Rabu, 26 Juli 2017

Sikap Seorang Mukmin Ketika Musim Panen Tiba , Hasil baik / buruk ke (1).

Bismillah

Dari Shuhaib radhiyallahu’anhu. Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam bersabda,
Alangkah menakjubkannya kehidupan seorang mukmin. ( عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ )
Sungguh seluruh kehidupannya baik. ( إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ  )
Hal itu tidak dimiliki melainkan oleh mukmin. ( وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ )
Jika dikaruniai kebaikan maka ia bersyukur,( إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ )
dan itu baik untuknya. ( فَكَانَ خَيْرًا لَهُ )
Dan jika ditimpa keburukan maka ia bersabar,( وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ )
dan itu baik untuknya . ( فَكَانَ خَيْرًا لَهُ )
(HR. Muslim )

Kehidupan seorang mukmin selalu berusaha menyelaraskan hidupnya dengan Wahyu, karena seorang  hamba di dunia bagaikan roda, kadang ia di bawah dan kadang di atas. Dalam seluruh kondisi tersebut seorang mukmin selalu dalam kebaikan. Sebab manakala posisinya di atas, ia akan menyikapinya dengan bersyukur. Dan ketika posisinya di bawah, ia akan menghadapinya dengan kesabaran. Kedua sikap syukur dan sabar, akan menghantarkannya kepada kebaikan dan keridhaan Allah ta’ala. Diantara hikmah yg didapatkan seorang mukmin selalu bersikap husnuzon terhadap keputusan Allah dan yakin takdir-Nya adalah yang terbaik.

Allah ta'la berfirman ;
Boleh jadi ( وَعَسَى )
kalian membenci sesuatu, ( أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا )
padahal ia ( وَهُوَ )
amat baik bagi kalian.( خَيْرٌ لَكُمْ )
dan boleh jadi (pula) ( وَعَسَى )
kalian menyukai sesuatu, ( أَنْ تُحِبُّواشَيْئًا )
padahal ia ( وَهُوَ )
amat buruk bagi kalian.( شَرٌّ لَكُم )
(Qs Al-Baqarah: 216)

Hal ini bersifat umum mencakup semua perkara. Adakalanya seseorang mencintai sesuatu, sedangkan padanya tidak ada kebaikan atau suatu maslahat pun baginya.
Kemudian lanjutanya ,
Allah mengetahui, ( وَاللَّهُ يَعْلَمُ )
sedangkan kalian ( وَأَنْتُمْ )
tidak mengetahui. ( لَا تَعْلَمُونَ )
(Qs Al-Baqarah: 216)

Maksudnya adalah Allah lebih mengetahui tentang akibat dari semua perkara daripada kalian, dan lebih melihat tentang hal-hal yang di dalamnya terkandung kemaslahatan dunia dan akhirat bagi kalian. Maka perkenankanlah seruan-Nya dan taatilah perintah-Nya, mudah-mudahan kalian mendapat petunjuk.

Sedangkan bentuk syukur seorang mukmin dapat diwujudkan dengan tiga rangkai :

~Bersyukur dengan hati
Wajib seorang mukmin meyakini sepenuh hati bahwa seluruh nikmat bersumber dari Allah ta’ala.
Allah Aza Wajalla mengingatkan,
Dan apa saja nikmat yg ada pada kamu, ( وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ  )
maka dari Allah-lah (datangnya)( فَمِنَ اللهِ )
(QS. An-Nahl (16) : 53 )

Namun realita ditengah -2 masyarakat dalam praktek kesehariannya membuktikan bahwa mereka masih belum meyakini betul bahwa nikmat yang mereka rasakan bersumber 100 % dari Allah ta’ala.

Faktanya,
Hampir disemua daerah, setelah panen padi, di pojok-pojok sawah diletakkan berbagai uba rampe. Beras merah, ayam, kelapa muda dan lain-lain. Bahkan roti-2 ciki-2 dan lain. Semua itu mereka persembahkan untuk ilah-2 mereka selain Allah ( padal -- mereka beragama islam) Persembahan sesaji itu untuk Dewi Sri katanya.
Perkara inilah perbuatan kufur yang pembatal syukur.

~Bersyukur dengan lisan,
Bearti memperbanyak mengucapkan hamdalah, sebagaimana perintah Allah ta’ala, Katakanlah: ( وَقُلِ)
segala puji bagi Allah.( الْحَمْدُ لِلّهِ )
(QS. Al-Isra (17 ) : 111 dan Qs An-Naml : 93.)

Salah satu bentuk syukur dengan lisan; menceritakan kenikmatan yang kita rasakan kepada orang lain (bukan pamer) Allah ta’ala memerintahkan,
Adapun mengenai nikmat Rabbmu, ( وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ )
maka ceritakanlah. ( فَحَدِّثْ )
(QS. Adh-Dhuha: 11).

~Syukur dengan anggota tubuh,

Yakni mempergunakan nikmat Allah untuk ketaatan pada-Nya bukan untuk berbuat maksiat.

Allah ta’ala befirman,
Wahai keluarga Dawud beramallah sebagai bentuk -
syukur (kepada Allah). (  اعْمَلُوا آلَ دَاوُودَ شُكْراً  )
Dan sedikit sekali di antara para hamba-Ku -
Yg bersyukur. ( وَقَلِيلٌ مِّنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ )
(QS. Saba’: 13.)

Bentuk syukur dengan anggota tubuh,
--Mempergunakan indra mata untuk kebaikan, contohnya
-- membaca al-Qur’an,
--mendengarkan pengajian
--pergunakan kaki untuk mencari nafkah yg halal.

Milik Allahlah semua kebaikan, ya Allah ampunilah dosa kami Aamiin
Wallahuta'allam

http:// Abuafka.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar