Bismillah
Ahad 28 Dzulqa’dah 1438 H / 20 Agustus 2017 M
Gaya hidup dan berfikirnya orang-orang yang tidak beriman kepada Allah Aza Wajalla(bagian ke 2).
Mereka tidak meyakini hari pembalasan, kata mereka hidup ini hanyalah didunia adapun balasan itu tergantung dengan sebab dan akibat tidak ada hari kiamat dan hari pembalasan sehingga Allah Aza Wajalla berfirman :
kehidupan itu tidak lain hanyalah kehidupan kita di dunia ini, ( إِنْ هِيَ إِلا حَيَاتُنَا الدُّنْيَا )
kita mati dan kita hidup ( نَمُوتُ وَنَحْيَا )
dan sekali-kali tidak akan dibangkitkan lagi, ( وَمَا نَحْنُ بِمَبْعُوثِينَ )
(QS Al-Mukminun Ayat 37).
Faidah Ayat : Allah Aza Wajalla mengisahkan didalam Al-Qur'an tentang pola pikir orang-orang kafir sebagaimana mereka menampakan kekafiranya dengan tidak beriman dengan hari pembalasan kata lainya tidak beriman kepada Allah sehingga berbuat semau mereka.Hal ini Allah jadikan peringatan dan pelajaran bagi kaum muslimin agar tidak meniru pola pikir seperti mereka , lisan mengakui hari pembalasan namun perbuatan menyelisihinya , mengakui bahwa Allah Aza Wajalla sebagai illahnya namun berat atau sama sekali tidak shalat, mengaku beriman kepada Allah , namun perbuatan mereka selalu menyelisihi syari’at-Nya dan sebaliknya mereka menjadikan hawa nafsunya sebagai illahnya maka hakim kehidupannya tergantung dengan seleranya.
Kalau sudah menyeluruh subhatnya maka sudah tidak ada beda lagi dengan orang yang Allah murkai ( kafir ) , sebagaimana Allah Aza Wajalla berfirman seakan-akan bertanya kepada manusia. Dalam ayat yang mulia ini Allah Aza Wajalla menyuruh Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam untuk bertanya Apakah sama orang yang mengetahui dan orang yang tidak mengetahui?.
Sebagaimana Allah berfirman,
Katakanlah (wahai Muhammad) ( ﻗُﻞْ )
apakah sama orang-2 yg mengetahui ( ﻫَﻞْ ﻳَﺴْﺘَﻮِﻱ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻳَﻌْﻠَﻤُﻮﻥَ )
dan orang-2 yg tidak mengetahui .( ﻭَﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻟَﺎ ﻳَﻌْﻠَﻤُﻮﻥَ )
Sesungguhnya org yg berakallah yg dapat menerima pelajaran. ( ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﻳَﺘَﺬَﻛَّﺮُ ﺃُﻭْﻟُﻮﺍ ﺍﻟْﺄَﻟْﺒَﺎﺏِ )
(QS Az Zumar (39): 9 )
Ini adalah pertanyaan yang tidak perlu dijawab, karena sudah pasti beda orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengatahui, orang yang berilmu dan yang tidak berilmu. Jangankan manusia, hewan saja berbeda antara yang berilmu dan yang tidak berilmu. Allah berfirman, Katakanlah: Dihalalkan bagimu yang baik-baik dan (buruan yang ditangkap) oleh binatang buas yang telah kamu ajar dengan melatih nya untuk berburu (Qs Al-Maidah (5) : 4). Hasil tangkapan binatang pemburu yang terlatih (berilmu) halal dimakan, tidak demikian tangkapan hewan buas pada umumnya.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin membawakan dan menjelaskan ayat diatas di awal bab Keutamaan Ilmu dalam Kitabul Ilmi beliau. Diantaranya beliau berkata, Tidak sama orang yang berilmu dan tidak berilmu, sebagaimana tidak sama orang yang hidup dengan yang mati, yang mendengar dengan yang tuli, yang melihat dengan yang buta. Ilmu adalah cahaya yang dengannya manusia mendapat petunjuk, yang denganya manusia keluar dari kegelapan menuju cahaya. Dengan ilmu Allah mengangkat/melebihkan siapa yang dikehendakinya dari para makhluqNya. Allah berfirman, Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (Qs Al Mujadalah: 11) (kitabul Ilmi, hal 13)
Ilmu adalah yang bersumber dari Al-Quran dan As- Sunah , dengan ilmu seorang muslim beriman kepada Allah dan meyakakini kehidupan didunia ini akan berakhir dan akan ada hari pembalasan.
Ya Allah Ampuni dosa ( sikap ) kami yang bertasabuh (menyerupai ) orang-orang kafir dalam seluruh aktifitas kami.
Wallahuta'allam
Bersambung
Refrensi
Tafsir Ibnu Katsir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar