Psyicologi anak usia dini (PAUD)
Abu Afka
Berangkat dari pengalaman peribadi sebagai ortu Naufail Afka Al-Harakan diusia 2,7 tahun telah mengikuti KB (Kelompok Belajar) Al -Hamdulillah, mendapat respon berbagai opini dari keluarga dan masyarakat diantaranya adalah ;
~ Anak seusia itu belum pantas sekolah
~ Nanti anak mudah bosen dan tidak mau naik kejenjang berikutnya
~ Anak akan mudah setres dan masih banyak komentar lain-lainnya.
Ketahuilah, wahai Brader & Mams
Simungil kita Hanya Sekali Punya Kesempatan Emas (golden ages)
Dan Perlu di ingat bahwa setiap anak hanya memiliki masa emas pertumbuhan otak hingga usia 6 tahun.
Kenapa demikian??!
Karena Menurut penelitian periode emas perkembangan otak anak berawal dari usia dini 2 sampai 6 thn.
Apakah data tersebut falid dan bagaimana Islam memandangnya?
Begini penjelasan ilmiahnya; Banyak penelitian menunjukkan masa keemasan di usia dini, yaitu masa lima tahun ke bawah, bagi perkembangan kecerdasan anak.
~Salah satu hasil penelitian menyebutkan bahwa pada usia 4 tahun kapasitas kecerdasan anak telah mencapai 50%.kapasitas kecerdasan itu mencapai 80% di usia 8 tahun. Ini menunjukkan pentingnya memberikan sitimulasi pada anak usia dini sebelum masuk sekolah. (Direktur Pendidikan Anak Dini Usia (PADU), Depdiknas, Dr. Gutama)
Rincian penjelasan;
~Usia 3 tahun, secara fisik, tinggi anak bertambah dua kali lipat dan berat badan anak bertambah empat kali lipat.
~Dari segi keterampilan motorik, anak usia 3 tahun sudah menguasai banyak keterampilan, seperti duduk, berjalan, menggunakan toilet, makan sendiri, menulis, dan koordinasi tangan-mata yang dapat dilihat dari kemampuannya dalam melempar dan menangkap bola.
~Dari segi keterampilan kognitif yang dapat dilihat dari kemampuan bahasa, anak sudah mempunyai sebanyak 300-1000 kosakata dan sudah mampu untuk menggunakan bahasa.
~Antara usia 3-5 tahun, perkembangan anak terus berlanjut dan anak mulai mengembangkan keterampilan motoriknya.Seperti; anak sudah pandai menggunakan pensil, krayon, dan gunting.
~Perkembangan motorik kasar dapat ditunjukkan dengan kemampuan berdiri dan keseimbangan dengan satu kaki. Kemampuan bahasa anak usia 5 tahun ditunjukkan dengan lebih banyak memiliki kosakata, sekitar 1500 kata. Mereka sudah mampu untuk berbicara sebanyak 5-7 kalimat dan bisa bercerita.
~Pada usia 3-5 tahun, anak juga sedang mengembangkan keterampilan sosioemosional, seperti membentuk hubungan pertemanan, mengenal jenis kelamin, dan pengembangan rasa benar-salah.
Islam mengilhami PAUD karena semakna dengan (ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻤَﻬْﺪ) sedangkan Long life education ( ﺍِﻟﻰَ ﺍﻟﻠَّﻬْﺪ)( pendidikan seumur hidup).
Telah masyur ditelinga kita bahwa dinul Islam adalah agama Ilmu sebagaimana firman Allah Ta’ala,
Dan katakanlah ( ﻭَﻗُﻞْ )
Wahai Rabb-ku ( ﺭَﺏِّ )
tambahkanlah kepadaku ilmu ( ﺯِﺩْﻧِﻲ ﻋِﻠْﻤًﺎ)
(QS. Thaaha [20] : 114)
Dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
Menuntut ilmu ( ﻃَﻠَﺐُ ﺍﻟْﻌِﻠْﻢِ )
wajib bagi setiap muslim ( ﻓَﺮِﻳْﻀَﺔٌ ﻋَﻠﻰَ ﻛُﻞِّ ﻣَﺴْﻠَﻢٍ )
(HR. Ibnu Majah nomor 224 dengan sanad shahih).
Tuntutlah ilmu ( ﺃُﻃْﻠُﺒُﻮﺍ ﺍﻟْﻌِﻠْﻢَ )
sejak dari buaian ( ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻤَﻬْﺪِ )
sampai liang lahat ( ﺍِﻟﻰَ ﺍﻟﻠَّﻬْﺪِ)
(Maqalah)
Sebahagian kaum muslimin menyandarkan maqalah ini sebagai hadits, namun menurut penelitian para ulama bahwa Tholabul Ilmi Minal Mahdi Ilal Lahdi Adalah Hadist Maudhu'.Walaupun demikian, matannya shahih dan tidak bertentangan dg hadits yg shahih, sebagaimana contoh pendidikan yg diberikan oleh Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam , Beliau bersabda:
Suruhlah anak kalian shalat ( ﻣُـﺮُﻭْﺍ ﺃَﻭْﻻَﺩَﻛُﻢْ ﺑِﺎﻟﺼَّـﻼَﺓِ )
ketika berumur 7 tahun ('ﻭَﻫُﻢْ ﺃَﺑْﻨَﺎﺀُ ﺳَﺒْﻊِ ﺳِﻨِﻴْﻦ )
Dan kalau sudah berusia 10 tahun meninggal-kan shalat
maka pukullah ia. ( ﻭَﺍﺿْﺮِﺑُﻮْﻫُﻢْ ﻋَﻠَﻴْﻬَﺎ، ﻭَﻫُﻢْ ﺃَﺑْﻨَﺎﺀُ ﻋَﺸْﺮٍ)
Dan pisahkanlah tempat tidurnya
(antara anak laki-laki dan anak wanita).( ﻭَﻓَﺮِّﻗُﻮْﺍ ﺑَﻴْﻨَﻬُﻢْ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻤَﻀَﺎﺟِﻊِ)
(HR.Abu Dawud (no. 495), Ahmad (II/180, 187)
Sudah sepatutnya kita menyontoh pendidikan Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana pada usia balita (sekitar 2-5 tahun), kita ajarkan kepada mereka kalimat-kalimat yang baik serta bacaan Al-Qur-an, sebagaimana yang dicontohkan oleh para Shahabat dan generasi Tabi’in dan Tabi’ut Tabi’in, sehingga banyak dari mereka yang sudah hafal Al-Qur-an pada usia sangat belia. Allah telah memberikan kelebihan kepada manusia pada masa kecilnya dengan kemampuan menghafal yang luar biasa. Oleh karena itu, orang tua harus pandai memanfaatkan kesempatan untuk mengajarkan anak-nya dengan hal-hal yang bermanfaat pada usia-usia balita secara kontinyu,Dan bedasarkan hadits diatas usia 7 tahun sudah Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam perintahkan untuk shalat bearti jelas usia dibawah 2 -7 tahun sudah didik bermain dan belajar dg sabar hingga 10 tahun.
Brader & Mams Kesiapan anak-anak ini menjadi generasi Robbani, beriman, bertaqwa dan berahlaq mulia sehingga menjadi penerus bangsa yang cerdas, tangguh, sangat tergantung pada sejauh mana mereka telah dipersiapkan dengan baik sejak sekarang.
Kita ketahui bersama, bahwa kecerdasan si kecil tidak bisa di dapat secara instan, melainkan harus dipersiapkan dan distimulasi sejak dini. Kecerdasan ditentukan oleh perkembangan otak pada usia dini, yang terus tumbuh tanpa bisa dihentikan sedetikpun dan tidak ada kesempatan untuk mundur kembali.
Kembali lagi Penentunya adalah kemampuan orang tua mengenali perbedaan di setiap tahapan usia untuk membawa si kecil berhasil melalui periode emas perkembangan otaknya.
Secara umum, yang perlu Brader & Mams ketahui adalah cerdas mencangkup beberapa aspek, seperti kemampuan untuk menalar, membuat perencanaan, memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan, menggunakan bahasa, dan proses belajar.Dari tulisan diatas bahwa intinya Pendidikan Usia Dini adalah salah satu hal penting untuk membekali anak menghadapi perkembangan masa depan.Untuk itu proses stimulasi atau pembelajaraan yang bermakna sangat menentukan terwujudnya manusia yang berkualitas. Anak perlu mendapatkan stimulasi atau pembelajaran pengamatan serta pengetahuan tentang hal-hal yang akan diperlukan dalam kehidupanya karena fakta membuktikan banyak murid-murid sukses dipengaruhi faktor masyarakat setempat yang mendukung aktivitas belajar anak, apakah itu yang berhubungan dengan penguatan agama, moral, pengetahuan, keterampilan, kompetisi, dan lain-lain.
Dari spirit inilah Ki Hajar Dewantara sangat menyakini bahwa suasana pendidikan yang baik dan tepat adalah dalam suasana kekeluargaan dan dengan prinsip asih(mengasihi), asah(memahirkan), dan asuh(membimbing).
Dengan metode AH4 ; Anak tumbuh dan berkembang dengan baik jika mendapatkan perlakuan kasih sayang,pengasuhan yang penuh pengertian, dan dalam situasi yang damai dan harmoni.
Ki Hajar Dewantara sangat menekankan bahwa untuk usia dini bahkan juga untuk mereka yang dewasa, kegiatan pembelajaran dan pendidikan itu bagaikan kegitan-kegiatan yang disengaja, namun sekaligus alamiah seperti bermain di “taman” Bagaikan keluarga yang sedang mengasuh dan membimbing anak-anak secara alamiah sesuai dengan kodrat anak di sebuah taman. Anak-anak yang mengalami suasana kekeluargaan yang hangat, akrab, damai baik di rumah maupun di sekolah, mendapatkan bimbingan dengan penuh kasih sayang, dan pelatihan kebiasaan secara alami, akan berkembang menjadi anak yang bahagia dan sehat. Tiga aspek tersebut akan memberi corak bagi seorang anak terhadap prilaku (behavior), sikap (attitude) dan nilai (velue).[ Asma, 2009, 6D ]
Maka opini dan ketakutan masyarakat dengan PAUD bisa terjadi disebabkan apabila PAUD bukan ruang bermain yg endukasi dan tidak melalaui disiplin ilmu serta tidak diciptakannya pembiasaan bermain endukasi dirumah, tentu inilah yg menyebabkan anak menjadi mudah bosan dan setres.
Dunianya anak ya bermain....
Wallahu 'alam
http:// Abuafka.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar