Resiko Menafsirkan Al-Qur'an tanpa ilmu.
At tafsir bir ra’yi artinya penafsiran seseorang dalam menjelaskan makna-makna Al Qur’an dengan suatu pemahaman khusus yang hanya berlandaskan dengan ra’yu (opini) semata
Mabahits fi Ulumil Qur’an, 351
Mengenai menafhsirkan Al-Qur'an berdasarkan rasio belaka, hukumnya haram menurut riwayat Muhammad ibnu Jarir. Dia mengatakan bahwa:
tlh mnceritakn kpd kami Muhammad ibnu Basysyar حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ
Yahya ibnu Sa'id, Sufyan. حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ
& tlh mnceritakn kpdku Abdul A’la, حَدَّثَنِي عَبْدُ الْأَعْلَى
yaitu Ibnu Amir As-Sa'labi, هُوَ ابْنُ عَامِرٍ الثَّعْلَبِيُّ
dr Sa'id ibnu Jubair, عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ
dr Ibnu Abbas, dr Nabi yg brsabda: عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، عَنِ النَّبِيِّ قَالَ
Barang siapa yg mnafsirkn Al-Qur'an dg pndapatny
sndiri. مَنْ قَالَ فِي الْقُرْآنِ بِرَأْيِهِ
/ dg apa yg tdk ia ktahui, أَوْ بِمَا لَا يَعْلَمُ
mka hndaklah ia bersiap2 mnempati tmpat dudukny di nraka .فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ
(HR. Tirmidzi no. 2951. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini dho’if).
Demikianlah menurut yg diketengahkan o/ Imam Turmuzi & Imam Nasai melalui berbagai jalur dr Sufyan As-Sauri.
Hadis yg sama diriwayatkan pula oleh Imam Abu Daud, dari Musaddad, dari Abu Awanah, dari Abdul A’la scara marfu’.
Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan.
Hal yang sama diriwayatkan pula oleh Ibnu Jarir, dari Yahya ibnu Talhah Al-Yarbu'i, dari Syarik, dari Abdul A’la secara marfu’. Tetapi hadis ini diriwayatkan pula oleh Muhammad ibnu Hummad ibnu Humaid, dari Al-Hakam ibnu Basyir, dari Amr ibnu Qais Al-Malai, dari Abdul A’la, dari Sa'id, dari Ibnu Abbas secara mauquf. Juga dari Muhammad ibnu Humaid, dari Jarir, dari Lais, dari Bakr, dari Said ibnu Jubair, dari ibnu Abbas, dianggap sebagai perkataaan Ibnu Abbas sendiri (mauquf).
Berkata Masruq dalam menjelaskan hadits/ ashar diatas
Hati2 dlm menafsirkan (ayat Al Qur’an) اتقوا التفسير
krena tafsir adalh riwayat
dr Allah. فإنما هو الرواية عن الله
(Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 1: 16. Disebutkan oleh Abu ‘Ubaid dalam Al Fadhoil dengan sanad yang shahih)
Asy Sya’bi mengatakan,
Demi Allah, tdklah satu pun mlainkan tlh kutanyakan, namun (brhati2lah dlm menafsirkan ayat Al Qur’an), والله ما من آية إلا وقد سألت عنها
krena ayat trsbt adalh riwayat dr Allah. ولكنها الرواية عن الله عز وجل
(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, sanadnya shahih).
Ibrahim An Nakho’i berkata,
Para sahabat kami begitu takut ketika menafsirkan suatu ayat, kami ditakut-takuti ketika menafsirkan.
كان أصحابنا يتقون التفسير ويهابونه
(Diriwayatkan oleh Abu ‘Ubaid dalam Al Fadhoil, Ibnu Abi Syaibah dan Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman, sanadnya shahih).
Ibnu Jarir mengatakan, قَالَ ابْنُ جَرِيرٍ
tlh menceritakan kepada kami Al-Abbas ibnu Abdul Azim
Al-Anbari, حَدَّثَنَا الْعَبَّاسُ بْنُ عَبْدِ الْعَظِيمِ العَنْبَرِي
Hayyan ibnu Hilal. حَدَّثَنَا حَبَّان بْنُ هِلَالٍ
Sahl (saudara Hazm), حَدَّثَنَا سُهَيْلٌ أَخُو حَزْمٍ
& Abu Imran Al-Juni, حَدَّثَنَا أَبُو عِمْرَانَ الجَوْني
dari Jundub, عَنْ جُنْدب
bahwa Rasulullah bersabda أن رسول الله قَالَ
Brang siapa yg mngartikan
Al-Qur'an مَنْ قَالَ فِي الْقُرْآنِ
dg pndapatny sndiri, ssungguhny
dia tlh kliru. بِرَأْيِهِ فَقَدْ أَخْطَأ
Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Abu Daud, Imam Turmuzi, dan Imam Nasai, dari hadis Sahl ibnu Abu Hazm Al-Qutai'i. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini berpredikat garib karena ada sebagian ahlul 'ilmi membicarakan tentang diri Suhail. Menurut lafaz hadis lainnya dr mereka jg disbtkan seperti berikut
Barang siapa yg mngartikn Kitabullah مَنْ قَالَ فِي كِتَابِ اللَّهِ
dg pndapatny sndiri بِرَأْيِهِ
& trnyata benar, فَأَصَابَ
maka sesungguhnya dia keliru. فَقَدْ أَخْطَأَ
Dengan kata lain, dia telah memaksakan diri melakukan hal yang tiada pengetahuan baginya tentang hal itu, dan dia telah menempuh jalan selain dari apa yang diperintahkan kepadanya. Seandainya dia benar dalam mengupas makna sesuai dengan apa yang dimaksud, ia masih tetap tergolong keliru karena jalur yang dilaluinya bukan yang semestinya. Perihalnya sama dengan orang yang memutuskan hukum di antara manusia tanpa pengetahuan, maka dia masuk neraka, sekalipun hukum yang diputuskannya sesuai dengan kebenaran yang dimaksud, hanya saja dosanya lebih ringan daripada dosa orang yang keliru.
Allah menamakan org2 yg mnuduh org lain brbuat zina sbagai org2 pndusta, seperti yg disbutkn di dlm firmanNya:
Mngingat mreka tdk mndatangkan saksi2, فَإِذْ لَمْ يَأْتُوا بِالشُّهَداءِ
maka mreka itulah pd sisi Allah org yg brdusta. فَأُولئِكَ عِنْدَ اللَّهِ هُمُ الْكاذِبُونَ
(Qs An-Nur: 13)
Org yg mnuduh brzina adalah pendusta, sekalipun dia menuduh org yg bnar2 brbuat zina, krena dia tlh mnceritakan hal yg tdk dihalalkn bginy mngemukakanny, skalipun dia mmang mnceritakan apa yg dia ketahui dg mata kpala sndiri, mngingat dia mmaksakan diri mlakukan hal yg tiada pngetahuan baginy tentang hal itu.
Segolongan ulama Salaf merasa keberatan menafsirkan sesuatu yg tiada pengetahuan bagi mereka tentang hal itu.
Sehubungan dg hal ini Syu'bah telah meriwayatkan dari Sulaiman, dari Abdullah ibnu Murrah, dari Abu Ma-mar, bahwa Abu Bakar pernah pernah ditanyan mengenai makna abban atau al abb dalam surat Abasa ayat 31: وَفَاكِهَةً وَأَبًّا, namun Abu Bakar mengatakan:
Bumi siapakah tempat aku berpijak, langit siapakah yang menaungiku jika aku mengatakan dalam Kitabullah hal2 yg tidak aku ketahui?
أي سماء تظلني؟ و أي أرض تقلني؟ إذا قلت في كلام الله ما لا أعلم
Langit mana yang akan menaungiku? Bumi mana yang akan menopangku? Jika aku berkata tentang kalamullah yang aku tidak ketahui (tafsirnya)” 6.
Suatu kala Sa’id bin Musayyib ditanya mengenai tafsir sebuah ayat, beliau mengatakan:
kami tidak (berani) beropini sedikit pun mengenai tafsir Al Qur’an
إنا لا نقول في القران شيئا
Beliau katakan demikian karena tidak tahu mengenai tafsir ayat tersebut.
Cara Menafsirkan Al Qur’an yang Benar
Berkata Ibnu Abbas radhiallahu’anhuma sebagaimana yang diriwayatkan oleh As Suyuthi dalam kitab Ad Durr:
Tafsir Al Qur’an ada empat macam: تفسير القرآن على أربعة وجوه
[1] Tafsir yang hanya diketahui para ulama,. تفسير يعلمه العلماء
[2] Tafsir yg smua org tdk diberi udzur untuk mengaku tidak paham, berupa hukum haram
dan haram, وتفسير لا يعذر الناس بجهالته من حلال أو حرام
[3] Tafsir yang bisa diketahui oleh orang Arab dengan bahasanya,
وتفسير تعرفه العرب بلغتها
[4] Tafsir yang hanya diketahui oleh Allah, sehingga barangsiapa ada yg mngaku mengetahuinya maka ia seorang pendusta.وتفسير لا يعلمه إلا الله، فمن ادعى علمه فهو كاذب
Ibnu Katsir menunjukkan bagaimana cara terbaik menafsirkan Al Qur’an sebagai berikut:
1- Menafsirkan Al Qur’an dengan Al Qur’an. Jika ada ayat yang mujmal (global), maka bisa ditemukan tafsirannya dalam ayat lainnya.
2- Jika tidak didapati, maka Al Qur’an ditafsirkan dengan sunnah atau hadits.
3- Jika tidak didapati, maka Al Qur’an ditafsirkan dengan perkataan sahabat karena mereka lebih tahu maksud ayat, lebih-lebih ulama sahabat dan para senior dari sahabat Nabi seperti khulafaur rosyidin yang empat, juga termasuk Ibnu Mas’ud dan Ibnu ‘Umar.
4- Jika tidak didapati, barulah beralih pada perkataan tabi’in seperti Mujahid bin Jabr, Sa’id bin Jubair, ‘Ikrimah (bekas budak Ibnu ‘Abbas), ‘Atho’ bin Abi Robbah, Al Hasan Al Bashri, Masruq bin Al Ajda’, Sa’id bin Al Musayyib, Abul ‘Aliyah, Ar Robi’ bin Anas, Qotadah, dan Adh Dhohak bin Muzahim. (Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim karya Ibnu Katsir, 1: 5-16)
Kesimpulan
Menafsirkan Al Qur’an semata-mata dengan akal dan opini tanpa landasan ilmu yang benar, hukumnya haram dan terlarang melakukannya. Menafsirkan Al Qur’an yang benar adalah menafsirkannya dengan ayat Al Qur’an yang lain, jika tidak terdapat pada ayat yang lain, maka cari penafsirannya pada As Sunnah, jika tidak terdapat pada As Sunnah, maka cari tafsirnya dari penjelasan para Sahabat Nabi, jika tidak terdapat pada penjelasan sahabat Nabi, maka merujuk pada penjelasan para tabi’in, jika tabi’in berselisih maka diambil pendapat terkuat yang sesuai dengan kaidah bahasa Arab dan kaidah tafsir.
Wallahu'allam
**********
Bersambung
Http//abuafka@blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar