰ ﻟَﻮْ ﺩَﺧَﻠُﻮﺍ )
ke lubang dhob(yg sempit sekalipun), ( ﻓِﻰ ﺟُﺤْﺮِ ﺿَﺐٍّ )
pasti kalian pun akan mengikutinya. ( ﻻَﺗَّﺒَﻌْﺘُﻤُﻮﻫُﻢْ )
Kami (para sahabat) berkata, ( ﻗُﻠْﻨَﺎ )
Wahai Rasulullah, ( ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ )
apakah yang diikuti itu adalah Yahudi ( ﺁﻟْﻴَﻬُﻮﺩَ )
dan Nashrani? ( ﻭَﺍﻟﻨَّﺼَﺎﺭَﻯ )
Beliau menjawab, Lantas siapa lagi? ( ﻗَﺎﻝَ : ﻓَﻤَﻦْ )
(HR. Muslim no. 2669).

Syarah:
Kata Imam Nawawi rahimahullah ketika menjelaskan  menjelaskan, makna syibr (sejengkal) dan dziroo’ (hasta) serta lubang dhob (lubang hewan tanah yang penuh lika-liku), adalah permisalan bahwa tingkah laku kaum muslimin sangat mirip sekali dengan tingkah Yahudi dan Nashroni. Yaitu kaum muslimin mencocoki mereka dalam kemaksiatan dan berbagai penyimpangan, bukan dalam hal-hal kekafiran mereka yang diikuti. Perkataan beliau ini adalah suatu mukjizat bagi beliau karena apa yang beliau katakan telah terjadi saat-saat ini.
( Syarh Muslim , 16: 219)

Kemudian Ibnu Taimiyah menjelaskan, tidak diragukan lagi bahwa umat Islam ada yang kelak akan mengikuti jejak Yahudi dan Nashrani dalam sebagian perkara.
(Majmu’ Al Fatawa , 27: 286.)

Syaikhul Islam menerangkan pula bahwa dalam shalat ketika membaca Al Fatihah kita selalu meminta pada Allah agar diselamatkan dari jalan orang yang dimurkai dan sesat yaitu jalannya Yahudi dan Nashrani. Dan sebagian umat Islam ada yang sudah terjerumus mengikuti jejak kedua golongan tersebut. Lihat Majmu’ Al Fatawa , 1: 65.

Mudah-mudahan kita terjauan dari perkara yng sia-sia tersebut dan menjaga ahli keluarga dari azab api neraka.
Wallahu a’lam

http:// Abuafka.blogspot.com

Nasehat Syukur

Nasehat Syukur
(Bagi yg diuji materi)

Nabi Shallallahu ‘ alaihi wasallam bersabda 

sedikit rezeki yg kamu dapat
mensyukurinya ( قَلِيلٌ تُؤَدِّي شُكْرَهُ )
lebih baik daripada banyak rezeki ( خَيْرٌ مِنْ كَثِيرٍ )
tetapi kamu tidak mampu mensyukurinya. ( لَا تُطِيقُهُ )

( أَبُو الْقَاسِمِ البَغَوِيُّ فِي مُعْجَمِه)(حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ زُهَيْر)

(Tafsir Ibnu Katsir )

Rabu, 27 Desember 2017

Budaya Kesyirikan Tempo Dulu (ke 3)

Budaya Kesyirikan Tempo Dulu (ke 3)

Lanjutan
Allah mengabadikan perkataan & perbuatan nenek moyang dahulu yang lebih memilih kesyrikan dan menolak agama tauhid sebagaimana firmannya :
Mereka berkata, Hai Syu’aib, ( قَالُوا يَا شُعَيْبُ )
apakah sembahyangmu ( أَصَلاتُكَ )
menyuruh kamu agar kami meninggalkan apa yg disembah
oleh bapak-bapak kami. ( تَأْمُرُكَ أَنْ نَتْرُكَ مَا يَعْبُدُ آبَاؤُنَا )
atau melarang kami memperbuat apa yang kami kehendaki
tentang harta kami. ( أَوْ أَنْ نَفْعَلَ فِي أَمْوَالِنَا مَا نَشَاءُ )
Sesungguhnya kamu adalah orang yang sangat penyantun
lagi berakal. ( إِنَّكَ لأنْتَ الْحَلِيمُ الرَّشِيدُ )
(Qs Hud (11), ayat 87 )

# # #

Penjelasan

(Mereka berkata) kepada Nabi Syuaib dengan nada mengejek (Hai Syuaib! Apakah salatmu menyuruhmu) membebankan kepadamu (agar kami meninggalkan apa yang disembah oleh bapak-bapak kami) yaitu berhala-berhala (atau) melarang kami (mencegah kami melakukan apa yang kami kehendaki tentang harta kami) maksudnya hal ini tidak benar sama sekali, tidak ada seorang pun yang menyeru kepada kebaikan. (Sesungguhnya kamu adalah orang yang sangat penyantun lagi berakal.) mereka mengatakan demikian dengan nada mengejek dan mencemoohkan Nabi Syuaib.( Tafsir Jalalayn )

Dalam tafsir Ibnu Katsir disebutkan makna ayat ,
menyuruh kamu agar kami meninggalkan apa yg disembah oleh
bapak-bapak kami. ( تَأْمُرُكَ أَنْ نَتْرُكَ مَا يَعْبُدُ آبَاؤُنَا )
Yakni berhala-berhala dan patung-patung

####

Didalam ayat lain Allah abadikan didalam Al-Quran ketika mereka diajak kembali kepada agama tauhid, namun apa jawab mereka,
Kaum 'Ad berkata Hai Hud ( قَالُوا يَا هُودُ )
kamu tidak mendatangkan kepada kami suatu bukti yang nyata, ( مَا جِئْتَنَا بِبَيِّنَةٍ )
dan kami sekali-2 tdk akan meninggalkan sembahan-2
kami karena perkataanmu. ( وَمَا نَحْنُ بِتَارِكِي آلِهَتِنَا عَنْ قَوْلِكَ )
dan kami sekali-kali tidak akan mempercayai kamu.
Kami tidak mengatakan melainkan bahwa sebagian
sembahan kami telah menimpakan keburukan
kepadamu (وَمَا نَحْنُ لَكَ بِمُؤْمِنِينَ. إِنْ نَقُولُ إِلا اعْتَرَاكَ بَعْضُ آلِهَتِنَا بِسُوءٍ )
(Qs Hud: 53-54)

####

Penjelasan :
Didalam tafsir dijelaskan,
Tiadalah (kami mengatakan) perihal dirimu (melainkan, akan menimpamu) kamu akan tertimpa (penyakit gila karena sebagian sembahan kami) karena sesembahan kami itu akan menyerapah kamu hingga menjadi orang gila, sebab kamu mencacinya, setelah itu kamu akan mengigau sendirian. (Hud menjawab, Sesungguhnya aku bersaksi kepada Allah) atas diriku sendiri (dan saksikanlah olehmu sekalian, bahwa sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kalian persekutukan) itu terhadap Allah.( Tafsir Jalalayn )

Lihatlah kesombongan para pelaku kesyrikan mereka lebih memilih bersikukuh dg kezolimannya daripada kebahagian yang hakiki.Semoga kita jauh dari jejak mereka. Aamiin.

Walloohu a’lam
Bersambung

Refrensi
Al-Quran
Tafsir Jalalayn
Tafsir Ibnu Katsir
Dll

PPWGTPG H LGBT

PPWG KPJG H LGBT apa tu?

Maksudnya :
Percuma Punya Wajah Ganteng Kalau Pacarnya Juga Ganteng Hai LGBT.

Fenomena Umat Nabi Luth jaman know atau LGBT sekarang telah minta dilegalkan dinusantara ini,sungguh fitnah besar diera moderen ini.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman
Dan (Kami juga telah mengutus)
Luth (kpd kaumnya). ( ﻭَﻟُﻮﻃًﺎ ﺇِﺫْ ﻗَﺎﻝَ ﻟِﻘَﻮْﻣِﻪِ )
(Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka : Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu? ( ﺃَﺗَﺄْﺗُﻮﻥَ ﺍﻟْﻔَﺎﺣِﺸَﺔَ ﻣَﺎ ﺳَﺒَﻘَﻜُﻢْ ﺑِﻬَﺎ ﻣِﻦْ ﺃَﺣَﺪٍ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻌَﺎﻟَﻤِﻴﻦَ )

Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki u/ melepaskan nafsumu (kpd mereka),( ﺇِﻧَّﻜُﻢْ ﻟَﺘَﺄْﺗُﻮﻥَ ﺍﻟﺮِّﺟَﺎﻝَ ﺷَﻬْﻮَﺓً ﻣِﻦْ ﺩُﻭﻥِ ﺍﻟﻨِّﺴَﺎﺀِ )
bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas. (ﺑَﻞْ ﺃَﻧْﺘُﻢْ ﻗَﻮْﻡٌ ﻣُﺴْﺮِﻓُﻮﻥَ)
(QS. Al A’raf: 80-81)

Penjelasan :
Dalam Al-Qur’an Allah menyebut zina dengan kata ﻓَﺎﺣِﺸَﺔً (tanpa ﺍﻝ ), sedangkan homoseksual dengan َ ﺍﻟْﻔَﺎﺣِﺸَﺔ (dengan ﺍﻝ ) , (jika ditinjau dari lughoh) tentunya perbedaan 2 kata tersebut sangat besar. Kata  ﻓَﺎﺣِﺸَﺔً tanpa ( ﺍﻝ ) dalam bentuk nakirah yg dipakai untuk makna perzinaan menunjukkan bahwa zina merupakan salah satu perbuatan keji dari sekian banyak perbuatan keji. Akan tetapi, untuk perbuatan homoseksual dipakai kata ﺍﻟْﻔَﺎﺣِﺸَﺔ  dengan ( ﺍﻝ ) yang menunjukkan bahwa perbuatan itu mencakup kekejian seluruh perbuatan keji.Sebagaimana firman Allah (Qs Al-A’raf/7: 80)

Dan didalam ayat lain Allah AzaWajalla berfirman
Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia, ( ﺃَﺗَﺄْﺗُﻮﻥَ ﺍﻟﺬُّﻛْﺮَﺍﻥَ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻌَﺎﻟَﻤِﻴﻦَ )
dan kamu tinggalkan isteri2 yang dijadikan oleh Robbmu untukmu, ( ﻭَﺗَﺬَﺭُﻭﻥَ ﻣَﺎ ﺧَﻠَﻖَ ﻟَﻜُﻢْ ﺭَﺑُّﻜُﻢْ ﻣِﻦْ ﺃَﺯْﻭَﺍﺟِﻜُﻢْ )
bahkan kamu adalah orang-orang  yang melampaui batas. ( ﺑَﻞْ ﺃَﻧْﺘُﻢْ ﻗَﻮْﻡٌ ﻋَﺎﺩُﻭﻥَ)
(QS. Asy Syu’ara: 165-166)

Syarah :
‘Amr bin Dinar menyatakan tentang ayat di atas, maksudnya perzinaan antara sesama lelaki belum ada sebelumnya sampai diperbuat oleh kaum Luth. ( Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim , 4: 59)

Al-Walid bin ‘Abdul Malik, Khalifah Al-Umawi pernah berkata, Seandainya Allah tidak mengisahkan kisah Luth (dan kaumnya ), tentu aku sendiri tak bisa berpikir bagaimana laki-laki bisa main di atas laki-laki (maksudnya: bagaimana mungkin laki-laki bisa berhubungan seks dengan sesamanya). ( Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim , 4: 59)

Al-Walid tidak bisa membayangkan kenapa bisa ada hubungan percintaan seperti itu. Karena memang hubungan cinta itu seperti itu terbilang aneh.

Oleh karenanya, perbuatan kaum Luth disebut melampaui batas.Disebut melampaui batas karena mereka tidak menyukai wanita. Padahal wanita sudah diciptakan sebagai pasangan bagi pria. Itulah bentuk melampaui batas dan kejahilan mereka karena mereka telah meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya.
( Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim , 4: 59)

Para ulama pakar tafsir menyatakan, di masa Nabi Luth, laki-laki saat itu hanya suka dengan sesamanya. Begitu pula perempuan. ( Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim , 4: 60)

~~Wahai LGBT bertaubatlah sebelum ancaman Allah didepan matamu dan mengenai orang yang tidak bersalah.Diantara cicilan azab dunia & akherat adalah:

◆ Tidak bisa melihat kebenaran atau dibutakan matanya
Di surat al-Qamar ayat 33, Allah berfirman,
Kaumnya Luth telah mendustakan
peringatan. ( ﻛَﺬَّﺑَﺖْ ﻗَﻮْﻡُ ﻟُﻮﻁٍ ﺑِﺎﻟﻨُّﺬُﺭِ )

ﻭَﻟَﻘَﺪْ ﺭَﺍﻭَﺩُﻭﻩُ ﻋَﻦْ ﺿَﻴْﻔِﻪِ ﻓَﻄَﻤَﺴْﻨَﺎ ﺃَﻋْﻴُﻨَﻬُﻢْ ﻓَﺬُﻭﻗُﻮﺍ ﻋَﺬَﺍﺑِﻲ ﻭَﻧُﺬُﺭِ
Sesungguhnya mereka telah membujuknya (agar menyerahkan) tamunya (kepada mereka), lalu Kami butakan mata mereka, maka rasakanlah azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku.
(QS. Al-Qamar: 37).

Syarah :
Diceritakan dalam buku sirah, ketika lelaki kaum Luth berusaha untuk masuk ke rumah Nabi Luth, karena ingin merebut tamu Luth yang ganteng-ganteng (malaikat yang berubah wujud manusia) maka keluarlah Jibril. Lalu beliau memukul wajah mereka semua dengan ujung sayapnya. Seketika mereka jadi buta. Akhirnya mereka nabrak-nabrak tembok, hingga mereka bisa kembali ke rumahnya sendiri. Mereka mengancam Luth, besok akan datang lagi dan mengadakan perhitungan dengan Luth. (Fabihudahum Iqtadih, hlm. 257).

◆◆ Allah kirimkan suara yang sangat keras
Alllah berfirman,
Mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur,
ketika matahari akan terbit. ( ﻓَﺄَﺧَﺬَﺗْﻬُﻢُ ﺍﻟﺼَّﻴْﺤَﺔُ ﻣُﺸْﺮِﻗِﻴﻦَ )
(QS. Al-Hijr: 73).

Suara itu sangat keras, datang memekakkan telinga mereka, di saat matahari terbit. Di saat, bumi mereka telah diangkat.

◆◆◆ Bumi yang mereka tempati diangkat dan dibalik
Allah berfirman,
ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﺟَﺎﺀَ ﺃَﻣْﺮُﻧَﺎ ﺟَﻌَﻠْﻨَﺎ ﻋَﺎﻟِﻴَﻬَﺎ ﺳَﺎﻓِﻠَﻬَﺎ ﻭَﺃَﻣْﻄَﺮْﻧَﺎ ﻋَﻠَﻴْﻬَﺎ ﺣِﺠَﺎﺭَﺓً ﻣِﻦْ ﺳِﺠِّﻴﻞٍ ﻣَﻨْﻀُﻮﺩٍ

Tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi. (QS. Hud: 82).

Sesungguhnya Jibril mengangat seluruh wilayah kampung ini dari bumi, diangkat dengan sayapnya hingga sampai ke langit dunia. Hingga penduduk langit dunia mendengar lolongan anjing mereka dan kokok ayam. Kemudian dibalik. Karena itu, Allah sebut mereka dengan al-Muktafikah, terbalik kepala dan kakinya.Lalu dilempar kembali ke tanah. Allah berfirman,

Al-Muktafikah (negeri2 kaum Luth) yang dilempar
ke bawah. ( ﻭَﺍﻟْﻤُﺆْﺗَﻔِﻜَﺔَ ﺃَﻫْﻮَﻯ )
(QS. an-Najm: 53)

◆◆◆◆◆Dihujani dengan batu
Allah berfirman,
ﻓَﺠَﻌَﻠْﻨَﺎ ﻋَﺎﻟِﻴَﻬَﺎ ﺳَﺎﻓِﻠَﻬَﺎ ﻭَﺃَﻣْﻄَﺮْﻧَﺎ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢْ ﺣِﺠَﺎﺭَﺓً ﻣِﻦْ ﺳِﺠِّﻴﻞٍ
Kami jadikan bahagian atas kota itu terbalik ke bawah dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang keras. (QS. Al-Hijr: 74).

Setiap batu ada namanya, Allah menyebutnya,

ﻣُﺴَﻮَّﻣَﺔً ﻋِﻨْﺪَ ﺭَﺑِّﻚَ ﻟِﻠْﻤُﺴْﺮِﻓِﻴﻦَ
Yang diberi nama oleh Rabmu untuk membinasakan orang-orang yang melampaui batas.
(QS. ad-Dzariyat: 34).

◆◆◆◆◆ mereka mendapatkan laknat

Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma , Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Allah melaknat manusia yang melakukan perbuatan homo
seperti kaum Luth ( ﻟَﻌَﻦَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻣَﻦْ ﻋَﻤِﻞَ ﻋَﻤَﻞَ ﻗَﻮْﻡِ ﻟُﻮﻁٍ )
Allah melaknat manusia yang melakukan perbuatan homo
seperti kaum Luth ( ﻟَﻌَﻦَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻣَﻦْ ﻋَﻤِﻞَ ﻋَﻤَﻞَ ﻗَﻮْﻡِ ﻟُﻮﻁٍ )
3 kali. ( ﺛَﻼﺛًﺎ )
(HR. Ahmad 2915 dan dihasankan Syuaib dihukum bunuh,
baik yang jadi subjek maupun objek.

Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma , Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ﻣَﻦْ ﻭَﺟَﺪْﺗُﻤُﻮﻩُ ﻳَﻌْﻤَﻞُ ﻋَﻤَﻞَ ﻗَﻮْﻡِ ﻟُﻮﻁٍ ﻓَﺎﻗْﺘُﻠُﻮﺍ ﺍﻟْﻔَﺎﻋِﻞَ ﻭَﺍﻟْﻤَﻔْﻌُﻮﻝَ ﺑِﻪِ
Siapa menjumpai orang yang melakukan perbuatan homo seperti kelakuan kaum Luth maka bunuhlah pelaku dan objeknya! (HR. Ahmad 2784, Abu Daud 4462, dan disahihkan al-Albani).

Keterangan :
Tentunya yang membunuhnya adalah pemerintah bukan perorangan.
Ada sebuah asar yang dijadikan pendapat yakni ketika Ibnul Qoyim meriwayatkan dari Khalid bin Walid Radhiyallahu ‘anhu , Ketika beliau diberi tugas oleh Khalifah Abu Bakr Radhiyallahu ‘anhu untuk memberangus pengikut nabi-nabi palsu, di pelosok jazirah arab, Khalid menjumpai ada lelaki yang menikah dengan lelaki. Kemudian beliau mengirim surat kepada Khalifah Abu Bakar.

Kata Ibnul Qoyim,
ﻓﺎﺳﺘﺸﺎﺭ ﺃﺑﻮ ﺑﻜﺮ ﺍﻟﺼﺪﻳﻖ ﺍﻟﺼﺤﺎﺑﺔ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﻢ ﻓﻜﺎﻥ ﻋﻠﻰ ﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﻃﺎﻟﺐ ﺃﺷﺪﻫﻢ ﻗﻮﻻ ﻓﻴﻪ ﻓﻘﺎﻝ ﻣﺎ ﻓﻌﻞ ﻫﺬ ﺍﻻ ﺃﻣﺔ ﻣﻦ ﺍﻷﻣﻢ ﻭﺍﺣﺪﺓ ﻭﻗﺪ ﻋﻠﻤﺘﻢ ﻣﺎ ﻓﻌﻞ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻬﺎ ﺃﺭﻯ ﺃﻥ ﻳﺤﺮﻕ ﺑﺎﻟﻨﺎﺭ ﻓﻜﺘﺐ ﺃﺑﻮ ﺑﻜﺮ ﺍﻟﻰ ﺧﺎﻟﺪ ﻓﺤﺮﻗﻪ

Abu Bakr as-Shiddiq bermusyawarah dengan para sahabat Radhiyallahu ‘anhum . Ali bin Abi Thalib yang paling keras pendapatnya. Beliau mengatakan, Kejadian ini hanya pernah dilakukan oleh satu umat, dan kalian telah mengetahui apa yang Allah lakukan untuk mereka. Saya mengusulkan agar mereka dibakar.

Selanjutnya Abu Bakr mengirim surat kepada Khalid, lalu beliau membakar pelaku pernikahan homo itu.

Ibnul Qoyim melanjutkan pendapat Ibnu Abbas,

ﻭﻗﺎﻝ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ ﺍﻥ ﻳﻨﻈﺮ ﺃﻋﻼ ﻣﺎ ﻓﻲ ﺍﻟﻘﺮﻳﺔ ﻓﻴﺮﻣﻰ ﺍﻟﻠﻮﻃﻰ ﻣﻨﻬﺎ ﻣﻨﻜﺴﺎ ﺛﻢ ﻳﺘﺒﻊ ﺑﺎﻟﺤﺠﺎﺭﺓ ﻭﺃﺧﺬ ﺍﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺤﺪ ﻣﻦ ﻋﻘﻮﺑﺔ ﺍﻟﻠﻪ ﻟﻠﻮﻃﻴﺔ ﻗﻮﻡ ﻟﻮﻁ
Sementara Ibnu Abbas mengatakan,
Lihat tempat yang paling tinggi di kampung itu. Lalu pelaku homo dileparkan dalam kondisi terjungkir. Kemudian langsung disusul dengan dilempari batu.”
Ibnu Abbas berpendapat demikian, karena inilah hukuman yang Allah berikan untuk pelaku homo dari kaumnya Luth. (al-Jawab al-Kafi, hlm. 120)

Wallahuta'allam
http:// Abuafka.blogspot.com

Referensi
- Al-Qur’an
- Tafsir Ibnu Katsir
-  www.rumaysho.com
- (Konsultasisyariah.com)
-  www.Al-manhaj.com
- http:// Abuafka.blogspot.com

Selasa, 26 Desember 2017

Meninggalkan amalan karena manusia termasuk riya’ ( ﺗَﺮْﻙُ ﺍﻟْﻌَﻤَﻞِ ﻟِﺄَﺟْﻞِ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﺭِﻳَﺎﺀٌ )

Renungan Hidup

Saudaraku,
Ada sebuah nasehat yang perlu dicatat dengan tinta emas yakni perkataan ulama yang robbani
Fudhoil bin Iyadh rahimahullah berkata :

Meninggalkan amal karena manusia
adalah riya', ( ﺗﺮﻙ ﺍﻟﻌﻤﻞ ﻣﻦ ﺃﺟﻞ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺭﻳﺎﺀ)
dan beramal karena manusia
adalah syirik, ( ﻭﺍﻟﻌﻤﻞ ﻣﻦ ﺃﺟﻞ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺷﺮﻙ )
dan dgn ikhlas Alah akan menjagamu
dari keduanya. ( ﻭﺍﻹﺧﻼﺹ ﺃﻥ ﻳﻌﺎﻓﻴﻚ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﻨﻬﻤﺎ )
(Diriwayatkan oleh Abu Nu'aim dan Ibnu Asakir, sebagaimana dalam kitab Al-Atsâr Al-Waridah ‘Anil Aimmah fi Abwabil I’tiqâd: 1/159, dan Syu'ab al-Iman, no. 6879)

Dan dalam keterangan lain,
Al Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah berkata,
Meninggalkan amalan karena manusia
termasuk riya’ ( ﺗَﺮْﻙُ ﺍﻟْﻌَﻤَﻞِ ﻟِﺄَﺟْﻞِ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﺭِﻳَﺎﺀٌ )
dan beramal karena manusia
termasuk syirik. ( ﻭَﺍﻟْﻌَﻤَﻞُ ﻟِﺄَﺟْﻞِ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﺷِﺮْﻙٌ )
(Majmu’atul Fatawa karya Ibnu Taimiyah, 23: 174).

So,,sungguh nasehat yang amat mahal , mudah2an kita bisa ambil ibrahnya.

Sadar atau tidak dimana penyakit yang disebutkan diatas sering tidak kita sadari atau terasa bagi kebanyakan manusia, bahkan dibudayakan untuk mencapai setatus tertentu.

Walloohu a’lam
Http:// Abuafka.blogspot.com

Selasa, 19 Desember 2017

Budaya Kesyrikan Tempo Dulu ( ke2 )

Budaya Kesyrikan Tempo Dulu ( ke2)
▪▪◆

Allah Azawajalla berfirman tentang bagaimana kesyrikan mereka tempo dulu.

Atau adakah Kami memberikan sebuah kitab kepada mereka sebelum Al-Qur’an,
lalu mereka berpegang dengan kitab itu? ( أَمْ آتَيْنَاهُمْ كِتَابًا مِنْ قَبْلِهِ فَهُمْ بِهِ مُسْتَمْسِكُونَ )
Bahkan mereka berkata, ( بَلْ قَالُوا  )
Sesungguhnya kami mendapati( وَجَدْنَا)  bapak-2 kami menganut suatu agama,( إِنَّا وَجَدْنَا آبَاءَنَا عَلَى أُمَّةٍ )
dan sesungguhnya kami orang-orang yang mendapat petunjuk dengan (mengikuti)
jejak mereka. ( وَإِنَّا عَلَى آثَارِهِمْ مُهْتَدُونَ )
Dan demikianlah Kami tdk mengutus sebelum kamu seorang pemberi peringatan pun dalam   ----
suatu negeri, ( وَكَذَلِكَ مَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ فِي قَرْيَةٍ مِنْ نَذِيرٍ  )
melainkan orang - orang yang hidup mewah di negeri itu berkata, ( إِلا قَالَ مُتْرَفُوهَا )
Sesungguhnya Kami mendapati bapak-2 kami menganut suatu agama ( إِنَّا وَجَدْنَا آبَاءَنَا عَلَى أُمَّةٍ )
dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka. ( وَإِنَّا عَلَى آثَارِهِمْ مُقْتَدُونَ )

(Rasul itu) berkata, ( قَالَ )
Apakah (kamu akan mengikuti juga) sekalipun aku membawa untukmu (din) yg lebih (nyata) memberi petunjuk daripada apa yg kamu dapati bapak-2mu menganutnya?  ( أَوَلَوْ جِئْتُكُمْ بِأَهْدَى مِمَّا وَجَدْتُمْ عَلَيْهِ آبَاءَكُمْ )
Mereka menjawab, ( قَالُوا )
Sesungguhnya kami mengingkari agama yg kamu diutus untuk menyampaikannya. ( إِنَّا بِمَا أُرْسِلْتُمْ بِهِ كَافِرُونَ )
Maka Kami binasakan mereka, ( فَانْتَقَمْنَا مِنْهُمْ )
maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-2 yg mendustakan itu. (فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ )
Qs Az Zukhruf (43)/ 21- 25

Penjelasan
Pada ayat diatas Allah Azawajalla menerangkan bahwa sebenarnya mereka dalam kemusyrikannya itu tidak mempunyai dasar selain dari mengikuti jejak bapak-bapak dan nenek moyang pendahulu mereka. Bahwa mereka berada pada suatu agama yang dianuti oleh mereka karena pengakuan dari mereka tanpa dalil (bukti). Kemudian Allah Aza menjelaskan bahwa ucapan mereka yang demikian itu telah didahului oleh orang-orang yang serupa dan setara dengan mereka dari kalangan umat-umat terdahulu yang mendustakan rasul-rasul Allah. Hati mereka semua sama, maka perkataan mereka pun sama.

Dalam ayat lain Allah berfirman
mereka menjawab, ( قَالُوا )
Cukuplah untuk kami apa yg kami dapati bapak2
kami mengerjakannya.( حَسْبُنَا مَا وَجَدْنَا عَلَيْهِ آبَاءَنَا )
Dan apakah mereka akan mengikuti jg nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-2  ( أَوَلَوْ كَانَ آبَاؤُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ شَيْئًا )
(Al-Maidah: 104)

Penjelasan
Berkaitan dengan ayat diatas Allah juga berfirman
dalam Qs Al-Baqarah, ayat 170-171

وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ اتَّبِعُوا مَا أَنزلَ اللَّهُ قَالُوا بَلْ نَتَّبِعُ مَا أَلْفَيْنَا عَلَيْهِ آبَاءَنَا أَوَلَوْ كَانَ آبَاؤُهُمْ لَا يَعْقِلُونَ شَيْئًا وَلا يَهْتَدُونَ

Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah," mereka menjawab, "(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami." "Apakah (mereka akan mengikuti juga) walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apa pun, dan tidak mendapat petunjuk?

Yakni apabila mereka diseru untuk mengikuti agama Allah, syariat-Nya, dan hal-hal yang diwajibkan-Nya serta meninggalkan hal-hal yang diharamkan-Nya, maka mereka menjawab, "Cukuplah bagi kami apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya," yakni peraturan-peraturan dan tradisi yang biasa dilakukan oleh nenek moyang mereka.

Maka Allah menjelaskan bahwa mereka tidak mengerti perkara yang hak, tidak mengetahuinya, tidak pula mendapat petunjuk mengenainya. Maka bagaimanakah mereka akan mengikuti nenek moyang mereka, sedangkan keadaan nenek moyang mereka demikian? Mereka hanyalah mengikuti orang-orang yang lebih bodoh daripada mereka dan lebih sesat jalannya.

Bersambung ke 3
Http:// Abuafka.blogspot.com

Minggu, 17 Desember 2017

Budaya kesyirikan Tempo dulu Ke 1

Budaya kesyirikan Tempo dulu Ke 1

Bismillah
Sudah sejak dahulu budaya kesyrikan selalu dibungkus dengan kebaikan - kebaikan untuk melabuhi manusia agar menjauhi agama tauhid, sebagaiman Allah Aza wajalla firimankan dalam Al- Qur'an ;

Pertama
▪▪▪
atau agar kalian tidak mengatakan,( أَوْ تَقُولُوا )
Sesungguhnya org tua-2 kami telah mempersekutukan Allah sejak dahulu, ( إِنَّمَا أَشْرَكَ آبَاؤُنَا مِنْ قَبْلُ )
sedangkan kami ini adalah ( وَكُنَّا )
anak-anak keturunan ( ذُرِّيَّةً )
yang (datang) setelah mereka.( مِنْ بَعْدِهِمْ )
Maka apakah Engkau akan membinasakan kami( أَفَتُهْلِكُنَا )
krna perbuatan orang-2 yg sesat dahulu?( بِمَا فَعَلَ الْمُبْطِلُونَ)
(QS.AI-A’raf (7) /173)

Penjelasan :
Agar orang-2 musyrik itu jangan mengatakan bahwa bapak-bapak mereka dahulu telah mempersekutukan Allah AzaWajalla, sedang mereka tidak tahu menahu bahwa mempersekutukan Allah Aza wajalla itu salah, tak ada lagi jalan bagi mereka, hanyalah meniru orang-orang tua mereka yang mempersekutukan Allah itu. Karena itu mereka menganggap bahwa mereka tidak patut disiksa karena kesalahan orang-2 tua mereka itu.

Kemudian dalam ayat ini Allah Aza wajalla menegaskan lagi tidaklah benar orang kafir itu berkata pada hari kiamat sebagai alasan bahwa nenek moyang merekalah yang pertama kali menciptakan kemusyrikan kemudian meneruskan kebiasaan syirik itu kepada mereka. Sebagai keturunan dari zaman dahulu mereka mengatakan bahwa mereka tidaklah mengetahui kesalahan-kesalahan yang dilakukan leluhur mereka sehingga tidak mengetahui jalan menuju tauhid. Oleh karena itu mereka dibinasakan disebabkan kesalahan perbuatan nenek moyang mereka.

Taklid kepada leluhur tidaklah dapat dijadikan alasan untuk mengingkari keesaan Allah, karena bukti keesaan Allah itu sangat jelas di hadapan mereka, dan mereka mampu menarik kesimpulan dari bukti-bukti itu sehingga mereka sampai kepada tauhid.

Kedua
▪▪▪
Karena sesungguhnya mereka mendapati bapak2 mereka dalam keadaan sesat.( إِنَّهُمْ أَلْفَوْا آبَاءَهُمْ ضَالِّينَ )

Lalu mereka sangat tergesa-gesa mengikuti jejak orang-orang tua mereka itu. ( فَهُمْ عَلَى آثَارِهِمْ يُهْرَعُونَ)
( Qs Ash-Shaffat (37): 69 -70 )

Penjelasan :
Yakni sesungguhnya Kami balas mereka dengan siksaan tersebut, karena mereka menjumpai bapak2 mereka dlm keadaan sesat, lalu mereka mengikutinya tanpa dalil dan tanpa bukti.

Dari keterangan Ayat diatas manusia jauh lebih cenderung memilih jalan kesyrikan dari pada jalan tauhid, hanya hamba - hamba Allah yang beruntunglah yang mengikuti jalan yang satu.
InsyaAllah akan lanjut di bagian ke 2.
########

Bersambung

Http:// Abuafka.blogspot.com

Rabu, 23 Agustus 2017

ADab - ADab Di 10 Dzulhijjah

Bismillah
Rabu 1 Dzulhijjah 1438 H / 23 Agustus 2017 M

Adab Shalat Hari Raya

●Pertama. Berniat karen Allah Aza Wajalla untuk melaksanakan shalat Idul Adh-ha
●Kedua. Mau Wajib atau Sunah hukum shalat Idul Adh-ha tetap laksanakan kecuali udzur syari
● Tiga. Mandi pada Hari Idul Adh-ha dan tampa niat yang mengada-ada.

Dari Ibnus Sabbaaq, ( عَنِ ابْنِ السَّبَّاقِ )
bahwasanya Rasulullah bersabda, ( اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ )
Hai kaum Muslimin, ( يَا مَعْشَرَ اْلمُسْلِمِيْنَ )
hari (Jum'ah) ini adalah ( اِنَّ هذَا (يَوْمَ اْلجُمُعَةِ)
satu hari yg Allah jadikan hari raya. ( يَوْمٌ جَعَلَهُ اللهُ عِيْدًا )
Karena itu hendaklah kamu mandi. ( فَاغْسِلُوْا )
( HR. Malik, dalam Al-Muwaththa’  juz 1, hal. 65, no. 113)

Keterangan :
Menurut hadits tersebut, hari Jum'ah dipandang sebagai hari raya dan kita disuruh mandi padanya. Dengan demikian dapat difaham, bahwa mandi pada hari raya adalah lebih utama.

Sebuah atsar dari Nafi’, beliau mengatakan
Bahwa Ibnu Umar radliallahu ‘anhuma ( ﺃﻥ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﻋﻤﺮ  )
mandi pada hari Idul Fitri ( ﻛﺎﻥ ﻳﻐﺘﺴﻞ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻔﻄﺮ )
sebelum berangkat ke lapangan. ( ﻗﺒﻞ ﺃﻥ ﻳﻐﺪﻭ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻤﺼﻠﻰ )
(HR. Malik dan asy-Syafi’i dan sanadnya shahih)

Dan Al-Faryabi menyebutkan bahwa Said bin al-Musayyib mengatakan:
Sunah ketika Idul Fitri ada tiga ( ﺳﻨﺔ ﺍﻟﻔﻄﺮ ﺛﻼﺙ )
berjalan menuju lapangan, ( ﺍﻟـﻤَﺸْﻲ ﺇِﻟﻰ ﺍﻟـﻤُﺼَﻠﻰ )
makan sebelum keluar (menuju lapangan), ( ﻭ ﺍﻷَﻛﻞ ﻗَﺒﻞ ﺍﻟﺨُﺮﻭﺝ )
dan mandi. ( ﻭﺍﻹِﻏﺘِﺴﺎﻝ )
( Ahkamul Idain karya al-faryabi dan sanadnya dishahihkan al-Albani)

Pendapat yang rojih (kuat ) yakni bolehnya untuk memulai mandi hari raya sebelum atau sesudah subuh.Sebagaimana dalam Madzhab Syafi’i dan pendapat yang dinukil dari imam Ahmad.

● Empat. Berhias dan Memakai Wewangian

Dari Ibnu Abbas, bahwa pada suatu saat di hari Jumat, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya hari ini adalah ( ﺇِﻥَّ ﻫَﺬَﺍ )
hari raya yg Allah jadikan untuk kaum muslimin. ( ﻳَﻮﻡُ ﻋِﻴﺪٍ ﺟَﻌَﻠﻪُ ﺍﻟﻠﻪ ﻟِﻠﻤُﺴﻠِﻤِﻴﻦَ )
Barangsiapa yg hadir jumatan, ( ﻓﻤَﻦ ﺟﺎﺀَ ﺇﻟﻰ ﺍﻟـﺠُﻤﻌﺔِ )
hendaknya dia mandi. ( ﻓَﻠﻴَﻐﺘَﺴِﻞ )
Jika dia punya wewangian, ( ﻭَﺇِﻥ ﻛﺎﻥَ ﻋِﻨﺪَﻩ ﻃِﻴﺐٌ )
hendaknya dia gunakan, ( ﻓَﻠﻴَﻤﺲَّ ﻣِﻨﻪُ )
dan kalian harus gosok gigi. ( ﻭَﻋَﻠَﻴﻜُﻢ ﺑِﺎﻟﺴِّﻮﺍﻙِ )
(HR. Ibn Majah dan dihasankan al-Albani)

~Sesungguhnya penggunaan wangi-wangian adalah merupakan anjuran Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam, sehingga hukumnya sunnah.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Empat perkara yg merupakan -
sunnah para rasul ( ﺃﺭﺑﻊ ﻣﻦ ﺳﻨﻦ ﺍﻟﻤﺮﺳﻠﻴﻦ)
Memakai hinna’ ( ﺍﻟﺤﻨﺎﺀ)
memakai parfum ( ﻭﺍﻟﺘﻌﻄﺮ)
bersiwak ( ﻭﺍﻟﺴﻮﺍﻙ )
dan menikah ( ﻭﺍﻟﻨﻜﺎﺡ)
(HR. At- Tirmizy dan Ahmad)

~Dalam riwayat lain Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Telah dijadikan aku menyukai bagian dari dunia ( ﺣﺒﺐ ﺇﻟﻲ ﻣﻦ ﺩﻧﻴﺎﻛﻢ )
yaitu menyukai wanita dan parfum ( ﺍﻟﻨﺴﺎﺀ ﻭﺍﻟﻄﻴﺐ )
Dan dijadikan sebagai penyejuk mata ( ﻭﺟﻌﻠﺖ ﻗﺮﺓ ﻋﻴﻨﻲ)
di dalam shalat.( ﻓﻲ ﺍﻟﺼﻼﺓ)
(HR. Ahmad, Al Hakim dan Al Baihaqi)

● Lima. Memakai Pakaian yang Paling Bagus
Dari Jabir bin Abdillah, beliau mengatakan:
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ( ﻛﺎﻧﺖ ﻟﻠﻨﺒﻲ - ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ )
memiliki jubah yg beliau gunakan ketika hari raya ( ﺟُﺒّﺔ ﻳَﻠﺒﺴُﻬﺎ ﻓِﻲ ﺍﻟﻌِﻴﺪَﻳﻦ )
dan hari Jumat. ( ﻭَ ﻳَﻮﻡ ﺍﻟـﺠُﻤﻌَﺔ )
(HR. Ibn Khuzaimah dan kitab shahihnya)

● Enam. Disunahkan Makan Setelah Pulang dari Shalat Idul Adha Daging dg Kurban

Dari Buraidah, beliau berkata:
Nabi tidak berangkat menuju shalat Idul Fitri ( ﻻَ ﻳَـﺨﺮﺝُ ﻳَﻮﻡَ ﺍﻟﻔِﻄﺮِ )
sampai beliau makan terlebih dahulu, ( ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﻄﻌَﻢَ )
dan ketika Idul Adha, beliau tidak makan ( ﻭﻻَ ﻳَﻄﻌَﻢُ ﻳَﻮﻡَ ﺍﻷَﺿْﺤَﻰ )
sampai shalat dahulu. ( ﺣَﺘَّﻰ ﻳُﺼﻠِّﻰَ )
(HR. At Turmudzi, Ibn Majah, dan dishahihkan al-Albani)

● Tujuh. Berdoa keluar rumah dengan kaki kiri terlebih dahulu
~Hendaklah orang yang keluar dari rumahnya membaca doa,
Dengan menyebut nama Allah ( ﺑِﺴْﻢِ ﺍﻟﻠَّﻪِ )
aku bertawakal kepada-Nya ( ﺗَﻮَﻛَّﻠْﺖُ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ )
tidak ada daya ( ﻻَ ﺣَﻮْﻝَ  )
ِdan upaya selain dari Allah semata ( ﻭَﻻَ ﻗُﻮَّﺓَ ﺇِﻻَّ ﺑِﺎﻟﻠَّﻪِ )
[Hisnul Muslim min Adzkari Al-Kitabi was Sunnah,
-Syeikh Sa’id bin Ali Wahf Al-Qohthoni].

● Delapan. Menuju lapangan sambil berjalan dengan penuh ketenangan dan ketundukan
Dari sa’d radliallahu ‘anhu,
Bahwa nabi ( ﺃﻥَّ ﺍﻟﻨَّﺒـﻰَّ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠّﻢ  )
keluar menuju lapangan dengan berjalan kaki ( ﻛﺎﻥَ ﻳَـﺨْﺮﺝ ﺇﻟَﻰ ﺍﻟﻌِﻴﺪ ﻣَﺎﺷِﻴًﺎ
dan beliau pulang juga dengan berjalan. ( ﻭَﻳَﺮﺟِﻊُ ﻣَﺎﺷِﻴًﺎ )
(HR. Ibn majah dan dishahihkan al-Albani)

● Sembilan. Bertakbir ketika Menuju musollah
Amalan ini sudah banyak ditinggalkan oleh kaum muslimin maka mari kita amalkan kembali sebagaimana hadits dari Az-Zuhriy, ia berkata, ( عَنِ الزُّهْرِيّ اَنَّهُ قَالَ )
Dahulu Nabi  (كَانَ النَّبِيُّ َّ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠّﻢ )
keluar untuk shalat Hari Raya ('Iedul Fithri ) ( يَخْرُجُ يَوْمَ اْلفِطْرِ )
dengan takbir mulai dari rumahnya ( فَيُكَبّرُ مِنْ حِيْنِ يَخْرُجُ مِنْ بَيْتِهِ )
hingga tiba ditempat shalat. ( حَتَّى يَأْتِيَ اْلمُصَلَّى )
( HR. Abu Bakar An-Najjaad, mursal, Nailul Authar juz 3, hal. 327)

● Sepuluh. Mengambil dua jalan

Dari Abu Hurairah, ia berkata ( عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ )
Dahulu Rasulullah ( كَانَ رَسُوْلُ اللهِ َّ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠّﻢ )
apabila melewati jalan saat pergi Shalat Hari Raya, ( اِذَا خَرَجَ يَوْمَ اْلعِيدِ )
maka ketika pulang beliau mengambil jalan lain --
(dari yg telah dilalui waktu pergi).( فِى طَرِيْقٍ رَجَعَ فِي غَيْرِهِ )
( HR. Tirmidzi juz 2, hal. 26, no. 539 )

● Sebelas. Waktu Shalat Id

Telah berkata Jundab, ( قَالَ جُنْدَبٌ )
Adalah Nabi shalat Hari Raya 'Iedul Fithri ( كَانَ النَّبِيُّ َّ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠّﻢ يُصَلّى بِنَا يَوْمَ اْلفِطْرِ )
bersama kami di waktu matahari tingginya sekadar 2 batang tombak ( وَالشَّمْسُ عَلَى قَيْدِ رُمْحَيْنِ)
dan beliau shalat Hari Raya 'Iedul Adha diwaktu matahari tingginya --
sekadar satu batang tombak. ( وَ اْلاَضْحَى عَلَى قَيْدِ رُمْحٍ )
(HR. Ahmad bin Hasan, dalam Nailul Authar juz 3, hal. 333)

Keterangan :
Menurut riwayat di atas, waktu shalat Hari Raya 'Iedul Adha itu lebih pagi daripada waktu shalat Hari Raya 'Iedul Fithri.

Dari Yazid bin Khumair, beliau mengatakan: suatu ketika Abdullah bin Busr, salah seorang sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar bersama masyarakat menuju lapangan shalat Id. Kemudian beliau mengingkari keterlambatan imam. Beliau mengatakan:
Kami dulu telah selesai dari kegiatan ini (shalat Id) ( ﺇِﻧّﺎ ﻛُﻨّﺎ ﻗَﺪ ﻓَﺮَﻏﻨَﺎ ﺳَﺎﻋَﺘَﻨَﺎ ﻫَﺬﻩ )
pada waktu dimana shalat sunah sudah dibolehkan.( ﻭ ﺫﻟﻚَ ﺣِﻴﻦَ ﺍﻟﺘَّﺴﺒِﻴﺢ )
(HR. Bukhari secara mu’allaq dan Abu Daud dengan sanad shahih)

Keterangan: maksud: waktu dimana shalat sunah sudah dibolehkan (setelah berlalunya waktu larangan untuk shalat, yaitu ketika matahari terbit ).Sebagaimana keterangan ulama : ~ Imam Ibnul Qoyim mengatakan: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengakhirkan shalat Idul Fitri dan menyegerahkan shalat Idul Adha. Sementara Ibnu Umar -orang yang sangat antusias mengikuti sunah- tidak keluar menuju lapangan sampai matahari terbit. Beliau melantunkan takbir sejak dari rumah sampai tiba di lapangan. (Zadul Ma’ad , 1:425)

~ Syaikh Abu Bakr al-Jazairi mengatakan: Waktu mulainya shalat Id adalah sejak matahari naik setinggi tombak sampai tergelincir. Namun yang lebih utama adalah shalat Idul Adha dilaksanakan di awal waktu, sehingga memungkinkan bagi masyarakat menyelesaikan sembelihannya dan mengakhirkan pelaksanaan sahalat Idul Fitri, sehingga memungkinkan bagi masyarakat untuk membagikan zakat fitrinya. ( Minhajul Muslim , hal. 278)

● Dua Belas. Dianjurkan bagi makmum untuk datang di lapangan lebih awal. Adapun imam, dianjurkan untuk datang agak akhir sampai waktu shalat dimulai. Karena imam itu ditunggu bukan menunggu. Demikianlah yang terjadi di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama para sahabat.

● Tiga Belas. Mengeraskan bacaan takbir sampai imam datang (mulai shalat) dan Bertakbir sendiri-sendiri. ( Lihat tulisan kami tentang Amalan-amalan bulan Dzulhijjah)

● Empat Belas. Tidak ada adzan dan qamat ketika hendak shalat

Dari Jabir bin samurah radliallahu ‘anhu, beliau mengatakan:
Saya shalat hari raya bersama Nabi ( ﺻﻠﻴﺖ ﻣﻊ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ )
beberapa kali, ( ﺍﻟﻌﻴﺪﻳﻦ ﻏﻴﺮ ﻣﺮﺓ )
idak ada adzan dan qamat. ( ﻭﻻ ﻣﺮﺗﻴﻦ ﺑﻐﻴﺮ ﺃﺫﺍﻥ ﻭﻻ ﺇﻗﺎﻣﺔ )
(HR. Muslim)

Sebagaimana penjelasan Ibnu Abbas dan jabir bin Abdillah mengatakan: Tidak ada adzan ketika Idul Fitri dan tidak juga Idul Adha. (HR. Bukhari dan Muslim)

● Lima Belas. Tidak ada shalat sunah qabliyah dan ba’diyah di lapangan kec dimasjid

Dari Ibn abbas,
Nabi menuju lapangan ketika Idul Fitri, ( ﺃَﻥَّ ﺍﻟﻨَّﺒِﻰّ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ )
kemudian shalat dua rakaat. ( ﺧَﺮﺝَ ﻳَﻮﻡَ ﺍﻟﻔِﻄﺮِ )
Tidak shalat sunah sebelum maupun sesudahnya. ( ﻓَﺼﻠَّﻰ ﺭَﻛﻌَﺘَﻴﻦِ ﻟَـﻢ ﻳُﺼَﻞّ ﻗَﺒﻠَﻬَﺎ )
Dan beliau bersama Bilal ( ﻭ ﻻ ﺑَﻌﺪَﻫَﺎ ﻭ ﻣَﻌَﻪُ ﺑِﻼَﻝٌ )
(HR. Bukhari dan al-baihaqi)

Imam Ibnul Qoyim mengatakan: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam maupun para sahabat, tidaklah melakukan shalat apapun setelah mereka sampai di lapangan. Baik sebelum shalat Id maupun sesudahnya. ( Zadul Ma’ad , 1/425)

● Enam Belas. Shalat sebelum khutbah

Dari Ibnu Umar, ia berkata, ( عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ )
Dahulu Rasulullah ( كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ )
Abu Bakar dan Umar ( وَ اَبُوْ بَكْرٍ وَ عُمَرُ رض )
shalat dua Hari Raya sebelum khutbah. ( يُصَلُّوْنَ اْلعِيْدَيْنِ قَبْلَ اْلخُطْبَة )
(HR. Bukhari juz 2, hal. 5)

Maksudnya : Rasulullah  ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ dan shahabat-shahabatnya mengerjakan shalat 'Iedul Fithri dan 'Iedul Adha sebelum khutbah.

● Tujuh Belas. Sutrah (pembatas shalat) bagi imam baik dimasjid dan lapangan.

Dari Ibnu Umar radliallahu ‘anhuma, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika menuju lapangan pada hari raya, beliau perintahkan untuk menancapkan bayonet di depan beliau, kemudian beliau shalat menghadap ke benda tersebut. (HR. Bukhari)

● Delapan Belas. Memilih mendengarkan khutbah daripada Meningalkannya

iapa yg ingin untuk pergi silakan pergi. ( ﻭَﻣَﻦْ ﺃَﺣَﺐَّ ﺃَﻥْ ﻳَﺬْﻫَﺐَ ﻓَﻠْﻴَﺬْﻫَﺐْ )

Dan sebagian yang lain berpemahaman melecehkan sunah ( perjalanan hidup Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam) karna mendahulukan nafsunya.

Padahal Nabi bersabda (  ﺷَﻬِﺪْﺕُ ﻣَﻊَ ﺭَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺍﻟْﻌِﻴﺪَ ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﻗَﻀَﻰ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓَ ﻗَﺎﻝَ )
Sesungguhnya kami akan berkhutbah, ( ﺇِﻧَّﺎ ﻧَﺨْﻄُﺐُ )

HR. Abu Dawud)

Kesimpulan 

Masih banyak adab-adab yang tidak dapat kami cantumkan dalam tulisan ini karena keterbatasan ilmu dan waktu.semoga yang sedikit ini mendatangkan ridha Allah dan menjadikan kita semakin takut kepada-Nya. Aamiin

Wallahuta'allam
http:// Abuafka.blogspot.com

Selasa, 22 Agustus 2017

ILmu Agama Adalah Hajat Terbesar Manusia ( Ke 2 ) Menuntut ILmu Sepanjang Hayat

Bismillah
Rabu 1 Dzulhijjah 1438 H / 23 Agustus 2017 M

Menuntut ILmu Sepanjang Hayat
Karena Dinul Islam adalah agama Ilmu sebagaimana firman Allah Ta’ala,
Dan katakanlah ( ﻭَﻗُﻞْ )
Wahai Rabb-ku ( ﺭَﺏِّ )
tambahkanlah kepadaku ilmu ( ﺯِﺩْﻧِﻲ ﻋِﻠْﻤًﺎ)
(QS. Thaaha [20] : 114)

Ibnu Hajar rahimahullah berkata :
Ayat tersebut merupakan dalil yg jelas tentang keutamaan ilmu, ( ﻭﺍﺿﺢ ﺍﻟﺪﻻﻟﺔ ﻓﻲ ﻓﻀﻞ ﺍﻟﻌﻠﻢ )
karena Allah ta’ala tidaklah memerintah Nabi-Nya untuk meminta tambahan --
sesuatu  ( ﻷﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻟﻢ ﻳﺄﻣﺮ ﻧﺒﻴﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺑﻄﻠﺐ ﺍﻻﺯﺩﻳﺎﺩ ﻣﻦ ﺷﻲﺀ )
kecuali ilmu. ( ﺇﻻ ﻣﻦ ﺍﻟﻌﻠﻢ )
(Dalam Fathul-Baariy , 1/141).

Tafsir :
Ibnu Majah mengatakan, ( قَالَ ابْنُ مَاجَهْ )
telah menceritakan kepada kami Abu Bakar ibnu Abu Syaibah, ( حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ )
telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Numair, ( حدثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ نُمَيْر )
dari Musa ibnu Ubaidah, ( عَنْ مُوسَى بْنِ عُبَيْدَةَ )
dari Muhammad ibnu Sabit, ( عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ ثَابِتٍ )
dari Abu Hurairah yg mengatakan ( عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ )
bahwa Rasulullah pernah bersabda dalam doanya: ( كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ )
Ya Allah,berilah aku manfaat melalui ilmu yg telah Engkau --
ajarkan kepadaku, ( اللَّهُمَّ انْفَعْنِي بِمَا علَّمتني )
dan ajarilah aku hal-hal yg bermanfaat bagiku, ( وَعَلِّمْنِي مَا يَنْفَعُنِي )
dan tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan, ( وَزِدْنِي عِلْمًا )
dan segala puji bagi Allah dalam semua keadaan. ( وَالْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ )
(HR Turmuzi , Imam Turmuzi mengatakan hadis ini berpredikat garib dalam --
Tafsir Ibnu Katsir)

Dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam Juga bersabda,
Menuntut ilmu ( ﻃَﻠَﺐُ ﺍﻟْﻌِﻠْﻢِ )
wajib bagi setiap muslim ( ﻓَﺮِﻳْﻀَﺔٌ ﻋَﻠﻰَ ﻛُﻞِّ ﻣَﺴْﻠَﻢٍ )
(HR. Ibnu Majah nomor 224 dengan sanad shahih).

Tuntutlah ilmu ( ﺃُﻃْﻠُﺒُﻮﺍ ﺍﻟْﻌِﻠْﻢَ )
sejak dari buaian ( ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻤَﻬْﺪِ )
sampai liang lahat ( ﺍِﻟﻰَ ﺍﻟﻠَّﻬْﺪِ)
(Maqalah)

Sebahagian kaum muslimin menyandarkan maqalah ini sebagai hadits, namun menurut penelitian para ulama bahwa Tholabul Ilmi Minal Mahdi Ilal Lahdi Adalah Hadist Maudhu'.Walaupun demikian, matannya shahih dan tidak bertentangan dg hadits yg shahih, sebagaimana contoh pendidikan yg diberikan oleh Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam , Beliau bersabda:
Suruhlah anak kalian shalat ( ﻣُـﺮُﻭْﺍ ﺃَﻭْﻻَﺩَﻛُﻢْ ﺑِﺎﻟﺼَّـﻼَﺓِ )
ketika berumur 7 tahun ('ﻭَﻫُﻢْ ﺃَﺑْﻨَﺎﺀُ ﺳَﺒْﻊِ ﺳِﻨِﻴْﻦ )
Dan kalau sudah berusia 10 tahun meninggal-kan shalat
maka pukullah ia. ( ﻭَﺍﺿْﺮِﺑُﻮْﻫُﻢْ ﻋَﻠَﻴْﻬَﺎ، ﻭَﻫُﻢْ ﺃَﺑْﻨَﺎﺀُ ﻋَﺸْﺮٍ)
Dan pisahkanlah tempat tidurnya
(antara anak laki-laki dan anak wanita).( ﻭَﻓَﺮِّﻗُﻮْﺍ ﺑَﻴْﻨَﻬُﻢْ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻤَﻀَﺎﺟِﻊِ)
(HR.Abu Dawud (no. 495), Ahmad (II/180, 187)

Kesimpulan :
Spirit seorang mukmin untuk mengapai kehidupan yang hakiki ini sejatinya tidak setengah - setengah dalam menuntutnya karena ilmu adalah pintu gerbang kebaikan -kebaikan sedangkan kebaikan adalah aplikasi ilmu yang bermanfaat.

Wallahu 'alam
Bersambung
http:// Abuafka.blogspot.com

Senin, 21 Agustus 2017

Apakah Benar Puasa 1-9 Dzulhijjah Bukanlah Sunah? ?

Lanjutan

Bismillah
Apakah Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam Tidak Puasa Awal 1 sampai 9 Dzulhijjah ?

Sebagaimana hadits dari ‘Aisyah radiallahuanha mengatakan ;
Aku tidak pernah melihat Rasulullah ( ﻣَﺎ ﺭَﺃَﻳْﺖُ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ )
berpuasa pada sepuluh hari bulan Dzulhijah sama sekali. ( ﺻَﺎﺋِﻤًﺎ ﻓِﻰ ﺍﻟْﻌَﺸْﺮِ ﻗَﻂُّ )
(HR. Muslim no. 1176).

Bagaimana Dengan Penjelasan Hadits Mulia Diatas Menurut Ulama :
●Pertama : kaidah ushul fiqh disebutkan perkataan lebih diutamakan dari perbuatan.

Sebab perkataan biasanya lebih mendominasi perintah sedangkan perbuatan bisa berubah kerna kondisi Wallahuta'allam,
Sebagaimana hadits dari Hunaidah bin Kholid, dari istrinya, beberapa istri
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ( (ﻋَﻦْ ﺑَﻌْﺾِ ﺃَﺯْﻭَﺍﺝِ ﺍﻟﻨَّﺒِﻰِّ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ  )
Rasulullah shallalahu ‘ alaihi wasallam  berpuasa pada sembilan
hari awal Dzulhijah, ( ﻗَﺎﻟَﺖْ ﻛَﺎﻥَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻳَﺼُﻮﻡُ ﺗِﺴْﻊَ ﺫِﻯ ﺍﻟْﺤِﺠَّﺔِ )
(HR. Abu Daud no. 2437).

Dan dalam hadits lain disebutkan :
Dari Ibn Abbas radhiallahu ‘anhu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Tidak ada hari dimana suatu amal salih (  ﻣَﺎ ﻣِﻦْ ﺃَﻳَّﺎﻡٍ ﺍﻟْﻌَﻤَﻞُ ﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺢُ  )
lebih dicintai Allah  (  ﻓِﻴﻬَﺎ ﺃَﺣَﺐُّ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ  )
melebihi amal salih yg dilakukan ( ﻣَﺎ ﻣِﻦْ ﺃَﻳَّﺎﻡٍ ﺍﻟْﻌَﻤَﻞُ ﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺢُ ﻓِﻴﻬَﺎ ﺃَﺣَﺐُّ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ )
di sepuluh hari ini  (  ﻣِﻦْ ﻫَﺬِﻩِ ﺍﻷَﻳَّﺎﻡِ )
(sepuluh hari pertama Dzulhijjah). ( ﻳَﻌْﻨِﻰ ﺃَﻳَّﺎﻡَ ﺍﻟْﻌَﺸْﺮِ  )
Para sahabat bertanya, ( ﻗَﺎﻟُﻮﺍ )
Wahai Rasulullah,  ( ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ )
termasuk lebih utama dari jihad fi sabilillah? ( ﻭَﻻَ ﺍﻟْﺠِﻬَﺎﺩُ ﻓِﻰ ﺳَﺒِﻴﻞِ ﺍﻟﻠَّﻪِ  )
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ( ﻗَﺎﻝَ )
Termasuk lebih utama dibanding jihad fi sabilillah. ( ﻭَﻻَ ﺍﻟْﺠِﻬَﺎﺩُ ﻓِﻰ ﺳَﺒِﻴﻞِ ﺍﻟﻠَّﻪِ )
Kec org yg keluar dgn jiwa dan hartanya (ke medan jihad), ( ﺇِﻻَّ ﺭَﺟُﻞٌ ﺧَﺮَﺝَ ﺑِﻨَﻔْﺴِﻪِ ﻭَﻣَﺎﻟِﻪِ )
dan tidak ada 1 pun yg kembali (mati dan hartanya diambil musuh).( ﻓَﻠَﻢْ ﻳَﺮْﺟِﻊْ ﻣِﻦْ ﺫَﻟِﻚَ ﺑِﺸَﻰْﺀٍ)
(HR. Ahmad 1968, Bukhari 969, dan Turmudzi 757).

● Dua : Yang dimaksud riwayat Muslim diatas bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggalkan puasa ketika itu padahal beliau suka melakukannya- karena khawatir umatnya menganggap puasa tersebut wajib. ( Ibnu Hajar Al Asqolani )

● Tiga : Dalam riwayat Hafshoh yang mengatakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah meninggalkan puasa pada sembilan hari awal Dzulhijah tidak bertentangan dengan perkataan ‘Aisyah radhiyallahu anha yang menyatakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah berpuasa sembilan hari Dzulhijah dan perkataan Hafshoh yang menyatakan bahwa beliau malah tidak pernah meninggalkan puasa sembilan hari Dzulhijah, maka yang rajih adalah perkataan yang menetapkan adanya puasa sembilan hari Dzulhijah.( Imam Ahmad ).

Empat : Puasa satu sampai sembilan dihari Dzulhijah adalah sunah dan amalannya para sahabat seperti  Ibnu ‘Umar dan Ulama lain seperti Al Hasan Al Bashri, Ibnu Sirin dan Qotadah juga menyebutkan keutamaan berpuasa pada hari-hari tersebut. Inilah yang menjadi pendapat mayoritas ulama. (Latho-if Al Ma’arif, hal. 459)

Kesimpulan
Bila tidak mampu puas 9 hari dibulan Dzulhijjah berturut -turut  maka jangan kita lengahkan puasa Arafahnya yang dapat mengampuni dosa-dosa kita  Aamiin.

Wallahu a’lam
Bersambung

Minggu, 20 Agustus 2017

Apa itu ( ﺿﻼﻟﺔ ) ??


Bismillah
Senin 29 Dzulqa’dah 1438 H / 20 Agustus 2017 M

Apa Itu DHOLALAH  (KESESATAN )

Dholalah ( ﺿﻼﻟﺔ ) lughat kesesatan
Akar katanya (dholla, yadhillu, dhlaalan dan dholaalatan  ﺿﻞ – ﻳﻀﻞ – ﺿﻼﻻ – ﺿﻼﻟﺔ )

Sedangkan dholalah secara termenologi ialah penyimpangan dari petunjuk kejalan jalan yang lurus/benar (Allah).
Ulama merinci kata dholalah yang berada didalam Al-Qur’an, kata Dholalah sebanyak 151 ayat dan dalam Hadits sebanyak 34 kali. Makna sembilan makna dholalah dalam Al-Qur'an adalah Tergelincir, kerugian, kesengsaraan, kerusakan, kesalahan, celaka, lupa, kebodhan dan kesesatan sebagai lawan kata Hidayah (Petunjuk).
Dari keterangan diatas bearti kesesatan itu memiliki karakteristik sebagaimana rincianya berikut ini :

♢Pertama : Dholalah I’tiqodiyah (Kesesatan Terkait Keyakinan Hidup),
Sebagaimana Allah Aza Wajalla berfirman :
Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa ( ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻻ ﻳَﻐْﻔِﺮُ )
mempersekutukan (sesuatu) dgn Dia, ( ﺃَﻥْ ﻳُﺸْﺮَﻙَ ﺑِﻪِ  )
dan Dia mengampuni dosa yg selain dari syirik itu ( ﻭَﻳَﻐْﻔِﺮُ ﻣَﺎ ﺩُﻭﻥَ ﺫَﻟِﻚَ )
bagi siapa yg dikehendaki-Nya. ( ﻟِﻤَﻦْ ﻳَﺸَﺎﺀُ  )
Barang siapa yg mempersekutukan (sesuatu) dgn Allah, ( ﻭَﻣَﻦْ ﻳُﺸْﺮِﻙْ ﺑِﺎﻟﻠَّﻪِ )
maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya. ( ﻓَﻘَﺪْ ﺿَﻞَّ ﺿَﻼﻻ ﺑَﻌِﻴﺪًﺍ ‏ )
(Q.S. An-Nisa’ ( 4) :116).

Penjelasan ayat :
Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa ( ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻻ ﻳَﻐْﻔِﺮُ )
mempersekutukan (sesuatu) dgn Dia, ( ﺃَﻥْ ﻳُﺸْﺮَﻙَ ﺑِﻪِ  )

Semakna dengan firman Allah Aza wajalla (Qs An-Nisa: 48)
dan Dia mengampuni segala dosa yg selain dari (syirik) itu. ( لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ )
Maksudnya Dia tidak akan memberikan ampunan kepada seorang hamba yang menghadap kepada-Nya dalam keadaan mempersekutukan Dia.

dan Dia mengampuni segala dosa yg selain dari (syirik) itu. ( وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ )
Yang dimaksud dengan ma ( مَا ) dalam ayat ini ialah segala macam dosa.
bagi siapa yang dikehendaki-Nya. ( لِمَنْ يَشَاءُ )
(Qs An-Nisa: 48)
dari kalangan hamba-hamba-Nya.( لِمَنْ يَشَاءُ )

Dalam hadits disebutkan
Imam Ahmad mengatakan, ( قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ )
telah menceritakan kepada kami Yazid ibnu Harun, ( حَدَّثَنَا يَزِيدُ )
telah menceritakan kepada kami Sadaqah ibnu Musa, ( أَخْبَرَنَا صَدَقَةُ بْنُ مُوسَى )
telah menceritakan kepada kami Abu Imran Al-Jauni, ( حَدَّثَنَا أَبُو عِمْرَانَ الْجَوْنِيُّ )
dari Yazid ibnu Abu Musa, ( عَنْ يَزِيدَ بْنِ بَابَنُوسَ )
dari Siti Aisyah  yang menceritakan bahwa ( عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ )
Rasulullah pernah bersabda: ( قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ )
Kitab-2 catatan amal perbuatan di sisi Allah ada 3 macam, ( الدَّوَاوِينُ عِنْدَ اللَّهِ ثَلَاثَةٌ؛ )
yaitu: Kitab catatan yg tidak diindahkan oleh Allah ( دِيوَانٌ لَا يَعْبَأُ اللَّهُ )
adanya barang sedikit pun, ( بِهِ شَيْئًا )
kitab catatan yg tidak dibiarkan oleh Allah ( وَدِيوَانٌ لَا يَتْرُكُ اللَّهُ )
barang sedikit pun darinya, ( مِنْهُ شَيْئًا )
dan kitab catatan yg tidak diampuni oleh Allah. ( وَدِيوَانٌ لَا يَغْفِرُهُ اللَّهُ )
Adapun kitab catatan yg tidak diampuni oleh Allah ( فَأَمَّا الدِّيوَانُ الَّذِي لَا يَغْفِرُهُ اللَّهُ )
ialah perbuatan mempersekutukan Allah. ( فَالشِّرْكُ بِاللَّهِ )
Allah telah berfirman ( قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ )
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, ( إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ  )
dan Dia mengampuni segala dosa yg selain dari (syirik) itu. ( وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذلِكَ )
bagi siapa yang dikehendaki-Nya.( لِمَنْ يَشاءُ )
Barang siapa yg mempersekutukan Allah, ( وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ )
maka sungguh ia telah berbuat dosa yg besar. ( فَقَدِ افْتَرى إِثْماً عَظِيماً )
(QS An-Nisa: 48),
Sesungguhnya og yg mempersekutukan (sesuatu dg) Allah, ( إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ )
maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga. ( فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ )
(Qs Al-Maidah: 72)
Adapun mengenai kitab Catatan yg tidak diindahkan oleh Allah ( وَأَمَّا الدِّيوَانُ الَّذِي لَا يَعْبَأُ اللَّهُ )
barang sedikit pun, ( بِهِ شَيْئًا )
berkaitan dg perbuatan aniaya seorang hamba kepada dirinya sendiri ( فَظُلْمُ الْعَبْدِ نَفْسَهُ )
menyangkut dosa antara dia dengan Allah, ( فِيمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ رَبِّهِ )
seperti tidak berpuasa sehari  ( مِنْ صَوْمِ يَوْمٍ تَرْكَهُ )
atau meninggalkan suatu salat ( أَوْ صَلَاةٍ تَرْكَهَا )
maka sesungguhnya Allah mengampuni hal tersebut  ( فَإِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ ذَلِكَ )
dan memaafkannya jika Dia menghendaki. ( وَيَتَجَاوَزُ إِنْ شَاءَ )
Adapun mengenai kitab catatan yg tidak dibiarkan oleh Allah ( وَأَمَّا الدِّيوَانُ الَّذِي لَا يَتْرُكُ اللَّهُ )
barang sedikit pun darinya, ( مِنْهُ شَيْئًا )
maka menyangkut perbuatan aniaya sebagian para hamba ( فَظُلْمُ الْعِبَادِ )
terhadap sebagian yg lain, ( بَعْضِهِمْ بَعْضًا )
hukumannya ialah qisas sebagai suatu kepastian. ( الْقَصَاصُ لَا مَحَالَةَ )
( HR Ahmad secara munfarid (menyendiri) didalam kitab tafsir Ibnu Katsir )

♢Kedua Dholalah Thoriqiyah (Kesesatan Terkait Jalan Hidup)

Allah Aza Wajalla berfirman ;
Dan tidaklah patut bagi laki-laki yg Mu’min ( ﻭَﻣَﺎ ﻛَﺎﻥَ ﻟِﻤُﺆْﻣِﻦٍ )
dan tidak (pula) bagi perempuan yg Mu’min, ( ﻭَﻻ ﻣُﺆْﻣِﻨَﺔٍ )
apabila Allah dan Rasul-Nya ( ﺇِﺫَﺍ ﻗَﻀَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻭَﺭَﺳُﻮﻟُﻪُ )
telah menetapkan suatu ketetapan, ( ﺃَﻣْﺮًﺍ )
akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) ( ﺃَﻥْ ﻳَﻜُﻮﻥَ ﻟَﻬُﻢُ )
tentang urusan mereka. ( ﺍﻟْﺨِﻴَﺮَﺓُ ﻣِﻦْ ﺃَﻣْﺮِﻫِﻢْ )
Dan barang siapa mendurhakai Allah  ( ﻭَﻣَﻦْ ﻳَﻌْﺺِ ﺍﻟﻠَّﻪَ )
dan Rasul-Nya ( ﻭَﺭَﺳُﻮﻟَﻪُ )
maka sungguhlah dia telah sesat, ( ﻓَﻘَﺪْ ﺿَﻞَّ )
dalam keadaan sesat yang nyata. ( ﺿَﻼﻻ ﻣُﺒِﻴﻨًﺎ ‏ )
(Q.S. Al-Ahzab (33) : 36)

Faidah ayat apabila manusia tidak mau mengikuti jalan (sunah) hidupnya Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam pasti akan tersesat.

♢Tiga Dholalah ‘Amaliyah (Kesesatan Terkait Aktivitas Hidup)

Allah Aza Wajalla berfirman ;
Dan aku benar-2 akan menyesatkan mereka, ( ﻭَﻷُﺿِﻠَّﻨَّﻬُﻢْ )
dan akan membangkitkan angan-2 kosong pada mereka ( ﻭَﻷُﻣَﻨِّﻴَﻨَّﻬُﻢْ )
dan akan menyuruh mereka (memotong telinga-2 binatang ternak), ( ﻭَﻵﻣُﺮَﻧَّﻬُﻢْ )
lalu mereka benar-2 memotongnya, ( ﻓَﻠَﻴُﺒَﺘِّﻜُﻦَّ ﺁﺫَﺍﻥَ ﺍﻷَﻧْﻌَﺎﻡِ )
dan akan aku suruh mereka (merubah ciptaan Allah), ( ﻭَﻵﻣُﺮَﻧَّﻬُﻢْ )
lalu benar - 2 mereka merobahnya. ( ﻓَﻠَﻴُﻐَﻴِّﺮُﻥَّ ﺧَﻠْﻖَ ﺍﻟﻠَّﻪِ )
Barang siapa yg menjadikan setan ( ﻭَﻣَﻦْ ﻳَﺘَّﺨِﺬِ ﺍﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥَ )
menjadi pelindung selain Allah, ( ﻭَﻟِﻴًّﺎ ﻣِﻦْ ﺩُﻭﻥِ ﺍﻟﻠَّﻪِ )
maka sesungguhnya ia menderita kerugian yg nyata ( ﻓَﻘَﺪْ ﺧَﺴِﺮَ ﺧُﺴْﺮَﺍﻧًﺎ ﻣُﺒِﻴﻨًﺎ ‏ )
(Q.S. An-Nisa’:119).

♢ Empat Dholah Ilhamiyah (Insting Hewani).

Terkait dengan kecendrungan alami yang ada dalam diri manusia untuk melakukan penyimpangan dalam hal-hal yang tidak bermanfaat atau merugikan diri mereka atau orang lain, atau berlawanan dengan nilai-nilai kebenaran dan kebaikan. Realisasinya tergantung atas pilihan mereka sendiri.Sumbernya adalah hawa nafsu ya ng ada dalam diri mereka. Allah Aza wajalla berfirman :
Bukankah Kami telah memberikan kepadanya 2 buah mata ( ﺃَﻟَﻢْ ﻧَﺠْﻌَﻞْ ﻟَﻪُ ﻋَﻴْﻨَﻴْﻦِ )
Dan lidah beserta dua bibir ( ﻭَﻟِﺴَﺎﻧًﺎ ﻭَﺷَﻔَﺘَﻴْﻦِ )
Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan --
(jalan kebaikan dan jalan keburukan) (  ﻭَﻫَﺪَﻳْﻨَﺎﻩُ ﺍﻟﻨَّﺠْﺪَﻳْﻦِ ‏ )
(Q.S. Al-Balad (90) : 8 – 10).

Kesimpulan
Allah Aza Wajalla mengilhamkan manusia untuk memilih kebaikan atau keburukan, karena sudah jelas posisi balasannya hanya Insan yang beruntunglah yang mau berfikir?

Wallahuta'allam
Bersambung ....

Refrensi
Tafsir Ibnu Katsir




Hukum Surat Izin Mengemudi (SIM ) Dalam Pandangan Islam




Apa itu SIM ??
(Surat Izin Mengemudi)

Bismillah
Ahad 28 Dzulqa’dah 1438 H / 20 Agustus 2017 M

Hukum Berkendaraan Tidak Punya SIM
Menurut Kaca Mata Islam

Telah kita ketahui bersama bahwa Negara Indonesia adalah negara hukum yang berdasarkan UU (Undang-Undang ). Salah satu wujud dari mematuhi peraturan berkendaraan adalah membuat atau memiliki Kartu Surat Izin Mengemudi (SIM ) .
Surat izin Mengemudi (SIM) adalah bukti registrasi dan identifikasi yang diberikan oleh Polri kepada seseorang yang telah memenuhi persyaratan administrasi, sehat jasmani dan rohani, memahami peraturan lalu lintas dan terampil mengemudikan kendaraan bermotor. Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan wajib memiliki Surat Izin Mengemudi sesuai dengan jenis Kendaraan Bermotor yang dikemudikan (Pasal 77 ayat (1) UU No.22 Tahun 2009).
Selengkapnya golongan SIM perseorangan berdasarkan Pasal 80 UU No. 22 Tahun 2009 dan golongan SIM Umum berdasarkan Pasal 82 UU No. 22 Tahun 2009:

Maka pada prinsipnya setiap muslim harus memenuhi setiap aturan yang berlaku baginya. Termasuk aturan ketika dia berlalu lintas. Sebagaimana dalil umum yang Allah Aza Wajalla perintahkan untuk taat kepada ulil Amri :
Hai orang-2 yg beriman, ( يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا )
taatilah Allah dan taatilah Ra-sul-Nya, ( أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ )
dan ulil amri di antara kalian. ( وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ )
( Qs An-Nisa, ayat 59)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, disebutkan:
Kekasihku (Nabi) telah mewasiatkan kepadaku agar aku tunduk dan patuh -
(kepada pemimpin), ( أَوْصَانِي خَلِيلِي أَنْ أَسْمَعَ وَأُطِيعَ )
sekalipun dia (si pemimpin) adalah budak Habsyah yg cacat anggota tubuhnya
(tuna daksa). ( وَإِنْ كَانَ عَبْدًا حَبَشِيًّا مُجَدَّع الْأَطْرَافِ )
(HR Muslim).

Dalil umum diatas menunjukan wajibnya ta'at terhadap pemerintah yang mengajak kemaslahatan umat dan haram membangkang terhadap pemerintah kecuali dalam hal maksiat.Diperjelas dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Setiap muslim harus mengikuti kesepakatan mereka. ( الْمُسْلِمُونَ عَلَى شُرُوطِهِمْ )
(HR. Abu Daud 3596 ).

Dari Dalil-dalil diatas para ulama memberkan fatwanya diantaranya adalah fatwa :

~ Lajnah Daimah
Peraturan lalu lintas ditetapkan demi kemaslahatan umum kaum muslimin. Wajib bagi seluruh pengemudi untuk memperhatikan dan melaksanakan peraturan tersebut. Karena ketika aturan itu dilaksanakan menghasilkan maslahat bagi masyarakat. Sebaliknya ketika itu dilanggar, akan terjadi banyak kecelakaan dan membahayakan orang lain serta akan ancaman bahaya lainnya.(Fatwa Lajnah no. 15752)

~ Syaikh Ibnu Baz
Setiap muslim dan non muslim tidak diperbolehkan melanggar aturan negara dalam hal lalu lintas. Karena pelanggaran itu bisa membahayakan dirinya dan orang lain.
Negara membuat aturan itu didasari semangat untuk mewujudkan maslahat bagi semua masyarakat dan menghindari bahaya yang mengancam kaum muslimin. Oleh karena itu siapapun tidak boleh melanggar aturan itu. Para penanggung jawab berhak untuk memberi sanksi orang yang melakukan pelanggaran.(Fatawa Islamiyah, 4/536).

Standardisasi di negara kita Indonesia adalah bagi mereka yang hendak menggunakan kendaraan mobil dan  bermotor, dia diharuskan memiliki surat izin yang dikeluarkan pihak kepolisian. Tujuannya adalah untuk menekan angka pengguna jalan yang belum memenuhi kelayakan, sehingga bisa memicu kecelakaan dan lain -lain

Kesimpulan
Tanda kebaikan keislaman seseorang adalah  tunduk dan patuh dengan peraturan yang membawa maslahah. Maka patut dicermati UU dibuat untuk ditaati bukan untuk dilanggar , kalau bukan kita siapa lagi ??  Kalau bukan sekarang kapan lagi ?? Warga negara lain, tidak mungkin. Al -Jawab ibda' binafsik ( diamali dari 3M).

Menurut Islam wajib mentaati pemerintah yang mengajak kebaikan, jadi wajib memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM ) bagi yang berkendaraan.

Wallahuta'allam
Semoga ada manfaatnya bagi kita semua dan semoga Allah ampuni dosa-dosa kita Aamiin.

http:// Abuafka.blogspot.com
- Tafsir Ibnu Katsir
- Wikipedia bahasa Indonesia
- Kumpulan Fatwa ulama.