Senin, 15 Januari 2018

KEBAHAGIAAN VERSI SEORANG MUSLIM

KEBAHAGIAAN  VERSI SEORANG MUSLIM

Kebahagian adalah tujuan seluruh manusia sebaliknya kegalauan sesuatu yang dibeci manusia.
Lalu kebahagian seperti apa yang Rosulullah ﷺ ajarkan kepada umatnya, dan kegalauan apa yang perlu kita hindari.

Dari sahabat Sa’ad bin Abi Waqqosh radhiyallahu ’anhu
Rasulullah bersabda :

Ada 4 perkara termasuk dari kebahagiaan,( أَرْبَعٌ مِنَ السَّعَادَةِ )
yaitu: istri yang shalihah, ( اَلْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ )
tempat tinggal yang lapang, ( وَالْمَسْكَنُ الْوَاسِعُ )
tetangga yang shalih, ( وَالْجَارُ الصَّالِحُ )
dan tunggangan (kendaraan) yg nyaman.( وَالْمَرْكَبُ الْهَنِيُّ )

Dan ada 4 perkara termasuk dari keletihan, ( وَأَرْبَعٌ مِنَ الشّقَاءِ )
yaitu: tetangga yang tidak shalih, ( الْجَارُ السّوءُ )
istri yang tidak shalihah, ( وَاَلْمَرْأَةُ السُّوءُ )
kendaraan yang tidak nyaman, ( وَالْمَركَبُ السُّوءُ )
dan tempat tinggal yang sempit. ( وَالْمَسْكَنُ الضَّيِّقُ )

(HR. Ibnu Hibban dalam kitab Shahihnya no.1323 dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Ash-Shahihah, juz: 1/hal: 571 (no. 282).

Syarah hadits
Hadits ini menerangkan sebagian kebahagiaan dunia. Kebahagian hakiki yang didambakan oleh setiap orang yang berakal saat ia hidup di dunia. Sebab kebahagiaan ini juga akan memberikan pengaruh bagi kebahagiaan di akhirat.

◆ istri yang shalihah, ( اَلْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ )
wanita sholihah, yaitu wanita yang mampu menemani suaminya yang sholih (baik) dalam rentang waktu yang panjang. Dia adalah perhiasan yang dibanggakan oleh suaminya dimanapun ia berada.

Ciri-ciri ( اَلْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ ) adalah:

◇ a. Muslimat: wanita-wanita yang ikhlas ( kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala), tunduk kepada perintah Allah ta'ala dan perintah Rasul-Nya.

◇◇ b. Mukminat: wanita-wanita yang membenarkan perintah dan larangan Allah Subhanahu wa Ta'ala

Umar radhiyallahu anhu pernah bertanya kepada Nabi  tentang harta benda yang perlu diambil? Nabi ﷺ bersabda,
Hendaknya seorang diantara kalian mengambil hati yang bersyukur, ( ﻟِﻴَﺘَّﺨِﺬْ ﺃَﺣَﺪُﻛُﻢْ ﻗَﻠْﺒًﺎ ﺷَﺎﻛِﺮًﺍ )
lisan yang berdzikir (selalu ingat Allah), ( ﻭَﻟِﺴَﺎﻧًﺎ ﺫَﺍﻛِﺮًﺍ )
dan wanita (istri) mukminah yang membantu salah seorang diantara kalian di atas
urusan akhirat. ( ﻭَﺯَﻭْﺟَﺔً ﻣﺆﻣﻨﺔ ﺗﻌﻴﻦ ﺃﺣﺪﻛﻢ ﻋﻠﻰ ﺃﻣﺮ ﺍﻵﺧﺮﺓ )
( HR. Ibnu Majah dalam Sunan -nya (no. 1856). hadits ini dinilai shohih oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Ash-Shohihah (2176)

◇◇ c. Qanitat : wanita-wanita yang taat
Bahwa kata Qonitah berarti: Seorang wanita yang taat kepada Allah dan suaminya dengan hati yang ikhlas.
Istri yang baik adalah yang memulai semuanya dengan ketaatannya kepada Allah. Melaksanakan dengan sebaik mungkin kewajibannya terhadap Sang Pencipta. Wanita yang paham akan hak-hak Allah dan melaksanakannya dengan sebaik mungkin. Wanita yang teguh imannya, baik ibadahnya, mulia akhlaknya dan indah muamalahnya.

◇◇ d . Taibat: wanita-wanita yang selalu bertaubat dari dosa-dosa mereka, selalu kembali kepada perintah (perkara yang ditetapkan) Rasulullah ﷺ walaupun harus meninggalkan apa yang disenangi oleh hawa nafsu mereka.

◇◇ e. 'Abidat : wanita-wanita yang banyak melakukan ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala (dgn mentauhidkannya karena semua yang dimaksud dengan ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala di dalam Al-Qur'an adalah tauhid, kata Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma).

◇◇ f. Shoimat: wanita-wanita yang berpuasa. (Al-Jami' li Ahkamil Qur'an, 18/126-127, Tafsir Ibnu Katsir, 8/132)

◇◇ g. Penuh kasih sayang, selalu kembali kepada suaminya dan mencari maafnya .Rasulullah ﷺ bersabda :
Maukah aku beritahukan kepada kalian, ( ﺃَﻻَ ﺃُﺧْﺒِﺮُﻛُﻢ ْ)
istri-istri kalian yang menjadi penghuni surga  ( ﺑِﻨِﺴَﺎﺋِﻜُﻢْ ﻣِﻦْ ﺃَﻫْﻞِ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ ؟ )
yaitu istri yang penuh kasih sayang, banyak anak, -
selalu kembali kepada suaminya. ( ﺍَﻟْﻮَﺩُﻭْﺩُ ﺍﻟْﻮَﻟُﻮْﺩُ ﺍﻟْﻌَﺆُﻭْﺩُ ﻋَﻠَﻰ ﺯَﻭْﺟِﻬَﺎ )
Di mana jika suaminya marah,dia mendatangi
suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan
suaminya ( ﺍﻟَّﺘِﻰ ﺇِﺫَﺍ ﻏَﻀِﺐَ ﺟَﺎﺀَﺕْ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻀَﻊَ ﻳَﺪَﻫَﺎ ﻓِﻲ ﻳَﺪِ ﺯَﻭْﺟِﻬَﺎ )
seraya berkata Aku tak dapat tidur sbelum
engkau ridha. ( ﻭَﺗَﻘُﻮْﻝُ ﻻَ ﺃَﺫُﻭﻕُ ﻏَﻀْﻤًﺎ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﺮْﺿَﻰ )
(HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa no. 257.)

◇◇ h . Melayani suaminya (berkhidmat kepada suami) seperti menyiapkan makan minumnya, tempat tidur, pakaian, dan yang semacamnya.

◇◇ i. Menjaga rahasia-rahasia suami

Dari Asma' bintu Yazid radhiallahu 'anha menceritakan dia pernah berada di sisi Rasulullah ﷺ . Ketika itu kaum lelaki dan wanita sedang duduk. Beliau ﷺ bertanya:

Barangkali ada seorang suami yang menceritakan apa yang diperbuatnya dengan istrinya (saat berhubungan intim), dan barangkali ada seorang istri yang mengabarkan apa yang diperbuatnya bersama suaminya? Maka mereka semua diam tidak ada yang menjawab. Aku (Asma) pun menjawab:
Demi Allah! Wahai Rasulullah, sesungguhnya mereka (para istri) benar-benar melakukannya, demikian pula mereka (para suami). Beliau ﷺ bersabda:
Jangan lagi kalian lakukan, ( ﻓَﻼَ ﺗَﻔْﻌَﻠُﻮﺍ )
karena yg demikian itu seperti syaithan jantan yg bertemu dgn syaitan betina -
di jalan, ( ﻓَﺈِﻧَّﻤَﺎ ﺫَﻟِﻚَ ﻣِﺜْﻞُ ﺍﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥِ ﻟَﻘِﻲَ ﺷَﻴْﻄَﺎﻧَﺔً ﻓِﻲ ﻃَﺮِﻳْﻖٍ )
kemudian digaulinya sementara manusia
menontonnya.( ﻓَﻐَﺸِﻴَﻬَﺎ ﻭَﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﻳَﻨْﻈُﺮُﻭْﻥَ )
(HR. Ahmad 6/456,)

◇◇ j. Selalu berpenampilan yg bagus dan menarik di hadapan suaminya sehingga bila suaminya memandang akan menyenangkannya .

Rasulullah ﷺ bersabda:
Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan-
seorang lelaki, ( ﺃَﻻَ ﺃُﺧْﺒِﺮَﻙَ ﺑِﺨَﻴْﺮِ ﻣَﺎ ﻳَﻜْﻨِﺰُ ﺍﻟْﻤَﺮْﺀُ )
yaitu istri shalihah ( ﺍَﻟْﻤَﺮْﺃَﺓُ ﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺤَﺔُ )
yg bila dipandang akan menyenangkannya, ( ﺇِﺫَﺍ ﻧَﻈَﺮَ ﺇِﻟَﻴْﻬَﺎ ﺳَﺮَّﺗْﻪَ )
bila diperintah akan mentaatinya ( ﻭَﺇِﺫَﺍ ﺃَﻣَﺮَﻫَﺎ ﺃَﻃَﺎﻋَﺘْﻪَ )
dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya.( ﻭَﺇِﺫَﺍ ﻏَﺎﺏَ ﻋَﻨْﻬَﺎ ﺣَﻔِﻈَﺘْﻪَ )
(HR. Abu Dawud no. 1417.)

◇◇ k . Ketika suaminya sedang berada di rumah (tidak safar)

Seorang istri ia tidak menyibukkan dirinya dengan melakukan ibadah sunnah yang dapat menghalangi suaminya untuk istimta' (bernikmat-nikmat) dengannya seperti puasa, terkecuali bila suaminya mengizinkan. Rasulullah ﷺ bersabda: Tidak halal bagi seorang istri berpuasa
(sunnah) ( ﻻَ ﻳَﺤِﻞُّ ﻟِﻠْﻤَﺮْﺃَﺓِ ﺃَﻥْ ﺗَﺼُﻮﻡَ )
sementara suaminya ada (tdk sedang bepergian) ( ﻭَﺯَﻭْﺟُﻬَﺎ ﺷَﺎﻫِﺪٌ )
kecuali dengan izinnya. ( ﺇِﻻَّ ﺑِﺈِﺫْﻧِﻪِ )
(HR. Al-Bukhari no. 5195 dan Muslim no. 1026)

◇◇ l. Pandai mensyukuri pemberian dan kebaikan suami, tidak melupakan kebaikannya

Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Diperlihatkan neraka kepadaku, ternyata aku dapati kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita yang kufur. Ada yang bertanya kepada beliau: Apakah mereka kufur kepada Allah? Beliau menjawab: Mereka mengkufuri suami dan mengkufuri (tdk mensyukuri) kebaikannya. Seandainya salah seorang dari kalian berbuat baik kepada seorang di antara mereka (istri) setahun penuh, kemudian dia melihat darimu sesuatu (yang tidak berkenan baginya) niscaya dia berkata: Aku tidak pernah melihat darimu kebaikan sama sekali. (HR. Al-Bukhari no. 29 dan Muslim no. 907)

Rasulullah ﷺ juga pernah bersabda:
Allah tidak akan melihat kpd seorang istri ( ﻻَ ﻳَﻨْﻈُﺮُ ﺍﻟﻠﻪُ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻣْﺮَﺃَﺓٍ )
yg tidak bersyukur kepada suaminya ( ﻻَ ﺗَﺸْﻜُﺮُ ﻟِﺰَﻭْﺟِﻬَﺎ )
padahal dia membutuhkannya. ( ﻭَﻫِﻲَ ﻻَ ﺗَﺴْﺘَﻐْﻨِﻲ ﻋَﻨْﻪُ )
(HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa.)

Semua keterangan diatas tidak akan didapati bila kita sebagai suami tidak menjadi suami yang sholeh sebaimana firman Allah :

ﺍﻟْﺨَﺒِﻴﺜَﺎﺕُ ﻟِﻠْﺨَﺒِﻴﺜِﻴﻦَ ﻭَﺍﻟْﺨَﺒِﻴﺜُﻮﻥَ ﻟِﻠْﺨَﺒِﻴﺜَﺎﺕِ ﻭَﺍﻟﻄَّﻴِّﺒَﺎﺕُ ﻟِﻠﻄَّﻴِّﺒِﻴﻦَ ﻭَﺍﻟﻄَّﻴِّﺒُﻮﻥَ ﻟِﻠﻄَّﻴِّﺒَﺎﺕِ ﺃُﻭﻟَٰﺌِﻚَ ﻣُﺒَﺮَّﺀُﻭﻥَ ﻣِﻤَّﺎ ﻳَﻘُﻮﻟُﻮﻥَ ﻟَﻬُﻢْ ﻣَﻐْﻔِﺮَﺓٌ ﻭَﺭِﺯْﻕٌ ﻛَﺮِﻳﻢٌ

Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji,
dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula).Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga).
(Qs An-nuur : 26)

◆◆ 2 Tempat tinggal yang lapang, ( وَالْمَسْكَنُ الْوَاسِعُ )

Rumah sebagai tempat berlindung bagi manusia adalah nikmat besar dari Allah yang seharusnya direnungkan dan disyukuri keberadaanya. Betapa tidak? Allah menjadikan fungsi rumah demikian besar dan banyak, sehingga nikmat yang agung ini sangat berperan, dengan izin Allah, dalam menciptakan ketenangan dan kebahagiaan hidup bagi manusia di dunia ini.

Fungsi dan manfaat rumah bukan hanya sebagai tempat berlindung dari panas, dingin atau cuaca buruk lainnya, tapi lebih dari itu, rumah berfungsi untuk menjaga kebaikan agama seorang hamba dan keluarganya, dengan izin Allah.
Oleh karena itu, nikmat yang agung ini wajib untuk disyukuri dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Inilah yang diisyaratkan oleh Rasulullah ﷺ dalam doa yang beliau ucapkan jika hendak tidur:
Segala puji bagi Allah yang telah memberi makan, minum, kecukupan dan tempat tinggal bagiku, berapa banyak orang yang tidak memiliki kecukupan dan tempat tinggal.

Tempat tinggal yang luas , yaitu yang banyak manfaatnya bagi penghuninya. Jadi, keluasannya tentu berbeda sesuai dengan perbedaan orangnya. Sebab, terkadang luas bagi seseorang, namun sempit bagi yang lain atau sebaliknya.

Dalam sebuah hadits yang shahih, Rasulullah ﷺ menjelaskan fungsi rumah sebagai tempat untuk menjaga diri dan keluarga dari berbagai macam keburukan, bahkan sebagai tempat berlindung dari fitnah yang menyesatkan. Beliau ﷺ bersabda:
Dari ‘Uqbah bin ‘Amir, ia berkata, ( ﻋَﻦْ ﻋُﻘْﺒَﺔَ ﺑْﻦِ ﻋَﺎﻣِﺮٍ ﻗَﺎﻝَ )
Aku pernah bertanya pd Rasulullah ( ﻗُﻠْﺖُ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ )
Apa itu sebab keselamatan? ( ﻣَﺎ ﺍﻟﻨَّﺠَﺎﺓُ )
Jawab beliau dengan sabdanya, ( ﻗَﺎﻝَ )
(Keselamatan itu) yaitu hendaklah engkau
menahan lisanmu, ( ﺃَﻣْﺴِﻚْ ﻋَﻠَﻴْﻚَ ﻟِﺴَﺎﻧَﻚَ )
sibukkanlah rumahmu dengan ibadah pada Allah,
dan tangisilah dosa-dosamu. ( ﻭَﻟْﻴَﺴَﻌْﻚَ ﺑَﻴْﺘُﻚَ ﻭَﺍﺑْﻚِ ﻋَﻠَﻰ ﺧَﻄِﻴﺌَﺘِﻚَ ‏ )

(HR. Tirmidzi no. 2406 dan Ahmad 5: 259-260. Abu ‘Isa At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan .Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini dhaif. Adapun Syaikh Al Albani menilai hadits ini shahih ).

Singkatnya ( ﻭَﻟْﻴَﺴَﻌْﻚَ ﺑَﻴْﺘُﻚَ ) maksud secara leterlek adalah perluaslah rumahmu.

Ath Thibi menjelaskan yang dimaksud hadits diatas bahwa perintah yang dimaksud adalah untuk rumah. Namun yang dimaksud adalah jadikan rumahmu agar tetap betah berada di dalamnya dengan sibuk melakukan ibadah pada Allah dan jauhilah pergaulan yang tidak baik. (Lihat Tuhfatul Ahwadzi, 7: 132)

Dalam hadits lain, beliau ﷺ bersabda: Selamatnya seseorang ketika terjadi fitnah adalah dengan menetapi rumahnya. ( HR ad-Dailami dalam Musnadul firdaus (2/334), dinyatakan hasan oleh Syaikh al-Albani rahimahullah dalam Shahiihul jaami’ish shagiir (no. 3649).

◆◆◆ Tetangga yang shalih, ( وَالْجَارُ الصَّالِحُ )
Tetangga adalah siapa saja yang rumahnya dekat dengan kita. Sebagaimana hadits ketika ‘Aisyah pernah bertanya, Wahai Rasulullah, aku memiliki dua orang tetangga. Maka kepada siapakah aku memberikan hadiah diantara mereka berdua? Beliau menjawab.Kepada tetangga yang lebih dekat pintu rumahnya denganmu. ( ﺇﻟﻰ ﺃﻗْﺮَﺑَﻬُﻤَﺎ ﻣِﻨْﻚِ ﺑَﺎﺑًﺎ )
( HR Al Bukhari no: 2099).

Oleh karena itu, Imam Al Bukhari menulis judul bab khusus dalam Shahihnya Bab Haqqul Jiwar Fii Qurbil Abwab (Bab Hak Tetangga Yang Terdekat Pintunya). Ini merupakan indikator kedalaman pemahaman beliau terhadap nash-nash tentang hal ini. ( Qawa’id Wa Fawa’id hal.141)

Sedangkan tetangga yang sholih (yang baik) adalah tetangga muslim yang tidak menyakiti tetangganya. Sebagaiman hadits dari Abdullah ibnu ‘Amru ibnul ’Ash dari Rasulullah ﷺ,
beliau bersabda,
Teman terbaik di sisi Allah adalah ( ﺧَﻴْﺮُ ﺍْﻷَﺻْﺤَﺎﺏِ ﻋِﻨْﺪَ ﺍﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ )
mereka yang terbaik dalam berinteraksi dengan
temannya. ( ﺧَﻴْﺮُﻫُﻢْ ﻟِﺼَﺎﺣِﺒِﻪِ )
Dan tetangga terbaik di sisi Allah adlh ( ﻭَﺧَﻴْﺮ ﺍﻟْﺠِﻴْﺮَﺍﻥِ ﻋِﻨْﺪَ ﺍﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ )
mereka yang terbaik dalam berinteraksi dengan
tetangganya . ( ﺧَﻴْﺮُﻫُﻢْ ﻟِﺠَﺎﺭِﻩِ )

( HR.At Tirmidzi: 25-Kitab Al Birr wash Shilah, 28-Bab Maa Jaa-a fi Haqqil Jaar.Lihat Ash Shahihah (103)

Al-Imam Abul Hasan As-Sindiy rahimahullah berkata, Tetangga yang sholih adalah tetangga yang mendorongnya kepada dzikir (mengingat Allah) dan taqwa serta menyadarkannya dari kelalaian dan hawa nafsu.

Tetangga yang sholih adalah yang paling memperhatikan tetangganya kenapa ? sebab itu adalah konsekuesi dari imannya. Rasulullah ﷺ bersabda
Barangsiapa yang beriman kpd Allah ( ﻣَﻦْ ﻛَﺎﻥَ ﻳُﺆْﻣِﻦُ ﺑِﺎﻟﻠﻪ )
dan hari akhir ( ﻭَ ﺍﻟﻴَﻮْﻡِ ﺍﻵﺧِﺮِ )
hendaklah ia berbuat baik kpd terangganya. ( ﻓَﻠْﻴُﺤْﺴِﻦْ ﺇﻟﻰ ﺟَﺎﺭِﻩِ )

Syaikh Nazhim memaparkan tentang kriteria tentang tetangga.

~ Pertama : Tetangga muslim yang memiliki hubungan kekerabatan. Dia memiliki tiga hak sekaligus. Yaitu ; hak bertetangga, hak Islam dan hak kekerabatan.

~ Kedua : Tetangga muslim (yang tidak memiliki hubungan kekerabatan), maka ia memiliki dua hak. Yaitu ; hak bertetangga dan hak Islam.

~ Ketiga : Tetangga yang hanya memiliki satu hak.
Yaitu tetangga yang kafir. Dia hanya memiliki hak sebagai tetangga, dengan dasar keumuman nash-nash yang memerintahkan berbuat ihsan kepada tetangga, yang mencakup tetangga muslim dan non-muslim. Seperti yang telah dicontohkan Rasulullah ﷺ terhadap tetangga Beliau yang beragama Yahudi.
(Qawa’id Wa Fawa’id hal.141 dengan bahasa dari penyusun).

Kemudian diantaranya ada tujuh adab bertetangga yang harus kita pahami sebagai umat Nabi Muhammad ﷺ

Sebagaimana dijelaskan Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu beberapa Adab Pergaulan dengan Tetangga yang sering dilupakan, diantaranya adalah :

• Pertama .Hendaklah kita mencintai kebaikan untuk tetangga kita sebagaimana kita menyukai kebaikan itu untuk diri kita.

Contoh kecilnya adalah bergembira jika tetangga kita mendapat kebaikan dan kebahagiaan, serta jauhi sikap dengki ketika itu. Hal ini mencakup pula keharusan untuk menasehatinya ketika kita melihat tetangga kita melalaikan sebagian perintah Allah, serta mengajarinya perkara-perkara penting dalam agama yang belum ia ketahui dengan cara yang baik dan penuh hikmah. Nabi ﷺ bersabda,
Dan demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, ( ﻭَﺍﻟَّﺬِﻱ ﻧَﻔْﺴِﻲ ﺑِﻴَﺪِﻩِ )
tidaklah seseorang beriman ( ﻟَﺎ ﻳُﺆْﻣِﻦُ ﻋَﺒْﺪٌ )
hingga ia mencintai untuk tetangganya, ( ﺣَﺘَّﻰ ﻳُﺤِﺐَّ ﻟِﺠَﺎﺭِﻩِ )
atau Beliau berkata, ( ﺃَﻭْ ﻗَﺎﻝَ )
untuk sudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri. ( ﻟِﺄَﺧِﻴﻪِ ﻣَﺎ ﻳُﺤِﺐُّ ﻟِﻨَﻔْﺴِﻪِ )
( HR Muslim no: 65 ).

Ibnu Abi Jamrah berkata, Kondisi tetangga berbeda-beda, ditinjau dari tingkat keshalehan mereka. (Prinsip) yang mencakup seluruhnya adalah keinginan kebaikan untuk tetangga tersebut, dan nasehat kepadanya dengan cara yang baik, mendoakannya agar mendapatkan petunjuk, menjauhi sikap yang menyakitinya, dan mencegah tetangga yang tidak shalih dari perbuatan yang menganggu atau dari kefasikan dengan cara yang bijak, sesuai dengan tahapan beramar ma’ruf nahi mungkar. Serta mengenalkan kepada tetangga yang kafir tentang Islam dan menjelaskan kepadanya kebaikan-kebaikan agama Islam dan memotivasinya untuk masuk Islam dengan cara yang baik pula. Jika hal itu bermanfaat maka (ajaklah ia dengan nasehat itu), dan bila nasehat tidak mempan, maka boikotlah ia dengan tujuan untuk memberinya pelajaran. Karena dirinya telah mengetahui alasan kita memboikotnya, agar ia berhenti dari keengganannya untuk masuk Islam, jika memang pemboikotan tersebut efektif diterapkan padanya.

•• Kedua. Saat musibah melanda tetangga kita dan dia dirundung kesedihan dan terbelit kesulitan, sebisa mungkin kita membantunya, baik bantuan materi ataupun dukungan moril. Menghibur dan meringankan beban penderitaannya dengan nasehat, tidak menampakan wajah gembira tatkala dia dirundung duka. Menjenguknya ketika sakit dan mendoakan kesembuhan untuknya serta membantu pengobatannya bila memang dia membutuhkannya.
Rasulullah ﷺ bersabda.
Bukanlah seorang mukmin, ( ﻟَﻴْﺲَ ﺍﻟﻤُﺆْﻣِﻦُ )
orang yang kenyang sementara tetangganya kelaparan
di sampingnya. ( ﺍﻟَّﺬِﻱْ ﻳَﺸْﺒَﻊُ ﻭَ ﺟَﺎﺭُﻩُ ﺟَﺎﺋِﻊٌ ﺇﻟﻰ ﺟَﻨْﺒِﻪِ )

( HR Bukhari dalam Al Adab Al Mufrad no: 112 dan dishahihkan oleh Syaikh al Albani. Lihat Min Adabil Islam hal.32 )

•• Tiga. Hindari sejauh mungkin sikap yang dapat menyebabkan tetangga kita merasa tersakiti, baik berupa perbuatan ataupun perkataan.

Contohnya, mencela, membeberkan satu aibnya di muka umum, memusuhinya, atau melemparkan sampah di muka rumahnya sehingga menyebabkan ia terpeleset ketika melewatinya, dan jenis gangguan lainnya.
Nabi ﷺ bersabda.
Barangsiapa yg beriman kpd Allah ( ﻣَﻦْ ﻛَﺎﻥَ ﻳُﺆْﻣِﻦُ ﺑِﺎﻟﻠﻪ )
dan hari Akhir, ( ﻭَ ﺍﻟﻴَﻮْﻡِ ﺍﻵﺧِﺮ )
maka janganlah ia menyakiti tetangganya. ( ﻓَﻼَ ﻳُﺆْﺫِﻱْ ﺟَﺎﺭَﻩٌ )
( HR Bukhari no: 5559 )

•• Empat .Kunjungilah tetangga pada hari raya dan sambutlah undangannya jika dia mengundang kita.
Rasulullah ﷺ bersabda. Hak muslim atas muslim yang lain ada Lima,  ( ﺣَﻖُّ ﺍﻟﻤُﺴْﻠِﻢِ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤُﺴْﻠِﻢِ ﺧَﻤْﺲٌ)
menjawab ucapan salam, ( ﺭَﺩُّ ﺍﻟﺴَّﻼَﻡ ِ)
menjenguk orang sakit, ( ﻭَ ﻋِﻴَﺎﺩَﺓُ ﺍﻟﻤَﺮِﻳْﺾِ )
mengantar jenazah, ( ﻭَ ﺍﺗِّﺒَﺎﻉُ ﺍﻟﺠَﻨَﺎﺋِﺰِ )
memenuhi undangan ( ﻭَ ﺇﺟَﺎﺑَﺔُ ﺍﻟﺪَّﻋْﻮَﺓِ )
dan mendoakan org yg bersin.( ﻭَ ﺗَﺸْﻤِﻴْﺖُ ﺍﻟﻌَﺎﻃِﺲِ )
( HR Bukhari no: 1164 ).

•• Lima . Berikanlah tasamuh (toleransi) kepada tetangga kita selama bukan dalam perkara maksiat. Didiklah keluarga kita untuk tidak berkata-kata keras atau berteriak-teriak sehingga mengganggu tetangga. Janganlah kita mengeraskan suara radio kita hingga mengusik ketentraman tetangga, terutama pada malam hari. Sebab, mungkin diantara mereka ada yang sedang sakit, atau lelah, atau tidur atau mungkin ada anak sekolah yang sedang belajar. Dan ketahuilah, mendengarkan musik adalah perkara haram, apalagi jika sampai mengganggu tetangga, maka dosanya menjadi berlipat ganda. Rasulullah ﷺ bersabda.
Sebaik-baik sahabat adalah ( ﺧَﻴْﺮُ ﺍﻷﺻْﺤَﺎﺏِ ﻋِﻨْﺪَ ﺍﻟﻠﻪ )
yang paling baik terhadap sahabatnya, ( ﺧَﻴْﺮُﻫُﻢْ ﻟِﺼَﺎﺣِﺒِﻪِ )
dan sebaik-baik tetangga adalah ( ﻭَ ﺧَﻴْﺮُ ﺍﻟﺠِﻴْﺮَﺍﻥِ )
yang paling baik terhadap tetangganya.( ﺧَﻴْﺮُﻫُﻢْ ﻟِﺠَﺎﺭِﻩِ )
(HR Tirmidzi no: 1867 dan dishahihkan oleh Syaikh al Albani. Lihat Min Adabil Islam hal.32)

Dan hendaklah kita tidak bersikap kikir terhadap tetangga yang membutuhkan bentuan kita, selama kita bisa membantunya. Rasulullah ﷺ bersabda.
Janganlah seorang diantara kalian melarang tetangganya untuk meletakkan kayu di tembok rumahnya. ( ﻟَﺎ ﻳَﻤْﻨَﻊْ ﺃَﺣَﺪُﻛُﻢْ ﺟَﺎﺭَﻩُ ﺃَﻥْ ﻳَﻐْﺮِﺯَ ﺧَﺸَﺒَﺔً ﻓِﻲ ﺟِﺪَﺍﺭِﻩِ )

( HR Bukhari no: 2283 dan Muslim no: 3019 ).

Berkenaan dengan hadits di atas, Syaikh Salim bin Ied Al Hilali membawakan beberapa pelajaran yang berkaitan dg Hak Tetangga yaitu:

• 1. Saling membantu dan bersikap toleran sesama tetangga merupakan hak-hak tetangga (yang wajib dipenuhi) sekaligus merupakan wujud kekokohan bangunan masyarakat Islam.

•• 2. Jika seseorang memiliki rumah, kemudian ia memiliki tetangga dan tetangganya itu ingin menyandarkan sebatang kayu di temboknya tersebut, maka boleh hukumnya bagi si tetangga untuk meletakkannya dengan izin atau tanpa izin pemilik rumah, dengan syarat hal tersebut tidak menimbulkan mudharat bagi si empunya rumah, karena Islam telah menetapkan satu kaidah umum  ( ﻻَ ﺿَﺮَﺭَ ﻭَ ﻻَ ﺿِﺮَﺍﺭَ (Bahjatun Nazhirin I/387 )..
Wallahu a’lam.

•• Enam . Berikanlah hadiah kepada tetangga, walau dengan sesuatu yang mungkin kita anggap sepele. Karena saling memberi hadiah akan menumbuhkan rasa cinta dan ukhuwah yang lebih dalam.

Abu Hurairah radhiyallahu'anhu menyampaikan sabda Nabi ﷺ kepada para wanita ,
Wahai wanita-wanita muslimah, ( ﻳَﺎ ﻧِﺴَﺎﺀَ ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻤَﺎﺕِ )
jgn sekali-kali seorang tetangga menganggap remeh untuk memberikan hadiah
kepada tetangganya ( ﻻَ ﺗُﺤْﻘِﺮَﻥَّ ﺟَﺎﺭَﺓٌ ﻟِﺠَﺎﺭَﺗِﻬَﺎ )
walaupun hanya sepotong kaki kambing. ( ﻭَﻟَﻮْ ﻓِﺮْﺳِﻦَ ﺷَﺎﺓٍ )

(HR. Al-Bukhari no. 2566 dan Muslim no. 2376)

Dalam hadits lain Rasulullah ﷺ pernah menasehati Abu Dzar Radhiyallahu ‘anhu.
Jika suatu kali engkau memasak sayur, ( ﺇﺫَﺍ ﻃَﺒَﺨْﺖَ ﻣَﺮَﻗًﺎ )
maka perbanyaklah kuahnya, ( ﻓﺄﻛْﺜِﺮْ ﻣَﺎﺀَﻩُ )
kemudian perhatikanlah tetanggamu, ( ﺛُﻢَّ ﺍﻧْﻈُﺮْ ﺃﻫْﻞَ ﺑَﻴْﺖٍ ﻣِﻦْ ﺟِﻴْﺮَﺍﻧِﻚَ )
dan berikanlah mereka sebagiannya dengan cara
yang pantas. ( ﻓﺄﺻِﺒْﻬُﻢْ ﻣِﻨْﻬَﺎ ﺑِﻤَﻌْﺮُﻭﻑٍ )
( HR Muslim no: 4759 ).

Dan Rasulullah ﷺ pernah bersabda:
Saling menghadiahilah kalian ( ﺗَﻬَﺎﺩُﻭْﺍ )
niscaya kalian akan saling mencintai. ( ﺗَﺤَﺎﺑُّﻮْﺍ )
(HR. Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad no. 594, dihasankan Al-Imam Al-Albani t dalam Irwa`ul Ghalil no. 1601)

Hadits yang mulia di atas menunjukkan bahwa pemberian hadiah akan menarik rasa cinta di antara sesama manusia, karena tabiat jiwa memang senang terhadap orang yang berbuat baik kepadanya. Inilah sebab disyariatkannya memberi hadiah. Dengannya akan terwujud kebaikan dan kedekatan. Sementara agama Islam adalah agama yang mementingkan kedekatan hati dan rasa cinta.

•• Tujuh . Tundukkanlah pandangan kita terhadap aurat tetangga, jangan pula menguping pembicaraan mereka. Apalagi sampai mengintip ke dalam rumahnya tanpa seizinnya untuk mengetahui aib mereka.Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.

Dan katakanlah kepada laki-laki beriman ( ﻗُﻞْ ﻟِّﻠْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ )
Hendaklah mereka menahan pandangan mereka. ( ﻳَﻐُﻀُّﻮﺍ ﻣِﻦْ ﺃَﺑْﺼَﺎﺭِﻫِﻢْ )
( Qs An Nur:30 ).

Sering kita jumpai orang-orang yang jahil tentang tuntunan syari’at, karena terdorong rasa ingin tahu, ia mengintip ke dalam rumah orang lain. Baik karena salam yang tak terjawab, atau hanya sekedar iseng. Mereka tidak menyadari, bahwa perbuatan seperti ini diancam keras oleh Rasulullah ﷺ.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Beliau ﷺ bersabda:
Sekiranya ada seseorang yang mengintip rumahmu tanpa izin, ( ﻟَﻮْ ﺃَﻥَّ ﺍﻣْﺮَﺃً ﺍِﻃْﻠَﻊَ ﻋَﻠَﻴْﻚَ ﺑِﻐَﻴْﺮِ ﺇِﺫْﻥٍ ﻓَﺨَﺬَﻓَﺘْﻪُ ﺑِﺤُﺼَﺎﺓٍ )
lalu engkau melemparnya dengan batu hingga tercungkil matanya,
maka tiada dosa atasmu. ( ﻓَﻔَﻘَﺄَﺕْ ﻋَﻴْﻨُﻪُ ﻣَﺎ ﻛَﺎﻥَ ﻋَﻠَﻴْﻚَ ﻣِﻦْ ﺟُﻨَﺎﺡٍ )
( HR Al Bukhari dan Muslim ).

Dalam hadits lain yang diriwayatkan dari Sahal bin Saad As Sa’idi Radhiyallahu ‘anhu, ia mengabarkan bahwasanya seorang laki laki mengintip pada lubang pintu Rasulullah ﷺ .
Ketika itu, Beliau tengah membawa sebuah sisir yang biasa Beliau gunakan untuk menggaruk kepalanya. Ketika melihatnya, Beliau bersabda: Seandainya aku tahu engkau tengah mengintipku, niscaya telah aku lukai kedua matamu dengan sisir ini. Beliau bersabda: Sesungguhnya permintaan izin itu diperintahakan untuk menjaga pandangan mata.
( HR Al Bukhari dan Muslim ).

Kisah Harga Tetangga

Kisah ini merupakan kisah yang cukup populer, terjadi di masa tabi’ut tabi’in. Ketika seorang muslim menunjukkan akhlak mulianya, maka orang Yahudi pun mengakui dan memuliakannya. Seyogyanya menjadi inspirasi dan teladan kita semua.

Pada suatu hari, seorang Yahudi hendak menjual rumah. Rumah tersebut dijual dengan harga yang sangat mahal dibandingkan dengan harga pasaran. Rumah tersebut ditawarkan dengan harga 2000 dirham. ( 1 dinar emas = 4,25 gram dan 22 karat sedangkan 1 dirham = 2,975 gram).

Sementara menurut harga pasaran saat itu rumah tersebut hanya laku seharga 1000 dirham.

Salah seorang calon pembeli berkata kepada Yahudii tersebut: Wahai Tuan sungguh mahal sekali harga rumah engkau yang tawarkan. Engkau tawarkan rumahmu seharga 2000 dirham. Selayaknya harga pasaran rumah engkau cuma 1000 dirham.

Lalu Yahudi tersebut berkata: Rumah yang kumiliki memang seharga 1000 dirham. Tetapi aku memiliki seorang tetangga yang sholeh dan baik hati yang bernama Abdullah Ibnu Mubarak. Jika engkau membeli rumahku maka engkau akan memiliki tetangga seorang sholeh dan baik hati seperti Abdullah Ibnu Mubarak. Kenyamanan bertangga dengan Abdullah Ibnu Mubarak kuhargai sebesar 1000 dirham. Jadi total harga rumah tersebut menjadi 2000.

Rencana Yahudi ingin menjual rumahnya sampai ke telinga Abdullah Ibnu Mubarak. Lalu Abdullah Ibnu Mubarak mendatangi Yahudi tersebut dan memberikan uang sebesar 1000 dirham. Abdullah Ibnu Mubarak berkata: Engkau jangan pergi dari rumah ini. Aku berikan engkau uang 1000 dirham. Karena sesungguhnya aku juga merasa senang bertetangga denganmu.
Masya Allah... begitulah pribadi muslim sejati.

Biografi Abdullah bin Mubarak ( Ibnul Mubarak lahir pada tahun 118 H dan wafat pada 181 H dalam usia 63 tahun.

Dia adalah seorang tokoh tabi’in yang ahli fikih, ahli hadits, punya sikap wara’ atau hati-hati, terpercaya dalam bidang hadits, zuhud, suka berjihad dan alim.

Abdullah bin Mubarak berguru kepada Sulaiman At-Taimi, Ashim Al-Ahwal, Hisyam bin Urwah, Ismail bin Abi Khalid, Musa bin Uqbah, Al-Auza'i, Imam Malik, Sufyan Ats-Tsauri, dan sejumlah tabi’in lainnya. Sedangkan ulama-ulama besar yang pernah menjadi muridnya, antara lain: Ma'mar, Ibnul Qaththan, Ibnu Ma'in, Ibnu Abi Syaibah, Ahmad bin Mani’ dan Muslim bin Ibrahim. [Ibnu K/Tarbiyah.net]

◆◆◆◆ Dan tunggangan (kendaraan) yg nyaman.( وَالْمَرْكَبُ الْهَنِيُّ )

Sebagaimana firman Allah Ta’ala
Dan ia (hewan ternak) mengangkut beban-2mu ke suatu negeri yg kamu tdk sanggup mencapainya, ( ﻭَﺗَﺤْﻤِﻞُ ﺃَﺛْﻘَﺎﻟَﻜُﻢْ ﺇِﻟَﻰ ﺑَﻠَﺪٍ ﻟَﻢْ ﺗَﻜُﻮﻧُﻮﺍ ﺑَﺎﻟِﻐِﻴﻪِ  )
kecuali dengan susah payah. ( ﺇِﻻ ﺑِﺸِﻖِّ ﺍﻷﻧْﻔُﺲِ )
Sungguh, Rabbmu ( ( ﺇِﻥَّ ﺭَﺑَّﻜُﻢْ )
Maha Pengasih, Maha Penyayang. (ﻟَﺮَﺀُﻭﻑٌ ﺭَﺣِﻴﻢٌ ‏ ‏ )
Dan (Dia telah menciptakan) kuda, bagal, dan keledai
untuk kamu tunggangi ( ﻭَﺍﻟْﺨَﻴْﻞَ ﻭَﺍﻟْﺒِﻐَﺎﻝَ ﻭَﺍﻟْﺤَﻤِﻴﺮَ ﻟِﺘَﺮْﻛَﺒُﻮﻫَﺎ )
dan (menjadi) perhiasan. ( ﻭَﺯِﻳﻨَﺔً )
Allah menciptakan apa yg tdk kamu ketahui. ( ﻭَﻳَﺨْﻠُﻖُ ﻣَﺎ ﻻ ﺗَﻌْﻠَﻤُﻮﻥَ )
(QS. An-Nahl: 7-8)
Bagal adalah peranakan kuda dengan keledai.

Adapun di masa sekarang, sungguh nikmat yang tak terhingga karena begitu mudahnya seseorang untuk bepergian dari satu tempat ke tempat yang lain dalam waktu cepat tanpa banyak mengeluarkan tenaga dan pikiran, walaupun terkadang tidak sedikit biaya yang harus dikeluarkan.

Dan tunggangan (kendaraan) yg nyaman maksudnya kendaraan yang cocok (digunakan) di jalan Allah, tidak membuatnya terlambat dari rekan-rekannya. (Lihat Takhrij Al-Musnad (no. 15372)

Kendaraan yang nyaman adalah kendaraan yang cepat, tidak lamban, tak terlalu kencang dan kasar larinya sehingga ditakutkan jatuh, kagetnya badan dan tidak mengganggu badan. ( Lihat Faidh Al-Qodir (3/302) oleh Al-Munawiy, Al-Maktabah At-Tijariyyah Al-Kubro, Mesir, 1356 H )

Inilah kebahagiaan dunia yang akan diraih oleh seseorang jika ia mendapatkan empat golongan yang disebutkan dalam hadits diatas . Barangsiapa yang diberi kesholihan (kebaikan) dalam empat perkara ini, maka hidupnya akan nyaman dan sentosa . Sebab, semua perkara ini merupakan hal-hal yang menyenangkan jiwa dan raga serta menjadikan kehidupan lebih indah dan bahagia.

Mudah-mudahan Allah memudahkan langkah kita untuk sekuat tenaga mengamalkannya. Aamiin.

Walloohu a’lam
Bersambung kehadits tentang 4 kesusahan.

http:// Abuafka.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar