Ketahuilah
1 Kebaikan 700 Buahnya
Allah Aza Waajalla berfirman
Perumpamaan orang yg menginfakkan ( مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ )
hartanya di jalan Allah ( اَمْوَالَهُمْ فِىْ سَبِيْلِ اللّٰهِ )
seperti sebutir biji yg menumbuhkan tujuh
tangkai, ( كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ )
pada setiap tangkai ada seratus biji. ( فِىْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍؕ )
Allah melipatgandakan bagi siapa yang
Dia kehendaki, ( وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَآءُ )
dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui. ( وَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ )
( Qs Al-Baqarah :261)
Penjelasan
Perumpamaan org yg menginfakkan ( مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ )
hartanya di jalan Allah ( اَمْوَالَهُمْ فِىْ سَبِيْلِ اللّٰهِ )
Dalam kitab tafsirnya, al-Thabari menyontohkan infak seperti di jalan Allah seperti jihad dengan nyawa dan hartanya.
seperti sebutir biji yg menumbuhkan
tujuh tangkai, ( كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ )
pada setiap tangkai ada seratus biji. ( فِىْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍؕ )
Mereka yang berjihad diumpamakan seperti benih yang ditanam dan tumbuh setiap benihnya tujuh ratus cabang.
Al-Thabari mengutip riwayat dari Musa ibn Burhan, dikatakan bahwa orang yang berinfak di jalan Allah akan dilipatgandakan pahalanya sebanyak tujuh ratus kali.
Selanjutnya
Dia kehendaki, ( وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَآءُ )
dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui. ( وَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ )
Al-Thabari menjelaskan firman Allah akan melipatgandakan pahala hambanya setelah berinfak di jalanNya. Orang-orang yang berinfak demi mengharap keridhaan Allah, maka tidak akan pernah hartanya berkurang. ( Tafsir Al-Thabari Abu Ja’far Muhammad ibn Jarîr al-Thabarî dalam Jamî’ al-Bayân an Takwil Ay al-Qur’ân).
Ibnu Katsir rahimahullah dalam tafsirnya mengatakan, Ayat ini sangat memotivasi hati untuk gemar berinfak. Ayat ini merupakan isyarat bahwa setiap amal sholih yang dilakukan akan diiming-imingi pahala yang berlimpah bagi pelakunya. Sebagaimana Allah mengiming-imingi tanaman bagi siapa yang menanamnya di tanah yang baik (subur). Terdapat dalam hadits bahwa setiap kebaikan akan dilipatgandakan hingga 700 kali lipat. Inilah permisalan yang Allah gambarkan yang menunjukkan berlipat gandanya pahala orang yang berinfak di jalan Allah dengan selalu selalu mengharap ridho-Nya.
( Tafsir Ibnu Katsir )
(Perumpamaan) atau sifat nafkah dari (orang-orang yang membelanjakan harta mereka di jalan Allah) artinya dalam menaati-Nya (adalah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh buah tangkai, pada masing-masing tangkai seratus biji.) Demikianlah pula halnya nafkah yang mereka keluarkan itu menjadi 700 kali lipat. (Dan Allah melipatgandakan) lebih banyak dari itu lagi (bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan Allah Maha Luas) karunia-Nya (lagi Maha Mengetahui) siapa-siapa yang seharusnya beroleh ganjaran yang berlipat ganda itu.
(Tafsir Jalalayn)
Kesimpulan
Ayat diatas Allah memperumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.
Hal ini merupakan perumpamaan yang dibuat oleh Allah untuk menggambarkan perlipatgandaan pahala bagi orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah dan mencari keridaan-Nya. Setiap amal kebaikan itu dilipatgandakan pahalanya menjadi sepuluh kali lipat, sampai kepada tujuh ratus kali lipat.
Perumpamaan ini lebih berkesan dalam hati daripada hanya menyebutkan sekadar bilangan tujuh ratus kali lipat, mengingat dalam ungkapan perumpamaan tersebut tersirat pengertian bahwa amal-amal saleh itu dikembangkan pahalanya oleh Allah buat para pelakunya, sebagaimana seorang petani menyemaikan benih di lahan yang subur. Sunnah telah menyebutkan adanya perlipatgandaan tujuh ratus kali lipat ini bagi amal kebaikan.
Sebuah kisah pendorong dari imam Ahmad
yang menceritakan bahwa kami datang ke rumah
Abu Ubaidah ( دَخَلْنَا عَلَى أَبِي عُبَيْدَةَ بْنِ الْجَرَّاحِ )
dalam rangka menjenguknya karena ia sedang mengalami
sakit pada bagian lambungnya. ( نَعُودُهُ مِنْ شَكْوَى أَصَابَهُ )
Saat itu istrinya bernama Tuhaifah duduk di dekat
kepalanya. ( وَامْرَأَتُهُ تُحَيْفَة قَاعِدَةٌ عِنْدَ رَأْسِهِ )
Lalu kami berkata, Bagaimanakah keadaan
Abu Ubaidah semalam? ( قُلْنَا: كَيْفَ بَاتَ أَبُو عُبَيْدَةَ؟ )
Tuhaifah menjawab, Demi Allah, sesungguhnya dia menjalani
malam harinya dengan berpahala.( قَالَتْ: وَاللَّهِ لَقَدْ بَاتَ بِأَجْرٍ )
Abu Ubaidah menjawab, Aku tidak menjalani malam hariku
dengan berpahala.( قَالَ أَبُو عُبَيْدَةَ: مَا بَتُّ بِأَجْرٍ )
Saat itu Abu Ubaidah menghadapkan wajahnya
ke arah tembok, ( وَكَانَ مُقْبِلًا بِوَجْهِهِ عَلَى الْحَائِطِ )
Lalu ia menghadapkan wajahnya ke arah kaum
yang menjenguknya ( فَأَقْبَلَ عَلَى الْقَوْمِ بِوَجْهِهِ )
dan berkata, Janganlah kalian menanyakan kepadaku
tentang apa yang telah kukatakan. ( وَقَالَ: أَلَا تَسْأَلُونِي عَمَّا قُلْتُ؟ )
Mereka berkata, Kami sangat heran dgn ucapanmu itu,
karenanya kami menanyakan kepadamu, apa yang
dimaksud dengannya? ( قَالُوا: مَا أَعْجَبَنَا مَا قَلْتَ فَنَسْأَلُكَ عَنْهُ)
Abu Ubaidah berkata bahwa ia pernah mendengar
Rasulullah bersabda ( قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ )
Barang siapa yang membelanjakan sejumlah harta lebihan
di jalan Allah, ( مَنْ أَنْفَقَ نَفَقَةً فَاضِلَةً فِي سَبِيلِ اللَّهِ )
maka pahalanya diperlipatgandakan tujuh ratus kali. ( فَبِسَبْعِمِائَةٍ )
Dan barang siapa yang membelanjakan nafkah buat dirinya
dan keluarganya ( وَمَنْ أَنْفَقَ عَلَى نَفْسِهِ وَأَهْلِهِ )
atau menjenguk orang yang sakit ( أَوْ عَادَ مَرِيضًا )
atau menyingkirkan gangguan (dari jalan), ( أَوْ مازَ أَذًى )
maka suatu amal kebaikan (pahalanya) sepuluh kali lipat
kebaikan yang semisal. ( فَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا)
Puasa adalah benteng selagi orang yang bersangkutan
tidak membobolnya. ( وَالصَّوْمُ جُنَّةٌ مَا لَمْ يَخْرُقْهَا )
Dan barang siapa yang mendapat suatu cobaan dari Allah
pada tubuhnya, ( وَمَنِ ابْتَلَاهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ )
maka hal itu baginya merupakan penghapus
(dosa). ( بِبَلَاءٍ فِي جَسَدِهِ فَهُوَ لَهُ حِطَّةٌ )
(HR.Ahmad dan Nasai dalam tafsir Ibnu Katsir )
Dalam hadits lain diriwayatkan juga oleh Imam Ahmad:
bahwa ada seorang lelaki menyedekahkan seekor unt
yg telah diberi tali kendali,( أَنَّ رَجُلًا تَصَدَّقَ بِنَاقَةٍ مَخْطُومَةٍ فِي سَبِيلِ اللَّه )
maka Rasulullah bersabda: ( فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ )
Sesungguhnya kamu akan datang di hari kiamat nanti
dengan membawa tujuh ratus ekor unta yang telah diberi
tali kendali ( لَتَأْتِيَنَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِسَبْعِمِائَةِ نَاقَةٍ مَخْطُومَةٍ )
Hadits diatas terdapat juga pada Imam Muslim dan Imam Nasai meriwayatkannya melalui hadis Sulaiman ibnu Mihran, dari Al-A'masy dengan lafaz yang sama.
Seorang lelaki datang dengan membawa seekor unta
yang telah diberi tali kendali, ( جَاءَ رَجُلٌ بِنَاقَةٍ مَخْطُومَةٍ )
lalu ia berkata, Wahai Rasulullah, unta ini untuk
sabilillah. ( فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، هَذِهِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ )
Maka beliau bersabda, Kamu kelak di hari kiamat akan
mendapatkan tujuh ratus ekor unta
karenanya.( فَقَالَ: لَكَ بِهَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَبْعُمِائَةِ نَاقَةٍ )
(HR.MUSLIM ).
Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak akan menyia-nyiakan iman dan amal shaloh hambanya serta tidak akan menyalahi janji.
Walloohu a’lam
http:// Abuafka.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar