Minggu, 19 Desember 2021

Shalat ke 2. Penjelasan Hadits Al-musii’ fii shalatihi

Shalat ke 2
Penjelasan Hadits Al-musii’ fii shalatihi(org yg jelek dlm shalatnya Rifa‟ah Ibnu Rafi‟ ).

©Pertama.
Ssungguhny ada ssorg إِنَّ الرَّجُلَ
yg shalat slama 60 thn
لَيُصَلِّي سِتِّينَ سَنَةً
nmun tdk ditrima (o/ Allah)
amalan shalatny slama itu walau 1 shalatpun.  مَا تُقْبَلُ لَهُ صَلَاةٌ
Blh jd (sbabny) dia smpurnakn ruku’ny  لَعَلَّهُ يُتِمُّ الرُّكُوعَ
ttapi sujudny kurang smpurna
وَلَا يُتِمُّ السُّجُودَ
(dmikian pula sebalikny) ia mnympurnakn sujudny وَيُتِمُّ السُّجُودَ 
namun tdk mnyempurnakn ruku'ny
وَلَا يُتِمُّ الرُّكُوعَ

[HR. Ibn Abi Syaibah dlm Al Mushannaf I: 288 dan Al Ashbahani dalam At Targhib 1895. Kata Al Albani rahimahullah dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I: 347 dan dalam As Shahihah 2535: Sanadnya hasan, seluruh perawinya kredibel].

Kalau org ini mati dg kondisi sholat yg dmikian  لَوْ مَاتَ هَذَا عَلَى ما هو عليه 
maka dia mati bukan di atas ajaran Muhammad  مَاتَ عَلَى غَيْرِ مِلَّةِ مُحَمَّدٍ
(Musnad Abu Ya’la No 7184, diriwayatkan oleh ath Thabrani dalam al Kabiir No 3840, dihasankan oleh al Albani dalam Shifat ash Shalah halaman 131)

©©Kedua.
Hadits Al-musii’ fii shalatihi, org yg jelek dlm shalatnya.

Dari Abu Hurairah, عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ 
Nabi أَنَّ النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم
ketika masuk masjid, دَخَلَ الْمَسْجِدَ 
maka msuklah ssorg lalu ia mlaksanakn shalat. فَدَخَلَ رَجُلٌ فَصَلَّى

Setelah itu, ia datang & mmberi salam pd Nabi ثُمَّ جَاءَ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِىِّ
lalu bliau mnjawab salamny Bliau brkata,  فَرَدَّ النَّبِىُّ عَلَيْهِ السَّلاَمَ فَقَالَ

Ulangilh shalatmu  ارْجِعْ فَصَلِّ
krna ssungguhny engkau tdklalh shalat.فَإِنَّكَ لَمْ تُصَلِّ 

Lalu ia pun shalat فَصَلَّى
& datang lalu mmberi salam pd Nabi  ثُمَّ جَاءَ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِىِّ  
Beliau ttap brkata yg sama
seperti sebelumny فَقَالَ

Ulangilah shalatmu  ارْجِعْ فَصَلِّ
krna ssungguhny engkau tdklh shalat smpai diulangi hingga 3X
فَإِنَّكَ لَمْ تُصَلِّ ثَلاَثًا
Org yg jelek shalatny telrsbt brkata, فَقَالَ
Dmi yg mngutusmu mmbawa kbenaran,  وَالَّذِى بَعَثَكَ بِالْحَقِّ
Q tdk bisa mlakukan shalat sbaik dr itu.   فَمَا أُحْسِنُ غَيْرَهُ 
Makanya ajarilah aku!  فَعَلِّمْنِى
Rasulullah lantas mngajariny قَالَ
& brsabda,  قَالَ 

Jka engkau hndak shalat 
 إِذَا قُمْتَ إِلَى الصَّلاَةِ
maka bertakbirlah. فَكَبِّرْ 
Kmudn bcalah ayat Alquran yg mudah bgimu.
ثُمَّ اقْرَأْ مَا تَيَسَّرَ مَعَكَ مِنَ الْقُرْآنِ 

Lalu rukuklah ثُمَّ ارْكَعْ
& sertai thumakninah ketika rukuk.
 حَتَّى تَطْمَئِنَّ رَاكِعًا
Llu bangkitlah & briktidallah smbil brdiri. ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَعْتَدِلَ قَائِمًا 
Kmudian sujudlah ثُمَّ اسْجُدْ
sertai thumakninah ketika sujud.
 حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا
Kmudian bangkitlah  ثُمَّ ارْفَعْ
& duduk antara 2 sujud sambil thumakninah. حَتَّى تَطْمَئِنَّ جَالِسًا

Kmudian sujud kmbali  ثُمَّ اسْجُدْ
sambil disertai thumakninah ketika sujud.  حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا 

Lakukan sperti itu dlm stiap shalatmu. ثُمَّ افْعَلْ ذَلِكَ فِى صَلاَتِكَ كُلِّهَا

(HR. Bukhari, no. 793 & Muslim, no. 397).


Faedah hadits
Pertama.
Hadits ini punya kedudukan yg mulia, dikenal dg hadits al-musii’ fii shalatihi, org yg jelek dlm shalatnya.

Kedua.
Tanda hadits ini begitu penting karena berisi berbagai hukum dalam tata cara shalat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang di mana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam jelaskan lewat lisan beliau. Dan sesuai kaedah dalam ilmu ushul fiqh “al-qaul muqaddam ‘ala mujarrad al-fi’li” (perkataan lebih didahulukan dari sekadar perbuatan). 

Ketiga.
Menurut Ibnu Hajar Al asqolani 
thumakninah itu diam sejenak & tenang.

Dasar yg menunjukkan bahwa thumakninah termasuk wajib dlm shalat adalah hadits dari Abu Qatadah  Rasulullah brsabda,

Sejahat2 pencuri adlh yg mncuri dr shalatny.
أَسْوَأُ النَّاسِ سَرِقَةً الَّذِي يَسْرِقُ مِنْ صَلاَتِهِ
Para sahabat bertanya قَالُوْا
Wahai Rasulullah يَا رَسُوْلَ اللهِ
bagaimana mencuri dr 
shalatny?  وَكَيْفَ يَسْرِقُ مِنْ صَلاَتِهِ؟
Rasulullah brkata قَالَ
Ia tdk mnyempurnakaln rukuk & sujudny. لاَ يُتِمُّ رُكُوْعُهَا وَلاَ سُجُوْدُهَا
/ bliau brsabda, أَوْ قَالَ
Ia tdk mnegakkan punggungny
لاَ يُقِيْمُ صُلْبَهُ
ktika rukun & sujud. 
 فِي الرُّكُوْعِ وَ السُّجُودِ

(HR. Ahmad, 22:569. Syaikh ‘Abdullah Al-Fauzan mengatakan dalam Minhah Al-‘Allam, 3:12, bahwa sanad hadits ini sahih).

Mengenai kadar thumakninah ada perbedaan pendapat di antara para ulama. Ada yg menyatakan bahwa thumakninah adalah sukun (tenang) walaupun sebentar. Ini seperti pengertian secara bahasa dari thumakninah. Sedangkan pendapat lainnya menyatakan bahwa thumakninah adalah sekadar dzikir yang dibaca tanpa tergesa-gesa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar