Rabu, 27 Juni 2018

ANDAI SYA'BAN INI TERAKHIRKU

Bismillah

Kajian ke 6
ANDAI SYA'BAN INI TERAKHIRKU

Bulan Sya’ban adalah bulan yang terletak setelah bulan Rajab dan sebelum bulan Ramadhan.

Bulan ini memiliki banyak keutamaan dalam ibadah-ibadah yang dilakukan Rasulullah ﷺ.

Diantara amalan-amalan Rasulullah ﷺ dibulan sya'ban adalah beliau memperogramkan hari2nya beliau dengan memperbanyak berpuasa di bulan ini sebagai persiapan menghadapi bulan Ramadhan.

Bulan ini dinamakan bulan Sya’ban karena di saat penamaan bulan ini banyak orang Arab yang berpencar-pencar mencari air atau berpencar-pencar di gua-gua setelah lepas bulan Rajab.

Ibnu Hajar Al-‘Asqalani mengatakan:
Dinamakan Sya’ban karena mereka berpencar2
mencari air ( ﻭَﺳُﻤِّﻲَ ﺷَﻌْﺒَﺎﻥُ ﻟِﺘَﺸَﻌُّﺒِﻬِﻢْ ﻓِﻲْ ﻃَﻠَﺐِ ﺍﻟْﻤِﻴَﺎﻩِ )
atau di dalam gua2 setelah bulan Rajab
Al-Haram ( ﺃَﻭْ ﻓِﻲْ ﺍﻟْﻐَﺎﺭَﺍﺕِ ﺑَﻌْﺪَ ﺃَﻥْ ﻳَﺨْﺮُﺝَ ﺷَﻬْﺮُ ﺭَﺟَﺐِ ﺍﻟْﺤَﺮَﺍﻡِ )
Sebab penamaan ini lebih baik dari yg disebutkan sebelumnya. ( ﻭَﻫَﺬَﺍ ﺃَﻭْﻟَﻰ ﻣِﻦَ ﺍﻟَّﺬِﻱْ ﻗَﺒْﻠَﻪُ )
Dan disebutkan sebab lainnya dari yg telah
disebutkan. ( ﻭَﻗِﻴْﻞَ ﻓِﻴْﻪِ ﻏُﻴْﺮُ ﺫﻟِﻚَ )
( Lihat Fathul-Bari (IV/213), Bab Shaumi Sya’ban )

Rasulullah ﷺ mengoptimalkan Ibadah dibulan Sya'ban
dan mensunnahkan untuk lebih sungguh-sungguh menghitung Bulan Sya’ban
Sebagaimana hadits dari ‘Aisyah beliau berkata :
Bahwasanya Rasulullah? ( ﻛَﺎﻥَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ )
bersungguh2 menghitung bulan
Sya’ban ( ﻳَﺘَﺤَﻔَّﻆُ ﻣِﻦْ ﻫِﻼَﻝِ ﺷَﻌْﺒَﺎﻥَ )
melebihi kesungguhannya di selain
Sya’ban. ( ﻣَﺎ ﻻَ ﻳَﺘَﺤَﻔَّﻆُ ﻣِﻦْ ﻏَﻴْﺮِﻩِ )
Kemudian beliau shaum setelah melihat
hilal Ramadhan. ( ﺛُﻢَّ ﻳَﺼُﻮﻡُ ﻟِﺮُﺅْﻳَﺔِ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ )
(Shahih Sunan Abi Dawud hadits no. 2325, karya Asy-Syaikh Al Albani).

Bulan Sya’ban adalah bulan yang penuh kebaikan. Di bulan tersebut banyak yang lalai untuk beramal sholeh karena yang sangat dinantikan adalah bulan Ramadhan. Sebagaimana hadits Rasulullah ﷺ bersabda dibulan ini manusia banyak lalai & meremehkan.

Diriwayatkan dari Usamah bin Zaid
bahwasanya dia berkata ( ﻋَﻦْ ﺃُﺳَﺎﻣَﺔَ ﺑْﻦِ ﺯَﻳْﺪٍ، ﻗَﺎﻝَ )
Ya Rasulullah ( ﻗُﻠْﺖُ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ )
Saya tidak pernah melihat engkau berpuasa
dalam 1 bulan ( ﻟَﻢْ ﺃَﺭَﻙَ ﺗَﺼُﻮﻡُ ﺷَﻬْﺮًﺍ )
di banding bulan2 lain seperti engkau berpuasa
di bulan Sya’ban ? ( ﻣِﻦَ ﺍﻟﺸُّﻬُﻮﺭِ ﻣَﺎ ﺗَﺼُﻮﻡُ ﻣِﻦْ ﺷَﻌْﺒَﺎﻥَ )
Beliau menjawab ( ﻗَﺎﻝَ )
Itu adalah bulan yang banyak manusia
melalaikannya ( ﺫَﻟِﻚَ ﺷَﻬْﺮٌ ﻳَﻐْﻔُﻞُ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﻋَﻨْﻪُ )
terletak antara bulan Rajab ( ﺑَﻴْﻦَ ﺭَﺟَﺐٍ )
dan Ramadhan. ( ﻭَﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ )
Dia adalah bulan amalan2 di angkat menuju Rabb semesta alam. ( ﻭَﻫُﻮَ ﺷَﻬْﺮٌ ﺗُﺮْﻓَﻊُ ﻓِﻴﻪِ ﺍﻷَﻋْﻤَﺎﻝُ ﺇِﻟَﻰ ﺭَﺏِّ ﺍﻟْﻌَﺎﻟَﻤِﻴﻦَ )
Dan saya suka jika amalanku diangkat dalam keadaan saya sedang berpuasa. ( ﻓَﺄُﺣِﺐُّ ﺃَﻥْ ﻳُﺮْﻓَﻊَ ﻋَﻤَﻠِﻲ ﻭَﺃَﻧَﺎ ﺻَﺎﺋِﻢٌ )
( HR An-Nasai no. 2357. Syaikh Al-Albani menghasankannya dalam Shahih Sunan An-Nasai ).

Apa saja yang diprogramkan oleh Rasulullah ﷺ dan para as-salafush-shalih pada bulan sya'ban ?.

◇ Pertama. Memperbanyak puasa

Dalilnya Sebagaimana Rasululluh ﷺ memperbanyak puasa pada bulan ini tidak seperti beliau berpuasa pd bulan2 yg lain.
Diriwayatkan dari ‘Aisyah bahwasanya
dia berkata ( ﻋَﻦْ ﻋَﺎﺋِﺸَﺔَ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻬَﺎ ﻗَﺎﻟَﺖْ )
Dulu Rasulullah ( ﻛَﺎﻥَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ )
berpuasa sampai kami mengatakan bahwa
beliau tidak berbuka ( ﻳَﺼُﻮﻡُ ﺣَﺘَّﻰ ﻧَﻘُﻮﻝَ ﻻَ ﻳُﻔْﻄِﺮُ )
dan berbuka sampai kami mengatakan bahwa
beliau tidak berpuasa. ( ﻭَﻳُﻔْﻄِﺮُ ﺣَﺘَّﻰ ﻧَﻘُﻮﻝَ ﻻَ ﻳَﺼُﻮﻡُ )
Dan saya tdk pernah melihat Rasulullah ( ﻓَﻤَﺎ ﺭَﺃَﻳْﺖُ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ) menyempurnakan puasa dlm sebulan ( ﺍﺳْﺘَﻜْﻤَﻞَ ﺻِﻴَﺎﻡَ ﺷَﻬْﺮٍ )
kecuali di bulan Ramadhan. ( ﺇِﻻَّ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ )
Dan aq tdk pernah melihat beliau berpuasa yg lbh banyak dripada bulan Sya’ban. ( ﻭَﻣَﺎ ﺭَﺃَﻳْﺘُﻪُ ﺃَﻛْﺜَﺮَ ﺻِﻴَﺎﻣًﺎ ﻣِﻨْﻪُ ﻓِﻲ ﺷَﻌْﺒَﺎﻥَ )
( HR Al-Bukhari no. 1969 dan Muslim 1156/2721).

Begitu pula istri beliau Ummu Salamah
radhiallahu ‘anha mengatakan
Saya tidak pernah mendapatkan Nabi ( ﻣَﺎ ﺭَﺃَﻳْﺖُ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲَّ ﷺ )
berpuasa dua bulan berturut-turut ( ﻳَﺼُﻮﻡُ ﺷَﻬْﺮَﻳْﻦِ ﻣُﺘَﺘَﺎﺑِﻌَﻴْﻦِ )
Kecuali bulan Sya’ban dan Ramadhan. ( ﺇِﻻَّ ﺷَﻌْﺒَﺎﻥَ ﻭَﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ )

( HR An-Nasai no. 2175 dan At-Tirmidzi no. 736.
Dishahih-kan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan An-Nasai )

Ulama menjelaskan apakah ada puasa khusus dibulan sya'ban?

Al -Jawab Tidak ada puasa khusus , yang ada puasa sunah yg telah dicontohkan oleh Rosulullah ﷺ.

Ini menunjukkan bahwa Rasulullah ﷺ hampir berpuasa Sya’ban seluruhnya.

Para ulama menyebutkan bahwa puasa di bulan Sya’ban meskipun dia hanya puasa sunnah, tetapi memiliki peran penting untuk menutupi kekurangan puasa wajib di bulan Ramadhan.

Contohnya seperti shalat fardhu, shalat fardhu memiliki shalat sunnah rawatib, yaitu: qabliyah dan ba’diyah. Shalat-shalat tersebut bisa menutupi kekurangan shalat fardhu yang dikerjakan.

Sama halnya dengan puasa Ramadhan, dia memiliki puasa sunnah di bulan Sya’ban dan puasa sunnah enam hari di bulan Syawwal. Orang yang memulai puasa di bulan Sya’ban insya Allah tidak terlalu kesusahan menghadapi bulan Ramadhan.

◇ Kedua. Membaca Al-Qur’an

Membaca Al-Qur’an mulai diperbanyak dari awal bulan Sya’ban , sehingga ketika menghadapi bulan Ramadhan, seorang muslim akan bisa menambah lebih banyak lagi bacaan Al-Qur’an-nya.

Sebagaimana amalannya para as-salafush-shalih.
Salamah bin Kuhail rahimahullah berkata:
Dulu dikatakan bahwa bulan Sya’ban adalah bulan para qurra’ (pembaca Al-Qur’an). ( ﻛَﺎﻥَ ﻳُﻘَﺎﻝُ ﺷَﻬْﺮُ ﺷَﻌْﺒَﺎﻥَ ﺷَﻬْﺮُ ﺍﻟْﻘُﺮَّﺍﺀِ )
( Lihat: Lathaiful-Ma’arif libni Rajab Al-Hanbali hal. 138.)

Begitu pula yang dilakukan oleh ‘Amr bin Qais rahimahullah apabila beliau memasuki bulan Sya’ban beliau menutup tokonya dan mengosongkan dirinya untuk membaca Al-Qur’an.

◇ Tiga. Mengerjakan amalan-amalan shalih.

Seluruh amalan shalih disunnahkan dikerjakan di setiap waktu. Untuk menghadapi bulan Ramadhan para ulama terdahulu membiasakan amalan-amalan shalih semenjak datangnya bulan Sya’ban , sehingga mereka sudah terlatih untuk menambahkan amalan-amalan mereka ketika di bulan Ramadhan.

Abu Bakr Al-Balkhi rahimahullah pernah mengatakan:
Bulan Rajab adalah bulan menanam ( ﺷَﻬْﺮُ ﺭَﺟَﺐ ﺷَﻬْﺮُ ﺍﻟﺰَّﺭْﻉِ )
bulan Sya’ban adalah bulan menyirami
tanaman ( ﻭَﺷَﻬْﺮُ ﺷَﻌْﺒَﺎﻥَ ﺷَﻬْﺮُ ﺳُﻘْﻲِ ﺍﻟﺰَّﺭْﻉِ )
dan bulan Sya’ban adalah bulan memanen
tanaman. ( ﻭَﺷَﻬْﺮُ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ﺷَﻬْﺮُ ﺣَﺼَﺎﺩِ ﺍﻟﺰَّﺭْﻉِ )

Dan dia juga mengatakan:
Perumpamaan bulan Rajab adalah
seperti angin ( ﻣَﺜَﻞُ ﺷَﻬْﺮِ ﺭَﺟَﺐٍ ﻛَﺎﻟﺮِّﻳْﺢِ )
bulan Sya’ban seperti awan yg
membawa hujan ( ﻭَﻣَﺜُﻞ ﺷَﻌْﺒَﺎﻥَ ﻣَﺜَﻞُ ﺍﻟْﻐَﻴْﻢِ )
dan bulan Ramadhan seperti
hujan. ( ﻭَﻣَﺜَﻞُ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ﻣَﺜَﻞُ ﺍْﻟﻤﻄَﺮِ )
Barang siapa yg tidak menanam
di bulan Rajab ( ﻭَﻣَﻦْ ﻟَﻢْ ﻳَﺰْﺭَﻉْ ﻭَﻳَﻐْﺮِﺱْ ﻓِﻲْ ﺭَﺟَﺐٍ )
dan tidak menyiraminya di bulan
Sya’ban ( ﻭَﻟَﻢْ ﻳَﺴْﻖِ ﻓِﻲْ ﺷَﻌْﺒَﺎﻥَ )
bagaimana mungkin dia memanen hasilnya
di bulan Ramadhan.( ﻓَﻜَﻴْﻒَ ﻳُﺮِﻳْﺪُ ﺃَﻥْ ﻳَﺤْﺼِﺪَ ﻓِﻲْ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ )
( Lihat: Lathaiful-Ma’arif libni Rajab Al-Hanbali hal. 130.)

◇ Menjauhi perbuatan syirik dan permusuhan di antara kaum muslimin.

Rasulullah ﷺ menyebutkan bahwa Allah ta’ala akan mengampuni orang2 yg tidak berbuat syirik dan orang2 yg tidak memiliki permusuhan dengan saudara seagamanya.

Rasulullah ﷺ bersabda:
Sesungguhnya Allah muncul di malam pertengahan
bulan Sya’ban ( ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻟَﻴَﻄَّﻠِﻊُ ﻓِﻲ ﻟَﻴْﻠَﺔِ ﺍﻟﻨِّﺼْﻒِ ﻣِﻦْ ﺷَﻌْﺒَﺎﻥَ )
dan mengampuni seluruh makhluknya ( ﻓَﻴَﻐْﻔِﺮُ ﻟِﺠَﻤِﻴﻊِ ﺧَﻠْﻘِﻪِ )
kecuali orang musyrik dan musyahin. ( ﺇِﻻَّ ﻟِﻤُﺸْﺮِﻙٍ ﺃَﻭْ ﻣُﺸَﺎﺣِﻦٍ )
(HR Ibnu Majah no. 1390. Di-shahih-kan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan Ibni Majah).

Musyahin ( ﻣُﺸَﺎﺣِﻦٍ ) adalah orang yg memiliki permusuhan dengan saudaranya.

Rasulullah ﷺ juga secara khusus tentang orang yang memiliki permusuhan dengan saudara seagamanya:

Pintu-pintu surga dibuka setiap hari Senin
dan Kamis ( ﺗُﻔْﺘَﺢُ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻻِﺛْﻨَﻴْﻦِ ﻭَﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﺨَﻤِﻴﺲِ )
dan akan diampuni seluruh hamba ( ﻓَﻴُﻐْﻔَﺮُ ﻟِﻜُﻞِّ ﻋَﺒْﺪٍ )
kec org yg berbuat syirik kpd Allah ( ﻻَ ﻳُﺸْﺮِﻙُ ﺑِﺎﻟﻠَّﻪِ ﺷَﻴْﺌًﺎ )
dikecualikan lagi orang yg memiliki permusuhan
antara dia dg saudaranya.( ﺇِﻻَّ ﺭَﺟُﻼً ﻛَﺎﻧَﺖْ ﺑَﻴْﻨَﻪُ ﻭَﺑَﻴْﻦَ ﺃَﺧِﻴﻪِ ﺷَﺤْﻨَﺎﺀُ )
Kemudian dikatakan ( ﻓَﻴُﻘَﺎﻝُ )
Tangguhkanlah kedua orang ini sampai
keduanya berdamai. ( ﺃَﻧْﻈِﺮُﻭﺍ ﻫَﺬَﻳْﻦِ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﺼْﻄَﻠِﺤَﺎ )
Tangguhkanlah kedua orang ini sampai
keduanya berdamai. ( ﺃَﻧْﻈِﺮُﻭﺍ ﻫَﺬَﻳْﻦِ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﺼْﻄَﻠِﺤَﺎ )
Tangguhkanlah kedua orang ini sampai
keduanya berdamai ( ﺃَﻧْﻈِﺮُﻭﺍ ﻫَﺬَﻳْﻦِ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﺼْﻄَﻠِﺤَﺎ )
( HR Muslim no. 2565/6544.)

Oleh karena itu sudah sepantasnya kita menjauhi segala bentuk kesyirikan baik yang kecil maupun yang besar, begitu juga kita menjauhi segala bentuk permusuhan dengan teman-teman muslim kita.

Wallahu'allam.
Bersambung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar